“Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang dalam Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan” ( Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang )

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelestarian kesenian budaya akan dihadapkan kepada keadaan yang semakin menantang sekaligus membawa peluang untuk dapat disikapi secara konsepsional. Pelestarian kesenian budaya mempunyai andil yang sangat besar dalam membangun watak dan bangsa yang berbudaya menuju perwujudan masyarakat madani. Ketentuan dalam pelestarian kesenian akan adanya wujud budaya, dimana artinya bahwa kesenian yang dilestarikan memang masih ada dan diketahui, walaupun pada perkembangannya semakin terkisis atau dilupakan serta dengan melalui kesenian budaya lokal maka kemajemukan dapat terukur dengan banyaknya jenis kesenian yang dimiliki oleh Indonesia.

Mengenai pelestarian budaya lokal, Jacobus Ranjabar (2006:114) mengemukakan bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. Maka pelestarian kesenian budaya ini sangat berharga jika nilai-nilai budaya itu masih dipergunakan dan dilestarikan, tidak menutup kemungkinan seni budaya lama itu masih dibutuhkan sesuai aturan dan pemakaiannya.


(2)

2

Kesenian yang maju dan dinamis menegaskan bahwa kesenian itu akan terus berkembang dan senantiasa bergerak dinamis. Apabila dalam kenyataan terdapat kesenian budaya yang terkesan kurang dinamis, hal tersebut terjadi karena kesenian budaya sedang bergerak spiralik melalui suatu proses evolusi mengitari para pelakunya. Selain kesenian budaya yang maju dan dinamis, kesenian juga selalu tumbuh berkembang mengikuti kebutuhan serta tuntunan perkembangan zaman.

Pandangan seni budaya sebagai objek dari kemajemukan itu sendiri adalah selain kesenian sebagai icon, juga dikarenakan kesenian budaya mengalami gesekan tersendiri sejak dahulu. Kabupaten Malang sebagai “kota pelajar dan pariwisata” yang merupakan daerah akan kaya seni dan budaya. Di sini ada dua ruang lingkup seni rupa dan seni suara yang berkembang pesat. Seni rupa meliputi seni arsitektural bangunan, seni rias (terutama seni pakaian kebaya yang telah menjadi kebudayaan nasional dengan seni batik dan lurik), seni kerajinan (kulit atau topeng wayang). Selain itu, seni suara yang ada di Malang meliputi seni vocal dan instrumental (karawitan dan macapat) tergabung dengan seni tari.

Salah satunya yang terkenal adalah Topeng Malangan. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Jawa Timur – Selatan, Blambangan). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan (Solo,Yogya) yang hidup dilereng gunung Kawi, Sub-kultur Jawa Timur-Selatan (Ponorogo, Tulungagung, Blitar) yang hidup di lereng gunung Arjuno, dan sub-kultur


(3)

3

Blambangan (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi) sisa budaya Majapahit yang hidup di lereng gunung Bromo-Semeru. Perpaduan beberapa budaya itu menyebabkan akar gerakan tari ini dapat mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik dari etnik Jawa, Madura dan Bali yaitu (sitar Jawa) seruling Madura (yang mirip dengan terompet Ponorogo) dan karawitan model Blambangan.

Tari Topeng diperkirakan muncul pada masa awal abad ke - 20 dan berkembang luas semasa perang kemerdekaan. Sampai saat ini Tari Topeng masih bertahan dan memiliki sesepuh yaitu almarhum Mbah Karimun yang tidak hanya memiliki keterampilan memainkan tari ini namun juga menciptakan model - model topeng dan menceritakan kembali hikayat yang sudah berumur ratusan tahun. 1

Adapun bukti mengenai keberadaan tari topeng di masa kerajaan Singosari adalah adanya relief di beberapa candi peninggalan kerajaan Singosari yang dalam relief tersebut digambarkan suasana di dalam lokasi kerajaan yang di dalamnya dimainkan tarian bertopeng. Dalam relief tersebut para penari topeng memakai atribut endhong (sayap belakang), rapek (hiasan setengah lingkaran di depan celana, lazim juga disebut pedangan), bara-bara dan irah-irahan (mahkota) yang bentuknya sama dengan kostum tari topeng di masa sekarang.

Malang sebagai bagian dari kota sejarah kerajaan Jawa (Singosari) semasa penjajahan Belanda beberapa komunitas tersebut muncul kembali

1


(4)

4

setelah sekian lama sejak kesejarahan mereka tidak tercatat oleh pewarta hasil budaya. Tak kurang dari 11 komunitas (Ta miajeng, Nduwet, Precet, Pucangsongo, Wangkal, Gubuklakah, Jambesari, Jedungmonggo, Jabung, Glagahdowo dan Karangpandan) dahulu pernah meramaikan kesenian budaya tradisional Malang.2 Namun seperti yang telah disebutkan di atas bahwa perguliran sejarah dari kebudayaan Hindu-Jawa menjadi kebudayaan Islam menjadi salah satu penyebab kemunduran eksistensi kesenian ini di tanah Jawa, tak terkecuali di wilayah Malang. Sampai saat ini, di wilayah Malang Raya komunitas tari topeng hanya bisa ditemui sedikitnya 4 komunitas yang aktif berkesenian. Itupun yang terlihat masih eksis adalah kesenian di kedungmonggo yang dikembangkan oleh sang maestro yaitu Almarhum mbah Karimun.

Eksistensi topeng Kedungmonggo berlangsung turun temurun sejak akhir abad 18, sekitar tahun 1897. Ketika itu, almarhum Mbah Serun (kakek Mbah Mun) berguru kepada Gurawan asal Bangelan. Ilmu Mbah Serun itu kemudian diturunkan kepada Karimun kemudian diwariskan kepada Taslan anak pertamanya hingga kepada putra pertama Suroso dan putra ketiga Handoyo.3

Kini setelah Mbah Karimun wafat, sesuai dengan cita - cita Mbah Karimun, Mas Handoyo ingin melestarikan khasanah budaya di Indonesia khususnya di Malang Raya melalui kerajinan dan tarian wayang topeng

2

http://topengmalangofmalang.blogspot.com/ diakses pada tanggal 14 september 2012 pada pukul 14.38 WIB.

3

http://travel.okezone.com/read/2011/08/02/407/487364/kerajinan-tangan-mbah-karimun-buah-tangan-dari-malang


(5)

5

Malang. Saat ini, usaha kerajinan topeng ini dikelola oleh Mas Handoyo bersama 5 orang pegawainya yang juga sesama pengrajin topeng. Dikisahkan oleh Mas Handoyo bahwa Mbah Karimun memperoleh ilmu membuat topeng secara otodidak sewaktu dia berumur kurang lebih 14 tahun.

