PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA JEPANG SISWA SMA NEGERI 5 BINJAI.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI

BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA JEPANG

SISWA SMA NEGERI 5 BINJAI

TESIS

D i ajukan unt uk memperol eh Gelar M agi st er Pendi di kan Program St udi Teknol ogi Pendidi kan

MURNIATI BR. BARUS

NIM. 071188210010

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN


(2)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI

BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA JEPANG

SISWA SMA NEGERI 5 BINJAI

TESIS

D i ajukan unt uk memperol eh Gelar M agi st er Pendi di kan Program St udi Teknol ogi Pendidi kan

MURNIATI BR. BARUS

NIM. 071188210010

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Br. Barus Murniati (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi

Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jepang Siswa SMA Negeri 5 Binjai. Tesis; Medan: Program

Teknologi Pendidikan. Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perbedaan hasil belajar bahasa Jepang siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori. (2) Perbedaan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar bahasa Jepang yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. (3) Interaksi antara strategi pembelajaran kontekstual dan motivasi berprestasi di dalam memberikan pengaruh hasil belajar bahasa Jepang siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Binjai Jl. Jambi No. 2 Kec. Binjai Selatan kota Binjai. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII-IPA semester satu Tahun Pelajaran 2012/2013, yang banyaknya 196 orang. Adapun sampelnya adalah kelas XII-IPA 1 dan XII-IPA 3 sebanyak 80 orang.

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah (1) Tes hasil belajar bahasa Jepang yang berbentuk objektif tes, jumlah tes 30 dan jumlah option 4 (empat). (2) Angket kuesioner motivasi berprestasi sebanyak 30 pertanyaan dan jumlah option 5 (lima).

Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Variabel bebas penelitian ini adalah (1) Strategi pembelajaran dan (2) Motivasi berprestasi, serta variabel terikat adalah hasil belajar bahasa Jepang siswa.

Temuan penelitian ini adalah (1) Hasil belajar bahasa Jepang siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual memiliki skor rata-rata = 85,65 lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi Ekspositori yaitu rata-rata = 82,18 (2) Motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah memberikan hasil belajar yang berbeda, dalam hal ini skor rata-rata hasil belajar bahasa Jepang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi = 85,17, sedangkan skor rata-rata hasil belajar bahasa Jepang pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah = 82,53 (3) Ternyata terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi hasil belajar bahasa Jepang, hal ini teruji dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bagi kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh nilai hasil belajar lebih baik bagi yang diajar dengan pembelajaran Kontekstual, sedangkan bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah memperoleh hasil belajar lebih baik bagi yang diajar dengan menggunakan Ekspositori karena Fhitung = 47,806 sedangkan pengujian untuk α = 0.05% dengan dk = (1,76)


(6)

ABSTRACT

Br. Barus Murniati (2012). The Effect of Instructional Strategy and Motivation for success in learning Japan language by students of SMA Negeri 5 Binjai. Tesis: In the Study Program of Educational Technology graduate school, State University of Medan.

This research has the following objectives : (1) to discover the difference between the students competent in Japanese language using the Contextual Teaching Strategy and Expository learning strategy (2) to discover the difference between the students competent in Japanese Language, who have high motivation and law motivation to learn (3) to discover the interactions between Learning Strategy and Motivation for success about the result of the students study Japanese Language.

This research was carry out at SMA Negeri 5 Binjai, Jalan Jambi No. 2 Kec. Binjai Selatan kota Binjai. The population of these research are the students of class XII-IPA in semester I, academic year 2012/2013, with the number of 196 students. The sample are from class XII-1 and XII-3 of class IPA, all together 80 students.

The instruments used to collect data are: (1) The students of objective test in Japanese language, consist 30 questions with four option in each number (2) Test on success motivation consist 30 questions with five option in each number.

The research method is experimental with the formula 2 x 2 the free variable of the research are (1) learning strategy (2) motivation for success and (3) the different variable which is the result of student learning in Japanese language.

