17
terjadinya pengangguran menurut sektor ekonomi, pertanian, pertambangan dan selanjutnya distribusi menurut pendidikan diketahui pengangguran tidak terdidik
atau berpendidikan rendah dapat lebih mudah ditangani karena kesempatan kerja bagi tenaga berketerampilan mudah lebih besar, sehingga kemungkinan untuk
memperoleh pekerjaan lebih besar.Akan tetapi sebaliknya dapat terjadi bahwa orang yang berpendidikan rendah susah menyesuaikan diri dengan keterampilan
baru.
2.1.5 Pasar Tenaga Kerja Terdidik dan Tenaga Kerja Tak Terdidik
Penggolongan pasar kerja menurut pasar kerja intern dan eksternmenekankan proses pengisian lowongan kerja. Sebaliknya penggolongan pasar kerjamenurut
pasar kerja utama dan biasa hanya menekankan aspek atau keadaanlingkungan pekerjaan dan orang yang sudah bekerja di dalamnya.Pasar kerjamenyangkut
kedua-duanya yaitu seluruh penawaran dan pemintaan akan tenagakerja.Penawaran mencakup yang sudah bekerja dan pencari
kerja.Permintaanmencakup jumlah pekerjaan yang sudah terisi dan lowongan yang belum terisi.Pasar kerja membicarakan hubungan permintaan dan penawaran
akan tenagakerja, jadi mencakup aspek proses pengisian lowongan kerja dan orang-orangyang bekerja serta pekerjaan yang sudah terisi.
Menurut Simanjuntak dalam setiawan, 2010 Tenaga kerja terdidik biasanyamempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi dari tenaga kerja tak
terdidik.Produktivitas kerja pada dasarnya tercemin dalam tingkat upah, tiap lowonganpekerjaan umumnya selalu dikaitkan dengan persyaratan tingkat
pendidikan bagicalon yang akan mengisinya. Penyediaan tenaga kerja terdidik
18
harus melaluisistem sekolah yang memerlukan waktu lama, oleh karena itu elastisitaspenyediaan tenaga terdidik biasanya lebih kecil daripada penyediaan
tenaga takterdidik.Tingkat partisipasi kerja tenaga terdidik lebih tinggi daripada partisipasitenaga tak terdidik.Tenaga terdidik biasanya berasal dari keluarga yang
lebihberada, yaitu keluarga kaya, yang mampu menyekolahkan anak-anaknya keSekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA dan Perguruan
Tinggi.Dengandemikiantenaga kerja dari keluarga miskin umumnya tidak mampu meneruskanpendidikannya dan terpaksa mencari pekerjaan.
2.1.6 Teori Mencari Kerja Job Search Theory
Adanya informasi yang tidak sempurna menyebabkan pekerja harus mencari informasi tentang perusahaan yang prospektif. Pada saat masih awal mencari
pekerjaan, pekerja biasanya akan menawarkan upah yang masih rendah. Seiring dengan frekuensi mencari pekerjaan yang semakin sering maka tingkat upah yang
ditawarkan juga akan semakin tinggi. Namun pada frekuensi tertentu, tingkat upah yang ditawarkan akan kembali rendah setelah semakin seringnya mencari
pekerjaan. Search Theory adalah suatu metode model yang menjelaskan masalah
pengangguran dari sudut penawaran yaitu keputusan seorang individu untuk berpartisipasi di pasar kerja berdasarkan karakteristik individu pencari
kerja.Search Theorymerupakan bagian dari economic uncertanty yang timbul karena informasi di pasar kerja tidak sempurna, artinya para penganggur tidak
mengetahui secara pasti kualifikasi yang dibutuhkan maupun tingkat upah yang ditawarkan pada lowongan-lowongan pekerjaan yang ada di pasar.Informasi yang
19
diketahui pekerja hanyalah distribusi frekuensi dari seluruh tawaran pekerjaan yang didistribusikan secara acak dan struktur upah menurut tingkatan
keahlian.Search Theory mengasumsikan bahwa pencari kerja adalah individu yang riskneutral, artinya mereka akan memaksimisasi expected income-
nya.Dengan tujuan maksimisasi expected net income dan reservation wage sebagai kriteria menerima atau menolak suatu pekerjaan.
Pencari kerja akan mengakhiri proses mencari kerja pada saat tambahan biaya marginal cost dari tambahan satu tawaran kerjatepat sama dengan
tambahan imbalan marginal return dari tawaran kerja tersebut. Pencari kerja menghadapi ketidakpastian tentang tingkat upah sertaberbagai sistem balas jasa
yang ditawarkan oleh beberapa lowongan pekerjaan.Kalaupun informasi tentang hal ini ada, tetapi biaya untuk memperolehnya mahalSutomo, dkk, 1999 dalam
Setiawan 2010. Search Theory juga mengasumsikan bahwa pencari kerja adalah individu
yang risk neutral. Artinya mereka akan memaksimisasi expected incomenya. Dengan tujuan maksimisasi expected net income dan reservation wage sebagai
kriteria ia menerima atau menolak suatu pekerjaan, pencari kerja akan mengakhiri proses mencari kerja pada saat tambahan biaya marginal return dari tawaran
kerja tersebut.
2.1.7 Human Capital