Dahulu, sebelum pemerintah peduli terhadap kesenian budaya lokal perkumpulan topeng Malangan di desa-desa tidak mewujudkan kelompok-kelompok yang terorganisasi dengan baik. Karena itu tingkat kehidupan serta perkembangan seni mutunya tidak menunjukkan laju yang meningkat. Seni yang luhur itu sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana seni budaya. Karena itu tidak mengherankan jika kesenian budaya topeng Malangan pada waktu itu perkembangannya kurang mendapat perhatian, pembinaan maupun fasilitas khusus. Akan tetapi, sekarang mengalami peningkatan mutu karena perhatian dan pembinaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang dimasukan program kerja tahunan kesenian budaya.

Baru sampai disini saja sudah dapat diketahui akan pentingnya unsur pembinaan dalam bidang kesenian budaya topeng Malangan, yang diharapkan dapat mendudukkan kesenian tersebut sebagaimana fungsinya. Sangatlah disayangkan bila kesenian budaya daerah ini kemudian jadi terlepas dari ide penciptannya. Sehingga kendala yang kini dihadapi seiring berjalannya waktu dan ketertatihan eksisitensi budaya tradisonal, kesenian ini perlahan-lahan tergusur oleh arus budaya modern. Ini lebih dikarenakan begitu banyaknya kesenian tradisonal dari setiap sudut kecamatan di Kabupaten Malangan tetapi


(6)

6

intensitasnya pertunjukkan mengalami penurunan dan terbatasnya anggaran sehingga untuk pemberian bantuan itu tidak bisa semaksimal mungkin.

Lama kelamaan hal tersebut dirasakan oleh pemerintah dan untuk menindak lanjutinya dengan diadakan mengikuti even-even penting kesenian tradisional tingkat nasional maupun internasional seperti halnya mengikuti pertunjukan tari maupun wayang topeng Malangan di Thailand pada bulan Maret 2013 dan melakukan pertunjukan setiap bulan sekali pada hari senin legi di padepokan asmoro bangun yang di pimpin oleh bapak Handoyo dan di setiap bulan suro (bulan dalam kalender Jawa) menyelengarakan pertunjukkan di padepokan yang ada di Kabupaten Malang.

Berkaitan dengan pelestarian kesenian budaya lokal topeng Malangan maka perlu adanya pengembangan dan pengelolaan sektor kebudayaan yang tidak mungkin dapat berdiri sendiri karena baik secara langsung maupun tidak langsung akan di pengaruhi oleh berbagai lingkup strategis peran pemerintah, antara lain: Pertama, arus globalisasi, yang terjadi secara modial dan bersifat multidimensi akan membawa dampak perubahan terhadap kehidupan bangsa dan Negara Indonesia. Kedua, reformasi yang timbul akibat ditekannya berbagai aspek kehidupan oleh pemerintahan yang bersifat otoriter sehingga aspirasi rakyat tidak dapat disalurkan secara utuh dan normal. Ketiga, adanya perubahan sistem pemerintahan dan sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. 4

4

Sedarmayanti., 2005, Membangun Kebudayaan dan Pariwisata (Bunga Rampai Tulisan Pariwisata), Bandung


(7)

7

Hal ini terjadi dengan ditetapkannya UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah dan Surat Keputusan Bupati Malang No.180/696/KEP/421.013/2012 tentang penetapan penerimaan belanja hibah bidang kesenian dan budaya tahun anggaran 2012 melakukan program pembinaan oleh pemerintah yang diberikan kepada para pelaku kesenian yang eksis dan benar-benar membutuhkan bantuan.

Apabila kita cermati antara tugas Negara yang tercantum dalam berbagai peraturan perundang-undangan jelas tergambar bahwa Negara ini lahir untuk memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Sementara itu, keputusan kebijakan (policy demands) didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang di buat oleh pejabat-pejabat pemerintah yang mengesahkan atau memberi arah dan substansi kepada tindakan-tindakan kebijakan publik. Termasuk dalam kegiatan ini adalah menetapkan undang-undang, memberikan perintah-perintah eksekutif atau pernyataan-pernyataan resmi, mengumumkan peraturan administrative atau membuat interprestasi yuridis terhadap Undang- Undang.

Dengan adanya kebijakan tersebut, maka secara otomatis mengalami peningkatan untuk melestarikan kesenian budaya topeng Malangan. Untuk itu banyak cara-cara yang dapat digunakan dalam melestarikan kesenian budaya lokal agar tidak semena-mena diklaim bangsa lain. Hal inilah yang perlu dicermati Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang untuk dapat melestarikan kesenian budaya lokal yaitu topeng Malangan. Hal ini mungkin dapat diatasi dengan salah satu hal yang selama ini masih dikembangkan


(8)

8

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang dalam melestarikan kesenian budaya , yaitu melakukan pengelolaan dan pembinaan dengan cara sedikit banyak memberikan bantuan, melakukan pengembangan dengan mengadakan pameran, festival, lomba, maupun pertunjukkan di Malang raya antar daerah maupun keranah internasional.

Namun dewasa ini hanya tinggal beberapa kelompok wayang topeng yang masih bertahan dan banyak diantaranya didesak mundur oleh tontonan -tontonan baru yang lebih digemari oleh masyarakat setempat. Beberapa pecinta budaya muncul kekawatiran akan kepunahan wayang topeng ini. Oleh karena itu penulis juga berusaha ikut mengambil peran dalam pelestarian kesenian topeng Malang-an dengan mengambil salah satu gaya wayang topeng Malang -an yang masih dipertahankan secara turun temurun yakni wayang topeng Karangpandan untuk dijadikan obyek penelitian.

Dengan demikian dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah pada Kebijakan Pemerintah Kabupten Malang terhadap pelaku kesenian budaya topeng Malangan. Sehingga penulis tertarik untuk lebih jauh meneliti dan mencoba untuk melihat dari dekat mengetahui dan menganalisa secara cermat problem tersebut, sehingga peneliti dapat mengangkat pemasalahan tersebut tentang “Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang dalam Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan”.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian maka dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut :


(9)

9

1. Bagaimana Kebijakan Pemerintah Kabupaten Malang dalam pelestarian kesenian budaya lokal topeng malangan?

2. Faktor pendukung dan penghambat apa sajakah yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam pelestarian kesenian budaya lokal topeng malangan?

