PERAN ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM MENJALANKAN FUNGSI DPRD KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2014-2019

(1)

PERAN ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM

MENJALANKAN FUNGSI DPRD

KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2014-2019

SKRIPSI

Oleh:

DENDA DEVI SARAH MANDINI 20130520101

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

PERAN ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM

MENJALANKAN FUNGSI DPRD

KABUPATEN LOMBOK UTARA

TAHUN 2014-2019

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

DENDA DEVI SARAH MANDINI 20130520101

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PERAN ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM MENJALANKAN FUNGSI DPRD DI KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2014-2019

Disusun Oleh:

Denda Devi Sarah Mandini 20130520101

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada

Hari/Tanggal : Jum’at, 9 Desember 2016 Pukul : 08.00-09:00

Tempat : Ruang Sidang Dekanat SUSUNAN TIM PENGUJI

Ketua

Dian Eka Rahmawati, S.IP.,M.Si.

Penguji 1 Penguji 2

Dr. Zuly Qodir, M.Si Erni Zuhriyati, S.IP., S.S., M.A. Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan UMY


(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Denda Devi Sarah Mandini

Nim : 20130520101 Menyatakan bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019” yang saya buat ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi.

2. Isi skripsi adalah murni gagasan, rumusan dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing.

3. Saya menyetujui penggunaan skripsi ini dalam berbagai forum ilmiah, maupun dalam bentuk karya ilmiah lainnya.

4. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

5. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia skripsi ini dibatalkan.

Yogyakarta, Desember 2016 Yang membuat pernyataan


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap proses penyelesaian tulisan ini. Kedua, Rasulullah SAW, yang membawa umat dari zaman kebodohan hingga zaman canggih seperti sekarang sehingga penulis sebagai salah satu umatnya dapat mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Tidak lupa pula penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta, terkasih, tersayang. Mamikku tercinta Raden Supardi dan Inakku tercinta Rimasih, terimakasih atas dukungan dan motivasi yang telah kalian berikan. Serta desakan tekanan pertanyaan-pertanyaan “kapan ACC?” membuat aku berpacu untuk menyelesaikan semuanya bukan apa-apa dan siapa-siapa tapi demi mereka berdua. Karena apapun yang akan aku lakukan tidak akan mampu membalas jasa-jasa mereka yang tlah membesarkan, merawat, memberi fasilitas demi kemudahan anaknya, memberi kasih sayang tak terbatas. I love you so much more than anything in this world.

2. Kepada adik-adik ku tersayang, Denda Gita Rahman, Raden Ali Rahman, dan Adnan Jati Wibawa terimakasih telah hadir setelah aku. Tanpa kalian mungkin kakak tidak berpikir untuk menjadi panutan untuk siapapun tapi,


(6)

v

dengan adanya kalian kakak ingin memberi contoh yang baik bagi kalian adik-adik ku tersayang

3. Keluarga besar tersayang, terimakasih atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan.

4. Kepada keluarga kedua ku, keluarga besar IPMLU (Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Lombok Utara) terimakasih telah melengkapi cerita selama dijogja.

5. Sahabat-sahabat Upayers, Dina, Jasepa, Dias terimakasih telah banyak membantu. Terimakasih telah berbagi suka dan duka selama di jogja.

6. Temen serumah, Annisa Haryati dan Restu Atika. Terimakasih telah membawa ku ke batas-batas normal. Termakasih telah menggila bersama. 7. Sahabat Kelas Inspirasi UMY, Nisa, Lukman, Tika, Niki, miko, hanan, dan

fifi. Terimakasih mengajak bergabung dan berpetualang bersama. Sukses buat Kelas Inspirasi semoga selalu dapat menginsipirasi.

8. Teman-teman Ilmu Pemerintahan 13 yang tidak bisa disebutin satu-satu. Terimakasih sudah menjadi teman terbaik.

9. Teman-teman KKN Sidokarto, terimakasih atas kekompakan dan kerja sama kalian.

10.Almamater merah tercinta.

11. Teman-teman HMI, terimakasih telah memberikan ruang untuk belajar bersama.


(7)

vi

12.Kepada seseorang nan jauh disana my first love, terimakasih telah sabar menghadapiku dan mempertahankanku selama 6 tahun. Aku berharap kita jodoh hehe....

13.Kepada teman-teman semasa SMA, Norma, Wangi, Ratu, Dewi, terimakasih telah menjalin silaturahmi hingga sekarang.

14.Kepada teman sepermainanku, Nila, Nurul, Eka, Putri, Irma, Tika. Terimakasih telah hadir dan menambah warna dalam hidupku

15.Terimakasih kepada orang-orang terdekat yang menyangiku yang tidak bisa disebutin satu-satu.


(8)

vii

HALAMAN MOTTO

“man jadda Wajadda ( Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil” “jadikanlah dirimu menjadi dunia niscaya kelak kamu akan mendunia”

-Raden Supardin “tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina”

“gantungkanlah cita-citamu setinggi langit, kalaupun terjatuh engkau akan terjatuh diantara bintang-bintang”

-Ir. Soekarno

“education is the most powerfull weapon which you can use to change the world” -Nelson Mandela


(9)

viii

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat, hidayah dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019”. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam terang benderang.

Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Ilmu Pemerintahan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan , namun berkat bantuan, bimbingan dan kerja sama yang ikhlas dari berbagai pihak, hingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.penyelesaian skripsi ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan semangat kedua orang tua penulis. Selanjutnya, penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ali Muhammad, S.IP., M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 3. Dr. Titin Purwaningsih, S.IP., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan.


(10)

ix

4. Ibu Dian Eka Rahmawati. S.IP., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak membantu dan memberikan ide-ide yang sangat berguna dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Zuly Qodir, M.Si. selaku penguji I

6. Ibu Erni Zuhriyati. S.IP., S.S., M.A. selaku Penguji II

7. Seluruh Dosen dan Staf di jurusan Ilmu Pemerintahan UMY yang telah memberikan hal yang terbaik untuk mahasiswa Ilmu Pemerintahan khususnya kepada penulis.

8. Kepada Hj. Galuh Nurdiyah, Dra. Ni Wyn Sri Pradiyanti, Bapak Djekat, dan Bapak Ardiayanto selaku Anggota DPRD Kab. Lombok Utara. terimakasih telah bersedia untuk menjadi narasumber dan memberikan informasi yang saya butuhkan. Serta, Kabag Umum Abah Abu, Pak Muhsinin, mas, Agung beserta staf-staf kantor DPRD yang telah bersedia membantu memberikan data-data yang penulis butuhkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna melengkapi segala kekurangan dan keterbatasan dalam menyusun skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Desember 2016


(11)

x SINOPSIS

Peran Anggota Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD Di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019. beranjak dari sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan di Lembaga DPRD Kabuapaten Lombok Utara yakni hanya dua orang anggota legislatif perempuan sehingga dengan didominasi oleh kaum laki-laki apakah perempuan yang duduk di DPRD turut memberi kontibusi yang besar melalui keputusan yang dihasilkan yang berdasarkan aspirasi masyarakat. Disamping itu, dengan jumlah keterwakilan yang sedikit apakah dua DPRD Perempuan mampu menjalankan fungsi DPRD yakni fungsi, legislasi, anggaran, dan pengawasan dari atau hanya sebagai pelengkap kuota pemenuhan kuota perempuan saja.

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019. Kedua, untuk mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dengan subjek penelitian, observasi untuk melakukan pengamatan terkait dengan objek dan subjek penelitian, dan dokumentasi berupa laporan, data-data yang berkaitan dengan Peran Anggota Legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil bahwa peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD yaitu pertama, Anggota Legislatif Ni Wyn Sri Pradiyanti dalam menjalankan fungsi DPRD kurang terlibat dalam menjalankan fungsi DPRD yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan. Hal ini dapat dilihat dalam presensi rapat-rapat yang telah dilaksanakan dan kurang menguasai tugas utama DPRD. Kedua, Galuh Nurdiyah apabila dilihat dari hasil pengolahan presensi dalam rapat-rapat yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi DPRD dapat dikatakan terlibat karena jumlah kehadiran dalam rapat sangat tinggi daripada tingkat ketidakhadiran dalam rapat Nmun, belum memaksimalkan fungsi DPRD. Salah satu penilaian yang digunakan untuk mengukur peran DPRD perempuan dalam menjalankan 3 fungsi DPRD dapat dilihat dari tingkat kehadiran dalam rapat paripurna baik itu, dalam pembahasan Raperda, Anggaran, LKPJ, dll. Karena dengan demikian, dapat diketahui keterlibatan karena dalam rapat-rapat yang telah dilaksanakan merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan dalam menyampaikan aspirasi masyarakat dan dari rapat-rapat paripurna juga penentuan keputusan untuk dijadikan sebagai peraturan daerah.

Dalam proses pelaksanaan fungsi DPRD oleh anggota legislatif perempuan di DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019. Kedua anggota legislatif perempuan yang duduk di parlemen sebagai wakil rakyat. Telah menjalankan ketiga fungsi utama DPRD yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan. Namun, belum maksimal sehingga penting untuk meningkatkan kemampuan maupun kapabilitas agar dapat memaksimalkan fungsi yang di jalankan.


