Metode Branch and Bound

Definisi 7 Pemrograman Linear Relaksasi PL-Relaksasi merupakan pemrograman linear yang diperoleh dari suatu IP dengan menghilangkan kendala bilangan bulat atau kendala 0-1 pada setiap variabelnya. Untuk masalah meminimumkan, nilai fungsi objektif yang optimum di PL-relaksasi lebih kecil atau sama dengan nilai fungsi objektif yang optimum di IP, sedangkan untuk masalah memaksimumkan nilai fungsi objektif yang optimum di PL-relaksasi lebih besar atau sama dengan nilai fungsi objektif yang optimum di IP. [Winston, 1995]

2.3 Metode Branch and Bound

Dalam penulisan karya ilmiah ini, untuk memperoleh solusi optimum dari masalah IP digunakan software LINGO 8.0 yaitu sebuah program yang didesain untuk aplikasi riset operasi dalam membangun dan menentukan solusi model linear, nonlinear, dan optimisasi integer dengan prinsip pemecahannya berdasarkan metode branch and bound. Keunggulan metode ini terletak pada tingkat efektifitasnya dalam memecahkan masalah dengan hasil yang akurat. Prinsip dasar metode branch and bound adalah memecah daerah fisibel dari masalah PL-relaksasi dengan membuat subproblem- subproblem. Daerah fisibel pemrograman linear adalah daerah yang memenuhi semua kendala pemrograman linear. Ö Branch Membuat partisi daerah solusi dari masalah PL-relaksaasi ke dalam subproblem. Tujuannya untuk menghapus daerah solusi yang takfisibel. Hal ini dicapai dengan menentukan kendala yang penting untuk menghasilkan solusi IP, secara tidak langsung titik integer yang takfisibel terhapus. Dengan kata lain, hasil pengumpulan lengkap dari subproblem-subproblem ini menunjukkan setiap titik integer yang fisibel dalam masalah asli. Proses ini dinamakan branching. Ö Bound Misalkan masalah tersebut diasumsikan merupakan tipe maksimisasi, nilai objektif yang optimum untuk setiap subproblem dibuat dengan membatasi pencabangan dengan batas atas dari nilai objektif yang dihubungkan dengan sembarang nilai integer yang fisibel. Hal ini sangat penting untuk mengatur dan menempatkan solusi optimum. Operasi ini yang menjadi alasan dinamakan bounding. [Taha, 1975] Aspek kunci dari metode branch and bound adalah sebagai berikut. Langkah 1: Periksa apakah IP memenuhi kondisi berikut. 1 Subproblem takfisibel. 2 Subproblem menghasilkan solusi optimum dengan semua variabel bernilai integer. 3 Nilai optimum nilai efektif yang dapat dicapai untuk subproblem lebih kecil dari dalam masalah memaksimumkan batas bawah lower bound. Jika ketiga kondisi tersebut terpenuhi maka cabang subproblem tidak diperlukan. Langkah 2: Sebuah subproblem mungkin dapat dihapuskan dari pertimbangan dengan kondisi sebagai berikut. 1 Subproblem takfisibel. 2 Batas bawah yang menunjukkan nilai optimum dari kandidat terbaik setidaknya lebih besar dari nilai optimum nilai efektif yang dapat dicapai subproblem. [Winston, 1995] Contoh 2 Misalkan diberikan pemrograman integer IP sebagai berikut: maksimumkan 1 2 5 4 z x x = + terhadap: 1 2 5 x x + ≤ 1 2 10 6 45 x x + ≤ 1 2 , x x ≥ dan integer Daerah fisibel untuk masalah IP tersebut diperlihatkan oleh titik-titik pada Gambar 1, sedangkan daerah yang diarsir pada Gambar 1 merupakan daerah fisibel untuk PL-relaksasi. Gambar 1 Daerah Fisibel IP dan PL-relaksasi. PL-relaksasi dari IP pada Contoh 2 selanjutnya disebut Subproblem 1 diselesaikan dengan menggunakan software LINDO 6.1 dan diperoleh solusi optimum x 1 = 3.75, x 2 = 1.25, dan z = 23.75 lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 1. Solusi tersebut tidak memenuhi kendala integer. Oleh karena itu, x 1 = 3.75 x 2 =1.25 Solusi Optimum Subproblem 1 harus dibuat subproblem baru dengan memilih variabel yang tidak memenuhi kendala bilangan bulat. Misalkan dipilih x 1 = 3.75 secara sembarang. Diketahui bahwa daerah 1 3 4 x ≤ ≤ dari daerah fisibel Subproblem 1 tidak akan memuat solusi IP yang fisibel karena tidak memenuhi kendala integer bilangan bulat, maka dibuat subproblem baru yakni: • Subproblem 2: Subproblem 1 ditambah kendala 1 3; x ≤ • Subproblem 3: Subproblem 1 ditambah kendala 1 4. x ≥ Daerah fisibel untuk Subproblem 2 dan Subproblem 3 diberikan pada gambar berikut: Gambar 2 Daerah Fisibel untuk Subproblem 2 dan Subproblem 3. Sekarang akan diselesaikan Subproblem 2 dan Subproblem 3 satu per satu. Misalkan Subproblem 2 dipilih pertama kali untuk diselesaikan, yaitu: maksimumkan 1 2 5 4 z x x = + terhadap: 1 2 5 x x + ≤ 1 2 10 6 45 x x + ≤ 1 3 x ≤ 1 2 , x x ≥ Dengan menyelesaikan Subproblem 2 tersebut diperoleh solusi x 1 = 3, x 2 = 2, dan z = 23 lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 2. Semua variabel bernilai bilangan bulat solusinya memenuhi kendala bilangan bulat, maka tidak perlu dilakukan pencabangan di Subproblem 2. Persamaan ini dijadikan kandidat solusi bagi masalah IP. Sekarang akan dipecahkan Subproblem 3, yaitu: maksimumkan 1 2 5 4 z x x = + terhadap: 1 2 5 x x + ≤ 1 2 10 6 45 x x + ≤ 1 4 x ≥ 1 2 , x x ≥ Setiap titik solusi fisibel dari IP pada Contoh 2 termuat dalam daerah fisibel Subproblem 2 atau Subproblem 3. Setiap subproblem ini saling lepas. Subproblem 2 dan Subproblem 3 dicabangkan oleh 1 . x Sekarang dipilih subproblem yang belum diselesaikan, yaitu Subproblem 3, kemudian diselesaikan sehingga diperoleh solusi optimum untuk Subproblem 3 ini adalah 1 2 4, 0.8333, x x = = dan 23.3333 z = lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 3. Karena nilai fungsi objektif yang diperoleh dari Subproblem 1 lebih baik lebih besar dari pada nilai fungsi objektif yang diperoleh dari Subproblem 2, maka batas bawah bagi masalah ini adalah 23.75. z = Karena solusi optimum Subproblem 3 bukan solusi integer, maka dipilih pencabangan pada Subproblem 3 atas 2 , x sehingga diperoleh dua subproblem lagi, yakni: • Subproblem 4: Subproblem 3 ditambah kendala 2 0; x ≤ • Subproblem 5: Subproblem 3 ditambah kendala 2 1. x ≥ Sekarang dipilih subproblem yang belum diselesaikan yaitu Subproblem 4 atau Subproblem 5. Subproblem 5 takfisibel lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 5 karena tidak memiliki solusi fisibel, maka subproblem ini tidak dapat menghasilkan solusi optimum. Solusi optimum untuk Subproblem 4 adalah 1 2 4.5, 0, dan 22.5 x x z = = = lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 4. Batas bawah bagi masalah ini adalah 23.75, z = karena nilai dari masalah ini lebih baik daripada nilai objektif yang diperoleh dari Subproblem 4. Penyelesaian Subproblem 2 menghasilkan solusi optimum 1 2 3, 2, x x = = 23. z = Nilai objektif dari Subproblem 4 tidak lebih baik dari nilai objektif yang dihasilkan oleh Subproblem 2. Dengan demikian, nilai solusi optimum Subproblem 2, yakni 23 z = menjadi batas bawah yang baru. Solusi optimum dari Subproblem 2 merupakan solusi optimum IP pada Contoh 2, yakni 1 2 3, 2, x x = = dan 23. z = Subproblem untuk permasalahan IP tersebut diberikan pada Gambar 3 mengenai pencabangan untuk menentukan solusi IP. Tanda menyatakan kandidat solusi optimum untuk masalah IP tersebut. Gambar 3 Pencabangan yang dilakukan metode branch and bound untuk menentukan solusi IP. III PEMODELAN

3.1 Model Penjadwalan Pertandingan