LKP : Perancangan Strategi Promosi Taman Safari Indonesia II Prigen - Pasuruan Jawa Timur Sebagai Upaya Peningkatan Brand Loyalty.

(1)

UPAYA PENINGKATAN BRAND LOYALTY

KERJA PRAKTEK

Nama : JESSY OCTAVIA ANDRELE

NIM : 09.42010.0004

Program Studi : S1 Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM


(2)

i

strategi promosi yang cukup penting dan tidak hanya sebagai penunjang pemasaran

tetapi juga semakin berkembang dengan munculnya kompetitor-kompetitor di bidang

wisata satwa. Oleh karena itu diperlukan sebuah strategi perancangan yang baik agar

dapat menjadi sebuah strategi promosi yang efektif dalam menyampaikan penawaran

yang diberikan oleh Taman Safari Indonesia II Prigen-Jawa Timur tersebut.Tujuan

dari strategi perancangan adalah untuk menarik minat para khalayak agar berwisata di

Taman Safari Indonesia II Prigen-Jawa Timur.

Kata Kunci: Desain Grafis, Strategi Komunikasi, Iklan, Audio Visual

Surabaya, 11 Juli 2012

Jessy Octavia Andrele

STIKOM


(3)

iv

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Tujuan Perancangan ... 4

1.5Manfaat Perancangan ... 4

1.6Pelaksanaan (Detail Perusahaan dan Periode) ... 4

1.7Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perancangan ... 8

2.2 Tujuan Perancangan ... 8

2.3 Definisi Promosi... 8

2.4 Strategi Promosi ... 15

2.5 Brand Loyalty... 16

STIKOM


(4)

v

2.5.4 Tingkatan Brand Loyalty ... 22

2.6 Definisi Iklan ... 24

2.7 Jenis-jenis Iklan ... 26

2.8 Media Mix ... 31

BAB III METODE PERANCANGAN 3.1Observasi ... 35

3.2Interview atau Wawancara ... 36

3.3Kuesioner ... 37

3.4Kepustakaan ... 38

3.5Dokumentasi ... 38

3.6Analisis SWOT ... 39

3.7Analisis USP ... 39

3.8Strategi Perancangan ... 39

3.9Konsep Media ... 40

3.10 Proses Desain ... 40

3.11 Final Desain ... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Gambaran secara umum ... 42

4.2 Visi & Misi Perusahaan ... 43

STIKOM


(5)

vi

4.3.3 Model proses komunikasi ... 47

4.3.4 Strategi marketing communication ... 49

4.3.4 Gambaran pekerjaan marketing communication ... 50

BAB V IMPLEMENTASI KARYA 5.1 Desain brosur ... 53

5.2 Desain Flyer ... 55

5.3 Iklan koran ... 56

5.4 Iklan majalah ... 58

5.5 Neon box ... 60

5.6 Postcard ... 61

5.7 Stiker Maskot ... 62

5.8 Billboard ... 63

5.9 Banner ... 64

5.10 Kalender duduk ... 65

5.11 Iklan Radio ... 66

5.12 Iklan TV commercial ... 67

5.13 Escalator ... 68

5.14 Jadwal Tayang ... 69

STIKOM


(6)

vii

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 74

STIKOM


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Bisnis periklanan merupakan salah satu bisnis yang paling cepat

perkembangannya.Banyak pilihan yang diperoleh masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya. Salah satu hakikat dalam bisnis periklanan adalah proses komunikasi

yaitu memperkenalkan produknya pada calon konsumen.

Taman Safari Indonesia II Prigen dibangun dengan latar belakang ide dan

obsesi dari pecinta binatang dan oriental circus Indonesia Group untuk membangun

kebun binatang yang modern.Safari Indonesia merupakan salah satu tempat wisata

terbesar di Jawa Timur, yang mampu menarik minat wisatawan domestik dan asing.

Taman Safari Indonesia II Prigen dibangun dengan tujuan conservation, education,

researchdan recreation.

Oleh karena itu Taman Safari Indonesia II Prigen ini bukan hanya tempat

untuk rekreasi saja, disini hewan-hewan dilepas agar dapat semakin dekat dengan

pengunjung sehingga pengunjung dapat semakin mengenal dan mempelajari dengan

dekat kehidupan para hewan, terutama hewan yang hamper punah, dan yang sulit

ditemui di kehidupan sehari-hari, selain itu juga terdapat atraksi-atraks binatang,

permainan-permainan, tempat rekreasi serta hiburan. Taman Safari Indonesia II

Prigen dikenal sebagai salah satu Safari Park terbesar di Asia. Taman Safari

Indonesia II Prigen yang berlokasi di Taman Nasional Gunung Arjuna, Prigen –

STIKOM


(8)

Pasuruan, Jawa Timur juga dikenal luas sebagai pusat konservasi satwa ex-situ paling

sukses dalam penyelamatan Banteng Jawa dan Gajah Sumatera di dunia.

Taman Safari yang menempati kawasan dengan pemandangan paling indah

di salah satu sudut Taman Nasional Gunung Arjuna – Prigen Jawa Timur ini, ditunjuk oleh pemerintah sebagai Stud Book Keeper (penjaga silsilah) bagi gajah-gajah

Sumatera dan banteng Jawa yang sangat di lindungi diluar habitatnya. Hal ini tentu

saja tidak lepas dari keberhasilan Taman Safari Prigen dalam program penyelamatan

gajah liar di Waykambas Lampung serta banteng Jawa di Taman Nasional Meru

Betiri.

