Tinggi  badan    yang  merupakan  penjumlahan  dari  panjang  tulang- tulang  panjang  dan  tulang-tulang  pelengkap  sangat  penting  secara
antropologis  untuk  menentukan    perbedaan    rasial.  Tinggi  badan dapat  diperkirakan  dari  parameter  dimensi  tubuh  seperti  kepala,
batang  tubuh,  dan  ekstremitas.  Perkiraan  tinggi  badan  dari  dimensi kepala  dapat  dihitung  dengan  menggunakan  rumus  regresi  dari
lingkar kepala dan panjang kepala. Proses pertumbuhan tinggi badan akan terhenti saat memasuki masa
adolentia  akhir  sekitar  di  atas  20  tahun  saat  menutupnya  lempeng epifisis dan bersatu dengan diafisis.
Keterangan = tidak diteliti
= mempengaruhi = diteliti
= membentuk struktur
Faktor Internal
Faktor esternal genetik
usia Jenis
kelamin Kelainan
genetik
Lingkungan gizi
Obat- obatan
Hormon PertumbuhanTulang
Kepala ?
Ekstremitas Batang
tubuh
Tinggi Badan
? Panjang
kepala ?
Lingkar kepala
?
Gambar 7. Kerangka teori
Ras ?
2.6.2  Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
2.7. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat  korelasi  antara  lingkar  kepala  dan  panjang  kepala  terhadap
tinggi  badan  pada  pria  dewasa  suku  Jawa  di  Kecamatan  Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Variabel Bebas :
Variabel Terikat
Gambar 8.  Kerangka konsep Lingkar
Kepala suku
Lampung Panjang
Kepala suku
Lampung
Variabel Bebas
Lingkar  Kepala  suku  Jawa Panjang Kepala suku Jawa
Tinggi badan suku Lampung Tinggi badan suku Jawa
2. Terdapat  korelasi  antara  lingkar  kepala  dan  panjang  kepala  terhadap
tinggi  badan  pada  pria  dewasa  suku  Lampung  di  Kecamatan  Gisting, Kabupaten Tanggamus.
3. Terdapat perbedaan rerata lingkar kepala, panjang kepala, tinggi badan
dan  korelasi  antara  lingkar  kepala  dan  panjang  kepala  terhadap  tinggi badan pada pria dewasa suku Jawa dan Lampung di Kecamatan Gisting,
Kabupaten Tanggamus.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1    Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian  ini  adalah  penelitian  observasional  analitik  dengan  rancangan cross  sectional.  Penelitian  ini  mempelajari  dinamika  korelasi  antara  faktor
risiko  variabel  bebas  dengan  efek  variabel  terikat,  dengan  pendekatan, observasi  atau  pengumpulan  data  sekaligus  pada  suatu  saat  Notoatmodjo,
2012.
3.2   Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian    dilakukan  di  Kecamatan  Gisting,  Kabupaten  Tanggamus  pada bulan  Oktober  2015.  Pengolahan  dan  analisis  data  dilakukan  pada  bulan
November 2015.
3.3   Populasi dan Sampel
3.3.1    Populasi Penelitian
Populasi  penelitian  berupa  populasi  target  dan  populasi  terjangkau disebutkan seperti berikut.
1. Populasi  target  adalah  masyarakat  Suku  Jawa  dan  Lampung  di
Kabupaten Tanggamus, Lampung. 2.
Populasi terjangkau adalah pria dewasa suku Jawa dan Lampung di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
3.3.2  Sampel Penelitian
Pengambilan  sampel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah metode  consecutive  sampling,  dimana  subyek  yang  datang  secara
berurutan  dan  memenuhi  kriteria  pemilihan  dimasukkan  dalam penelitian sampai subyek yang diperlukan terpenuhi Sastroasmoro
Ismael, 2011. Rumus  yang  digunakan  untuk  menentukan  besar  sampel  pada
penelitian  ini  adalah  menggunakan  rumus  penentuan  besar  sampel analisis korelatif Dahlan, 2010.
Rumus tersebut adalah sebagai berikut. a.
Penentuan besar sampel untuk korelasi panjang kepala dan tinggi badan
[ ]
[ ]
Keterangan: -
Kesalahan tipe I Zα = ditetapkan sebesar 5  dengan hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,64 Dahlan, 2010.
- Kesalahan tipe II Zβ = ditetapkan 10  dengan hipotesis satu
arah, maka Zβ = 1,28 Dahlan, 2010. -
Koefisien korelasi
penelitian sebelumnya
r= 0,386
Chorniawan, 2014
Jumlah  sampel  yang  didapatkan  dari  rumus  tersebut  adalah  minimal sebanyak  54  orang.  Untuk  menghindari  kesalahan  dalam  pemeriksaan
kriteria inklusi, sampel dibulatkan menjadi 60 orang setiap suku.
b. Penentuan besar sampel untuk  korelasi  lingkar  kepala dan tinggi
badan
[ ]
[ ]
Keterangan: -
Kesalahan tipe I Zα = ditetapkan sebesar 5  dengan hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,64 Dahlan, 2010.
- Kesalahan tipe II Zβ = ditetapkan 10  dengan hipotesis satu
arah, maka Zβ = 1,28 Dahlan, 2010. -
Koefisien  korelasi  penelitian  sebelumnyar,maka  r  =  0,379 Nguyen et al, 2012
Jumlah  sampel  yang  didapatkan  dari  rumus  tersebut  adalah  minimal sebanyak 57 orang. Untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan
kriteria inklusi, sampel dibulatkan menjadi 63 orang setiap suku.
Dalam penelitian ini, pengukuran panjang kepala, lingkar kepala, dan tinggi  badan    dilakukan  bersamaan  tanpa  terpisah  pada    subyek
sehingga  jumlah  sampel  yang  dibutuhkan  adalah  sebesar  63  orang setiap suku. Total sampel penelitian adalah 126 orang.