The result of this research are: (1) The result of the students study Japanese language using Contextual Learning Strategy has everage score of 85,65 and which the different from the result of the study with the Expository Learning Strategy which this everage score of 82,18 (2) Motivation for success, produce different result, in this case the everage scores of the studets with high motivation with the score 85,17 While the everage scores of students with law motivation 82,53 (3) These on the about result it is clear that the real instruction between learning strategy and motivation for successs in learning Japanese language. These fact can be seen from the result the research with indicate that the students who have strong motivation got better result with Contextual Learning Strategy, while the student with weak motivation, while the students with weak motivation got better result because they were thought with expository learning strategy. This result can be seen from the fact Fhitung =

47,806 while the evaluation for α = 0,05% with dk =(1,76) = 3,96 so that it can be state that Fh= 47,806 >3,99 the level of significant is 0,05%.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Teknologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan tesis ini tentunya penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan. Namun berkat bantuan berbagai pihak serta motivasi dari suami tercinta, orang tua dan anakku, akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada :

Bapak Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Berlin Sibarani, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan kepada penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

Bapak Prof.Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Dr. R. Mursid, M.Pd dan Ibu Dr. Evi Eviyanti, M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan masukan-masukan guna perbaikan dan kesempurnaan tesis ini.

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed.

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan bantuan dalam segala urusan administrasi di Program Pascasarjana Unimed.

Bapak Asisten Direktur I, dan II yang telah memberikan pelayanan dan bantuan dalam berbagai urusan administrasi selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed.


(8)

Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, selaku ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd selaku sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan.

Bapak/Ibu dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan dan tak terlupakan juga rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Unimed Program Studi Teknologi Pendidikan.

Ayahanda dan Ibunda yang telah membimbingku selama ini dan selalu memberi motivasi selama mengikuti perkuliahan dan penulisan tesis ini. Secara khusus kepada suami tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat, do’a dan curahan kasih sayang serta Ananda tercinta.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berhasil guna bagi pendidikan dimasa kini dan yang akan datang.

Medan, Januari 2013 Penulis

Murniati Br. Barus Nim. 071188210010


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstract... i

Abstrak... ii

Kata Pengantar... iii

Daftar Isi... v

Daftar Tabel... vii

Daftar Gambar... ix

Daftar Lampiran……. ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ……… ... 9

E. Tujuan Penelitian ……….. ... 9

F. Manfaat Penelitian ……… ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoretis ………... ... 12

1. Hakikat Belajar Bahasa Jepang ……… ... 12

2. Hakikat Hasil Belajar Bahasa Jepang ……….. . 13

3. Hakikat Strategi Pembelajaran ……… 16

a. Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning …… ... 18

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ……… 26

4. Hakikat Motivasi Berprestasi ……… ... 32

B. Penelitian Yang Relevan ……… ... 37

C. Kerangka Berpikir ……… ... 38

D. Hipotesis Penelitian ………... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 47

B. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 47

C. Metode dan Desain Penelitian ……… 48

D. Prosedur dan Perlakuan Penelitian ……… ... 50

E. Pengontrolan Perlakuan ……….. 50


(10)

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………. . 53

H. Teknik Analisis Data ... ... 53

I. Hipotesis statistik ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data………... 53

B. Pengujian Persyaratan Analisis………... 67

C. Pengujian Hipotesis………. 72

D. Diskusi Hasil Penelitian……….. 78

E. Keterbatasan Penelitian………... 81

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan………. 83

B. Implikasi………. 84

C. Saran-Saran……… 93

Daftar Pustaka………... 94 Lampiran-Lampiran


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Sintaks Strategi Pembelajaran Kontekstual……… 25

2.2. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori……….. 28

2.3. Sintaks Strategi Pembelajaran Ekspositori……… 30

2.4. Perbedaan strategi pembelajaran kontekstual dengan strategi pembelajaran Ekspositori……… 31

3.1. Desain Eksperimen Faktorial 2 x 2………... 49

3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Bahasa Jepang……….. 55

3.3. Rincian Indikator Motivasi Berprestasi……… 56

4.1. Distribusi Frekuensi Hasil belajar Bahasa JepangUntuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Kontekstual……… 65

4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Jepang Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Ekspositori……….. 67

4.3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Bahasa JepangKelompok Siswa Motivasi Berprestasi Tinggi………... 69

4.4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Bahasa Jepang Kelompok Siswa Motivasi Berprestasi Rendah………... 70

4.5. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Bahasa Jepang Kelompok Siswa yang diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Kontekstual dengan Motivasi Berprestasi Tinggi……….. 72