(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... ... iv

HALAMAN MOTTO... ... vii

KATA PENGANTAR... ... viii

SINOPSIS... ... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 6

3. Tujuan Penelitian ... ... 7

3.1Tujuan Penelitian ... 7

4. Manfaat Penelitian ... 7

4.1Manfaat Teoritis ... 7

4.2Manfaat Praktis ... 7

5. Kerangka Dasar Teori ... 8

5.1Representasi Politik Perempuan ... 8

5.1.1 Representasi Perempuan Dalam Politik ... 9

5.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Representasi Politik Perempuan ... 1 2 5.2Lembaga Legislatif (DPRD) ... 14

5.2.1 Legislatif (DPRD) ... 14

5.2.2 Fungsi DPRD ... 15

5.2.3 Hak dan Kewajiban DPR ... 17

5.3Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD ... 18

5.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD ... 20

6. Definisi Konseptual ... 22

6.1Representasi Politik Perempuan ... 22

6.2Fungsi DPRD ... 23

6.3Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD ... 23

7. Definisi Operasional ... 23

7.1 Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD ... 24

7.1.1 Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi Legislasi ... 24

7.1.2 Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi Anggaran ... 24

7.1.3 Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi Pengawasan ... 24


(13)

xii

7.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi DPRD Perempuan dalam Menjalankan

Fungsi Lembaga Legislatif ... 25

7.2.1 Faktor Pendukung ... 25

7.2.2 Faktor Penghambat ... 25

8. Metode Penelitian ... 25

8.1Jenis Penelitian... 26

8.2Lokasi Penelitian ... 26

8.3Sumber Data... 26

8.4Teknik Pengumpulan Data ... 27

8.5Unit Analisis ... 29

8.6Analisa Data ... 29

BAB II DESKRIPSI WILAYAH ... 31

1. Profil Kabupaten Lombok Utara ... 31

1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Lombok Utara ... 31

1.2.Gambaran Demografis Kabupaten Lombok Utara ... 33

1.3.Peta Wilayah Kabupaten Lombok Utara ... 35

2. Kondisi Sosial dan Politik Kabupaten Lombok Utara ... 35

2.1. Perolehan Suara Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019 ... 35

2.2.Perolehan Kursi Masing-Masing Partai Politik ... 36

2.3.Fraksi-Fraksi DPRD Kabupaten Lombok Utara ... 37

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019 . ... 39

3.1. Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019 ... 39

Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Lombok Utara ... 40

3.1.1. Pimpinan DPRD ... 40

3.1.2. Komisi DPRD Kabupaten Lombok Utara ... 40

3.1.3. Badan-Badan DPRD Kabupaten Lombok Utara ... 42

3.1.3.1.Badan Anggaran ... 42

3.1.3.2.Badan Musyawarah ... 43

3.1.3.3.Badan Legislasi ... 44

3.1.3.4.Badan Kehormatan Dewan ... 46

4. Profil Anggota Legislatif Perempuan Kabupaten Lombok Utara ... 47

4.1. Dra. Ni Wyn Sri Pradiyanti ... 47

4.2.Hj. Galuh Nurdiyah ... 48

BAB 111 PERAN ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM MENJALANKAN FUNGSI DPRD DI KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2014-2019 ... 50

1. Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD ... 50

1.1. Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi Legislasi ... 52

1.1.1. Pembuatan Perda dan Jumlah Perda yang Dihasilkan ... 52

1.1.2. Keselarasan Perda dengan Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat ... 63

1.1.3. Tingkat Kehadiran Dalam Rapat Paripurna Raperda dan Penetapan Perda ... 66 1.2. Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi Anggaran 76


(14)

xiii

1.2.1. Proses Penyusunan APBD ... 76

1.2.2. Tingkat Kehadiran Dalam Rapat Pembahasan Anggaran ... 79

1.3.Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi Pengawasan ... 84

1.3.1. Proses Pelaksanaan Fungsi Pengawasan ... 84

1.3.2. Tingkat Kehadiran Dalam Rapat Pembahasan LKPJ Oleh Eksekutif (kepala Daerah) ... 89

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD ... 93

2.1. Faktor Pendukung ... 93

2.1.1. Kualitas Anggota ... 93

2.1.2. Tingkat Pendidikan ... 93

2.2. Faktor Penghambat ... 95

2.2.1. Budaya Patriarki... 95

2.2.2. Peran Ganda Perempuan (Mengurusi Rumah Tangga dan Menjalankan Fungsi DPRD) ... 97

BAB IV PENUTUP ... 100

1. Kesimpulan ... 100

1.1. Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019 ... 100

1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019 ... 102

2. Saran ... 104

Lampiran ... 106


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Anggota Legislatif Perempuan DPR RI ... 3

Tabel 2. Jumlah DPRD Perempuan di Kabupaten Lombok Utara ... 4

Tabel 3. Luas Kabupaten Lombok Utara Per Kabupaten ... 32

Tabel 4. Jumlah Dusun di Kabupaten Lombok Utara Per Kecamatan ... 32

Tabel 5. Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Lombok Utara ... 33

Tabel 6. Jumlah Penduduk Tahun 2015 Per Kecamatan ... 34

Tabel 7. Jumlah Penduduk Tahun 2016 Per Kecamatan ... 34

Tabel 8. Perolehan Suara Anggota DPRD Tahun 2014-2019 ... 36

Tabel 9. Jumlah Perolehan Kursi Masing-Masing Partai Politik ... 37

Tabel 10. Fraksi Golongan Karya ... 37

Tabel 11. Fraksi Demokra ... 38

Tabel 12. Fraksi Merah Putih... 38

Tabel 13. Fraksi Perjuangan Kebangkitan Nasional ... 38

Tabel 14. Fraksi Hanura ... 38

Tabel 15. Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019 ... 39

Tabel 16. Komisi I ... 40

Tabel 17. Komisi II ... 41

Tabel 18. Komisi III ... 41

Tabel 19. Anggota Badan Anggaran ... 43

Tabel 20. Anggota Badan Musyawarah ... 44

Tabel 21. Anggota Badan Legislasi ... 46

Tabel 22. Anggota Badan Kehormatan Dewan ... 47

Tabel 23. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014 ... 60

Tabel 24, Pearturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ... 61


(16)

xv

Tabel 26. Jumlah Perda dan Raperda yang Dihasilkan ... 63 Tabel 27. Kegiatan Reses DPRD Kabupaten Lombok Utara tahun 2014 ... 64 Tabel 28. Daftar Hadir Dua Anggota Legilatif Perempuan dalam Pembahasan

Raperda Hingga Penetapan Perda tahun 2015-2016 ... 68 Tabel 29. Daftar Hadir Dua DPRD Perempuan dalam Rapat pembahasan Anggaran .. 79 Tabel 30. Rapat Intern Komisi III ... 85 Tabel 31. Daftar Hadir Dua DPRD Perempuan dalam Rapat pembahasan LKPJ Oleh Eksekutif

... 89 Tabel 32. Indikator Pengukuran Anggota Legislatif Perempuan Dalam


(17)

(18)

(19)

SINOPSIS

Peran Anggota Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD Di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019. beranjak dari sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan di Lembaga DPRD Kabuapaten Lombok Utara yakni hanya dua orang anggota legislatif perempuan sehingga dengan didominasi oleh kaum laki-laki apakah perempuan yang duduk di DPRD turut memberi kontibusi yang besar melalui keputusan yang dihasilkan yang berdasarkan aspirasi masyarakat. Disamping itu, dengan jumlah keterwakilan yang sedikit apakah dua DPRD Perempuan mampu menjalankan fungsi DPRD yakni fungsi, legislasi, anggaran, dan pengawasan dari atau hanya sebagai pelengkap kuota pemenuhan kuota perempuan saja.

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019. Kedua, untuk mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dengan subjek penelitian, observasi untuk melakukan pengamatan terkait dengan objek dan subjek penelitian, dan dokumentasi berupa laporan, data-data yang berkaitan dengan Peran Anggota Legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil bahwa peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD yaitu pertama, Anggota Legislatif Ni Wyn Sri Pradiyanti dalam menjalankan fungsi DPRD kurang terlibat dalam menjalankan fungsi DPRD yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan. Hal ini dapat dilihat dalam presensi rapat-rapat yang telah dilaksanakan dan kurang menguasai tugas utama DPRD. Kedua, Galuh Nurdiyah apabila dilihat dari hasil pengolahan presensi dalam rapat-rapat yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi DPRD dapat dikatakan terlibat karena jumlah kehadiran dalam rapat sangat tinggi daripada tingkat ketidakhadiran dalam rapat Nmun, belum memaksimalkan fungsi DPRD. Salah satu penilaian yang digunakan untuk mengukur peran DPRD perempuan dalam menjalankan 3 fungsi DPRD dapat dilihat dari tingkat kehadiran dalam rapat paripurna baik itu, dalam pembahasan Raperda, Anggaran, LKPJ, dll. Karena dengan demikian, dapat diketahui keterlibatan karena dalam rapat-rapat yang telah dilaksanakan merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan dalam menyampaikan aspirasi masyarakat dan dari rapat-rapat paripurna juga penentuan keputusan untuk dijadikan sebagai peraturan daerah.

Dalam proses pelaksanaan fungsi DPRD oleh anggota legislatif perempuan di DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019. Kedua anggota legislatif perempuan yang duduk di parlemen sebagai wakil rakyat. Telah menjalankan ketiga fungsi utama DPRD yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan. Namun, belum maksimal sehingga penting untuk meningkatkan kemampuan maupun kapabilitas agar dapat memaksimalkan fungsi yang di jalankan.


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Ruang gerak perempuan dalam dunia politik masih sangat minim terutama di Indonesia, mengingat masih kentalnya nilai patriarki, kesempatan perempuan untuk menjadi politisi dibatasi karena persepsi masyarakat mengenai pembagian peran laki-laki dan perempuan, dimana peran perempuan hanya dilingkup dapur, anak, kasur, dan urusan rumah tangga lainnya. sedangkan, laki-laki dianggap lebih mampu dalam dunia politik karena lebih tegas dan mampu dalam memimpin.

Pemikiran ini jelas sangat membatasi perempuan untuk berperan aktif dalam dunia politik disamping itu, rendahnya dorongan dari partai politik kurang memberikan peluang kepada kaum perempuan sehingga dianggap tidak peka gender mengakibatkan kaum perempuan merasa di intimidasi dan diremehkan. Untuk meningkatkan keterwakilan perempuan di bidang politik banyak digaungkan oleh aktivis perempuan karena dengan adanya perempuan di lembaga eksekutif maupun legislatif diharapkan mampu mewakili aspirasi kaum perempuan di indonesia baik tingkat Pusat maupun Daerah.