Taman Safari Prigen, memiliki potensi yang besar untu menjadi tempat

wisata yang menarik minat turis domestik maupun asing. Karena Taman Safari

Indonesia merupakan taman yang memiliki empat tujuan yang menarik serta

didukung dengan luasnya lokasi dan lengkapnya fasilitas yang ada. Diperlukan

strategi promosi yang tidak hanya baik, tetapi juga efektif dalam mendukung suatu

iklan yang dinikmati oleh masyarakat. Strategi promosi lebih menekankan pada

hubungan dengan pelanggan atau dikenal dengan istilah saat ini Customer

Relationship Management atau istilah lebih baru Customer Experience Management yang tidak hanya memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan tetapi juga

memahami yang dipikirkan pelanggan.

Promosi dilaksanakan agar produk yang dibuat oleh perusahaan dapat

diketahui oleh konsumen. Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau

menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli

STIKOM


(9)

atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen atau distributor

mengharapkan adanya kenaikan pada angka penjualan. Untuk itu komunikasi melalui

alat-alat promosi sangatlah penting untuk dilakukan. Promosi menjadi sangat penting

bagi Taman Safari Indonesia II Prigen di samping untuk meningkatkan penjualan dan

meningkatkan brand loyalty.

Brand loyalty dalam pemasaran terdiri dari komitmen konsumen itu untuk membeli kembali atau terus menggunakan merek dan dapat ditunjukkan dengan

membeli berulang produk atau layanan, atau perilaku positif lain seperti kata-kata

dari advokasi. Pada perancangan ini digunakan brand loyalty karena khalayak sudah

sangat mengenal Taman Safari Indonesia, oleh karena itu digunakan brand loyalty

agar para khalayak yang sudah menjadi konsumen setia Taman Safari Indonesia II

Prigen ini tidak beralih ke wisata lainnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah perancangan strategi promosi Taman Safari Indonesia II

Prigen ini adalah:

1. Bagaimana merancang strategi serta media promosi Taman Safari Indonesia II

Prigen sebagai upaya peningkatan brand loyalty?

1.3 BATASAN MASALAH

1. Obyek yang diamati adalah interaksi antar manusia dengan hewan di dalam

Taman Safari Indonesia II Prigen – Jawa Timur.

2. Ruang Lingkup perancangan adalah berada dalam seluruh area Taman Safari

Prigen.

STIKOM


(10)

3. Lokasi : di Taman Safari Indonesia II Prigen – Jawa Timur.

4. Waktu penelitian dan perancangan : Juli – Agustus 2012, media cetak (surat kabar dan majalah), media luar ruang (neon box, papan reklame, dan banner),

media kreatif (eskalator, kartu pos, brosur, flyer, stiker maskot, kalender

duduk), serta iklan audio visualdaniklan radio.

1.4 TUJUAN PERANCANGAN

Tujuan dari perancangan ini adalah :

1. Untuk merancang strategi serta media promosi Taman Safari Indonesia II

Prigen sebagai upaya meningkatkan brand loyalty.

2. Untuk membuat perancangan strategi serta media promosi melalui media

cetak (surat kabar dan majalah), media luar ruang (neon box, papan reklame,

dan banner), media kreatif (eskalator, kartu pos,brosur, flyer, stiker maskot,

kalender duduk), serta iklan audio visual dan iklan radio.

1.5 MANFAAT PERANCANGAN

Manfaat perancangan adalah :

1. Membuat masyarakat mengetahui Taman Safari Indonesia II Prigen secara

keseluruhan.

2. Meningkatkan citra/image Taman Safari Indonesia II Prigen - Jawa Timur.

STIKOM


(11)

1.6 PELAKSANAAN (DETAIL PERUSAHAAN DAN PERIODE) Taman Safari Indonesia II Prigen – Jawa Timur

Jl. Raya Taman Safari

Prigen Pasuruan

Jawa Timur-Indonesia

Telp ( 0343 ) 7735000 (Hunting), Fax : 082895401671

Memiliki empat tujuan utama ; konservasi, pendidikan, penelitian dan

rekreasi.

Periode : 2 Juli 2012 – 12 Agustus 2012 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Di dalam penyusunan laporan ini secara sistematis diatur dan disusun dalam

lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub. Adapun urutan dari bab

pertama sampai bab terakhir adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan projek, manfaat yang

terbagi menjadi dua yakni secara teoritis dan praktis, pelaksanaan

kerja praktek, dan sistematika penulisan laporan.

STIKOM


(12)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang mendukung

mengenai strategi promosi yang nantinya akan diterapkan pada

pembuatan strategi promosi yang akan dibuat sesuai konsep yang telah

diberikan. Kemudian konsep-konsep ini digunakan sebagai acuan

dalam pembuatan laporan.

BAB III : METODE PERANCANGAN

Bab ini membahas mengenai metode atau teknik perancangan karya

sesuai dengan permasalah yang diangkat. Dalam bab ini menjelaskan

mengenai metodologi apa saja yang digunakan dalam proses pencarian

data untuk memperkuat permasalahan disertai dengan skema

pengerjaan sebuah desain mulai dari konsep dasar, pembuatan strategi

promosi hingga final desain.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini membahas mengenai gambaran umum PT. Taman Safari

Indonesia II secara umum, visi dan misi PT. Taman Safari Indonesia

II, struktur organisasi PT. Taman Safari Indonesia II, beserta dengan

job deskripsi dari divisi marketing communication di PT. Taman

Safari Indonesia II.