4.6. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Bahasa Jepang Kelompok Siswa yang diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Motivasi Berprestasi Tinggi……….. 73

4.7. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Bahasa Jepang Kelompok Siswa yang diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Kontekstual dengan Motivasi Berprestasi Rendah………. 75

4.8. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Bahasa Jepang Kelompok Siswa yang diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Motivasi Berprestasi Rendah………. 76

4.9. Hasil Pengujian Data dengan Liliefors………... 78

4.10. Hasil Pengujian Normalitas Data untuk Kelompok motivasi……….. 78

4.11. Hasil Pengujian Normalitas Data untuk Kelompok Strategi Pembelajaran dengan Motivasi……… 79

4.12.Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran Kontekstual Dan Strategi Ekspositori Dengan Uji Fisher Pada Taraf Signifikansi α= 0,05……… 81

4.13.Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Antar Kelompok SampelMotivasi tinggi dan Motivasi Rendah dengan Uji Fisher Pada Taraf Signifikansi α= 0,05……….. 82

4.14. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians sampel dengan Uji Bartlet pada Taraf Signifikansi α= 0,05……….. 82

4.15. Ringkasan Hasil Statistik Deskriptif Data Perhitungan……….. 83

4.16. Rangkuman Hasil Anava Secara Keseluruhan terhadap Hasil Belajar Bahasa Jepang……….. 84


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Nilai Rata-rata Bahasa Jepang Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 5 Binjai……… 4

4.1. Histogram Hasil belajar Bahasa Jepang Siswa Yang diajarkan dengan

Strategi Pembelajaran Kontekstual……….. 66

4.2. Histogram Hasil belajar Bahasa Jepang Untuk Perlakuan strategi pembelajaran

Ekspositori……… 68

4.3. Histogram Hasil Belajar Bahasa Jepang Kelompok Siswa Yang Memiliki

Motivasi Tinggi………. 69

4.4. Histogram Hasil belajar Bahasa Jepang Siswa Yang Memiliki Motivasi Rendah………… 71

4.5. Histogram Hasil Belajar bahasa Jepang Motivasi Berprestasi Tinggi untuk perlakuan

Strategi Pembelajaran Kontekstual……… 72

4.6. Histogram Hasil Belajar bahasa Jepang Motivasi Berprestasi Rendah untuk perlakuan

Strategi Pembelajaran Kontekstual……… 74

4.7. Histogram Hasil Belajar bahasa Jepang Motivasi Berprestasi Tinggi untuk perlakuan

Strategi Pembelajaran Ekspositori……… 75

4.8. Histogram Hasil Belajar bahasa Jepang Motivasi Berprestasi Rendah untuk perlakuan

Strategi Pembelajaran Ekspositori……… 77

4.9. Model Interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi terhadap


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun kolektif sosial. Secara individual, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan isi gagasan batin kepada orang lain. Secara kolektif sosial, bahasa merupakan alat berinteraksi dengan sesamanya.

Setiap bangsa, ras, atau suku memiliki bahasa sendiri. Bangsa, ras, atau suku yang berbeda sangat dimungkinkan memiliki bahasa yang berbeda. Karena desakan kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan demi kemajuan bangsa dan negara atau suku tersebut, digunakanlah bahasa yang dapat dimengerti antarsuku atau negara. Misalnya untuk berkomunikasi antar bangsa digunakan bahasa Inggris. Untuk berkomunikasi antarsuku di Indonesia digunakan bahasa Indonesia.

Walaupun setiap negara memiliki bahasa masing- masing, bahasa tetap memiliki karakteristik yang sama. Bolinger yang dikutip oleh Suwarna (2002:16), menyatakan bahwa karakteristik bahasa adalah: (1) setiap bahasa adalah dimiliki manusia, maksudnya hanya manusia yang memiliki potensi bicara, (2) bahasa adalah berpikir atau bertindak proses berpikir bahasa tampak dalam kompetensi kebahasaan, (3) media bahasa adalah bunyi atau suara, (4) bahasa adalah hierarki, (5) bahasa melekat pada gesture atau body language, (6) bahasa adalah arbiter atau bersifat sewenang-wenang dan non-arbiter, (7) bahasa adalah vertikal dan horizontal maksudnya vertikal mengacu pada sifat sintagmatik, (8) bahasa adalah kesamaan struktur, (9) bahasa adalah didengar dan diucapkan, dan (10) bahasa adalah berubah.