Posisi keterwakilan politik perempuan di indonesia baru 17,8 persen, dalam konteks global jauh dibawah negara-negara lain. Sepuluh negara terbesar tingkat keterwakilan politik perempuan antara lain Rwanda (56,3%), Andorra (50%), Kuba (45,2%), Swedia (44,7%), Republik Seychelles (43,8%), Finlandia


(21)

(42,5%), Afrika Selatan (42,3%), belanda (40,7%), Nikarugua (40,2%) dan Islandia (39,7%) (Suwarko, 2014: 244-245)

Representasi perempuan dalam kancah politik di Indonesia masih sangat jauh dari ekspektasi yang selama ini banyak digaungkan oleh para aktivis perempuan, LSM, Akademisi dalam memperjuangkan kesetaraan gender di Daerah, isu kesetaraan gender tidak hanya mengusung perempuan untuk partisipatif dalam dunia politik tetapi juga untuk menuntut perubahan atas posisi perempuan yang selama ini menempatkan perempuan sebagai alat pemuas hasrat seksual sehingga sering sekali muncul isu-isu yang mengintimidasi kaum perempuan seperti poligami, pemerkosaan, kekerasan rumah tangga, pelacuran dll.

Dengan dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD, dan DPRD yang didalamnya memuat tentang kuota pemenuhan perempuan pada lembaga legislatif sebanyak 30% sehingga dengan diberlakukannya kuota 30% terhadap perempuan dalam bidang politik diharapkan mampu mewakili aspirasi kaum perempuan dalam parlemen di indonesia. Selanjutnya UU No. 10 thn 2008 digantikan dengan UU No. 8 tahun 2012 yang memuat hal yang sama. Hal tersebut merupakan upaya pemerintah dalam bidang politik terutama untuk pencapaian kesetaraan gender. Meskipun demikian, ruang gerak perempuan dalam panggung politik masih jauh dari keadilan dan kesetaraan.

Apabila dianalisis secara kuantitatif representasi perempuan di lembaga legislatif masih naik turun sejak pemilu tahun 1955-2014. Untuk lebih jelasnya,


(22)

dibawah ini di paparkan tabel keterwakilan perempuan di DPR RI (Andriana, 2012: 32):

Tabel 1. Jumlah Anggota Legislatif Perempuan DPR RI

Periode Perempuan Laki-Laki

1955-1956 17 (6,3%) 272 (93,7%) Konstituante

1955-1959

25 (5,1%) 488 (94,9%) 1971-1977 36 (7,8%) 460 (92,2%) 1982-1987 29 (6,3%) 460 (93,7%)

1987-1992 65 (13%) 500 (87%)

1992-1997 62 (12,5%) 500 (87,5%) 1997-1999 54 (10,8%) 500 (89,2%)

1999-2004 46 (9%) 500 (91%)

2004-2009 61 (11,09%) 489 (88,9%)

2009-2014 103 (18%) 457 (82%)

Sumber: diolah dari data berbagai sumber (KPU, WRI, dan Puskapol UI) Selain rendahnya ketewakilan perempuan ditingkat pusat juga dialami oleh daerah-daerah di indonesia salah satunya seperti di Nusa Tenggara Barat yang terbilang masih sangat minim peran perempuan dalam bidang politik, pada pemilu 2009-2014 jumlah anggota DPRD perempuan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 6 atau sekitar 10,9% dari 55 orang anggota DPRD yang terpilih. Sedangkan, pada pemilu 2014-2019 keterwakilan perempuan di DPRD Provinsi NTB sama dengan pemilu sebelumnya yaitu 6 orang dari 65 DPRD yang terpilih (Khaerani, 2014: 224)

Pada tingkat Kabupaten/Kota salah satunya Kabupaten Lombok Utara yang terbilang Daerah yang baru berkembang dan masih sangat muda ketika pemilu 2009 masih tergabung dengan Kabupaten Lombok Barat DPRD Kabupaten Lombok Utara terbentuk pada tahun 2010, jumlah anggota DPRD


(23)

perempuan di Kabupetan Lombok Utara pada saat itu sangat jauh dari harapan, artinya sedikit sekali keterwakilan perempuan di Kabupaten Lombok Utara. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dipaparkan Tabel untuk menunjukkan keterwakilan perempuan di DPRD Kabupaten Lombok Utara.

Tabel 2. Jumlah DPRD Perempuan di Kabupaten Lombok Utara (KLU) Pemilu Jumlah Anggota DPRD

KLU

Jumlah Anggota DPRD Perempuan KLU

Presentase

2010-2014 25 1 4,00%

2014-2019 30 2 6,6%

Sumber: diolah dari website Kabupaten Lombok Utara

Dari tabel diatas, Sangat jelas terlihat kesenjangan jumlah yang cukup jauh antara laki-laki dan perempuan, pada pemilu 2010-2014 hanya ada 1 (satu) anggota dari 25 Caleg yang terplih yaitu Ni Wayan Sri Pradianti dari partai Demokrat (Khaerani, 2014: 136).

Selanjutnya, pada pemilu 2014-2019 Kabupaten Lombok Utara mendapat 2 anggota DPRD Perempuan dari 30 anggota DPRD yang terpilih. Dua anggota DPRD perempuan yang terpilih diantaranya; Hj. Galuh Nurdiyah dan Dra. Ni Wayan Sri Pradianti kedua anggota terpilih dari partai Demokrat.

Asumsi masyarakat yang masih kental terhadap nilai patriarki di Kabupaten Lombok Utara menjadi salah satu faktor rendahnya keterwakilan perempuan di Legislatif, latar belakang pendidikan juga berpengaruh terhadap kurangnya representasi perempuan di lembaga DPRD Kabupaten Lombok Utara. Terlepas dari pemenuhan kuota perempuan di lembaga parlemen sebesar 30%,


(24)

namun kesadaran akan keterwakilan perempuan diparlemen kurang dipahami oleh masyarakat luas.

Dengan diberlakukannya syarat pemilihan umum yang mengharuskan keterwakilan perempuan sebesar 30%, hal ini dapat mengakibatkan partai politik hanya sekedar untuk memenuhi syarat kuota 30 % untuk perempuan agar dapat ikut melaksanakan pemilu tanpa mempertimbangkan kualitas dari perempuan yang akan duduk sebagai wakil rakyat di parlemen.

Mengingat Kabupaten Lombok Utara merupakan daerah yang baru pemekaran dengan usia yang masih muda yakni 8 tahun, banyak sekali permasalahan yang terdapat di Kabupaten Lombok Utara terkait kaum perempuan dan masyarakat luas seperti, masih tingginya jumlah tenaga kerja wanita (TKW) yang keluar negeri, tingginya angka pernikahan dini dikalangan perempuan, rendahnya tingkat pendidikan.

Sulitnya mendapat pekerjaan di daerah sendiri sehingga mendorong masyarakat Kabupaten Lombok Utara mencari pekerjaan di negera lain seperi, Malaysia, Arab Saudi, Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea dll. Dari data BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat sebanyak 44,054 warga NTB yang bekerja di luar negeri, yang terdiri dari laki-laki berjumlaah 29,499 orang dan perempuan sebanyak 14,485 orang. Dari jumlah tersebut Kabupaten Lombok Utara mengirim tenaga kerja luar negeri sebanyak 818, terdiri dari laki-laki sebanyak 642 dan perempuan sebanyak 176 orang (Sulaiman, 2015:134).


(25)

Dengan di dominasi oleh kaum laki-laki apakah keterwakilan perempuan di DPRD turut memberi kontribusi yang besar terhadap Kabupaten Lombok Utara yang tergolong daerah baru pemekaran atau hanya sebagai pelengkap pemenuhan kuota keterwakilan perempuan saja.

Dengan adanya permasalah di Daerah kedudukan lembaga DPRD menjadi sangat penting dalam pengambilan keputusan terkait masalah yang ada, yang menjadi fokus dalam skripsi ini adalah peran politisi perempuan dalam menjalankan fungsi lembaga legislatif di DPRD Kabupaten Lombok Utara, sejauhmana kontribusi DPRD Perempuan di Kabupaten Lombok Utara mengingat hanya ada 2 orang anggota perempuan di DPRD.

2. RUMUSAN MASALAH

Skripsi ini akan membahas masalah yang berkaitan dengan peran politisi perempuan dalam menjalankan fungsi legislatif di DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU). Dari latar belakang masalah diatas, dapat diambil sebuah rumusan masalah yakni:

1. Bagaimana Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019?

2. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019?


(26)

3. TUJUAN PENELITIAN

3.1Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran Anggota Legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019. 4. MANFAAT PENELITIAN

4.1Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga legislatif Di Kabupaten Lombok Utara.

2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan tentang kesetaraan Gender khususnya pada Anggota Legislatif Perempuan. 4.2 Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada pembaca khususnya peneliti.

2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada pimpinan DPRD dalam rangka pengambilan keputusan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja anggota DPRD Perempuan di Kabupaten Lombok Utara.

3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan sumbangan ide-ide kepada Partai Politik yang ada di Kabupaten Lombok


(27)

Utara dalam hal rekritmen anggota partai khususnya pengajuan calon legislatif pada pemilu selanjutnya untuk memperhatikan kualitas daripada Caleg perempuan.

4. Tulisan ini diharapkan mampu memberikan kontibusi kepada Politisi Perempuan, Aktivis Perempuan, LSM, serta masyarakat Kabupaten Lombok Utara mengenai peran DPRD perempuan dalam menajalankan fungsinya Tahun 2014-2019.

5. KERANGKA DASAR TEORI

Kerangka teori adalah teori-teori yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yang berfungsi untuk menjelaskan masalah yang diteliti sehingga lebih jelas, dan sistematis. dalam penelitian ini penulis menggunakan kerangka dasar teori sebagai berikut:

5.1Representasi Politik Perempuan

Menurut Wahlke dkk.,( 1962) (dalam Richard S. Katz dan William Crotty (2014:68) terdapat lima modus representasi. pertama, pencerminan deskriptif karakteristik demografi. Kedua, distribusi pendapat bukan karakteristik pribadi yang harus dicerminkan. Kedua modus ini representasi berarti mewakili dan diwakili. Ketiga, memahami representasi bertintak untuk yang diwakili. Ketiga dan keempat, berkaitan dengan perbedaan klasik antara perwakilan sebagai delegasi dan perwakilan sebagai wali amanat. Kelima, bertindak untuk yang diwakili.