C. Tujuan Penelitian

Dilakukannya suatu penelitian adalah untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang dalam pelestarian kesenian budaya lokal topeng Malangan. 2. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat apa

sajakah yang mempengaruhi kebijakan Pemerintah Daerah dalam pelestarian kesenian budaya lokal topeng Malangan.

D. Manfaat penelitian

Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, juga diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan ataupun bahan referensi dalam konsep perumusan kebijakan Pemerintah Kabupaten Malang dalam pelestarian kesenian budaya lokal topeng Malangan, sekaligus juga sebagai bahan informasi dalam rangka menambah wawasan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang.


(10)

10

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupten Malang yang bisa dijadikan pijakan dalam menentukan suatu pendapat dan peran sertanya dalam mengembangkan kesenian budaya lokal topeng Malangan. Selain itu dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dengan menetapkan surat keputusan bahwa wayang topeng Malangan sebagai semboyan Malang Raya.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual bersandar pada tema penelitian dan latar belakang masalah, maka dapat ditemukan konsep yang perlu didefinisikan dengan tujuan agar peneliti dan pembaca memiliki kesamaan persepsi dan pemahaman. Dalam penelitian ini ada beberapa konsep yang perlu untuk didefinisikan antara lain adalah :

1. Kebijakan

Pengertian kebijakan yang dikemukakan oleh Anderson dalam Nugroho mendefinisikan kebijakan sebagai “A relative stable, purposive course of action followed by an actor or set of actor in dealing with a problem

or matter of concern.” Kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai

maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau persoalan.5 Senada dengan hal di atas Dye

5


(11)

11

dalam Widodo mengemukakan bahwa dalam sistem kebijakan terdapat tiga elemen yaitu “(a) stakeholders kebijakan, (b) pelaku kebijakan (policy contents), dan (c) lingkungan kebijakan (policy environment)”.6 Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwasannya suatu kebijakan di buat oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu yang didalamnya terdapat pelaku pelaku yang terlibat dalam mengatasi masalah yang timbul dari lingkungannya. Proses lengkapnya dapat dilihat sepeperti gambar dibawah ini:

Bagan 1

Konsep sistem Kebijakan

Sumber: Kesimpulan penulis menurut Dye dalam widodo (2008)

2. Pemerintah Daerah

Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah dan Surat Keputusan Bupati Malang No.180/696/KEP/421.013/2012 tentang penetapan penerimaan belanja hibah bidang kesenian dan budaya tahun anggaran 2012. Bahwasanya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan secara administratif maupun teknis atas pemberian belanja hibah yang diberikan

6

Joko Widodo. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedia. Hlm: 13. KEBIJAKAN (isi)

AKTOR (Pelaku kesenian dan

Pemerintahan)

KONDISI EKONOMI, POLITIK, AGAMA, PENDIDIKAN CAPAIAN (Hasil)


(12)

12

kepada organisasi kelompok kesenian dan budaya di wilayah Kabupaten Malang yang eksis dan benar-benar membutuhkan bantuan.

3. Pelestarian Kesenian Topeng Malangan Budaya Lokal a. Definisi Pelestarian Budaya Lokal

Mengenai pelestarian budaya lokal, Jacobus Ranjabar (2006:114) mengemukakan bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.

Upaya pelestarian kesenian budaya sebagai aset jati diri dan identitas sebuah masyarakat di dalam suatu komunitas seni budaya menjadi bagian yang penting ketika mulai dirasakan semakin kuatnya arus globalisasi yang berwajah modernisasi ini. Pembangunan sektor kesenian budaya selanjutnya juga akan menjadi bagian yang integral dengan sektor lain untuk mewujudkan kondisi yang kondusif di tengah masyarakat.7

b. Kesenian Budaya

Dalam kajian kebudayaan, kesenian dapat dijadikan pokok perhatian khusus yang didalamnya pun dipilah satuan-satuan permasalahan yang lebih khusus lagi. Filsafat seni atau “teori keindahan”, adalah bagian saja,meskipun

7

Joharnoto, Puji. 2005. Museum dalam Pelestarian Budaya. Dalam Makalah Lokakarya perseuman di Kabupaten Kendal Tanggal 15-17 Juni 2005. Diterbitkan di website http://larantuka.com/blog/melestarikan-kebudayaan-lokal.html


(13)

13

bagian yang teramat penting, dari keseluruhan pranata kesenian, dan pranata tersebut dapat dilihat sebagai suatu keterpanduan sistemik.

Dalam hal ini, kesenian wayang topeng mengalami perkembangan seirama dengan perkembangan alam pikiran manusia pendukungnya. Perkembangan ini tampak dalam wujud bentuk, teknik pakeliran dan peranannya dalam kehidupan manusia. Sementara manusia hidup dalam alam pikiran animis, kesenian wayang topeng umumnya selalu dikaitkan dengan ritus yakni dimanfaatkan sebagai media pemujaan terhadap roh leluhur. Oleh sebab itu topeng malang-an ini mempunyai sifat yang sakral.

c. Definisi Topeng

Topeng adalah benda dari kertas, kayu, plastik, kain, atau logam yang dipakai menutup wajah seseorang. Topeng telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan, karena menyimpan nilai-nilai magis dan juga religis. Peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai uparaca dan kegiatan adat.

Topeng di berbagai daerah umumnya dapat berupa aktifitas penghormatan berupa adegan sesembahan (pemujaan) atau memperjelas watak (karakter) tertentu dalam sajian seni pertunjukan. Bentuk topeng bermacam-macam, hal ini disebabkan oleh prilaku adaptif dari manusia yang mengimitasi berbagai objek, misalnya menggambarkan binatang dalam bentuk atraksi ritual ‘perburuan’, menggambarkan roh-roh atau


(14)

mahluk-14

mahluk mitolisi tertentu. Pada perkembangannya, topeng lebih sepesifik juga menggambarkan watak manusia, dan tempramental emosionalnya, seperti: marah, ada yang lembut, dan adapula yang kebijaksanaan.

d. Topeng Malangan

Topeng Malangan di lihat dari konsep tersebut menunjukan bahwa bagaimana sebuah daerah yang mempunyai sebuah Budaya khas di Indonesia. Sebagai ciri khas atau budaya, seharusnya daerah tersebut bisa memberdayakan sesuai dengan peraturan budaya lokal yang ada di daerahnya. Malang sebagai daerah yang menjadi objek kita dalam meneliti adalah salah satu dari banyak daerah yang mempunyai ciri khas yang dimana di segani oleh daerah lain di Indonesia, yaitu “Topeng Malangan”.