(14)

Kemajuan teknologi pada abad ke-21 ini mempengaruhi bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antarbangsa pada saat ini tidak hanya bahasa Inggris saja tetapi sudah banyak bahasa asing yang digunakan seperti bahasa Jepang, Perancis, Jerman, Mandarin dan sebagainya. Dengan demikian pentingnya penguasaan berbagai bahasa agar dapat berkomunikasi dengan bangsa lainnya dalam menyampaikan kebudayaan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan lahirnya globalisasi komunikasi. Globalisasi komunikasi ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan berbahasa untuk mengkonsumsikan sesuatu yang dimiliki kepada bangsa atau negara lain.

Dengan demikian semakin jelas bahwa penguasaan bahasa asing merupakan hal yang mendesak, selain itu penguasaan bahasa asing dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dunia pariwisata. Begitu juga dengan dunia industri yang membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas tidak hanya mempunyai keahlian lain yaitu keahlian di bidang bahasa asing. Kemampuan berbahasa asing yang dibutuhkan saat ini tidak hanya bahasa Inggris tetapi bahasa asing lainnya juga seperti bahasa Jepang.

Dalam mempelajari bahasa Jepang terdapat beberapa kesulitan yang kerap dihadapi oleh orang asing terutama bagi para pebelajar pemula. Misalnya dalam mengenal huruf (kana), cara menulis huruf, pengucapan huruf dan memahami gramatikal bahasa Jepang. Oleh karena itu untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahasa Jepang, seorang guru bahasa Jepang harus mampu menggunakan strategi mengajar yang kreatif dan inovatif.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu komponen yang perlu dicermati adalah masalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas. Rendahnya mutu pendidikan adalah diindikasi bahwa kualitas pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih kurang efektif, kurang efisien, dan tidak mampu meningkatkan minat belajar siswa.


(15)

Tujuan yang terpenting dari pendidikan adalah mengembangkan mental yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Untuk mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana sumber daya manusia, maka perlu dikembangkan iklim belajar-mengajar yang konstruktif bagi berkembangnya suasana, kebiasaan dan strategi belajar-mengajar yang dilandasi dengan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh guru dalam usaha ke arah pencapaian peningkatan hasil belajar adalah dengan membenahi strategi pembelajaran yang sesuai dan relevan untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai, hasil belajar siswa yang mengikuti mata pelajaran Bahasa Jepang diharapkan akan dapat diperbaiki.

Kenyataannya selama ini peran guru yang amat dominan dengan metode pengajaran yang monoton dan kurang menarik, membuat siswa kurang termotivasi sehingga yang diajarkannya kurang bermakna bagi kehidupan anak. Untuk itu penggunaan Strategi Pembelajaran Kontekstual diharapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk mengatasi hal tesebut.

SMA Negeri 5 Binjai adalah salah satu sekolah yang memiliki fasilitas pembelajaran yang cukup lengkap. Namun berdasarkan hasil interview yang dilakukan kepada guru bahasa Jepang yang mengajar di sekolah tersebut, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih belum mencapai standar minimal yang ditentukan. Hal ini dapat diketahui karena nilai rata-rata bahasa Jepang siswa kelas XII IPA SMA Negeri 5 Binjai pada Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah 6,6. Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah 6,7 dan Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah 6,8. Meskipun menunjukkan kecenderungan peningkatan nilai rata-rata dalam tiga tahun terakhir, namun masih belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran bahasa Jepang yakni sebesar 7,0.


(16)

Rendahnya nilai siswa, khususnya nilai bidang studi bahasa Jepang disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain (1) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai masih terlalu tinggi. Maksudnya standar kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa masih terlalu tinggi, (2) rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa terhadap pelajaran bahasa Jepang selama ini, (3) metode pengajaran guru yang kurang bervariasi dan cenderung monoton. Selain itu, faktor-faktor organisasi materi dan strategi juga sangat menentukan dalam pencapaian berhasilnya proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, menurut teori preskriptif, agar hasil pembelajaran meningkat, maka lakukanlah analisis isi atau organisasilah isi bidang studi (kondisi) dengan menggunakan strategi tertentu. Hasil belajar sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel, strategi dan kondisi pembelajaran, sebab interaksi antara variabel-variabel tersebut merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang sistematis dari guru yang memuat bagaimana mengelola proses pembelajaran agar bermakna bagi siswa. Strategi pembelajaran yang diduga dapat menjembatani permasalahan tersebut adalah pendekatan kontekstual.