(28)

Menurut Richard S. Katz dan Wiliam Crotty (2014:67) mengatakan bahwa representasi demografis merupakan hal yang sangat penting dalam teori demokrasi. Artinya parlemen harus mengambil langkah afirmatif, seperti penerapan kuota etnis atau jenis kelamin untuk posisi jabatan publik. Penerapan kuota entis maupun jenis kelamin yang dimaksud adalah sebagai perwakilan dari etnis atau jenis kelamin (perempuan dan laki-laki) yang diwakili. Seperti, wakil perempuan maka representasi perempuan penting untuk dilakukan ketika yang diwakili (perempuan) merasa dirugikan atau intimidaasi sehingga dengan adanya keterwakilan perempuan dalam parlemen dapat bertindak secara langsung teradapat perempuan-perempuan yang diwakilinya.

5.1.1 Representasi Perempuan Dalam Politik

Representasi perempuan merupakan keterwakilan rakyat yang di wakili oleh perempuan yang di pilih melalui mekanisme tertentu, Yang bertujuan untuk menampung aspirasi yang diwakilinya (perempuan). Sebelum membahas lebih jauh mengenai representasi perempuan terlebih dahulu akan dibahas isu menarik yang erat kaitannya dengan representasi perempuan yakni kesetaraan gender. Berbicara tentang kesetaraan gender tidak terlepas dari representasi perempuan diparlemen, karena salah satu tujuan adanya representasi perempuan di parlemen dapat mewujudkan kesetaraan gender.

Istilah „gender’ pertama kali di perkenalkan oleh Robet Stoller


(29)

pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis. Sedangkan, menurut Oakley (1972) dalam Sex, Gender and Sociaty berpendapat bahwa gender merupakan behavioral differences (perbedaan perilaku) antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial, yakni perbedaan yang bukan ketentuan tuhan melainkan diciptakan oleh manusia (bukan kodrat) melalui proses sosial dan kultural yang panjang (Nugroho, 2008: 2-3).

kesetaraan gender merupakan kesamaan hak bagi laki-laki dan perempuan dalam memperoleh hak-haknya sebagai manusia misalnya hak di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, maupun politik. Kesetaraan gender muncul ketika adanya ketimpangan gender atau ketidakadilan gender. Adapun bentuk-bentuk ketidakadilan gender diantaranya marginalisasi, subordinasi, streotipe, violence, dan beban kerja (Nugroho, 2008: 9-16).

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 12 tahun 2003

tentang “pemilihan Umum” dalam pasal 65 ayat 1 menyatakan bahwa “setiap partai politik pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR,

DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan

sekurang-kurangnya 30%”. hal yang sama juga dicantumkan dalam Undang-Undang No. 10 tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,

DPD dan DPRD pasal 25 mengatakan bahwa “daftar bakal calon


(30)

keterwakilan perempuan”. Pada tahun 2012 UU No. 10 Tahun 2008 diganti dengan UU No. Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD, dan DPRD memuat hal yang sama dengan UU sebelumnya (Azis, 2013: 113).

Hal ini merupakan salah satu upaya seluruh pihak seperti, Pemerintah, LSM, Akademisi, Aktivis Perempuan dsb. untuk melibatkan perempuan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan adanya perempuan di lembaga legislatif diharapkan mampu mewujudkan kesetaraan gender dan mencegah terjadinya ketimpangan atau ketidakadilan gender di Indonesia.

Menurut Nur Imam Subono (Subono, 2009:40), ada empat alasan representasi perempuan dalam politik yaitu:

a. pertama, berkenaan dengan keadilan dan kesetaraan yang dengan jelas dicantumkan dalam konstitusi ataupun konferensi beijing. Disamping itu, apabila dilihat dari segi jumlah antara perempuan dan laki-laki berimbang sehingga tidak adil jika representasi perempuan dalam lembaga legislatif diparlemen hanya berjumlah sekitar 11,6%.

b. kedua, woman interest, kaum laki-laki harus menyadari bahwa tidak semua kepentingan dapat diwakili. Banyak sekali isu-isu yang sifatnya spesifik dan hanya bisa direpresentasikan oleh perempuan.


(31)

c. Ketiga, perempuan membuat perbedaan artinya perubahan politik mempunyai dampak yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan.

d. Keempat, pentingnya perempuan untuk dijadikan panutan.

Menurut Latifah Iskandar (Anggota Fraksi PAN DPR RI) keterwakilan perempuan dalam parlemen menjadi penting karena terdapat dua hal (Lestari, 2015:22-23) yaitu: (1), keterwakilan ide/gagasan. (2), keterwakilan keberadaan (eksistensi) yang mempunyai dua jenis yaitu pertama, tidak dapat diwakilkan kepada selain perempuan, sehingga komposisi keterwakilan perempuan sama dengan perempuan yang diwakili. Kedua, perempuan harus diwakili oleh perempuan juga, karena yang lebih mengetahui tentang kebutuhan perempuan adalah perempuan itu sendiri. Contoh kasus: perdagangan perempuan dan pemerkosaan. Dalam hal tersebut, perempuan lebih dapat memiliki rasa empati kepada kondisi kaumnya sendiri karena sama-sama perempuan.

5.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Representasi Perempuan Dalam Politik

Faktor-faktor yang mempengaruhi reprentasi perempuan di parlemen (Azis, 2013:129-132)


(32)

Faktor budaya merupakan salah satu penyebab dari minimnya representasi perempuan di politik, hal ini dikarenakan kuatnya ideologi patriarki yang melekat pada masyarakat sehingga seringkali masyarakat beranggapan bahwa dunia perpolitikan hanya pantas untuk laki-laki. Disamping itu, asumsi masyarakat yang beranggapan bahwa politik sarat akan kelicikan, kasar, dan kejam. Sehingga peran laki-laki didalam dunia politik lebih tepat dibandingkan dengan perempuan.

b. Peran partai politik

Dengan berlakunya sistem multipartai di Indonesia membuka kesempatan untuk perempuan terlibat dalam dunia politik. Dengan adanya perempuan di legislatif masyarakat meletakkan harapan kepada legeslatif perempuan agar mampu berperan aktif dalam mewujudkan hasil nyata brupa produk peraturan/perundang-undangan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat khususnya kaum perempuan.

c. Sistem pemilu

Disamping dua faktor yang telah disebutkan di atas, faktor sistem pemilu juga menjadi salah satu penyebab ketimpangan gender hal ini dapat dilihat dari strategi penempatan bakal calon yang cenderung banyak merugikan perempuan berupa fakta empirik yang hampir semua bakal calon legislatif perempuan menempati urutan akhir.


(33)

5.2Lembaga Legislatif (DPRD) 5.2.1 Legislatif (DPRD)

Badan legislatif ialah perwakilan rakyat yang berwenang untuk menentukan kebijakan umum dan membuat undang-undang. Adapun fungsi dari badan legislatif (Budiarjo, 2008: 322-325) yaitu:

1. Fungsi legislasi, Menentukan kebijakan dan membuat undang-undang. Untuk itu badan legislatif diberi hak inisiatif, hak yang mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh pemerintah dalam bidang budget atau anggaran. 2. Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga agar semua

tindakan badan eksekutif sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam menyelenggarakan tugas ini badan perwakilan rakyat diberi hak-hak kontrol khusus.

3. Fungsi lainnya, selain dua fungsi yang telah dijelaskan diatas badan legislatif membuka ruang untuk seluruh pihak dalam menyampaikan pendapatnya tentang aneka ragam pandangan yang berkembang dalam masyarakat.

Menurut Inu Kencana Syafiie (2013: 206) Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga yang disebut palemen berasal dari kata parle yang berarti menyuarakan hati nurani rakyat artinya setelah mengartikulasikan dan mengagregasikan kepenting


(34)

an rakyat, mereka harus membicarakan dalam sidang parlemen kepada pemerintah yang berkuasa.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga yang menyerap aspirasi masyarakat di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

5.2.2 Fungsi DPRD

Dalam UU No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD terdapat 3 fungsi dari DPR termaktub dalam pasal 69 yaitu, legislasi, anggaran, dan pengawasan.

a. Legislasi merupakan fungsi yang dilaksanakan oleh dewan perwakilan rakyat dalam membuat undang-undang. Proses ini berlangsung sesuai dengan aspirasi atau aturan yang dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

menurut Burns (Amikawati, 2008: 56) menyebutkan bahwa: peran utama anggota dewan sebagai pembuat undang-undang (peraturan perundang-undangan), anggota dewan dipengaruhi oleh: pertama, bagaimana mereka merasakan persoalan utama bangsa dan apa yang dapat dilakukan dengan persoalan tersebut; kedua, bagaimana mereka merespons kepentingan-kepentingan konstituen; ketiga, bagaimana mereka mengikuti usulan-usulan dari kolega, staf, presiden dan lobi-lobi.


(35)

b. Fungsi anggaran, merupakan fungsi yang dilaksanakan oleh DPR sebagai wakil rakyat, yang memiliki wewenang dalam pengeluaran dan pemasukan uang rakyat. Disamping itu DPR juga memiliki wewenang dalam mengubah atau merivisi walaupun telah diajukan oleh eksekutif.

c. Fungsi pengawasan, fungsi yang dilakukan oleh DPR dalam rangka melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang telah dikeluarkan. Dalam hal ini DPR mengawasi lembaga eksekutif dan yudikatif sebagai pelaksana kebijakan.

Dari pelaksanaan ketiga fungsi tersebut secara ideal dapat melahirkan output (Kartiwa, hal:7) sebagai berikut:

a. Perda-Perda yang aspiratif dan responsif. Artinya perda yang telah dihasilkan dapat mengakomodasi tuntutan, kebutuhan, dan harapan rakyat. Hal itu tidak mungkin terwujud apabila mekanisme penyusunan peraturan daerah bersifat eksklusif dan tertutup. Untuk itu, mekanisme penyusunan Perda dituangkan dalam Peraturan Tata Tertib DPRD harus dibuat sedemikian rupa agar mampu menampung aspirasi rakyat secara optimal.

b. Anggaran belanja daerah (APBD) yang efektif dan efisien, serta terdapat kesesuaian yang logis antara kondisi kemampuan keuangan daerah dengan keluaran (output) kinerja pelayanan masyarakat.


(36)

c. Terdapatnya suasana pemerintahan daerah yang transparan dan akuntabilitas, baik dalam proses pemerintahan maupun dalam penganggaran.