STIKOM


(13)

BAB V : IMPLEMENTASI KARYA

Bab ini membahas dan menjelaskan mengenai hasil karya yang

dirancang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dengan metode

perancangan yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu mengenai

perancangan strategi promosi PT. Taman Safari Indonesia II sesuai

dengan konsep yang telah ditentukan.

BAB VI : KESIMPULAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari proyek

perancangan strategi promosi PT. Taman Safari Indonesia II ini serta

saran yang bertujuan untuk pengembangan strategi promosi di masa

yang akan datang.

STIKOM


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI PERANCANGAN

Perancangan memiliki banyak definisi, karena setiap orang mempunyai

definisi yang berbeda-beda. Tetapi intinya memiliki maksud yang sama, sejumlah

definisi tentunya sangat berguna dalam memandang definisi perancangan secara luas.

Perancangan adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan evaluasi yang

telah dilakukan pada kegiatan analisis. Analisis sendiri adalah suatu kegiatan dalam

mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan atau kasus yang terjadi.

2.2 TUJUAN PERANCANGAN

Perancangan promosi Taman Safari Indonesia II Prigen ini memiliki tujuan

untuk memberikan kesan dan positioning tentang Taman Safari Indonesia II Prigen

ke dalam benak masyarakat. Selain itu tentunya juga untuk menarik minat dan rasa

ingin tahu masyarakat sehingga mereka akan datang berkunjung ke Taman Safari

Indonesia II Prigen.

2.3 DEFINISI PROMOSI

Salah satu variabel dalam marketing mix (bauran pemasaran) adalah

promosi. Promosi dilaksanakan agar produk yang dibuat oleh perusahaan dapat

diketahui oleh konsumen. Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau

menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli

atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen atau distributor

STIKOM


(15)

mengharapkan adanya kenaikan pada angka penjualan. Untuk itu komunikasi melalui

alat-alat promosi sangatlah penting untuk dilakukan.

Promosi merupakan alat bauran pemasaran (marketing mix) keempat,

meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan

mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Perusahaan tersebut harus membuat

program komunikasi dan promosi yang terdiri dari iklan, penjualan tatap muka,

promosi penjualan, hubungan masyarakat dan juga pemasaran langsung dari suatu

produk.

Michael Ray, mendefinisikan promosi sebagai “koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan

persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Secara

tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen yaitu : iklan (advertising),

promosi penjualan (sales promotion), publikasi/humas dan personal selling. Namun

George dan Michael Belch menambahkan dua elemen dalam promotional mix, yaitu

direct marketing dan interactive media. Masing-masing elemen dari promotional mix

tersebut dipandang sebagai suatu instrument komunikasi pemasaran terpadu yang

memainkan peran penting dalam program IMC. Masing-masing elemen dapat

menggunakan berbagai macam bentuk dan masing-masing memiliki keunggulan dan

kekurangannya.

Menurut Indriyo Gito Sudarmo (1998:237) promosi merupakan kegiatan

yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal

STIKOM


(16)

akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi

senang lalu membeli produk tersebut.

Tujuan promosi di antaranya adalah :

1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial

2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba

3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan

pelanggan

4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar

5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk

pesaing

6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang

diinginkan

7. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen

Bauran promosi adalah gabungan dari beberapa promosi dari satu produk

sama agar promosinya dapat maksimal dan hasilnya memuaskan.

Hubungan promosi dengan penjualan yaitu promosi dapat meningkatkan

angka penjualan. Pada umumnya setelah angka penjualan cukup tinggi, suatu badan

produksi atau distributor akan mengurangi kegiatan promosi.

Beberapa cara atau teknik dalam mempromosikan suatu barang atau jasa

kepada konsumen, antara lain:

STIKOM


(17)

a. Personal or Direct Selling (Promosi Penjualan Secara Langsung)

Promosi ini dilakukan secara langsung kepada konsumen tanpa melibatkan

alat-alat media. Bentuk komunikasi yang dilakukan seperti : face to face, over

the phone, or by letter or fax antara konsumen dan penjual. Bentuk promosi

ini tentu ada keuntungan dan kerugiannya.

Keuntungannya :

 Mendapat perhatian atau respon dari konsumen atas barang atau jasa yang ditawarkan.

 Ada komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Selain itu, penjual dapat menarik konsumen untuk membeli produk atau jasa.

 Bila konsumen ada pertanyaan maka penjual dapat memberikan jawaban sesegera mungkin ke konsumen. Sehingga konsumen

dapat mengetahui dan memahami barang atau jasa tersebut.

 Dapat mempererat hubungan antara penjual dan pembeli. Kerugiannya :

 Memerlukan biaya yang cukup besar

 Bila mempromosikan di area yang luas, maka hal ini sangat tidak efektif.

 Konsumen akan mempertimbangkan lokasi dan waktu terhadap kegiatan promosi.

