Model Penjadwalan Pertandingan Solusi PL

Gambar 3 Pencabangan yang dilakukan metode branch and bound untuk menentukan solusi IP. III PEMODELAN

3.1 Model Penjadwalan Pertandingan

dengan Sistem Round-Robin Model penjadwalan pertandingan sepak bola dibangun dari pendeskripsian masalah secara jelas. Masalah penjadwalan tersebut diformulasikan dalam bentuk ILP yang dapat diselesaikan dengan metode-metode yang ada. Dalam karya ilmiah ini, penjadwalan pertandingan menggunakan sistem round- robin setiap tim bertanding dengan semua tim peserta satu kali untuk setengah kompetisi. Sebuah pola terdiri atas H home, A away, dan B bye yang bersesuaian dengan periode waktu k. Misalkan T adalah banyaknya tim peserta, M adalah banyaknya pertandingan untuk setengah kompetisi, dan N adalah banyaknya pertandingan untuk satu periode waktu, maka diperoleh 2 , 2 T T M C ⎛ ⎞ = = ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ; jika genap 2 ; jika ganjil. T T N T ⎧ ⎪ = ⎨ ⎪⎩ Selanjutnya akan ditentukan banyaknya periode waktu k untuk setengah kompetisi, yaitu: • T genap 2 2 1 2 2 2 T M T k T T N T T ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = = = ⋅ = − − • T ganjil 2 2 1 2 2 1 2 T M T k T T N T T ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = = = ⋅ = − − − Dengan demikian banyaknya periode waktu k adalah 1 ; jika genap ; jika ganjil. T T k T T ⎧ − ⎪ = ⎨ ⎪⎩ Sebagai contoh, dalam pertandingan yang diikuti empat tim diperoleh 4 2 4 6, 4 22 M C = = = − 4 2, 2 N = = dan 4 1 3. k = − = Misalkan pola dipilih dari kombinasi H dan A saja. Akan ditentukan pola pertandingan selama setengah kompetisi yang berlangsung selama 3 minggu terlebih dahulu, 2 x ≤ 2 1 x ≥ 1 4 x ≤ 1 5 x ≥ Subproblem 1 x 1 = 3.75; x 2 = 1.25 dan z = 23.75 Subproblem 3 x 1 = 4; x 2 = 0.8333 dan z = 23.3333 Subproblem 2 x 1 = 3; x 2 = 2 dan z = 23 Subproblem 5 Solusi takfisibel Subproblem 4 x 1 = 4.5; x 2 = 0 dan z = 22.5 sehingga kombinasinya menghasilkan 3 2 2 k = pola yang mungkin, yaitu: 1: H H A; 2: A H A; 3: H A H; 4: A A H; 5: H H H; 6: A H H; 7: A A A; 8: H A A. Pemilihan pola harus memenuhi kriteria- kriteria sebagai berikut: 1. Apabila dipilih suatu pola, misalkan HHA, maka pola yang berlaku sebaliknya, yaitu AAH, juga harus dipilih; 2. Terdapat H dan A yang sama banyaknya untuk setiap periode. Banyaknya H dan A adalah 1 2 dari pola yang terpilih. Untuk kasus tim berjumlah ganjil, banyaknya H dan A adalah 1 2 dari pola yang terpilih dikurangi 1. Contoh 3 a. Misalkan dari pola yang mungkin hanya diambil empat pola saja sesuai dengan banyaknya tim yaitu: 1: H H A; 2: A H A; 3: H A H; 4: A A H. Terlihat bahwa Pola 1, yaitu HHA, merupakan kebalikan dari Pola 4 AAH, begitu juga Pola 2 AHA merupakan kebalikan dari Pola 3 HAH. Pola-pola yang diambil tersebut telah memenuhi kriteria yang ada. b. Misalkan empat pola lain yang diambil adalah: 5: H H H; 6: A H H; 7: A A A; 8: H A A. Pola yang memuat H akan dipertemukan dengan pola yang memuat A untuk setiap periode waktu, yaitu setiap minggu. Berarti setiap periode berlangsung 2 pertandingan sehingga apabila diakumulasikan maka banyaknya pertandingan selama 3 minggu adalah 6 pertandingan. Apabila pola yang diambil tidak memenuhi kriteria tersebut maka akan ada kesalahan dalam penyusunan pertandingan. Berikut ini diberikan contoh yang tidak memenuhi kriteria tersebut. Contoh 4 Misalkan empat pola yang diambil adalah: 1: H H A; 2: A H A; 5: H H H; 8: H A A. Pada Contoh 4 terlihat bahwa dalam suatu periode banyaknya H atau A melebihi atau bahkan kurang dari yang seharusnya. Misalkan pada Periode 1 dilihat secara vertikal ke bawah terdapat H sebanyak 3 buah dan A hanya 1 buah. Pada periode ini pola yang memuat H dipertemukan dengan pola yang memuat A, akan tetapi ada pola yang memuat H bertemu dengan H. Pada kasus ini berarti ada dua tim yang saling bertanding di tempat sendiri, padahal seharusnya salah satunya harus berlaku sebagai H dan yang lainnya sebagai