Komponen Fitokimia Ekstrak Metanol Daun Cengkeh.

30 mencampur 50 µ L contoh dengan 2.35 etanol 75, 50 µ L ammonium tiosianat 30 dan 50 µ L FeCl 2 2 0 mM dalam HCl 3.5. Campuran larutan tersebut diinkubasi selama 3 menit dan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm. Adapun perlakuannya adalah 1 kontrol pelarut PBS, 2 ekstrak air daun cengkeh, 3 ekstrak metanol daun cengkeh, 4 ekstrak etanol daun cengkeh, 5 α -tokoferol sebagai pembanding. Aktivitas antioksidan dinyatakan sebagai faktor protektif. Faktor protektif diperoleh dari perbandingan antara oksidasi pada emulsi yang ditambah antioksidan hari. Faktor protektif dalam penelitian ini dinyatakan sebagai perbandingan antara periode induksi sampel hari dan periode induksi kontrol hari. Yang dimaksud dengan periode induksi adalah hari yang dibutuhkan contoh untuk mencapai nilai absorbansinya 0.30 Chen et al. 1996. Periode induksi sampel hari FP = Periode induksi kontrol hari

II. Komponen Fitokimia Ekstrak Metanol Daun Cengkeh.

Analisis komponen fitokimia antara lain uji alkaloid, saponin, tannin, triterpenoid, steroid , flavonoid, dan Sn Fenol Hidroquinon, serta menguji kerberadaan eugenol dengan metode kromatografi lapis tipis KLT. Uji alkaloid . Sebanyak 0.3 gram ekstrak dan simplisia daun cengkeh dibasakan dengan larutan ammonia 10, kemudian diekstraksi dengan kloroform. Selanjutnya, ekstrak kloroform diasamkan dengan HCl I N. Lapisan asam dipisahkan dan diuji dengan pereaksi Meyer dan pereaksi Dragendorf. Bila hasilnya positif, pereaksi Dragendorf menunjukkan adanya endapan merah jingga dan pereaksi Meyer menunjukkan adanya endapan putih Harborne 1987. Uji Saponin . Sebanyak 0.2 gram ekstrak kasar dan simplisia daun cengkeh ditambahkan air secukupnya sampai filtrat terendam dan dipanaskan pada penangas selama 5 menit. Setelah dingin, filtrat disaring dan dikocok kuat, kemudian diamati kestabilan busa yang terbentuk setinggi 1 cm selama 30 menit. 31 Uji Tanin . Sebanyak 0.2 gram ekstrak kasar dan simplisia daun cengkeh ditambahkan air secukupnya kemudian dipanaskan. Selanjutnya, filtrat ditambahkan FeCl 3 1. Bila terbentuk warna biru atau hijau kehitaman setelah ditambahkan FeCl 3 1 menunjukkan adanya tannin dalam filtrat Harborne 1987. Uji Triterpenoid dan Steroid . Sebanyak 0.3 gram esktrak kasar dan simplisia daun cengkeh ditambahkan asam asetat anhidrida sampai filtrat terendam, lalu dibiarkan selama 15 menit. Selanjutnya, filtrat ditambahkan 1 tetes larutan H 2 SO 4 pekat. Bila setelah ditambahkan H 2 SO 4 pekat dan terbentuk warna hijau, ini menunjukkan adanya steroid , sedangkan triterpenoid ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Uji Flavonoid . Sebanyak 0.2 gram ekstrak kasar dan simplisia daun cengkeh ditambahkan serbuk Mg dan larutan HCl 2 N, kemudian dipanaskan pada penangas air selama 5-10 menit. Setelah dingin, filtrat disaring dan ditambahkan amil alk ohol lalu dikocok kuat. Warna merah atau jingga yang terbentuk pada lapisan amil alk ohol menunjukkan adanya flavonoid Harborne 1987. Uji Flavanoid Sn Fenol Hidroquinon . Sebanyak 0.2 gram ekstrak kasar dan simplisia daun cengkeh ditambahkan metanol, kemudian divorteks dan dipanaskan dalam air mendidih selama 30 detik. Pada bagian atas spot plate ditetesi asam sulfat 2 M uji flavonoid dan NaOH 10 uji Fenol. Adanya endapan hijau pada plat menunjukkan adanya flavonoid dan endapan merah cokelat menunjukkan adanya fenol Harborne 1987. Uji Eugenol. Senyawa eugenol dideteksi dalam ekstrak eter daun cengkeh dengan menggunakan analisis kualitatif kromatografi lapis tipis KLT. Plat GF-254 yang digunakan telah diaktifkan dengan pemanasan pada suhu 110 o C selama 4 jam. Plat diberi spot ekstrak daun cengkeh yang dimulai pada garis batas, selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah pengembang yang telah jenuh dengan eluen heksan dan khloroform dengan rasio 3:2. Perambatan eluen dibiarkan sampai batas akhir. Plat tersebut dikeluarkan dari wadah pengembang dan terlihat fraksi- fraksi yang terpisah satu sama lainnya karena memiliki nilai Rf Retardation Factor yang berbeda. Nilai 32 Rf merupakan rasio jarak yang ditempuh oleh zat yang larut spot awal sampai batas akhir terhadap jarak fase gerak Harborne 1987.

B. Uji In vivo Ekstrak Metanol Daun Cengkeh pada Kelinci