STIKOM


(18)

b. Periklanan

Promosi yang dilakukan melalui media harus mengetahui kapasitas

jenis-jenis media utama dalam menyampaikan jangkauan, frekuensi dan

dampaknya. Ada beberapa media yang dapat digunakan sebagai alat promosi :

 Surat kabar : keunggulannya adalah fleksibilitas, ketepatan waktu, liputan pasar lokal yang baik, penerimaan yang luas, sangat

dipercaya. Sedangkan kelemahannya adalah jangka waktu yang

pendek, mutu reproduksi buruk, penerusan ke konsumen berikutnya

kecil.

 Televisi : memiliki keunggulan yaitu menggabungkan gambar, suara dan gerak; merangsang indera; perhatian yang tinggi;

jangkuan yang tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah biaya yang

sangat tinggi, pengelompokan tinggi, paparan bergerak cepat

sehingga sulit dilihat, audiens dipilih secara kurang baik.

 Surat langsung : keunggulan media ini adalah audiens terpilih, fleksibilitas, tidak ada persaingan iklan dalam media yang sama,

personalisasi. Kelemahannya adalah biaya relatif tinggi, citra “surat sampah”.

 Radio : keunggulannya yaitu penggunaan massal, pilihan geografis dan demografisnya tinggi, biaya rendah; tetapi kelemahannya

STIKOM


(19)

adalah hanya penyajian suara, perhatian lebih rendah daripada

televisi, struktur harga tidak standar, tidak ada jaminan posisi.

 Majalah : keunggulannya yaitu pilihan geografis dan demografis tinggi, kredibilitas dan gengsi, mutu reproduksi tinggi, jangka

waktu panjang, penerusan-pembacaan baik. Kelemahan majalah

adalah tenggang waktu atas manfaat dari pembelian iklan panjang,

ada peredaran yang sia-sia, tidak ada jaminan posisi produk.

 Ruang terbuka (Out Door) : keunggulanya yaitu fleksibilitas, pengulangan paparan tinggi, biaya rendah, persaingan rendah;

kelemahannya adalah tidak ada pilihan audiens, kreativitas terbatas.

 Halaman kuning pada buku telepon : keunggulannya yaitu liputan lokal yang baik, sangat meyakinkan, jangkauan yang luas dan biaya

yang rendah. Sedangkan kelemahannya adalah persaingan yang

tinggi, tenggang waktu atas manfaat dari pembelian iklan yang

panjang, kreativitas terbatas.

 Surat berita : keunggulan media ini adalah selektivitas yang tinggi, sangat terkontrol, peluang interaktif serta biaya yang rendah.

Kelemahannya adalah biaya bisa mengalir dengan sia-sia.

 Brosur : keunggulan brosur adalah lentur, sangat terkendali, peluang interaktif, biaya relatif rendah; sedangkan kelemahannya

adalah produksi yang berlebihan bisa menyebabkan biaya yang

sia-sia.

STIKOM


(20)

 Telepon : keunggulan dari media ini adalah memiliki banyak pengguna, peluang untuk memberikan sentuhan pribadi.

Kelemahannya adalah biaya yang sangat tinggi.

 Internet : keunggulannya adalah selektivitas yang tinggi, kemungkinan interaktif, serta biaya yang rendah; kelemahannya

adalah media yang relatif baru dengan jumlah pengguna yang

rendah di beberapa negara.

c. Public Relations (PR) / Hubungan Masyarakat

Departemen Humas sangat penting hubungannya dengan kegiatan

pemasaran. Hal ini disebabkan karena humas berhubungan langsung dengan publik.

Departemen Humas memiliki lima fungsi yaitu:

 Hubungan Pers : menyajikan berita dan informasi tentang organisasi secara sangat positif.

 Publikasi Produk : mensponsori berbagai usaha untuk mempublikasikan produk tertentu.

 Komunikasi Perusahaan : mempromosikan perusahaan tentang organisasi bersangkutan baik melalui komunikasi internal ataupun

eksternal.

 Lobi : berhubungan dengan badan pembuat undang-undang atau peraturan.

 Pemberian Nasihat : menasehati manajemen mengenai masalah publik dan posisi serta citra perusahaan. Pemberian nasihat itu

STIKOM


(21)

meliputi pemberian nasihat ketika terjadi kesalahpahaman

masyarakat terhadap produk.

Peranan Humas di bidang pemasaran adalah :

 Membantu peluncuran produk baru.

 Membantu memposisikan kembali produk mapan.  Membangun minat terhadap suatu kategori produk.  Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu.

 Membela produk yang menghadapi masalah publik.

 Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya. 2.4 STRATEGI PROMOSI

Strategi promosi lebih menekankan pada hubungan dengan pelanggan atau

dikenal dengan istilah saat ini Customer Relationship Management atau istilah lebih

baru Customer Experience Management yang tidak hanya memahami kebutuhan dan

keinginan pelanggan tetapi juga memahami yang dipikirkan pelanggan.

Metode promosi yang penting yang dipakai untuk membangun suatu

program penjualan efektif yaitu :

1. Iklan

2. Kewiraniagaan (Personal Selling)

3. Promosi Konsumen (hadiah, perlombaan, penawaran kombinasi)

4. Metode yang bertujuan merangsang iklan dan promosi dealer.

5. Pameran dan eksibisi

6. Resiporitasi.

STIKOM


(22)

7. Jaminan dan servis.

8. Penawaran komperatitif.

2.5 BRAND LOYALTY

The American Marketing Association mendefinisikan brand loyalty sebagai:

1. “Situasi dimana konsumen umumnya membeli produk produsen-berasal atau jasa yang sama berulang-ulang dari waktu ke waktu

daripada membeli dari beberapa pemasok dalam kategori” (definisi penjualan promosi).