5.2.3 Hak dan Kewajiban DPR

Untuk menjamin pelaksanaan tugas-tugasnya, DPR diberi berbagai hak dan kewajiban oleh UUD 1945 (Syaffie, 2013: 206) yaitu:

a. Hak petisi (untuk mengajukan pertanyaan bagi setiap anggota) b. Hak budget (untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja

negara/daerah)

c. Hak interpretasi (untuk meminta keterangan terutama pada eksekutif)

d. Hak amandemen (untuk mengadakan perubahan peraturan)

e. Hak angket ( untuk mengadakan penyelidikan karena diduga terlibat kasus)

f. Hak inisiatif (untuk mengajukan rancangan undang-undang) g. Hak prakarsa

h. Hak untuk mengajukan pernyataan pendapa

Adapun kewajiban DPRD yaitu (Syafiie, 2013:206): a. Mempertahankan pancasila

b. Menyusun anggaran pendapatan dan belanja negara/daerah c. Memperhatikan aspirasi masyarakat.


(37)

5.3Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD

Menurut Tangkilisan (2005:46-47) Peran DPRD adalah sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah, yang melaksanakan fungsi legislatif sepenuhnya sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat daerah, dan berkedudukan sejajar sebagai mitra pemerintah daerah serta bukan bagian.

Sedangkan, menurut Rasyid, dkk (47) peran DPRD dalam politik penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan unsur pelaksanaan asas desentralisasi. Ditilik dari sudut politik, kebijakan untuk mendesentralisasikan sejumlah urusan administrasi pemerintah ini merupakan suatu langkah strategis yang tidak bisa dibiarkan berdiri sendiri, karena pelaksanaan penyerahan urusan tertentu kepada daerah merupakan tanggung jawab bersama antara dua komponen pemerintah daerah (Undang-Undang No.5 tahun 1974), yaitu kepala daerah dan DPRD (Tangkilisan, 2005: 47).

Menurut Thaib (2000: 44-64) legislatif dalam ketatanegaraan Indonesia memiliki empat peran utama, (Tangkilisan, 2005: 48) yaitu:

a. Peran dalam pembuatan dan fungsi pokok legislatif;

b. Peran dalam pembuatan anggaran pendapatan dan belanja pemerintah; c. Peran pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan

oleh eksekutif;

d. Peran sebagai wakil rakyat yang berfungsi dalam menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat.


(38)

Peran DPRD dalam mewujudkan fungsi legislatif (Kartiwa, Hal:5) yaitu:

a. Regulator, mengatur seluruh kepentingan daerah, baik yang termasuk urusan-urusan rumah tangga daerah (otonomi) maupun urusan-urusan pemerintah pusat yang diserahkan pelaksanaannya ke daerah (tugas pembantuan);

b. Policy making, merumuskan kebijakan pembangunan dan perencanaan program-program pembangunan di daerahnya;

c. Budgeting, perencanaan anggaran daerah (APBD).

Sebagai perwakilan dari rakyat daerah, DPRD memilih dua peran (Rajab, 2016: 4-5), yakni:

a. Pertama, sebagai badan legislatif dalam arti perwakilan rakyat (a

representative assembly), yang dipilih untuk menghubungkan

kepentingan konstituen dengan kebijakan yang akan diambil penguasa dan juga sebagai lembaga pembuat peraturan daerah (a law making institution). DPRD memiliki fungsi legislasi yang legitimate untuk mewakili rakyat beserta kehendak-kehendak rakyat guna dituangkan dalam kebijakan yang nantinya dibahas dengan kepala daerah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.

b. Kedua, apabila fungsi legislasi dapat berjalan dengan baik maka akan mendukung pula berjalannya kedua fungsi DPRD yang lain yaitu fungsi anggaran dan fungsi pengawasan.


(39)

Peran DPRD dalam melaksanakan fungsi lembaga DPRD menempatkan diri selaku kekuasaan penyeimbang yang mengimbangi dan melakukan kontrol terhadap pihak eksekutif di daerah (Kepala Daerah, dan jajaran Pemerintah Daerah). Peran ini diwujudkan dalam fungsi-fungsi (Kartiwa, Hal:5-6) berikut:

a. Representation, mengartikulasikan keprihatinan, tuntutan, harapan, dan melindungi kepentingan rakyat ketika kebijakan dibuat, sehingga DPRD

senantiassa berbicara atas “nama rakyat”;

b. Advokasi, agregasi aspirasi yang komprehensif dan memperjuangkannya

melalui negosiasi kompleks dan sering alot, serta tawar-menawar politik yang sangat kuat. Hal ini wajar mengingat aspirasi masyarakat mengandung banyak kepentingan atau tuntutan yang terkadang berbenturan satu sama lain. Tawar menawar politik dimaksudkan untuk mencapai titik temu dari berbagai kepentingan.

c. Administrativ oversight, menilai atau menguji dan berusaha mengubah tindakan-tindakan dari badan eksekutif.

5.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD

Ndraha (1997) mangatakan bahwa dalam menjalankan peran sebagai anggota legislatif, pilihan maupun tindakan sesorang akan banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kebudayaan, misalnya keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Oleh karena itu,


(40)

peran yang dijalankan oleh orang yang satu dengan yang lainnya akan berbeda, tergantung pada lingkungan sosial budaya tempat seseorang itu berasal (Tangkilisan, 2005: 48).

Sedangkan, menurut Robert Fried mengemukakan bahwa ada sepuluh faktor yang mempengaruhi berfungsinya lembaga legislatif secara optimal, yaitu informasi, keahlian, kekuatan sosial, popularitas, legitimasi, kepemimpinan, kekerasan, peraturan, kekuatan ekonomi, sumber daya manusia, dan jabatan politis (Tangkilisan, 2005: 44).

Thaib (2000) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi peran yang dilakukan oleh badan legislatif dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Tangkilisan, 2005: 54) sebagai berikut:

1. Faktor internal

a. Peraturan tata tertib dari lembaga legislatif yang sering kali penuh dengan pertarungan kepentingan untuk menghambat kinerja masing-masing fraksi yang ada;

b. Kualitas anggota legislatif yang dapat diukur dari tingkat pendidikan dan kapasitas lainnya yang secara langsung berpengaruh pada kinerja mereka;

c. Sarana dan prasarana yang diperlukan bagi kelancaran kerja badan legislatif.


(41)

a. Sistem pemilihan umum yang dilakukan;

b. Latar belakang sejarah dan iklim politik yang berlaku;

c. Ada tidaknya hak pemanggilan kembali anggota oleh partai politik yang ada.

Selain faktor-faktor diatas adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD pada lingkungan sosial dan kebudayaan yaitu:

a. Keluarga

b. Golongan agama c. Adat istiadat (patriarki) 6. DEFINISI KONSEPTUAL

Definisi konseptual merupakan pendefisinian konsep-konsep terkait dengan fokus penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan pembatasan pengertian antara konsep yang satu dengan konsep lainnya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dalam penelitian ini terdapat definisi konseptual diantaranya: 6.1Representasi Politik Perempuan

Representasi politik perempuan merupakan keterwakilan perempuan yang dipilih oleh rakyat dalam mekanisme tertentu untuk memperoleh jabatan strategis, yang bertujuan untuk mewakili kaumnya agar terwujudnya kesetaraan gender atau keadilan terhadap perempuan.


(42)

6.2Fungsi DPRD

Fungsi DPRD merupakan lembaga pemerintah yang ada di daerah sebagai wakil rakyat dan pemangku kebijakan serta penyelenggara pemerintah yang memiliki fungsi 3 fungsi yaitu, legislasi, anggaran, dan pengawasan. 6.3Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD

Peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD merupakan jabatan yang ditempati oleh kaum Perempuan untuk mewakili kaum perempuan itu sendiri maupun masyarakat luas yang menduduki jabatan politik sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk melaksanakan 3 fungsinya yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan. Dalam fungsi legislasi erat kaitannya dengan peraturan yang dihasilkan berupa peraturan daerah. Fungsi anggaran berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dalam menyusun anggaran dan belanja daerah bersama Kepala Daerah. Sedangkan, fungsi pengawasan merupakan fungsi yang dilaksanakan oleh lemabaga DPRD dalam mengawasi pelaksanaan Peraturan daerah yang ditetapkan oleh DPRD dan pengawasan dalam melaksanakan perundang-undangan lainnya.

7. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional merupakan indikator yang diperoleh dari teori-teori yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Berikut variabel yang digunakan untuk mengukur peran Politisi Pemermpuan dalam menjalankan fungsi lembaga legislatif di DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019 meliputi:


(43)

7.1Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD 7.1.1 Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi

Legislasi

a. Pembuatan Perda dan jumlah yang dihasilkan

b. Keselarasan Perda dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat c. Tingkat kehadiran dalam rapat pembahasan Raperda dan Penetapan

Perda

7.1.2 Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi Anggaran

a. Proses penyusunan APBD dan keterlibatan anggota legislatif perempuan dalam penetapan APBD

b. Tingkat kehadiran dalam rapat pembahasan anggaran

7.1.3 Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi Pengawasan

a. proses pelaksanaan fungsi pengawasan b. representasi

c. advokasi (memperjuangkan kepentingan dan tuntutan masyarakat) d. menilai dan menguji pihak eksekutif.


(44)

7.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD

7.2.1 Faktor Pendukung

a. Kualitas anggota b. Tingkat pendidikan 7.2.2 Faktor Penghambat

a. Budaya patriarki

b. Peran ganda perempuan (mengurusi urusan rumah tangga dan menjalankan fungsi DPRD

8. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara untuk mencapai gambaran tentang suatu hal yang akan di teliti menggunalan alat-alat tertentu yang dapat menunjang penelitian tersebut. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu, Penelitian Kuantitatif yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan, metode penelitian Kualitatif, penelitian ini menganalisis sebuah fenomena berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan dan bersifat berubah-ubah, sehingga peneliti terlibat dengan apa yang diteliti (Sugiyono, 2014:19).

Dalam menyusun skripsi tentang peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019 peneliti menggunakan metode sebagai berikut:


(45)

8.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang akan mendeskripsikan dan memberikan gambaran terkait Kinerja DPRD Perempuan di Kabupaten Lombok Utara 2014-2019. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan wawancara secara langsung terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data-data terkait obyek yang diteliti.