Contextual Teaching Learning (CTL) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seseorang siswa akan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut. Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam pembelajaran, melainkan berperan sebagai moderator, fasilitator, stabilisator, dan manejer pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih motivasi berprestasi siswa, sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat (Slavin,1995:25).


(17)

Untuk mengimplementasikan pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran yang cocok. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran akan memberikan bukti bahwa pembelajaran akan lebih efektif pada materi-materi yang sulit dalam bahasa Jepang, seperti pengajaran tentang huruf dan pola kalimat dalam bahasa Jepang. Dengan strategi tertentu yang sesuai, mempunyai potensi menjadi suatu strategi yang berhasil dalam meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa pada topik-topik yang kompleks dalam pembelajaran bahasa Jepang. Bertolak dari asumsi bahwa untuk memperoleh ilmu maka seorang yang belajar harus melakukan kegiatan berpikir. Semakin besar kegiatan berpikir tersebut semakin efektif pengajaran mencapai tujuan. Pada Strategi Pembelajaran Kontekstual betul-betul menjadi student centered. Dalam upaya inilah siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Guru bertugas untuk membantu siswa untuk mencapai tujuannya artinya guru lebih banyak berurusan dengan strategi-strategi daripada memberi informasi. Selain itu, guru bertugas untuk mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas atau siswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kurangnya rasa ingin tahu, kekritisan, kecenderungan belajar dengan menghafal, motivasi dan perilaku belajar. Hal ini menyebabkan kurang bisa mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:34) menyatakan bahwa ”motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar”. Dalam motivasi terkadung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar”. Jadi motivasi dalam belajar itu sangatlah penting sehingga tercapai hasil belajar yang baik. Motivasi siswa harus mendapat perhatian sebelum memulai pembelajaran agar seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan.


(18)

Untuk menghadapi dunia pendidikan yang penuh tantangan dan persaingan, perlu diadakan pembaharuan (inovasi) dalam strategi pembelajaran dengan mengetahui motivasi berprestasi dari setiap siswa. Dalam konteks ini, pembelajaran bahasa Jepang akan lebih menyenangkan dan berkesan jika guru mampu menggunakan strategi pembelajaran dengan memotivasi siswa. Dengan mengetahui motivasi berprestasi siswa maka seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Jepang siswa.

Dari beberapa fenomena di atas, maka dalam penelitian ini upaya untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Jepang siswa perlu diterapkan strategi Pembelajaran Kontekstual yang diharapkan pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Selanjutnya perlu diperhatikan motivasi berprestasi dan hasil belajar bahasa Jepang siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi terhadap hasil belajar bahasa Jepang siswa kelas XII IPA SMA Negeri 5 Binjai.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yakni: (1) apakah siswa masih belajar secara pasif dan informasi yang diterima kebanyakan dari guru, (2) apakah guru kurang kreatif dalam membuat variasi pembelajaran, (3) apakah strategi pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan materi pembelajaran, (4) bagaimanakah minat dan motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Jepang (5) apakah siswa tidak terbiasa belajar melalui permasalahan-permasalahan dalam setiap materi pelajaran, sehingga motivasi siswa tidak berkembang secara maksimal (6) apakah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa.


(19)

C. Pembatasan Masalah

Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah sehubungan dengan hasil belajar bahasa Jepang. Masalah dibatasi pada:

1. Hasil belajar bahasa Jepang dibatasi dalam ranah kognitif dengan materi pelajaran pada kelas XII IPA di SMA Negeri 5 Binjai.

2. Motivasi berprestasi dibatasi pada indikator ingin bekerja keras, harapan untuk sukses, kekhawatiran akan gagal, ingin berkompetisi dalam belajar dan meraih prestasi.

3. Strategi pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Ekspositori.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut ;

1. Apakah hasil belajar bahasa Jepang siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori?

2. Apakah siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar bahasa Jepang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran Kontekstual dan motivasi berprestasi dalam memberikan pengaruh hasil belajar bahasa Jepang siswa?

E. Tujuan Penelitian


(20)

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Jepang siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori.