2. “Tingkat dimana konsumen secara konsisten membeli merk yang sama dalam kelas produk” (definisi perilaku konsumen)

Dalam sebuah survey terhadap hampir 200 manajer pemasaran senior, 69

persen menjawab bahwa mereka menemukan “kesetiaan” metrik sangat berguna. 2.5.1 TUJUAN BRAND LOYALTY

Brand loyalty dalam pemasaran terdiri dari konsumen komitmen itu untuk

membeli kembali atau terus menggunakan merek dan dapat ditunjukkan dengan

membeli berulang produk atau layanan, atau perilaku positif lain seperti kata-kata

dari advokasi.

2.5.2 KONSTRUKSI

Loyalitas lebih sederhana dari pembelian kembali, namun pelanggan dapat

membeli kembali merek karena kendala situasional (seperti vendor lock-in),

kurangnya alternatif yang layak, atau keluar dari kenyamanan. Loyalitas semacam ini

STIKOM


(23)

disebut sebagai “kesetiaan palsu”. Brand loyalitas sejati ada ketika pelanggan memiliki sikap yang relatif tinggi terhadap merek yang kemudian dipamerkan melalui

perilaku dibeli kembali. Jenis loyalitas dapat menjadi aset besar bagi perusahaan;

pelanggan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi, mereka mungkin

kurang biaya untuk melayani, dan dapat membawa pelanggan baru bagi perusahaan.

Sebagai contoh, jika Joe memiliki brand loyalty untuk perusahaan A ia akan membeli

produk perusahaan A bahkan jika perusahaan B mempunyai barang atau jasa lebih

murah dan / atau yang lebih berkualitas. Dari sudut pandang banyak pemasar,

loyalitas terhadap merk – dalam hal penggunaan konsumen – adalah faktor kunci. Tingkat Penggunaan

Paling penting dari semua, dalam konteks ini, biasanya adalah „tingkat‟ penggunaan, dimana berlaku Peraturan Pareto 80-20. Menurut Kotler „Pengguna berat‟ itu cenderung tidak proporsional untuk merk (biasanya, 20 persen pengguna akuntansi untuk 80 persen dari penggunaan – dan keuntungan pemasok). Akibatnya, segmen pelanggan dari pemasok sering ke „berat‟, „menengah‟ dan „cahaya‟ pengguna; „pengguna berat‟ sejauh yang mereka bisa, mereka target.

Loyalitas

Dimensi kedua bagaimanapun adalah apakah pelanggan berkomitmen

untuk merk. Philip Kotler, mendefinisikan empat pola perilaku :

1. Loyalitas Hard-core – yang membeli merk sepanjang waktu 2. Loyalitas Split – setia pada dua atau tiga merk

3. Pergesran Loyalitas – pindah dari satu merk ke merk yang lainnya

STIKOM


(24)

4. Pengalih – tanpa loyalitas (mungkin „kesepakatan rawan‟, terus mencari barang murah atau „rentan kesombongan‟, mencari sesuatu yang berbeda)

Faktor-faktor yang mempengaruhi brand loyalty

Ia telah mengemukakan bahwa loyalitas mencakup beberapa tingkat

pra-disposisional komitmen terhadap merek. Brand loyalty dipandang sebagai kontruksi

multidimensi. Hal ini ditentukan oleh beberapa proses psikologis yang berbeda dan

memerlukan pengukuran multivariate. Nilai dirasakan pelanggan, kepercayaan merk,

kepuasan pelanggan, perilaku pembelian berulang dan komitmen yang ditemukan

menjadi faktor kunci yang mempengaruhi brand loyalty. Komitmen dan perilaku

pembelian berulang dianggap sebagai kondisi yang diperlukan untuk loyalitas merek

diikuti dengan nilai yang dirasakan, kepuasan, dan kepercayaan merk. Fred

Reichhled, salah satu penulis paling berpengaruh terhadap brand loyalty, menyatakan

bahwa loyalitas pelanggan bisa meningkatkan efek dramatis pada profitabilitas.

Diantara manfaat dari brand loyalty – khususnya, masa lagi atau tetap sebagi pelanggan lebih lama – dikatakan sensitifitasnya terhadap harga lebih rendah. Klaim ini belum diuji secara empiris sampai saat ini. Penelitian tebaru menemukan bukti

bahwa jangka panjang pelanggan memang kurang sensitive terhadap kenaikan harga.

STIKOM


(25)

Pasar Industri

Dalam pasar industri, organisasi menganggap „pengguna berat‟ sebagai „account utama‟ untuk ditangani oleh tenaga penjualan senior dan bahkan manajer, sedangkan „pengguna ringan‟ dapat ditangani oleh salesforce umum atau oleh dealer. Portfolio Merk

Andrew Ehrenberg dari London Business School mengatakan bahwa

konsumen membeli „portfolio merek‟. Mereka beralih secara teratur antara merek, sering karena mereka ingin perubahan. Dengan demikian, mencerminkan „penetrasi merek‟ atau „berbagi merek‟ hanya kesempatan statistik bahwa mayoritas pelanggan akan membeli waktu merek berikutnya sebagai bagian dari portfolio merek yang

mereka suka. Ini tidak menjamin bahwa mereka akan tetap setia.