8.2Lokasi Peneitian

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, penelitian ini dilakukan di DPRD, Kabupaten Lombok Utara- NTB, yang beralamatkan di Jln. Lapangan Supersemar Tanjung. Kode Pos: 83352.

8.3Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, artinya peneliti terlibat secara langsung dengan obyek yang diteliti dengan cara terjun ke lapangan dan melalui wawancara langsung dengan narasumber.

b. Data Sekunder

Sumber tidak langsung yang dapat memberi data kepada peneliti melalui orang lain atau peneliti mengumpulkan data dari buku-buku, jurnal-jurnal, yang dapat dijadikan acuan dalam penelitiannya.


(46)

c. Sumber-sumber lain yang di peroleh melalui pendapat baik secara tertulis maupun lisan yang berkaitan dengan maslah yang diteliti seperti, koran, majalah, seminar, diskusi, dan sebagainya.

8.4Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini (Sugiyono, 2014: 224-225) yaitu:

a. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek diteliti, meskipun tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini pengamatan akan di lakukan di DPRD Kabupaten Lombok Utara. yang bertujuan untuk mengamati proses yang terjadi di lingkungan DPRD mulai dari jam masuk kantor, jam tutup kantor, dan mengamati hubungan antar anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara.

b. Teknik Wawancara (interview)

Wawancara merupakan peneliti melakukan tanya jawab secara langsung terhadap subjek penelitian. Wawancara ini mengacu pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan dan pertanyaan wawancara berdasarkan teori-teori yang digunakan sesuai dengan topik dan judul skripsi. Pada penelitian ini, wawancara akan dilakukan kepada dua orang anggota DPRD Perempuan di Kabupaten Lombok Utara yang bertujuan


(47)

untuk mengetahui secara langsung dari subjek yang diteliti terkait peran anggota DPRD perempuan dalam menjalankan fungsi legislatif. Selain, dua DPRD Perempuan di Kabupaten Lombok Utara peneliti juga melakukan wawancara dengan narasumber lain yakni Wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Lombok Utara dan satu Anggota DPRD laki-laki.

Wawancara secara garis besar dibagi menjadi tiga Esterberg, yakni pertama, wawancara terstruktur merupakan teknik pengumpulan data dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan serta jawaban yang telah disiapkan sebelumnya. Kedua, wawancara semistruktur merupakan wawancara yang bertujuan untuk menemukan permasalahan dengan cara pihak responden dimintai pendapat dan ide-idenya. Ketiga, wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara, peneliti biasanya menggunakan pertanyaan secara garis besr terkait masalah yang diteliti, wawancara ini bersifat wawancara mendalam, terbuka, intensif, dan wawancara kualitatif (Sugiyono, 2014: 233-234).

c. Dokumentasi

Merupakan catatan peristiwa yang telah lalu berupa, tulisan, gambar, rekaman, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini dokumen yang dibutuhkan untuk mendukung temuan yang ada dilapangan berupa, daftar hadir, dan data-data lain yang mendukung penelitian. Disamping itu, untuk mengetahui informasi terkait peran DPRD


(48)

perempuan dalam menjalankan fungsinya (legislasi, anggaran, dan pengawasan) peneliti juga membutuhkan data tingkat kehadiran DPRD perempuan dalam rapat untuk mengetahui keterlibatannya dalam menentukan kebijakan. Dan data pengukuran kinerja DPRD dari kehadiran rapat.

8.5Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu diantaranya 2 (dua) orang anggota Politisi Perempuan di DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019 Serta wawancara dengan beberapa narasumber di luar anggota DPRD perempuan seperti, wakil ketua DPRD dan anggota DPRD laki-laki. sedangkan, obyek penelitian berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti, yaitu peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara.

8.6Analisa Data

Analisis data adalah proses pengumpulan, menyusun informasi yang telah diporoleh baik dari wawancara, cacatan lapangan, dokumentasi. Kemudian dari data tersebut di dipilih dan dirangkum yang dianggap penting untuk ditarik sebuah kesimpulan agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Analisis data versi Miles dan Hubermas, bahwa ada tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi (Usman, 2009:85-89):


(49)

a. Reduksi Data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yamh muncul dari cacatan lapangan. Pada bagian ini biasanya membuat ringkasan, memberi kode, menulis memo, dan sebagainya.

b. Penyajian Data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian ini disajikan dalam bentuk teks naratif dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

c. Kesimpulan atau verifikasi merupakan Upaya peneliti dalam melakukan penarikan kesimpulan yang disesuaikan dengan temuan-temuan yang diperoleh dari lapangan, data-data yang ada yang didukung oleh bukti-bukti yang valid. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan dari awal.


(50)

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH

1. Profil Kabupaten Lombok Utara

1.1Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Lombok Utara

Kabupaten Lombok Utara terletak dibagian Utara Pulau Lombok dengan posisi antara 80021’ 42’ Lintang Selatan dan 1160 09’ 54’ bujur timur dengan batas-batas wilayah berbatasan dengan, sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok dan Kabupaten Lombok Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupateen Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Timur (http://lombokutarakab.go.id).

Kabupaten Lombok Utara beibukotakan di Tanjung yang sekaligus sebagai pusat pemerintahan. Kabupaten Lombok Utara mempunyai luas wilayah daratan 809.530 yang tediri dari wilayah khusus (hutan lindung, kawasan margasatwa, dll) seluas 361.86 Km2 (44,30%) dan sisanya daratan rata untuk lahan pertanian seluas 44.67 Km2 (55.30%). Luas wilayah perairan Lombok Utara 594,71 km2 dengan panjang pantai 127 Km2 (http://lombokutarakab.go.id).

Secara administratif Kabupaten Lombok Utara tebagi dalam 5 (lima) kecamatan, 33 desa, 371 dusun, untuk lebih jelasnya adapun luas wilayah per kecamatan diantaranya (Katalog BPS, 2012: 4-8).


(51)

Tabel 3. Luas Kabupaten Lombok Utara per Kecamatan No

.

Kecamata n

Luas Wilayah

Daratan Lautan Total

Km2 Presentase (%)

Km2 Presentas e (%)

Km2 Presentase (%)

1 Pemenang 81,09 10,01 - - 81,09 5,77

2 Tanjung 115,35 14,28 302,26 50,82 417,90 29,76 3 Ganggan 157,35 19,44 100,33 16,87 257,68 18,35

4 Kayangan 126,35 15,61 - - 126,35 9,00

5 Bayan 329,10 40,66 192,12 32,30 521,22 37,12 Jumlah 809,53 100,00 594,71 100,00 1404,2

4

100,00 Sumber: BPS Kabupaten Lombok Utara 2012

Luas wilayah perairan hampir sebanding dengan luas wilayah daratan yang digunakan untuk lahan pertanian, perindustrian, permukiman, perikanan tambak, pariwisata, pelabuhan, dll.

Tabel 4. Jumlah Dusun di Kabupaten Lombok Utara per Kecamatan

No. Kecamatan Jumlah

Desa Dusun % Dusun

1 Tanjung 7 669 18

2 Pemenang 4 38 10

3 Gangga 5 61 16

4 Kayangan 8 97 25

5 Bayan 9 106 30

33 371 100

Sumber: Data primer kecamatan tahun 2013

Kabupaten Lombok Utara memiliki pulau-pulau kecil yang berada di perairan laut Jumlah yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Lombok Utara. Pulau-pulau kecil tersebut berjumlah 3 yang diantaranya adalah, Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan. Ketiga pulau


(52)

kecil diatas merupakan destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Berikut akan dipaparkan luas dan posisi geografis dari 3 pulau kecil tersebut:

Tabel 5. Pulau-pulau kecil di Kabupaten Lombok Utara

No.

Nama Gili Lokasi Luas (Ha) Posisi Geografis

1. Gili Air Kec.

Pemenang

150.00 166004’85”BT & 08021’29”LS 2. Gili Meno Kec.

Pemenang

150.00 116003’2 8” BT & 08021’

00” LS

3. Gili Trawangan Kec. Pemenang

340.00 1160 02’ 10” BT & 08021’

00” LS

Sumber: BAPPEDA KLU, 2013

1.2Gambaran Demografis Kabupaten Lombok Utara

penduduk merupakan unsur pembangunan yang paling vital. Disamping, sebagai modal dasar pembangunan penduduk juga merupakan objek dari pembangunan.

Berbagai permasalahan kependudukan juga tidak bisa dipungkiri mengandung dimensi yang cukup kompleks. Hal tersebut sangat terkait dengan berbagai aspek secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi. Dan budaya dari penduduk itu sendiri.

Secara umum struktur penduduk Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2011 didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin perempuan. secara


(53)

spesial penuduk Kabupaten Lombok Utara menyebar secara merata di lima kecamatan dengan Kecamatan Bayan mempunyai jumlah penduduk terbanyak jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

Peningkatan jumlah penduduk yang cukup tinggi merupakan salah satu masalah kependudukan di Kabupeten Lombok Utara. Dari tahun 2000 sampai 2010 laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lombok Utara mencapai 1,44 % laju pertumbuhan penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten Lombok Utara hampir sama.

Berikut dibawah ini akan di paparkan dengan tabel jumlah penduduk Kabupaten Lombok Utara dari tahun 2015 sampai 2016:

Tabel 6. Jumlah Penduduk Tahun 2015 per Kecamatan

No. Kecamatan Jumlah

1. Pemenang 35.347

2. Tanjung 47.425

3. Gangga 42.342

4. Kayangan 39.419

5. Bayan 47.732

Total 212.265

Sumber: BPS Kabupaten Lombok Utara

Tabel 7. Jumlah penduduk tahun 2016 per Kecamatan

No. Kecamatan Jumlah

1. Pemenang 35.866

2. Tanjung 47.918

3. Gangga 42.572

4. Kayangan 39.757

5. Bayan 48.280

Total 214.393


(54)

Dari data tersebut telah dipaparkan jumlah penduduk Kabupaten Lombok Utara dari tahun 2015 sampai 2016. Jumlah tersebut telah termasuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Dari data diatas dapat dilihat jumlah penduduk yang meningkat selama dua tahun terakhir. Dari lima kecamatan diatas dapat dilihat kecamatan bayan yang setiap tahun laju pertumbuhan penduduknya terus meningkat.