Topeng malangan pun biasanya di pertunjukan dalam acara- acara yang di selenggarakan oleh pemerintah daerah Malang, akan tetapi hanya beberapa kali, sehingga warga Malang seharusnya bisa mempertahankan budaya tersebut. Topeng Malangan di daerah Malang sekarang cukup langka, karena budaya di daerah Malang belum bisa membudayakan bagaimana supaya seni “Topeng Malangan“ ini bisa menjadi objek utama di Malang, sekarang Malang menjadi area pendidikan dan wisata, dimana banyak perantauan yang singgah di kota ini , sehingga disini budaya topeng Malangan ini bisa popular lagi dan menjadi objek inti dalam suatu acara atau perkumpulan budaya dalam festifal – festifal di Malang.


(15)

15

F. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan suatu unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variable. Untuk menilai variable dapat dilihat melalui indikator yang ada. Adapun indikator penelitian ini adalah:

1. Kebijakan Pemerintahan Dearah Kabupaten Malang dalam pelestarian budaya lokal topeng Malangan

a. Isi Kebijakan

b. Strategi pelestarian budaya lokal topeng Malangan

c. Kondisi Budaya Lokal Topeng Malangan di Kabupaten Malang dalam keterkaitan fungsionalnya dapat ditinjau dari berbagai segi kehidupan lain seperti ekonomi, agama, politik, dan pendidikan

d. Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam penerapan kebijakan

G. Metode Penelitian

Metode yang bersifat ilmiah diperlukan dalam melakukan penelitian ilmiah yang bertujuan untuk mencari data mengenai suatu masalah. Metode yang bersifat ilmiah adalah suatu metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti sehingga data-data yang dikumpulkan dapat menjawab permasalahan yang teliti. Istilah “metodologi” berasal dari kata “metode” yang berarti “jalan ke”, namun demikian menurut kebiasaan metode dirumuskan, dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :

1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian. 2. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian. 3. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan


(16)

16

4. Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur8

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif yang berusaha memberikan gambaran sekaligus menerangkan fenomena-fenomena yang ada sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dari keadaan yang ada di masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya sesuai dengan permasalahan penelitian.

Menurut Soerjono Soekanto, jenis penelitian ini deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang budaya, keadaan atau gejala-gejalannya. Maksudnya adalah mempertegas hipotesis agar dapat membantu di dalam memperkuat teori-teori lama atau di dalam kerangka menyusun teori-teori baru.9

2. Sumber Data

Sumber data merupakan tempat data diperoleh. Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari narasumber penelitian. Sumber datanya dengan melakukan teknik

8

Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). 1986. Hlm:5

9


(17)

17

wawancara langsung kepada orang-orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data atau informasi yang dapat memberikan sejumlah informasi yang dibutuhkan sebagai data pelengkap penelitian ini. Dalam hal ini penulis sengaja menentukan orang-orang yang memberikan informasi dengan pertimbangan narasumber yang dipilih tersebut berkualitas dan benar-benar kenyataan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Data primer juga bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan data sekunder.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu dengan teknik mencari data melalui sumber informasi yang ada seperti, buku-buku, internet, arsip, majalah, dan berkas-berkas benda topeng Malangan hasil karyanya yang dipotret dan sumber data lainnya yang terkait dengan permasalahan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Sebagai upaya untuk mengumpulkan data-data dari berbagai sumber data di atas, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi :

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan kegiatan pengamatan tanya jawab/wawancara dan pencatatan secara sistematis yang langsung terhadap gejala-gejala dan peristiwa yang


(18)

18

diteliti. Data yang diperoleh dari metode observasi dengan cara mengamati pelaksanaan kebijakan tentang pelestarian budaya lokal yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang. b. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan data dengan mengandalkan hubungan secara lisan atau tanya jawab yang tidak beraturan. Percakapan tersebut dilakukan dengan dua orang pihak, yaitu wawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.10 Interviewer dalam mengumpulkan data ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan yang dikumpulkan melalui sumber data yang tersedia.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara dalam bentuk wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang disusun secara terperinci atau jelasnya menggunakan draft pertanyaan dengan pihak-pihak yang dapat memberikan penjelasan yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti. Dengan maksud wawancara yang dilakukan peneliti akan tetap dalam lingkup peneliti dan tidak meluas pada masalah-masalah lain.

10


(19)

19

c. Teknik Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui arsip, buku-buku, pendapat/delik, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diambil. Data yang didapat dari hasil penelitian melalui dokumen ini adalah data pelengkap dan cara pencatatan, pengutipan, dan pengambilan foto dokumentasi dari kegiatan pelaksanaan pameran maupun pementasan untuk melestarikan kesenian budaya topeng Malangan, dan sumber lainnya untuk melengkapi data yang diperoleh langsung dari responden yang terkait dengan kepentingan penelitian.

4. Subyek Penelitian

Subyek penelitian berkaitan dengan sumber informasi berupa orang yang bisa memberikan informasi secara lengkap terkait dengan masalah penelitian. Dalam hal ini, subjek penelitian yang kami gunakan adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang, dan penerus kesenian topeng Malangan di sanggar seni topeng asmoro bangun oleh bapak Handoyo.

5. Lokasi Penelitian

Tempat lokasi penelitian merupakan tempat dimana wilayah yang akan menjadi tempat peneliti sebagai objek lapangan dimana peneliti mendapatkan informasi, gambaran, data-data yang diteliti dari tempat


(20)

20

tersebut. Tempat penelitian yang di maksud adalah Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan langkah yang harus dilakukan setelah data-data terkumpul sehingga dalam penelitian teknik analisis data merupakan hal yang sangat penting agar data-data yang sudah terkumpul yang diperoleh dapat diinterprestasikan kemudian ditarik kesimpulan logis secara induktif sebagai hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan jawaban dari permasalahan yang diteliti. Dalam proses analisis terdapat 3 (tiga) komponen utama, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam penelitian ini data di analisis secara normative melalui studi literature dan hasil analisis bersifat kualitatif dalam bentuk deskripsi atau uraian.11 Maksudnya diatas, dimana peneliti merangkum hal-hal yang penting agar bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.

11


(21)

21

b. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai gambar, atau skema, jaringan kerja berkaitan dengan kegiatan sebagai pendukung narasinya. Maksud dari penjelasan diatas, dimana peneliti menyajikan data-data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan tersebut perlu diverifikasi agar mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan pada semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya.

Jika kesimpulan dirasa kurang mantap karena kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajian datanya, maka peneliti dapat kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung kesimpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data. 12 Sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa adanya kesimpulan yang menjadi titik temu dari data-data yang terkumpul agar bisa menemukan jawaban dalam penelitian tersebut.