Mempengaruhi probabilitas statistik menghadapi konsumen memilih dari

portfolio merk yang disukai, yang diperlukan dalam konteks ini adalah peran yang

sangat berbeda untuk seorang manajer merek, dibandingkan dengan – lebih sederhana – satu secara tradisional digambarkan merekrut dan menahan pelanggan berdedikasi. Konsep ini juga menekankan kebutuhan untuk mengelola kontinuitas.

Brand loyalty (loyalitas merk) merupakan salah satu dari 5 variabel brand equity yang dikembangkan oleh Aaker (1991), di samping brand awareness (kesadaran merk), perceived quality (persepsi kualitas), brand association (asosiasi

merk) dan other proprietary brand assets (aset-aset merk lain). Peter dan Olson

(2003) memberikan definisi, brand loyalty adalah komitmen hakiki dalam membeli

ulang sebuah merk yang istimewa. Brand loyalty (loyalitas merk) merupakan suatu

STIKOM


(26)

ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merk (Durianto et al., 2001). Ukuran ini

mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih

ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati ada

perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain.

Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan

dengan mudah berpindah ke merek lain, apapun yang terjadi dengan merek tersebut.

Apabila loyalitas pelanggan terhadap suatu merk meningkat, kerentanan kelompok

tersebut dari ancaman dan serangan merk produk pesaing dapat dikurangi. Dengan

demikian, brand loyalty merupakan salah satu indikator dari brand equity yang jelas

terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba

perusahaan di masa mendatang.

2.5.3 FUNGSI BRAND LOYALTY

Pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi pemasaran,

maka akan membuat brand loyalty menjadi aset strategis bagi perusahaan. Beberapa

potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan, yaitu “reduced marketing cost, trade leverage, attracting new customers, dan provide time to respond to competitive threats” (Durianto et al., 2001, p.127).

1. Reduced Marketing Cost (mengurangi biaya pemasaran)

Adanya brand loyalty kaitan dengan biaya pemasaran. Biaya pemasaran akan

lebih murah terutama dalam mempertahankan pelanggan dibandingkan

dengan upaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan

menjadi kecil jika brand loyalty meningkat.

STIKOM


(27)

2. Trade Leverage (meningkatkan perdagangan)

Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan

perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Semakin biasa

konsumen membeli suatu produk, maka semakin tinggi frekuensi pembelian

konsumen tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan.

3. Attracting New Customers (menarik pelanggan baru)

Banyaknya pelanggan yang merasa puas dan suka pada merek tertentu, maka

akan menimbulkan perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan lain

untuk mengkonsumsi merek tertentu tersebut. Di samping itu, pelanggan yang

puas umumnya akan merekomendasikan merek yang pernah/sedang

dikonsumsi kepada teman/kerabat dekatnya, sehingga akan menarik

pelanggan baru.

4. Provide Time to Respond to Competitive Threats (memberi waktu untuk

merespon ancaman pesaing)

Brand loyalty akan memberikan waktu pada perusahaan utnuk merespon

gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk baru dan

unggul, maka pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan

untuk memperbaruhi produk yang dihasilkan dengan cara menyesuaikan atau

mengadakan inovasi untuk dapat mengungguli produk baru pesaing.

STIKOM


(28)

2.5.4 TINGKATAN BRAND LOYALTY

Menurut Durianto et al. (2001) beberapa tingkatan brand loyalty adalah:

1. Switcher (konsumen yang suka berpindah-pindah)

Pelanggan yang berada pada tingkat switcher loyalty adalah pelanggan yang

berada pada tingkat paling dasar dari piramida brand liyaty pada umumnya.

Pelanggan dengan switcher loyalty memiliki perilaku sering berpindah-pindah

merk, sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merk-merk yang

dikonsumsi. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah membeli

suatu produk karena harga yang murah atau karena faktor insentif lain.

2. Habitual Buyer (konsumen yang membeli karena kebiasaan)

Habitual buyer merupakan aktivitas rutin konsumen dalam membeli suatu

merk produk, meliputi proses pengambilan keputusan pembelian dan

kesukaan terhadap merk produk tersebut. Pelanggan yang berada dalam

tingkatan habitual buyer dapat dikategorikan sebagai pelanggan yang puas

dnegan merk produk yang dikonsumsi atau setidaknya pelanggan tidak

mengalami ketidak-puasan dalam mengkonsumsi merk tersebut.

3. Satisfied Buyer (konsumen yang puas dengan pembelian yang dilakukan)

Pada tingkatan satisfied buyer, pelanggan suatu merk masuk dalam kategori

puas bila pelanggan mengkonsumsi merk tersebut, meskipun demikian

mungkin saja pelanggan memindahkan pembelian ke merk lain dengan

menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu,

STIKOM


(29)

uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan pelanggan beralih

merk.

4. Liking of the Brand (menyukai merk)

Pelanggan yang masuk dalam kategori liking of the brand merupakan

pelanggan yang sungguh-sungguh menyukai merk tersebut. Pada tingkatan ini

dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merk. Rasa suka pelanggan

bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian

pengalaman dalam penggunaan sebelumnya, baik yang dialami pribadi

maupun oleh kerabat ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.

Meskipun demikian, sering kali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang

sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam

sesuatu yagn spesifik.