1.3Peta Wilayah Kabupaten Lombok Utara

Sumber: Website Kabupaten Lombok Utara

2. Kondisi Sosial dan Politik Kabupaten Lombok Utara

2.1 Perolehan Suara Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019

Berikut jumlah perolehan suara dari masing-masing anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019 yaitu:


(55)

Tabel 8. Jumlah Perolehan Suara Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019

No. Nama Anggota DPRD Perolehan Suara Partai politik

1. Hj. Gauh Nurdiyah 1.377 Demokrat

2. Dra. Ni Wyn Sri Pradiyanti 982 Demokrat

3. Kardi, A.MA 1.128 Demokrat

4 Rinadi, SE 973 Demokrat

5. Putrawadi 1.184 Demokrat

6. Raden Nyakradi, S.Pd - Golkar

7. Ikhwanuddin, S,Ag 1.225 Golkar

8. Djekat 1.365 Golkar

9. Debi Ariawan 1.245 Golkar

10. Nasrudin SH.I 1.275 Gerindra

11. Sudirsah Sujanto, S.Pd B, S.IP 1.862 Gerindra

12. Artadi, S.Sos 1.290 Gerindra

13. Ruhaiman, A.Md 1.433 PAN

14. Sainur 657 PAN

15. H. Muhammad Arsan, S.Pd 1.021 PDIP

16. Tusen Lashima 544 PDIP

17. Meorit Arianto 942 PDIP

18. Lalu Muhammad Zaki 733 PDIP

19. Ardianto, Sh 1.682 Hanura

20. Ramedi 972 Hanura

21. Arif Usman., S.Sos 1.233 Hanura

22. Nurhardin, S.Ag 1.037 PPP

23. Narsudin, S.Sos 1.719 PPP

24. Drs. Seng Rajib 468 Nasdem

25. Raden Sugeti, S.Sos 702 Nasdem

26. Ada Malik, S.IP 2.072 PKB

27. Abdul Gni 865 PKB

28. M. Nasahar, S.Ag 901 PBB

29. Rianto, S. Pd. I 675 PKS

30. Zarkasi, S.Ag 907 PKPI


(56)

2.2Perolehan Kursi Masing-Masing Partai Politik

Berdasarkan hasil pemilihan umum pada tahun 2014 dalam pemilihan legislatif untuk priode 2014-2019 di Kabupaten Lombok Utara , perolehan kursi dari masing-masing partai politik daerah pemilihan Kabupaten Lombok Utara antara lain:

Tabel 9. Jumlah Perolehan Kursi Masing-Masing Partai Politik

No. Partai Politik Jumlah Kursi

1 Demokrat 5 kursi

2 Golkar 4 kursi

3 Gerindra 3 kursi

4 Hanura 3 kursi

5 PDIP 3 kursi

6 PPP 2 kursi

7 Nasdem 2 kursi

8 PKB 2 kursi

9 PAN 3 kursi

10 PKS 1 kursi

11 PBB 1 kursi

12 PKPI 1 kursi

Sumber: sekertariat DPRD Kabupaten Lombok Utara 2.3Fraksi-Fraksi DPRD Kabupaten Lombok Utara

Berdasarkan peraturan DPRD Kabupaten Lombok Utara Nomor 1 Tahun 2014, Tentang Tata Tertib, serta sesuai surat Keputusan DPRD Kabupaten Lombok Utara Nomor 01/KEP.PIMP/DPRD-KLU/2014, tanggal 19 Agustus 2014, bahwa fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Lombok Utara terdiri dari 5 Fraksi antara lain


(57)

Tabel 10. Fraksi Golongan Karya

No. jabatan Nama Parpol

1. 2. 3. 4. Ketua Wakil Sekertaris Anggota Ikhwanuddin, S.Ag Raden Nyakradi, S.Pd Debi Ariawan Djekat Golkar Golkar Golkar Golkar Sumber: Sekertariat DPRD Kabupaten Lombok Utara

Tabel 11. Fraksi Demokrat

No. Jabatan Nama Parpol

1. 2. 3. 4. 5. Ketua Wakil Sekertaris Anggota Anggota

Hj. Galuh Nurdiyah Kardi, A. Ma Rinadi, SE

Dra. Ni Wyn Sri Pradiyanti Putrawadi Demokrat Demokrat Demokrat Demokrat Demokrat Sumber: Sekertariat DPRD Kabupaten Lombok Utara

Tabel 12. Fraksi Merah Putih

No. Jabatan Nama Parpol

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ketua Wakil Sekertaris Anggota Anggota Anggota Anggota Nasrudin, SH.I Ruhaiman, A.Md M. Nasahar, S.Ag Artadi, S.Sos

H. Muhammad Arsan, S.Pd. I Sainur

Sudirsah Sujanto, S.Pd.B

Gerindra PAN PBB Gerindra PAN PAN Gerindra Sumber: Sekertariat DPRD Kabupaten Lombok Utara

Tabel 13. Fraksi Perjuangan Kebangkitan Nasional

No. Jabatan Nama Parpol

1. 2. 3. 4. 5. Ketua Wakil Sekertaris Anggota Anggota

Tusen Lashima, SH Drs. Sengrajib Ada Malik, S.IP Meorit Arianto, S.Sos Abdul Gani PDIP Nasdem PKB PDIP PKB


(58)

6. 7. 8. Anggota Anggota Anggota

Raden Sugeti, S.Sos Lalu Muhammad Zaki Zarkasi, S.Sos

Nasdem PDIP PKPI Sumber: Sekertariat DPRD Kabupaten Lombok Utara

Tabel 14. Fraksi Hanura

No. Jabatan Nama Parpol

1. 2. 3. 4. 5. 6. Ketua Wakil Sekertaris Anggota Anggota Anggota Ardianto, SH Nasrudin, S.Sos Rianto, S.Pd Arif Usman, S.Sos Ramedi

Nurhardin, S. Ag

Hanura PPP PKS Hanura Hanura PPP Sumber: Sekertariat DPRD Kabupaten Lombok Utara

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019 3.1Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019

Tabel 15. Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014-2019

No. Nama Jabatan Fraksi/Partai

1. Dra. Ni Wayan Sri Pradianti Ketua DPRD Demokrat 2. Mariadi, S.Ag Wakil Ketua DPRD Golkar

3. Sudirsah Sujanto S.Pd B.S.IP Wakil ketua DPRD Fraksi Merah Putih 4. Ardianto, SH Ketua Komisi I Hanura

5. Tusen Lashima, SH Ketua Komisi II PKB

6. Ada Malik Ketua Komisi III PKB

7. Ikhwanudin, S.Ag Anggota DPRD Golkar

8. Djekat Anggota DPRD Golkar

9. Debi Ariawan Anggota DPRD Golkar 10 Hj. Galuh Nurdiah Anggota DPRD Demokrat 11. Kardi, A.Ma Anggota DPRD Demokrat

12. Rinadi, SE Anggota DPRD Demokrat

13. Putrawadi Anggota DPRD Demokrat

14. Narsudin, S.Sos Anggota DPRD Fraksi Merah Putih 15. Rianto, S.Pd Anggota DPRD Hanura


(59)

16. Arif Usman, S.Sos Anggota DPRD Hanura

17. Remedi Anggota DPRD Hanura

18. Nurhardin, S.Ag Anggota DPRD Hanura 19. Nasrudin S.Hi Anggota DPRD Hanura

20. Ruhaiman, A.Md Anggota DPRD Fraksi Merah Putih 21. M. Nasahar, S.Ag Anggota DPRD Fraksi Merah Putih 22. H.M Arsan, S.Pd Anggota DPRD Fraksi Merah Putih 23. Sainur Anggota DPRD Fraksi Merah Putih 24. Artadi, S.Sos Anggota DPRD Fraksi Merah Putih 25. Drs. Sengrajib Anggota DPRD PKB

26. Meorit Arianto, S.Sos Anggota DPRD PKB

27. Abdul Gani Anggota DPRD PKB

28. Raden Sugeti, S.Sos Anggota DPRD PKB 29. Lalu Muhamat Zaki, S.Sos Anggota DPRD PKB

30. Zarkasi Anggota DPRD PKB

Sumber: Website Kabupaten Lombok Utara

3.2Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Lombok Utara 3.2.1 Pimpinan DPRD

Pimpinan DPRD terdiri dari satu orang ketua dan dua orang wakil ketua yang diusulkan oleh partai politik dan ditetapkan dalam rapat paripurna dengan keputusan DPRD. Pimpinan DPRD berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursu terbanyak. Sedangkan, masa jabatan pimpinan DPRD mengikuti masa jabatan anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara.

3.2.2 Komisi DPRD Kabupaten Lombok Utara

Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada masa jabatan keanggotaan DPRD. Berdasarkan surat keputusan DPRD Kabupaten Lombok Utara Nomor:


(60)

16/Kep./DPRD-KLU/2014, tentang persetujuan penetapan susunan keanggotaan komisi-komisi dan alat kelengkapan dewan lainnta dibentuk sebagai berikut (http://lombokutarakab.go.id):

Tabel 16. Komisi I

Bidang Nama Anggota Jabatan

Pemerintahan, meliputi bidang: pemerintahan, ketertiban, penerangan/pers, hukum/perundang-undangan, kepegawaian, perizinan, sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan pertanahan.

1. Ardianto, SH 2. Djekat 3. Putrawadi 4. Zarkasi, S.Ag 5. Nurhardin, S.Ag 6. M. Nasahar, S. Ag

Ketua Wakil Sekertaris Anggota Anggota Anggota Sumber: Bagian Risalah DPRD Kabupaten Lombok Utara

Tabel 17. Komisi II

Bidang

Nama anggota Jabatan

Keuangan meliputi bidang: perekonomian dan keuangan, perdagangan, perindustrian, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pengadaan pangan, logistik,

Koperasi, pariwisata, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahaan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan perusahaan.