2. Mengetahui perbedaan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar bahasa Jepang yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

3. Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran kontekstual dan motivasi berprestasi di dalam memberikan pengaruh hasil belajar bahasa Jepang siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga pengajar atau guru yang bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pengajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pengajaran kontekstual pada pembelajaran Bahasa Jepang dan motivasi berprestasi siswa.

2. Memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha mengoptimalkan proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar bahasa Jepang siswa SMA yang lebih baik.

3. Bahan perbandingan bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti permasalahan yang sama.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pengajaran Bahasa Jepang yang dapat diterapkan bagi kemajuan dan peningkatan keberhasilan belajar siswa.


(21)

2. Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pengajaran Bahasa Jepang.


(22)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Strategi pembelajaran Kontekstual memberikan hasil belajar siswa yang lebih baik bila dibandingkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran bahasa Jepang. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang diajar dengan pembelajaran kontekstual mencapai 85,65 sedangkan kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran Ekspositori hanya mencapai 82,18

Kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh nilai hasil belajar yang lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mencapai 85,17 Sedangkan kelompok siswa yang memiliki kemampuan motivasi rendah hanya mencapai 82,53

Terjadi interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Jepang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bagi kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh nilai hasil belajar lebih baik bagi yang diajar dengan pembelajaran Kontekstual. Sedangkan bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah memperoleh nilai hasil belajar lebih baik bagi yang diajar dengan pembelajaran Ekspositori.

B. Implikasi

Temuan penelitian ini telah membuktikan bahwa strategi pembelajaran Kontekstual lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ini berarti menuntut guru agar memiliki pengetahuan, kemampuan serta keterampilan untuk merancang pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Kontekstual. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan atau pelatihan


(23)

Pengajaran bagi guru-guru bahasa Jepang agar penerapan pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dengan baik.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Artinya bahwa dalam pembelajaran bahasa Jepang diperlukan upaya agar siswa memiliki keingintahuan tentang bahasa Jepang melalui kunjungan ke konsulat Jepang, mengikuti acara Festival Budaya Jepang, dan lain-lain.

Kemungkinan lain adalah diduga bahwa hasil belajar bahasa Jepang akan lebih baik bila bahasa Jepang diajarkan pada siswa dengan menggunakan media audiovisual untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh melalui membaca. Karena pembelajaran menggunakan audiovisual mampu menarik minat belajar siswa. Sehingga motivasi belajar mereka akan semakin meningkat.

Terjadinya interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi memberikan indikasi perlunya pengetahuan tambahan untuk guru yang berkenaan dengan materi pembelajaran melalui mengunjungi perpustakaan, mengakses perkembangan budaya Jepang melalui penggunaan internet disertai dengan memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka berikut disarankan beberapa hal antara lain:

1. Berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa pembelajaran Kontekstual lebih unggul dibandingkan dengan pembelajaran Ekspositori, oleh karena itu diharapkan bagi guru yang mengajar bahasa Jepang, agar menerapkan pembelajaran kontekstual guna meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk melaksanakan dan menerapkan


(24)

pembelajaran kontekstual, guru dharapkan untuk selalu berusaha menyusun perencanaan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan.

2. Sebelum pembelajaran bahasa Jepang berlangsung, diharapkan kepada guru yang akan mengajar agar mengidentifikasi kemampuan awal siswa khususnya yang berkaitan dengan kemampuan bahasa Jepang. Hal ini dilakukan untuk dapat memilih perlakuan yang akan diberikan kepada siswa, dimana siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan lebih baik bila diberi pembelajaran Kontekstual, sedangkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah sebaiknya diberikan pembelajaran Ekspositori.

3. Bagi para pimpinan di Depdiknas Pusat, Dinas Tingkat II Kota Binjai, dan instansi yang terkait diharapkan agar lebih memperhatikan pentingnya ketersediaan fasilitas dan sarana pembelajaran untuk mendukung keberhasilan pendidikan di kota Binjai. 4. Perlakuan dalam penelitian ini hanya dilakukan pada pelajaran bahasa Jepang, oleh

sebab itu disarankan kepada para peneliti yang lain agar perlakuan yang sama juga diuji cobakan pada mata pelajaran yang lain.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Agustanto. 2009. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris siswa SMA di Medan”. Tesis. Medan: Unimed

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Atkinston, R. L dan R. C. Atkinston. 1974. Pengantar Psikologi. Penerjemah Nurjannah, Taufik dan Rukmini Barhana. Jakarta: Erlangga

Azwar, S. 2006. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahlan, M.D. 1990 Model-model mengajar. Bandung: Dipenogoro.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Depdiknas. 2009. Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Balitbang,

Pusat Kurikulum.