5. Committed Buyer (konsumen yang komit terhadap merk produk yang dibeli)

Commitment yaitu kepercayaan bahwa produk yang dikonsumsi mampu

melahirkan komunikasi dan interaksi di antara pelanggan yang ada (Aaker,

1991, Herizon & Maylina, 2003). Pada tahapan loyalitas committed buyer

pelanggan merupakan pelanggan setia (loyal). Pelanggan memiliki suatu

kebanggaan sebagai pengguna suatu merk dan bahkan merk tersebut menjadi

sangat penting bagi pelanggan dipandang dari segi fungsi maupun sebagai

suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya diri pelanggan. Pada tingkatan ini,

salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan

merekomendasikan dan mempromosikan merk tersebut kepada pihak lain.

STIKOM


(30)

Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda

dan juga mewakili tipe asset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya.

Tingkatan (hirarki) brand loyalty yang disebutkan di atas, yaitu mulai dari

switcher (tingkat yang paling rendah-dengan porsi yang paling besar), habitual buyer,

satisfied buyer, liking of the brand, hingga comitted buyer (tingkat paling

tinggi-dengan porsi yang paling kecil) adalah sangat sesuai bagi merk yang belum memiliki

brand equity yang kuat. Sebaliknya bagi merk dengan brand equity yang kuat, maka

tingkatan atau hirarki brand loyalty dimulai dari switcher (tingkat yang paling

rendah-dengan porsi yang paling kecil), habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand,

hingga comitted buyer (tingkat paling tingg-dengan porsi yang paling besar).

2.6 DEFINISI IKLAN

Bisnis periklanan merupakan salah satu bisnis yang paling cepat

perkembangannya akhir – akhir ini, sehingga banyak pilihan yang diperoleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu hakekat dalam bisnis

periklanan adalah proses komunikasi, dimana sebuah perusahaan berusaha untuk

memperkenalkan produknya pada masyarakat yang dalam hal ini adalah para

konsumen.

Advertising atau iklan dapat diartikan sebagai,”any paid form of non personal communications about an organization product, service or idea by an identify sponsor”. Maksudnya adalah setiap bentuk pembayaran dari komunikasi non personal tentang produk organisasi, pelayanan, ataupun ide oleh sponsor yang

teridentifikasi (Belch, 2004, p. 16).

STIKOM


(31)

Aspek pembayaran yang dimaksud ditujukan untuk membeli ruang dan

waktu dalam sebuah mdia massa. Sedangkan aspek non personal dimaksudkan

advertising atau iklan itu disebarluaskan melalui media massa (seperti TV, radio,

majalah, Koran dsb) yang dapat menghantarkan suatu pesan kepada khalayak luas,

bahkan dalam waktu yang bersamaan.

Iklan merupakan salah satu alat komunikasi pemasaran yang telah dikenal

banyak orang dan merupakan alat promosi yang sangat penting bagi perusahaan yang

target market-nya adalah masyarakat luas.

Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar

tertarik pada barang yang ditawarkan. Menurut Alexander Ralph S, iklan atau

advertising adalah setiap bentuk komunikasi non-personal mengenai suatu organisasi,

produk, servis atau ide yang dibayar oleh atu sponsor yang diketahui.Dilihat dari

tujuannya, ada beberapa jenis iklan, yaitu commercial advertising, corporate

advertising dan public service advertising. Iklan televisi merupakan salah satu dari iklan komersial, yaitu media informasi berupa audio visual yang membujuk

konsumen untuk melakukan sesuatu, biasanya untuk membeli sebuah produk. Iklan

televisi dapat menarik dan berkomunikasi dengan khalayaknya dalam cara tertentu

sehingga membuahkan hasil yang diinginkan, para pengiklan pertama-tama harus

memahami khalayak mereka. Mereka harus mengakrabkan diri dengan cara berpikir

konsumen dengan faktor-faktor yang memotivasi mereka dengan lingkungan dimana

mereka hidup.

STIKOM


(32)

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling

banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauannya yang

luas.televisi adalah bentuk komunikasi tradisional dalam dunia periklanan, dan

sampai saat ini tetap menjadi media incaran para pengiklan. Fenomena ini terjadi

karena iklan televisi memiliki sarana lengkap untuk melakukan suatu komunikasi

baik secara verbal maupun visual. Hal ini pun didukung banyak orang kreatif yang

menyukai kalau mendapat kesempatan membuat iklan televisi dan sisi klien pun

menganggap iklan televisi adalah senjata paling efektif dalam membangun merek

(brand).

2.7 JENIS – JENIS IKLAN

Pengelola pemasaran suatu perusahaan beriklan dalam berbagai tingkatan

atau level. Misalnya, iklan level nasional atau lokal/retail dengan target yaitu

masyarakat konsumen secara umum, atau iklan untuk level industri atau disebut juga

dengan business-to-businessadvertising atau professional advertising dan trade

advertising yang ditujukan untuk konsumen industri, perusahaan atau profesional. Menurut Morissan dalam bukunya yang berjudul Periklanan, tipe atau jenis iklan

dapat diuraikan sebagai berikut :

Iklan Nasional

Pemasang iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar

secara nasionalatau di sebagian besar wilayah suatu Negara. Sebagian besar iklan

nasional pada umumnya muncul pada jam tayang utama (prime time) di televisi yang

memiliki jaringan siaran secara nasional dan juga pada berbagai media besar nasional

STIKOM


(33)

serta media-media lainnya. Tujuan dari pemasangan iklan berskala nasional ini adalah

untuk mengkonfirmasikan atau mengingatkan konsumen kepada perusahaan atau

merk yang diiklankan beserta berbagai fitur atau kelengkapan yang dimiliki dan juga

keuntungan, manfaat, penggunaan, serta menciptakan atau memperkuat citra produk

bersangkutan sehingga konsumen akan cenderung membeli produk yang diiklankan

itu.