12


(22)

(23)

“Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang dalam

Pelestarian Kesenian

Budaya Lokal Topeng Malangan”

( Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang )

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Syarat Memperoleh Gelar S-1

Oleh : Alfin Andi Yanti

09230023

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(24)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Alfin Andi Yanti NIM : 09230023

Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs.Asep Nurjaman M.Si Dr.Vina Salviana DS.,M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Dekan FISIP UMM Ilmu Pemerintahan


(25)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 20 April 2013

Jam : WIB

Tempat : Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji 1.

2. 3. 4.

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(26)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Alfin Andi Yanti

Tempat/Tgl Lahir : Malang, 02 Agustus 1990

NIM : 09230023

Jurusan : Ilmu Pemerintahan Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Menyatakan Bahwa Karya Ilmiah/Skripsi dengan judul :

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MALANG DALAM PELESTARIAN KESENIAN BUDAYA LOKAL TOPENG MALANGAN (Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang)

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demmikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

Mengetahui,

Ketua Jurusan Malang, 17 April 2013

Ilmu Pemerintahan Yang Menyatakan


(27)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Alfin Andi Yanti

NIM : 09230023

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MALANG DALAM PELESTARIAN KESENIAN BUDAYA LOKAL TOPENG MALANGAN (Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang) Pembimbing : 1. Drs.Asep Nurjaman M.Si

2. Dr.Vina Salviana DS.,M.Si Konsultasi Skripsi :

Tanggal Keterangan Paraf Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

5 September 2012 Pengajuan Judul

12 September 2012 Revisi Proposal

29 September 2012 Revisi Proposal

24 Oktober 2012 Revisi Proposal

1 Desember 2012 ACC Seminar

12 Desember 2012 ACC Bab I

9 Januari 2013 Revisi Bab II dan III

23 Januari 2013 ACC Bab II dan III

27 Maret 2013 Revisi Bab IV dan V

04 April 2013 ACC Bab IV dan V

09 April 2013 Revisi Bab IV dan V

16 April 2013 ACC Bab IV dan V

17 April 2013 ACC ABSTRAK

Tanggal Selesai Bimbingan Skripsi : 17 April 2013

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs.Asep Nurjaman M.Si Dr.Vina Salviana DS.,M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(28)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah berjuang demi tegaknya agama Islam. Dengan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang dalam Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng

Malangan (Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang)”.

Skripsi ini tersusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Universitas Muhammadiyah Malang. Melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiya Malang Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M. AP beserta jajarannya;

2. Segenap Pimpinan FISIP: Dekan FISIP Dr. Wahyudi, M. Si; Pembantu Dekan Drs. Asep Nurjaman, M. Si; Drs. Sulismadi, M. Si; Drs. Abdullah Masmuh, M. Si;

3. Segenap Pimpinan Jurusan Ilmu Pemerintahan: Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Dr. Tri Sulistyaningsih, M. Si dan Pimpinan Laboratorium Ilmu Pemerintahan: Drs.Krishno Hadi ,MA;

4. Dosen pembimbing: Drs. Asep Nurjaman, M.Si sebagai dosen pembimbing I, dan Dr.Vina Salviana DS., M.Si sebagai dosen pembimbing II, terima kasih atas dukungan dan arahan keduanya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini;

5. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar dilingkungan FISIP UMM, khususnya Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, terimakasih untuk ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan;

6. Seluruh staf pegawai administrasi Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya TU FISIP UMM;

7. Sekertaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang Bapak Drs.Sutrisno, Sub bagian Umum dan Kepegawaian Bapak Listyarso,SE, Kepala Bidang Kebudayaan Bapak Moch. Shonhadji,SH, Seksi Kesenian Bapak Bambang Supomo, S.Pd, Seksi Sejarah,nilai tradisonal,permusiuman,dan kepurbakalaan Bapak Anwar Supriadi dan orang-orang yang terkait didalamnya, terimakasih atas kerjasamanya dan juga pemberian data-data untuk penyusunan skripsi ini;

8. Pelaku seniman penerus kesenian topeng Malangan Sanggar Asmoro Bangun Bapak Handoyo dan ibu Saini, terima kasih atas kesediaaan wawancaranya dan pemberian data-data untuk penyusunan skripsi ini;


(29)

Tak lupa pula skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayah dan ibuku yang telah memberikan dukungan serta kasih sayang yang tiada tandingannya di dunia ini.

2. Kedua adikku tercinta Lisna Irna Wati dan Andis Wijaya yang selalu menyuport dan membantu mengantarkan dalam pengambilan data. 3. Pak dhe Lamiadi, Bu dhe Sunarsih, Bapak Suparman, Mak rupiah, Pak

dhe Kadis dan keponakan-keponakan tercinta Ganes, Aqvira, mbak lia dan mas andik. Terima kasih semua atas doa dan dukungannya;

4. Mas Suprianto, S.Pd, terima kasih atas doa dan memberikan bantuan moriel untuk tetap semangat,optimis dan tersenyum percaya bahwa semua pasti bisa dan di beri kemudahan ma Allah SWT.

5. Sutan Rasjad Arifin, terimakasih atas doa dan dukungannya semoga penelitian kamu juga cepat selesai. Makasih sudah banyak membantu semenjak saya sakit memberikan suport dan motivasi.

6. Special My Friends Galuh, Siska, dan Ika suka duka kita selalu bersama, makasih doa dan dukungannya;

7. Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2009, Afrizal dan Zakki (maaf ya sering tak jadikan pacar khayalan, juga aku isengin,heee), ika, mia, erin, febriani, delila, enggar (maaf ya kalau kadang saya cuek dan pelit dalam tugas,hee agar kalian bisa belajar mandiri tidak memanfaatkan orang lain), muda, pipit, friska,pak dhe Danang, mas Anugerah, Mas Awan,dan Mas Reza (makasih sudah memberikan tumpangan istirahat di sela menunggu waktu kuliah), wahyu faisal, mas bagus,mbak tika dan mbak yana (seperjuangan partime); teman KKN 09 Pagak yag sudah lulus akhirnya saya bisa menyusul kalian dan yang belum selesai penelitiannya semoga cepat kelar penelitiannya dan semua teman-teman yang tidak disebutkan namanya makasih doa dan dukungannya.