1. Tusen Lashima, SH 2. Ruhaiman, A.Md 3. Debi Irawan 4. Arif Usman, S.Sos 5. Rianto, S.Pd

6. H. Muh. Arsan , S. Pd 7. Rinadi, SE

8. Meorit Arianto, S.Sos 9. Raden Sugeti, S.Sos

Ketua Wakil Sekertaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

Sumber: Bagian Risalah Kabupaten Lombok Utara

Tabel 18. Komisi III

Bidang Nama Anggota Jabatan

Pembangunan meliputi fungsi: bidang pembangunan dan kesejahtraan rakyat

1. Ada Malik, S.Ip 2. Kardi, A. Ma 3. Ikhwanuddin, S.Ag

Ketua Wakil


(61)

meliputi, pekerjaan umum, tata kota, petamanan, kebersihan, pertambangan, dan energi, perumahan rakyat dan lingkungan hidup, ketanagakerjaan, agama, kebudayaan, sosial, kesehatan kependudukan dan keluarga berencana, dan transmigrasi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kepemudaan, olahraga, dan peranan wanita.

4. Ramedi

5. Nurhardin, S.Ag 6. Sainur

7. Artadi, S.Sos 8. Nasrudin, S. Hi 9. Hj. Galuh Nurdiyah 10.Drs. Sengrajib

11.Lalu Muhammad Zaki 12.Abdul Gani

Sekertaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Sumber: Bagian Risalah Kabupaten Lombok Utara

3.2.3 Badan-Badan DPRD Kabupaten Lombok Utara 3.2.3.1 Badan Anggaran

Badan anggaran memiliki tugas sebagai berikut (http://lombokutarakab.go.id):

Membahas bersama pemerintah daerah yang diwakili oleh istansi terkait untuk menentukan pokok-pokok kebijakan umum anggaran dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap penyusunan ususlan anggaran:

1. Menetapkan pendapat daerah bersama pemerintah daerah dengan mengacu pada ususan komisi terkait;

2. Membahas rancangan peraturan daerah tentang APBD bersama Bupati yang dapat diwakili oleh instansi/pejabat daerah yang ditinjuk dengan mengacu pada keputusan rapat kerja komisi dan pemerintah daerah mengenai alokasi anggaran untuk fungsi, program dan kegiatan daerah.


(62)

3. Melakukan sinkronisasi terhadap hasil pembahasan di komisi rencana kerja dan anggaran daerah;

4. Membahas laporan realisasi dan prognosis, yang berkaitan dengan APBD; dan

5. Membahas pokok-pokok penjelasan atas rancangan peraturan daerah tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.

Tabel 19. Anggota Badan Anggaran

No. Nama Anggota Jabatan

1. Nasrudin, S.Hi Anggota

2. Ruhaiman, A.Md Anggota

3. M. Nasahar, S. Ag Anggota

4. Ardianto, SH Anggota

5. Ramedi Anggota

6. Narsudin, S.Sos Anggota

7. Meorit Arianto, S.Sos Anggota

8. Zarkasi, S.Ag Anggota

9. Tusen Lashima, SH Anggota

10. Raden Sugeti, S.Sos Anggota

11. Abdul Gani Anggota

12. Hj. Galuh Nurdiyah Anggota

13. Rinadi, SE Anggota

14. Debi Irawan Anggota

15. Ikhwanidun, S.Ag Anggota

Sumber: Bagian Risalah DPRD Kabupaten Lombok Utara 3.2.3.2 Badan Musyawarah


(63)

a. Menyusun jadwal kegiatan DPRD untuk 1 (satu) tahun sidang, satu masa persidangan, atau sebagian dari suatu masalah dan jangka waktu penyelesaian rancangan peraturan daerah.

b. Memberikan pendapat kepada pimpinan DPRD dalam menentukan garis kebijakan yang menyangkut pelaksanaan tugas wewenang DPRD

c. Meminta atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan DPRD yang lain untuk memberikan keterangan atau penjelasan mengenai pelaksanaan tugas masing-masing d. Mengatur lebih lanjut penanganan suatu masalah dalam hal

peraturan daerah mengharuskan pemerintah daerah atau pihak lainnya melakukan konsultasi dan koordinasi dengan DPRD. e. Menentukan penanganan suatu rancangan peraturan daerah

atau pelaksanaan tugas DPRD lainnya oleh alat kelengkapan DPRD.

f. Melakukan tugas lainnya yang diserahkan oleh rapayt paripurna kepada badan musyawarah.

Tabel 20. Anggota Badan Musyawarah

No. Nama Anggota Jabatan

1. H. Muhammad Arsan. S.Pd Anggota

2. Artadi, S.Sos Anggota

3. Sainur Anggota

4. Rianto, S.Pd.I Anggota

5. Arif Usman, S.Sos Anggota

6. Nurhardin, S. Ag Anggota


(64)

8. Kardi, A.Md Anggota

9. Putrawadi Anggota

10 Ada Malik, S.IP Anggota

11. Drs. Sengrajib Anggota

12. Lalu Muhammad Zaki Anggota

Sumber: Bagian Risalah DPRD Kabupaten Lombok Utara

3.2.3.3Badan legislasi

Tugas badan legislasi DPRD adalah sebagai berikut:

a. Menyusun rancangan program legislasi daerah yang memuat daftar urutan dan prioritas rancangan peraturan daerah beserta alasannya untuk satu masa kenaggotaan dan untuk setiap tahun anggaran dilingkungan DPRD.

b. Mengkoordinasikan penyususnan program legislasi daerah antara DPRD dengan pemerintah daerah

c. Menyiapkan rancangan peraturan daerah usul DPRD berdasarkan program prioritas yang telah ditetapkan.

d. Melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan peraturan daerah yang diajukan anggota, komisi atau komisi gabungan sebelum rancangan peraturan daerah tersebut disampaikan kepada DPRD

e. Memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan daerah yang diajukan anggota, komisi atau gabungan komisi diluar prioritas rancangan peraturan daerah tahun berjalan atau diluar


(65)

rancangan peraturan daerah terdaftar dalam program legislasi daerah.

f. Melakukan pembahasan, pengubahan, atau menyempurnakan rancangan peraturan daerah yang secara khusus ditugaskan oleh badan musyawarah.

g. Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap pembahasan materi muatan rancangan peraturan daerah melalui koordinasi dengan komisi atau panitia khusus.

h. Membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah dibidang perundang-undangan pada akhir masa keanggotaan DPRD untuk dapat digunakan oleh badan legislasi pada masa keanggotaan berikutnya.

Tabel 21. Anggota Badan Legislasi

No. Nama Anggota Jabatan

1. Zarkasi. S.Ag Ketua

2. Rianto, S.Pd.I Wakil

3. Sainur Anggota

4. Nasahar, S.Ag Anggota

5. Ardianto, SH Anggota

6. Nasrudin, SH.I Anggota

7. Tusen Lashima. SH Anggota

8. Kardi. .Ma Anggota

9. Rinadi, SE Anggota

10. Ikhwanuddin, S.Ag Anggota

11. Nasrudin, S.Sos Anggota

12. Djekat Anggota

Sumber: Sumber: Bagian Risalah DPRD Kabupaten Lombok Utara 3.2.3.4Badan Kehormatan Dewan


(66)

Tugas Badan Kehormatan DPRD adalah sebagai berikut:

a. Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan kode etik DPRD.

b. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap peraturan tata tertib dan ode etik DPRD serta sumpah janji.

c. Melakukan penyelidikan dan verifikmn asi atas pengaduan terhadap anggota DPRD.

Tabel 22. Anggota Badan Kehormatan Dewan

No. Nama Anggota Jabatan

1. Abdul Gani Ketua

2. Nurhardin, S.Ag Wakil

3. H. Muhammad Arsan, S.Pd.i Anggota Sumber: Sumber: Bagian Risalah DPRD Kabupaten Lombok Utara

4. Profil Anggota legislatif Perempuan Kabupaten Lombok Utara


(67)

Nama : Dra. Ni Wyn Sri Pradianti

NIK :-

Tempat/tgl Lahir : Mataram, 22 Juli 1965

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Karang Anyar Desa Medana Kec. Tanjung Pendidikan Terakhir : S1

Partai Politik : Demokrat (Bendahara 1 Demokrat KLU)

Dapil : Dapil 1 (satu) Kecamatan Tanjung dan Pemenang Pengalaman Organisasi : - Ketua IIKA PT. Askes

- Direktur Tanjung Travel 4.2Hj. Galuh Nurdiah


(68)

Nama : Hj. Galuh Nurdiyah

Nik : -

Tempat/tgl Lahir : Batuyang, 11 Juli 1954

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Karang Jurang, Desa Ganggelang Gangga Pendidikan Terakhir : D2

Partai Politik : Demokrat (Ketua Partai)

Dapil : Dapil 2 (Dua) Kecamatan Gangga dan Kayangan Pengalaman Organisasi : Ketua TP PKK KLU


(69)

BAB III

PERAN ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM MENJALANKAN FUNGSI DPRD DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

TAHUN 2014-2019

1. Peran Anggota Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsi DPRD

Dalam pembahasan ini peneliti akan menjelasakan secara detail hasil temuan di lapangan yang berkaitan dengan peran anggota legislatif perempuan dalam menjalankan fungsi DPRD di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014-2019. Berdasarkan metode penelitian yang sudah dilaksanakan yakni pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan subjek penelitian dan dokumentasi.

Wawancara dilakukan dengan dua anggota DPRD Perempuan di Kabupaten Lombok Utara dengan masa jabatan 2014-2019. Selain itu, wawancara juga dilakukan dengan anggota DPRD laki-laki yakni Wakil ketua 1 dan satu anggota DPRD laki-laki yang bertujuan untuk memperoleh informasi terkait objek penelitian.

Keterlibatan perempuan dalam lembaga pemerintahan sangat diperlukan baik itu, dalam lembaga legislatif maupun eksekutif. Beranjak dari keinginan untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia baik di tingkat pusat m aupun daerah pemerintah mengupayakan keterlibatan perempuan dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ardianto, Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara (3 November 2016, 09.03 WITA) yakni:

“Memang peran perempuan itu tidak hanya kita mengaggap penting tetapi oleh UU sudah memberikan peran dan posisi perempuan memiliki kesamaan hak


(1)

http://ntbterkini.com/dukung-kinerja-dprd-massa-lpkp-hearing-dprd-klu/, di akses pada 16 Desember 2016 pukul 12.05.

Undang-Undang:

Undang-Undang No.8 Tahun 2012 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD

Undang-Undang No.12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)