Dick, W and Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction, London: Scott Feresment and Company

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gagne, Robert M., 1977. The Conditioning of Learning. New York: Hall, Rinehort and Winston.

Gagne, Robert M. dan Briggs, L.J.. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt Rinehart and Winston

Gerlach, Vernon S., Ely, Donald P. 1980. Teaching and Media. (second Ed). Engelwood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall Inc

Glass, G,Hopkins. 1984. Statiscal methods in Education And Psychology. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Hamalik, U. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar


(26)

Kristof, R and Satran, A. (1995). Interactivity by Design: Creating and Communicating With New Media. California: Adobe Pr.

Merrill, M.D. Tennyson, R.D. and Posey, L.O. 1992. Teaching concepts: An instructional Design Guide.Eglewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publications

Miarso, Yusufhadi.2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Miller, J.P. 2002. Cerdas Di Sekolah Kepribadian. Yogyakarta: Kreasi Kencana

Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina Aksara.

Natawijaya, R dan Moesa, M. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdikbud

Panjaitan. B. 2006. Karakteristik Pebelajar dan Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar. Medan: Poda

Purwanto, N.M. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Ratumanan. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Rezeki, Sari. 2008. “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Biologi SMP Negeri 3 Bahorok. Tesis. Medan: Unimed.

Ruseffendi, H.E.T. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. IKIP Bandung Press. Rusyan, A. T. 1993. Proses Belajar Mengajar yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar.

Bandung: Bina Budhaya

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfa Beta.

Sanjaya, Wina. 2007. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: CV. Alfa Beta

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sardiman, AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Perasada Silberman, M. 2002. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Yappendis. Slavin, R. E. 1995 Cooperative Learning. Boston: Allyn and Bacon.


(27)

Sumanto. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Suparman. Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: P2T-UT Dikti Depdikbud

Tampubolon. Laurensius. 2010. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa SMA Negeri 4 Medan”. Tesis. Medan: Unimed

Tilaar, H.A.R. (2004). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Wilis Dahar, R. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Zainul, A dan Nasution, N. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan

Strategi pembelajaran Kontekstual memberikan hasil belajar siswa yang lebih baik bila dibandingkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran bahasa Jepang. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang diajar dengan pembelajaran kontekstual mencapai 85,65 sedangkan kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran Ekspositori hanya mencapai 82,18

Kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh nilai hasil belajar yang lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mencapai 85,17 Sedangkan kelompok siswa yang memiliki kemampuan motivasi rendah hanya mencapai 82,53

Terjadi interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Jepang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bagi kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh nilai hasil belajar lebih baik bagi yang diajar dengan pembelajaran Kontekstual. Sedangkan bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah memperoleh nilai hasil belajar lebih baik bagi yang diajar dengan pembelajaran Ekspositori.

B. Implikasi

Temuan penelitian ini telah membuktikan bahwa strategi pembelajaran Kontekstual lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ini berarti menuntut guru agar memiliki pengetahuan, kemampuan serta keterampilan untuk merancang pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Kontekstual. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan atau pelatihan


(2)

Pengajaran bagi guru-guru bahasa Jepang agar penerapan pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dengan baik.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Artinya bahwa dalam pembelajaran bahasa Jepang diperlukan upaya agar siswa memiliki keingintahuan tentang bahasa Jepang melalui kunjungan ke konsulat Jepang, mengikuti acara Festival Budaya Jepang, dan lain-lain.

Kemungkinan lain adalah diduga bahwa hasil belajar bahasa Jepang akan lebih baik bila bahasa Jepang diajarkan pada siswa dengan menggunakan media audiovisual untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh melalui membaca. Karena pembelajaran menggunakan audiovisual mampu menarik minat belajar siswa. Sehingga motivasi belajar mereka akan semakin meningkat.