8. Teman-teman Kantor di Notaris Lushun Adji Dharmanto,SH, adekku keponakan Anisah, mbak dewi, mbak riri, mbak nia, mas anam, rinda, lelli, dinda, vina, ervin, pipit, mbak puput, dan maaf nama yang belum disebutkan namanya terimakasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari akan adanya kekurangan, maka masukan dan saran merupakan ide cerdas atas suatu kesempurnaan. Sebuah pengharapan yang muncul, semoga tulisan sederhana ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan bermanfaat untuk penelitian-penelitian selanjutnya.”AAMIIN”. Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairat.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Malang, 17 April 2013 Penulis


(30)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Kata Pengantar ... v

Abstraksi ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xv

Daftar Bagan ... xv

Daftar Lampiran Gambar ... xv

BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Definisi Konsep ... 10

1. Kebijakan ... 10

2. Pemerintah Daerah ... 11

3. Pelestarian Kesenian Topeng Malangan ... 12


(31)

b. Kesenian Budaya ... 12

c. Definisi Topeng ... 13

d. Definisi Topeng Malangan ... 14

F. Definisi Operasional ... 15

G. Metode Penelitian ... 15

1. Jenis Penelitian ... 16

2. Sumber Data ... 16

a. Data Primer ... 16

b. Data Sekunder ... 17

3. Teknik Pengumpulan Data ... 17

a. Observasi ... 17

b. Wawancara ... 17

c. Dokumentasi ... 18

4. Subyek Penelitian ... 19

5. Lokasi Penelitian ... 19

6. Teknik Analisa Data ... 20

a. Reduksi Data ... 20

b. Sajian Data ... 21

c. Penarikan Kesimpulan & Verifikasi ... 21

BAB II KAJIAN TEORI A. Kebijakan ... 22


(32)

1. Upaya Pelestarian Seni Budaya Lokal ... 27

2. Strategi Pelestarian Budaya ... 28

C. Pemerintah Daerah ... 29

1. Pengertian Pemerintah Daerah ... 29

2. Fungsi Pemerintah Daerah ... 30

3. Kewenangan Pemerintah Daerah ... 32

4. Fungsi Departemen Budaya&Pariwisata ... 33

D. Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan ... 34

1. Definisi Pelestarian Budaya Lokal ... 34

2. Kesenian Budaya ... 37

3. Definisi Topeng ... 40

4. Topeng Malangan ... 43

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kabupaten Malang ... 46

1. Sejarah Singkat Kabupaten Malang ... 46

2. Keadaan Geografi&Batas Administrasi ... 48

3. Pemerintahan ... 49

4. Seni Budaya ... 52

B. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ... 54

1. Sejarah Singkat ... 54

2. Kedudukan, Tugas & Fungsi ... 55


(33)

b. Susunan Organisasi ... 56

c. Tugas Pokok dan Fungsi ... 58

C. Kajian Histori Budaya Lokal Topeng Malangan ... 62

1. Aspek Historis ... 62

a. Asal Mula Pengguna Topeng ... 63

b. Cerita yang Diangkat ... 64

c. Perkembangan ... 66

2. Struktur Pendiri Topeng Malangan ... 67

3. Ciri-Ciri Khas ... 68

4. Unsur Pendukung ... 69

D. Kondisi Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan ... 71

1. Ekonomi ... 72

2. Agama ... 73

3. Segi Politik ... 75

4. Segi Pendidikan ... 76

BAB IV PENYAJIAN DATA & ANALISA DATA A. Kerangka Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan 80 1. Landasan Pelaksanaan Kesenian Budaya Lokal ... 80

2. Strategi Pelestarian Kesenian Budaya Lokal ... 88

a. Strategi Pembinaan&Pengembangan Pasar ... 88


(34)

c. Strategi Pembanguna Sarana untuk Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan ... 90

3. Kebijakan Pelestarian Kesenian Budaya Lokal ... 91 a. Kebijakan Peningkatan Kualitas SDM ... 91 b. Kebijakan Peningkatan Potensi Kesenian Budaya Lokal .... 101

c. Kebijakan Pelestarian Seni Budaya Lokal dalam Pengembangan Topeng Malangan 103

C. Program Kerja sebagai Pelaksana Kebijakan dalam Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan ... 108

1. Program Peningkatan Kualitas SDM ... 108

2. Program Pelestarian dalam Mengembangkan Pemasaran Kesenian Budaya Lokal ... 110

3. Program Peningkatan Potensi Kesenian Budaya Lokal ... 112

D. Faktor Yang Menjadi Pendukung dan Penghambat Pelestarian Kesenian Budaya Lokal ... 113

1. Faktor Pendukung ... 113 2. Faktor Penghambat ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN ... 118 SARAN ... 120


(35)

DAFTAR TABEL TABEL :

1.Jumlah Administrasi Kab.Malang Berdasarkan Kecamatan/Wilayah ..50

2. Laju Pertumbuhan & Kepadatan Penduduk Hasil Sensus Penduduk/ Kecamatan tahun 2010 51

3. Jumlah Organisasi Kesenian Menurut Jenisnya di Kab.Malang ... 52 4. Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama di Kab.Malang Th.2010-2011.74 5. Perkembangan Tempat Beribadah di Kab.Malang Th. 2008-2011 ... 75

6. Banyaknya Pemilih&Suara Pemilu Bupati&Wakil Bupati Th.2011 tiap Kecamatan ... 76

7. Prasarana Pendidikan yang ada di Kec.Pakisaji Th. 2012 ... 77 8. Jumlah Data Kunjungan Wisata di Kab.Malang th.2010-2011 ... 83

9. Daftar Penerimaan Belanja Hibah Bidang Kesenian&Budaya Wilayah Kabupaten Malang Th. 2012 ... 93

10. Daftar Nama Obyek Wisata di Wil.Kab.Malang Th.2012 ... 104 11. Gebyak Topeng Senin Legian Tahun 2012-2013 ... 107

DAFTAR BAGAN

Bagan 1:Strukur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Malang…. 68 Bagan 2: Struktur Penerus Sanggar Tari ASMORO BANGUN ...67

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR


(36)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

Syani Abdul.2002. Pengantar Kebudayaan. Jakarta

Abdul Wahab. Solichin. 2004. Analisis Kebijakan dan Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta.

C.S.T. Kansil.1979. Pokok-pokok Pemda Daerah. Jakarta: Aksara Baru.Hlm.113. HB. Sutopo. 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Irfan Islamy. 1994. Prisnsip-prinsip Kebijakan. Bandung.Hlm 22

Jacobus Ranjabar. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Joharnoto, Puji. 2005. Museum dan Pelestarian Budaya. Makalah lokakarya perseuman di Kabupaten Kendal. Tanggal 15-17 Juni 2005. diterbitkan pada websitenya

https://larantuka.com/blog/melestarikan-kebudayaan-lokal.html.