A. Apabila pola yang dipilih melebihi banyaknya tim, maka banyaknya pertandingan tidak sesuai atau melebihi dari yang seharusnya. Misalkan banyaknya tim adalah 4 dan banyaknya pola yang dipilih adalah 5, yaitu: 1: H H A; 3: H A H; 5: H H H; 7: A A A; 8: H A A. Pola yang memuat H dipertemukan dengan pola yang memuat A untuk setiap periode waktu, sehingga dari 5 pola tersebut diambil 4 pola saja. Akan tetapi terkadang timbul kesulitan dalam memilih pola, sehingga akan terjadi kerancuan atau dengan kata lain ada pola yang tidak digunakan, misalkan pada Periode 1 banyaknya H berlebih yaitu sebanyak 4 buah sehingga ada H yang tidak digunakan. 3.2 Ilustrasi Penyelesaian Masalah Penjadwalan Pertandingan Pada bagian ini diilustrasikan penyelesaian masalah penjadwalan pertandingan sepak bola yang diikuti empat tim selama tiga minggu atau setengah kompetisi terlebih dahulu. Misalkan empat pola yang dipilih adalah: 1: H H A; 2: A H A; 3: H A H; 4: A A H. Misalkan tim i adalah tim yang bermain dengan menggunakan pola i, untuk 1, 2, 3, 4. i = Pada saat ini, belum ditentukan di antara Tim a, b, c, d yang merupakan Tim 1, 2, 3, 4. Selanjutnya akan ditentukan tabel waktu dari pola yang telah dipilih. Diasumsikan Tim 1 bertanding dengan tim lain berdasarkan urutan timnya 2, 3, 4. Misalkan Tim 1 bertanding dengan Tim 2 pada Periode 1, Tim 1 bertanding dengan Tim 3 pada Periode 2, dan Tim 1 bertanding dengan Tim 4 pada Periode 3 yang dituliskan dalam bentuk kotak-kotak dengan 4 baris dan 4 kolom. Selanjutnya, urutan tim pada Kolom 4 Periode III diasumsikan berlaku kebalikan dari Kolom 1 Tim 1, 2, 3, 4. Setelah itu akan dilengkapi sisa pertandingannya sehingga menghasilkan tabel waktu seperti yang tertera di bawah ini. Periode Tim I II III 1: 2 3 4 2: 1 4 3 3: 4 1 2 4: 3 2 1 Selanjutnya, misalkan tanda negatif − berarti suatu tim bermain di tempat lawan, sedangkan bila tidak negatif, berarti suatu tim bermain di tempat sendiri. Misalkan pada saat Tim 1 melawan Tim 2, Tim 2 bertanda − yang berarti Tim 2 bermain di tempat lawan A sedangkan yang menjadi tuan rumah H adalah Tim 1. Periode Tim I II III 1: -2 -3 4 2: 1 -4 3 3: -4 1 -2 4: 3 2 -1 Selanjutnya himpunan pola dicocokkan dengan tabel waktu. Pada saat ini akan ditentukan di antara Tim a, b, c, dan d adalah Tim 1 dan seterusnya. Misalkan Tim 1 adalah Tim a, Tim 2 adalah Tim c, Tim 3 adalah Tim b , dan Tim 4 adalah Tim d. Berikut ini adalah jadwal pertandingan selama setengah kompetisi round-robin. Periode Tim I II III a -c -b d c a -d b b -d a -c d b c -a Selanjutnya akan ditentukan jadwal pertandingan untuk kompetisi penuh yang berlangsung selama 6 minggu. Pada langkah ini digunakan aturan mirror. Misalkan suatu kompetisi terdiri atas 2k periode, masing- masing k periode di setengah kompetisi pertama dan kedua. Aturan mirror mengharuskan bahwa jika Tim a bertindak sebagai home bagi Tim b pada periode ke-i di setengah kompetisi pertama, maka Tim a akan bertindak sebagai away bagi Tim b pada periode ke i k − + di setengah kompetisi kedua. Periode i dan i k + dikatakan saling bercerminan mirror. Dalam kasus kompetisi yang diikuti oleh 4 tim yang berlangsung selama 6 periode, periode-periode berikut adalah saling bercerminan: I,IV , II,V , dan III,VI , sehingga diperoleh jadwal pertandingan selama 6 minggu adalah sebagai berikut: Periode Tim I II III IV V VI a -c -b d c b -d c a -d b -a d -b b -d a -c d -a c d b c -a -b -c a Sebagai tambahan, misalkan banyaknya tim yang bertanding berjumlah ganjil maka ada tim yang tidak bertanding mendapat bye untuk setiap periode waktu. Misalkan peserta sebanyak 3 tim. Dengan sistem kompetisi penuh selama 6 minggu dihasilkan jadwal pertandingan. Misalkan tanda — menyatakan tim tersebut tidak bertanding mendapat bye. Jadwal pertandingannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Periode Tim I II III IV V VI a -b c — b -c — b a — -c -a — c c — -a b — a -b

3.3 Penyelesaian Masalah Penjadwalan