Terjadinya interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi memberikan indikasi perlunya pengetahuan tambahan untuk guru yang berkenaan dengan materi pembelajaran melalui mengunjungi perpustakaan, mengakses perkembangan budaya Jepang melalui penggunaan internet disertai dengan memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka berikut disarankan beberapa hal antara lain:

1. Berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa pembelajaran Kontekstual lebih unggul dibandingkan dengan pembelajaran Ekspositori, oleh karena itu diharapkan bagi guru yang mengajar bahasa Jepang, agar menerapkan pembelajaran kontekstual guna meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk melaksanakan dan menerapkan


(3)

pembelajaran kontekstual, guru dharapkan untuk selalu berusaha menyusun perencanaan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan.

2. Sebelum pembelajaran bahasa Jepang berlangsung, diharapkan kepada guru yang akan mengajar agar mengidentifikasi kemampuan awal siswa khususnya yang berkaitan dengan kemampuan bahasa Jepang. Hal ini dilakukan untuk dapat memilih perlakuan yang akan diberikan kepada siswa, dimana siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan lebih baik bila diberi pembelajaran Kontekstual, sedangkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah sebaiknya diberikan pembelajaran Ekspositori.

3. Bagi para pimpinan di Depdiknas Pusat, Dinas Tingkat II Kota Binjai, dan instansi yang terkait diharapkan agar lebih memperhatikan pentingnya ketersediaan fasilitas dan sarana pembelajaran untuk mendukung keberhasilan pendidikan di kota Binjai. 4. Perlakuan dalam penelitian ini hanya dilakukan pada pelajaran bahasa Jepang, oleh

sebab itu disarankan kepada para peneliti yang lain agar perlakuan yang sama juga diuji cobakan pada mata pelajaran yang lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agustanto. 2009. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris siswa SMA di Medan”. Tesis. Medan: Unimed

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Atkinston, R. L dan R. C. Atkinston. 1974. Pengantar Psikologi. Penerjemah Nurjannah, Taufik dan Rukmini Barhana. Jakarta: Erlangga

Azwar, S. 2006. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahlan, M.D. 1990 Model-model mengajar. Bandung: Dipenogoro.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Depdiknas. 2009. Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Balitbang,

Pusat Kurikulum.

Dick, W and Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction, London: Scott Feresment and Company

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gagne, Robert M., 1977. The Conditioning of Learning. New York: Hall, Rinehort and Winston.

Gagne, Robert M. dan Briggs, L.J.. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt Rinehart and Winston

Gerlach, Vernon S., Ely, Donald P. 1980. Teaching and Media. (second Ed). Engelwood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall Inc

Glass, G,Hopkins. 1984. Statiscal methods in Education And Psychology. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Hamalik, U. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Penerjemah Ibnu Setiawan, Bandung; MLC.


(5)

Kristof, R and Satran, A. (1995). Interactivity by Design: Creating and Communicating With New Media. California: Adobe Pr.

Merrill, M.D. Tennyson, R.D. and Posey, L.O. 1992. Teaching concepts: An instructional Design Guide.Eglewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publications

Miarso, Yusufhadi.2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Miller, J.P. 2002. Cerdas Di Sekolah Kepribadian. Yogyakarta: Kreasi Kencana

Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina Aksara.

Natawijaya, R dan Moesa, M. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdikbud

Panjaitan. B. 2006. Karakteristik Pebelajar dan Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar. Medan: Poda

Purwanto, N.M. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Ratumanan. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Rezeki, Sari. 2008. “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Biologi SMP Negeri 3 Bahorok. Tesis. Medan: Unimed.

Ruseffendi, H.E.T. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. IKIP Bandung Press. Rusyan, A. T. 1993. Proses Belajar Mengajar yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar.

Bandung: Bina Budhaya

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfa Beta.

Sanjaya, Wina. 2007. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: CV. Alfa Beta

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sardiman, AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Perasada Silberman, M. 2002. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Yappendis. Slavin, R. E. 1995 Cooperative Learning. Boston: Allyn and Bacon.


(6)

Sumanto. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Suparman. Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: P2T-UT Dikti Depdikbud

Tampubolon. Laurensius. 2010. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa SMA Negeri 4 Medan”. Tesis. Medan: Unimed

Tilaar, H.A.R. (2004). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Wilis Dahar, R. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Zainul, A dan Nasution, N. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.