Joko Widodo.2008. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedia.

Jacobus Ranjabar. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Karim.Gafar.Abdul. 2003. Persoalan Otonomi Daerah. Yogyakarta.Hlm.179. Koentjaraningrat.1990,cetakan ke delapan. Pengantar Antropologi. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Moeleong, Lexy J. 2000. Metode penelitian Kuaitatif.Bandug:PT.Remaja Rosdakarya.

Riant Nugroho. 2009. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sedarmayanti. Membangun Kebudayaan dan Pariwisata (Bunga Rampai Tulisan Pariwisata), Bandung, 2005.

Setyodarmajo Soenarto,1998. Public Policy. Jakatra.Ghalia Indonesia.

Soedarsono,1979. Beberapa Catatan Tentang Seni Pertunjukkan Indonesia. Yogyakarta:Konservatori.


(37)

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

B. Sumber Lain :

Artikel Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Riau. Dr. Junadi SS.M.Hum. yang telah terbit di website:

https://majalah.Dinas-Kebudayaan-Pariwisata.html.

Dikutip dengan beberapa perubahan dari aneka ragam khasanah Budaya Nusantara 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Th.1991/1992. Halaman 252. Https:// www.liputan6.com diakses pada tagga 24 Febuari 2013. pukul 14.50 WIB.

http://www.infokepanjen.com/2011/03/profil-kerajinan-topeng-malang.html, diakses pada tanggal 10 September 2012, pukul 12.30 WIB.

https://larantuka.com/blog/melestarikan-kebudayaan-lokal.html., diakses pada

tanggal 13 September 2012. pukul 19.50 WIB.

Https://www.priyo.utomo.averroes.or.id. pada tanggal 24 Febuari 2013.pukul

14.50 WIB

http://travel.okezone.com/read/2011/08/02/407/487364/kerajinan-tangan-mbah-karimun-buah-tangan-dari-malang, diakses pada tanggal 10 September

2012, pukul 13.45 WIB.

http://topengmalangofmalang.blogspot.com/ diakses pada tanggal 14 september 2012 pada pukul 14.38 WIB.

Kepres RI No. 165 Tahun 2000 tentang Fungsi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Surat Keputusan Bupati Malang No.180/696/KEP/421.013/2012 tentang penetapan penerimaan belanja hibah bidang kesenian dan budaya tahun anggaran 2012.

UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah perubahan dari UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah. UU No.12 Tahun 2008, pasal 26 ditambah ayat 4,5,6,7 tentang urusan wajib yang


(38)

SUMBER DATA:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang.

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Malang. Kantor Pemilihan Umum Kabupaten Malang.

Kantor Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Kantor Kementrian Kabupaten Malang.

Wawancara

Subyek Pemerintahan :

1. Kepala Bidang Kebudayaan, Bpk Moch.Shonhadji,SH 2. Seksi Kesenian, Bpk Bambang Supomo,S.Pd

3. Seksi Kesenian Pengembangan Bahasa, Bpk Ahmad Saleh

4. Seksi Sejarah dan Nilai Tradisonal Permusiuman, Bpk Anwar Supriadi 5. Seksi Informasi dan Komunikasi, Ibu Kinta Ramayanti,S.Sos

6. Sub.Bagian Umum dan Kepegawaian, Bpk Listiyarso 7. Kasi Pemerintahan Kecamatan Pakisaji, Bpk Winarno

Subyek Pelaku Seniman :

1. Penerus Seni Topeng Malangan, Bpk Handoyo

2. Membantu Membuat Kerajinan, Mbak mun (Kakak Saudara Perempuan Bpk.Handoyo)


(1)

b. Susunan Organisasi ... 56

c. Tugas Pokok dan Fungsi ... 58

C. Kajian Histori Budaya Lokal Topeng Malangan ... 62

1. Aspek Historis ... 62

a. Asal Mula Pengguna Topeng ... 63

b. Cerita yang Diangkat ... 64

c. Perkembangan ... 66

2. Struktur Pendiri Topeng Malangan ... 67

3. Ciri-Ciri Khas ... 68

4. Unsur Pendukung ... 69

D. Kondisi Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan ... 71

1. Ekonomi ... 72

2. Agama ... 73

3. Segi Politik ... 75

4. Segi Pendidikan ... 76

BAB IV PENYAJIAN DATA & ANALISA DATA A. Kerangka Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan 80 1. Landasan Pelaksanaan Kesenian Budaya Lokal ... 80

2. Strategi Pelestarian Kesenian Budaya Lokal ... 88

a. Strategi Pembinaan&Pengembangan Pasar ... 88


(2)

c. Strategi Pembanguna Sarana untuk Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan ... 90

3. Kebijakan Pelestarian Kesenian Budaya Lokal ... 91 a. Kebijakan Peningkatan Kualitas SDM ... 91 b. Kebijakan Peningkatan Potensi Kesenian Budaya Lokal .... 101

c. Kebijakan Pelestarian Seni Budaya Lokal dalam Pengembangan Topeng Malangan 103

C. Program Kerja sebagai Pelaksana Kebijakan dalam Pelestarian Kesenian Budaya Lokal Topeng Malangan ... 108

1. Program Peningkatan Kualitas SDM ... 108

2. Program Pelestarian dalam Mengembangkan Pemasaran Kesenian Budaya Lokal ... 110

3. Program Peningkatan Potensi Kesenian Budaya Lokal ... 112

D. Faktor Yang Menjadi Pendukung dan Penghambat Pelestarian Kesenian Budaya Lokal ... 113

1. Faktor Pendukung ... 113 2. Faktor Penghambat ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN ... 118 SARAN ... 120


(3)

DAFTAR TABEL TABEL :

1.Jumlah Administrasi Kab.Malang Berdasarkan Kecamatan/Wilayah ..50

2. Laju Pertumbuhan & Kepadatan Penduduk Hasil Sensus Penduduk/ Kecamatan tahun 2010 51

3. Jumlah Organisasi Kesenian Menurut Jenisnya di Kab.Malang ... 52 4. Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama di Kab.Malang Th.2010-2011.74 5. Perkembangan Tempat Beribadah di Kab.Malang Th. 2008-2011 ... 75

6. Banyaknya Pemilih&Suara Pemilu Bupati&Wakil Bupati Th.2011 tiap Kecamatan ... 76

7. Prasarana Pendidikan yang ada di Kec.Pakisaji Th. 2012 ... 77 8. Jumlah Data Kunjungan Wisata di Kab.Malang th.2010-2011 ... 83

9. Daftar Penerimaan Belanja Hibah Bidang Kesenian&Budaya Wilayah Kabupaten Malang Th. 2012 ... 93

10. Daftar Nama Obyek Wisata di Wil.Kab.Malang Th.2012 ... 104 11. Gebyak Topeng Senin Legian Tahun 2012-2013 ... 107

DAFTAR BAGAN

Bagan 1:Strukur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Malang…. 68 Bagan 2: Struktur Penerus Sanggar Tari ASMORO BANGUN ...67

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

Syani Abdul.2002. Pengantar Kebudayaan. Jakarta

Abdul Wahab. Solichin. 2004. Analisis Kebijakan dan Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta.

