Pentingnya Motivasi dalam Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

14 Shaleh dkk 2004:131 mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi dapat berupa kebutuhan dan cita-cita. Berdasarkan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak hanya penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka hadapi. Siswa yang termotivasi menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap, dan mengingat apa yang telah dipelajari. Motivasi untuk melakukan sesuatu berasal dari berbagai faktor seperti karakteristik kepribadian. Individu mungkin memiliki minat yang cukup dan mantap dalam berpartisipasi pada berbagai kegiatan.

2.3.2 Pentingnya Motivasi dalam Belajar

Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Secara historik, guru selalu mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa, meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Pembelajaran yang diikuti oleh siswa yang termotivasi akan benar-benar menyenangkan, terutama bagi guru. Siswa yang menyelesaikan pengalaman belajar dan menyelesaikan tugas belajar dengan perasaan termotivasi terhadap materi yang telah dipelajari, mereka akan lebih mungkin menggunakan materi 15 yang telah dipelajari. Hal ini logis untuk mengasumsikan bahwa semakin anak memiliki pengalaman belajar yang termotivasi, maka semakin mungkinkan siswa tersebut berprestasi tinggi.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar belajar siswa, yaitu 1 sikap, 2 kebutuhan, 3 rangsangan, 4 kompetensi, dan 5 penguatan. a Sikap Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar siswa karena sikap membantu siswa dalam merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada perilaku yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap juga akan membantu seseorang merasa aman di suatu lingkungan yang pada mulanya tampak asing. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran guru-murid, orang tua-anak. Sikap berada pada diri setiap orang sepanjang waktu dan secara konstan sikap itu mempengaruhi perilaku dan belajar. Seorang guru, termasuk guru bahasa Jepang harus menyakini bahwa sikapnya akan memiliki pengaruh aktif terhadap motivasi belajar anak pada saat awal pembelajaran. Pada setiap awal pembelajaran, siswa umumnya segera membuat penilaian mengenai guru, mata pelajaran, situasi pembelajaran, dan harapan personalnya untuk sukses. 16 b Kebutuhan Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di dalam memenuhi kebutuhannya. Guru bahasa Jepang dalam mengajar dapat menumbuhkan motivasi belajar berdasarkan pada kebutuhan yang dirasakan oleh siswa. c Rangsangan Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa. Apabila siswa tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri siswa tersebut. Setiap siswa memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun apabila mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang, maka perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran. Untuk itu guru bahasa Jepang harus mampu memberikan rangsangan kepada siswa agar termotivasi untuk lebih semangat dalam belajar bahasa Jepang. 17 d Kompetensi Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. Oleh karena itu, guru bahasa Jepang diharapkan mampu berinteraksi secara baik dengan siswanya. e Penguatan Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Penguatan positif menggambarkan konsekuensi atas peristiwa itu sendiri. Siswa dalam belajar akan disertai dengan usaha yang lebih besar dan belajar lebih efektif, apabila perilaku belajarnya diperkuat secara positif oleh guru. Penguatan negatif merupakan stimulus aversif ataupun peristiwa yang harus diganti atau dikurangi intensitasnya. Misalnya saja guru mengatakan kepada siswa bahwa gaya membaca siswa pada waktu membaca sangat membosankan sehingga harus dihentikan. Guru bahasa Jepang harus mampu memberikan penguatan yang efektif, seperti penghargaan terhadap hasil karya siswa, pujian, penghargaan sosial, dan perhatian kepada peserta didiknya. 18 Dari uraian tentang motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas tersebut ditunjukkan dengan adanya perhatian, perasaan senang dan partisipasi.

2.3.4 Pengertian Belajar