5.2 Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian
tentang bagian tubuh lainnya dan korelasi terhadap tinggi badan dengan jumlah sampel yang lebih besar sehingga dapat memperkaya
rumus regresi pada suku Jawa dan Lampung dengan hasil yang lebih akurat. Selain itu, perlu dilakukan penelitian mengenai variasi
antropometri pada suku-suku lain di Indonesia sehingga dapat membantu penyelidikan dalam kedokteran forensik.
2. Bagi masyarakat, disarankan untuk mengaplikasikan antropometri
dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang gizi dan olahraga. 3.
Bagi instansi terkait, disarankan untuk menambah referensi rumus regresi antropometri tubuh manusia untuk membantu identifikasi
dalam bidang forensik.
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal S, Agarwal SK, Jain SK. 2014. Correlation between the stature and cranial measurements in population of North India. Acta Med. Int. 12: 99
– 102.
Agnihotri AK, Kachhwaha S, Googoolye K, Allock A. 2011. Estimation of stature from cephalo-facial dimensions by regression analysis in Indo-
Mauritian population. J. Forensic Leg. Med. 184: 167 –72.
Akhter Z, Baegum JA, Banu LA, Alam M, Hossain S, Amin NF, et al. 2009. Stature estimation using head measurements in Bangladeshi Garo adult
females. Bangladesh J. Anat. 7:101 –14.
Amalia F. 2015. Korelasi antara panjang tulang humerus dengan tinggi badan pada pria dewasa suku Lampung dan Jawa di Desa Sukabumi Kecamatan
Talang Padang Kabupaten Tanggamus [skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Bajpai R. 1991. Osteologi tubuh manusia 1st ed.. Jakarta: Binarupa Aksara.
Basmajian JV Slonecker CE. 1995. Grant, Metode anatomi berorientasi pada klinik 1st ed. Jakarta: Binarupa Aksara.
Budiya nto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im WA, Sidhi, Hertian S, et al.
1997. Ilmu kedokteran forensik I. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Byers SN. 2008. Basics of human osteology and Odontology. In: Introduction to forensic anthropology. Third Edition. Boston. 28-59.