C.S.T. Kansil.1979. Pokok-pokok Pemda Daerah. Jakarta: Aksara Baru.Hlm.113. HB. Sutopo. 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Irfan Islamy. 1994. Prisnsip-prinsip Kebijakan. Bandung.Hlm 22

Jacobus Ranjabar. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Joharnoto, Puji. 2005. Museum dan Pelestarian Budaya. Makalah lokakarya perseuman di Kabupaten Kendal. Tanggal 15-17 Juni 2005. diterbitkan pada websitenya https://larantuka.com/blog/melestarikan-kebudayaan-lokal.html.

Joko Widodo.2008. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedia.

Jacobus Ranjabar. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Karim.Gafar.Abdul. 2003. Persoalan Otonomi Daerah. Yogyakarta.Hlm.179. Koentjaraningrat.1990,cetakan ke delapan. Pengantar Antropologi. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Moeleong, Lexy J. 2000. Metode penelitian Kuaitatif.Bandug:PT.Remaja Rosdakarya.

Riant Nugroho. 2009. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sedarmayanti. Membangun Kebudayaan dan Pariwisata (Bunga Rampai Tulisan Pariwisata), Bandung, 2005.

Setyodarmajo Soenarto,1998. Public Policy. Jakatra.Ghalia Indonesia.

Soedarsono,1979. Beberapa Catatan Tentang Seni Pertunjukkan Indonesia. Yogyakarta:Konservatori.


(5)

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

B. Sumber Lain :

Artikel Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Riau. Dr. Junadi SS.M.Hum. yang telah terbit di website: https://majalah.Dinas-Kebudayaan-Pariwisata.html.

Dikutip dengan beberapa perubahan dari aneka ragam khasanah Budaya Nusantara 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Th.1991/1992. Halaman 252. Https:// www.liputan6.com diakses pada tagga 24 Febuari 2013. pukul 14.50 WIB.

http://www.infokepanjen.com/2011/03/profil-kerajinan-topeng-malang.html, diakses pada tanggal 10 September 2012, pukul 12.30 WIB.

https://larantuka.com/blog/melestarikan-kebudayaan-lokal.html., diakses pada tanggal 13 September 2012. pukul 19.50 WIB.

Https://www.priyo.utomo.averroes.or.id. pada tanggal 24 Febuari 2013.pukul 14.50 WIB

http://travel.okezone.com/read/2011/08/02/407/487364/kerajinan-tangan-mbah-karimun-buah-tangan-dari-malang, diakses pada tanggal 10 September 2012, pukul 13.45 WIB.

http://topengmalangofmalang.blogspot.com/ diakses pada tanggal 14 september 2012 pada pukul 14.38 WIB.

Kepres RI No. 165 Tahun 2000 tentang Fungsi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Surat Keputusan Bupati Malang No.180/696/KEP/421.013/2012 tentang penetapan penerimaan belanja hibah bidang kesenian dan budaya tahun anggaran 2012.

UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah perubahan dari UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah. UU No.12 Tahun 2008, pasal 26 ditambah ayat 4,5,6,7 tentang urusan wajib yang


(6)

SUMBER DATA:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang.

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Malang. Kantor Pemilihan Umum Kabupaten Malang.

Kantor Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Kantor Kementrian Kabupaten Malang.

Wawancara

Subyek Pemerintahan :

1. Kepala Bidang Kebudayaan, Bpk Moch.Shonhadji,SH 2. Seksi Kesenian, Bpk Bambang Supomo,S.Pd

3. Seksi Kesenian Pengembangan Bahasa, Bpk Ahmad Saleh

4. Seksi Sejarah dan Nilai Tradisonal Permusiuman, Bpk Anwar Supriadi 5. Seksi Informasi dan Komunikasi, Ibu Kinta Ramayanti,S.Sos

6. Sub.Bagian Umum dan Kepegawaian, Bpk Listiyarso 7. Kasi Pemerintahan Kecamatan Pakisaji, Bpk Winarno

Subyek Pelaku Seniman :

1. Penerus Seni Topeng Malangan, Bpk Handoyo

2. Membantu Membuat Kerajinan, Mbak mun (Kakak Saudara Perempuan Bpk.Handoyo)


Dokumen yang terkait

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

10 152 135

PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LOMBOK TENGAH DALAM PELESTARIAN BUDAYA BAU NYALE

0 5 43

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PONOROGO DALAM MENGEMBANGKAN KESENIAN REOG MENJADI TUJUAN UTAMA WISATA (Studi di Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo)

1 9 1

KEGIATAN PUBLIKASI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN MALANG DALAM RANGKA PROMOSI TEMPAT WISATA DI KABUPATEN MALANG

0 11 22

PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI DALAM REBRANDING TAMAN WISATA WENDIT MALANG Studi pada Bagian Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang tentang Rebranding

2 11 48

PERANAN DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN DALAM MELESTARIKAN SENI BUDAYA (Studi Identifikasi Masalah Kelembagaan dalam Pelestarian Kesenian Daerah Lampung di Kabupaten Lampung Selatan)

3 31 72

STRATEGI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DALAM PELESTARIAN BENDA CAGAR BUDAYA DENGAN PENDEKATAN KEARIFAN LOKAL TAHUN 2013 (Studi kasus Dinas Pariwisata dan Kebudayaan)

0 4 168

KEBIJAKAN PROMOSI PARIWISATA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PEMALANG Kebijakan Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pemalang (studi kasus Implementasi Komunikasi Organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten P

0 1 13

PENDAHULUAN Kebijakan Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pemalang (studi kasus Implementasi Komunikasi Organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang).

0 3 7

NASKAH PUBLIKASI KEBIJAKAN PROMOSI PARIWISATA DINAS KEBUDAYAAN Kebijakan Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pemalang (studi kasus Implementasi Komunikasi Organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang).

0 1 15