magnetic stirrer selama 15 menit dengan kecepatan 700 rpm, lalu dibiarkan selama 30 menit pada kecepatan 100 rpm, kemudian disaring dengan pompa
vakum. Filtrat yang dihasilkan di analisis dengan spektrofotometer UV-Vis.
b. Penentuan pH Optimum
Dosis arang aktif optimum dimasukkan ke dalam 5 buah erlenmeyer. Kemudian sebanyak 20 mL larutan metilen biru 100 ppm ditambahkan ke
dalam masing-masing erlenmeyer, campuran tersebut diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 15 menit dengan kecepatan 700 rpm, lalu dibiarkan
selama 30 menit pada kecepatan 100 rpm, kemudian disaring dengan pompa vakum. Filtrat yang dihasilkan di analisis dengan spektrofotometer UV-Vis.
Masing-masing erlenmeyer diatur pH yang berbeda dengan menggunakan larutan penyangga. pH yang digunakan yaitu, 3, 6, 7, 9 dan 11 dengan
menambahkan larutan HCl dan NaOH yang diukur menggunakan pH-meter. pH meter dikalibrasi setiap kali akan digunakan.
c. Penentuan Waktu Optimum
Dosis arang aktif optimum dimasukkan ke dalam 8 buah erlenmeyer. Kemudian sebanyak 20 mL larutan metilen biru 100 ppm dengan pH optimum
ditambahkan ke dalam masing-masing erlenmeyer. Selanjutnya larutan tersebut diaduk menggunakan magnetic stirer dengan variasi waktu kontak
yaitu 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, dan 150 menit kecepatan 100 rpm kemudian disaring dengan pompa vakum. Filtrat yang dihasilkan di analisis dengan
spektrofotometer UV-Vis.
d. Penentuan Konsentrasi Optimum Metilen Biru
Dosis arang aktif optimum dimasukkan ke dalam 8 buah erlenmeyer. Kemudian sebanyak 20 mL larutan metilen biru dengan konsentrasi 0, 25, 50,
100, 150, 200, dan 300 ppm dengan pH optimum ditambahkan ke dalam masing-masing erlenmeyer, selanjutnya larutan tersebut diaduk menggunakan
magnetic stirrer selama waktu optimum, lalu disaring dengan pompa vakum. Filtrat yang dihasilkan di analisis dengan spektrofotometer UV-Vis.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Aktivasi arang dari tempurung kelapa sawit secara kimia AAK dan fisika
AAF telah berhasil dilakukan yang ditunjukkan dengan karakterisasi menggunakan spektrofotometer infra merah IR, BET, dan Scanning Electron
Microscope SEM. 2.
Arang aktif dari cangkang kelapa sawit limbah CPO efektif sebagai alternatif adsorben metilen biru pada perairan.
3. Adsorpsi metilen biru oleh AAK dan AAF, optimum pada pH 11. Adsorpsi metilen biru oleh AAK optimum pada waktu kontak 90 menit, konsentrasi awal
metilen biru 100 mgL, sedangkan untuk AAF optimum pada waktu kontak 60 menit, konsentrasi awal metilen biru 150 mgL.
4. Isoterm adsorpsi metilen biru AAK dan AAF
cenderung mengikuti model isoterm Freundlich interaksi fisika dengan
R
2
= 0,999, dengan kapasitas
adsorpsi masing-masing ion sebesar 20,620 ; 22,424 mgg.