Iklan Lokal

Pemasang iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang

tingkat lokal. Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja

pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi suatu tempat

atau institusi tertentu. Iklan lokal cenderung untuk menekankan pada insentif tertentu,

misalnya harga yang lebih murah, waktu operasi yang lebih lama, pelayanan khusus,

suasana berbeda, gengsi atau aneka jenis barang yang ditawarkan. Promosi yang

dilakukan iklan lokal sering dalam bentuk aksi langsung (direct action advertising)

yang dirancang untuk memperoleh penjualan secara cepat.

Iklan Primer dan Selektif

Iklan primer atau disebut juga dengan primary demand advertising

dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau

keseluruhan industri. Pemasang iklan akan lebih fokus menggunakan iklan primer

apabila, misalnya, merek produk jasa yang dihasilkannya telah mendominasi pasar

dan akan mendapatkan keuntungan paling besar jika permintaan terhadap jenis

produk bersangkutan secara umum meningkat. Asosiasi di bidang industri dan

STIKOM


(34)

perdagangan kerap melakukan kampanye melalui iklan primer untuk mendorong

peningkatan penjualan produk yang dihasilkan anggota asosiasi, misalnya asosiasi

produsen susu berkampanye melalui iklan primer untuk meningkatkan minat

masyarakat untuk minum susu. Perusahaan pemegang merek produk tertentu

terkadang menggunakan iklan primer sebagai bagian dari strategi promosi untuk

membantu suatu produk, khususnya jika produk itu masih baru dan manfaatnya masih

belum banyak diketahui masyarakat. Dengan demikian, iklan semacam ini bertujuan

menjelaskan konsep dan manfaat suatu produk secara umum namun sekaligus

mempromosikan merek produk bersangkutan.

Iklan selektif atau selective demand advertising memusatkan perhatian

untuk menciptakan permintaan terhadap suatu merek tertentu. Kebanyakan iklan

berbagai barang dan jasa yang muncul di media adalah bertujuan untuk mendorong

permintaan secara selektif terhadap suatu merek barang atau jasa tertentu. Iklan

selektif lebih menekankan pada alasan untuk membeli suatu merek produk tertentu.

Menurut Nani Nuraeni S.Sos, berdasarkan tujuannya iklan terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Commercial Advertising. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial ini

sendiri terbagi menjadi beberapa macam.

Iklan Strategis. Digunakan untuk membangun merk. Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merk dan manfaat

produk. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan

merk serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini

STIKOM


(35)

mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek

serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.

Iklan Taktis. Memiliki tujuan yang mendesak.Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan

merk tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran

khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon

pada hari yang sama.

2. Corporate Advertising. Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif

produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan

corporate akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan

masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan dengan

kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan corporate

merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah perusahaan

melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya

kepada publik. Iklan corporate sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan

perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran

merk dagan atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan

kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

3. Public Service Advertising. Iklan layanan masyarakat merupakan bagian dari kampanye social marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk

kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan iklan layanan

STIKOM


(36)

masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat

untuk melakukan suat tindakan demi kepentingan umum atau merubah

perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap perbedaan

pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya.

Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar

tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua,

yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan

pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari

kampanye sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau atau menyampaikan gagasan

demi kepentingan umum. Iklan non komersil lebih dikenal dengan iklan layanan

masyarakat.

Sebuah iklan harus didorong oleh media agar tujuannya tercapai sesuai

sasaran, berikut contoh media iklan

1. Media cetak : koran, majalah serta tabloid.

2. Televisi, merupakan media penyampaian yang paling mahal saat ini, karena

memberikan daya tarik yang tinggi dengan audio visual yang member kesan

realistis.

3. Radio, yang memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dua media

sebelumnya, karena lebih fleksibel.

4. Media ruang, misalnya poster, spanduk, billboard, dan sebagainya.

STIKOM


(37)

5. Intenet/web merupakan media informasi yang tak pernah tidur, karena dapat

di akses selama 24 jam.

2.8 MEDIA MIX

Media yang digunakan dalam perancangan strategi promosi Taman Safari

Indonesia II Prigen meliputi media cetak (surat kabar dan majalah), media luar ruang

(neon box, papan reklame, dan banner), dan media kreatif (eskalator, kartu pos,

brosur, flyer, stiker maskot, kalender duduk), serta iklan audio visual dan iklan radio.

Berikut adalah media – media yang digunakan dalam perancangan promosi obyek wisata Taman Safari Indonesia II Prigen:

a) Surat Kabar

Iklan surat kabar di tempatkan pada Koran Jawa Pos dan Seputar

Indonesia (Sindo). Jawa Pos dipilih karena merupakan Koran

terlaris saat ini. Sedangkan majalah Seputar Indonesia dipilih

karena letak pemasarannya di daerah Jakarta dan sekitarnya sangat

luas.

b) Majalah

Pada media promosi majalah, yang dipilih adalah majalah Tempo.

Majalah Tempo dipilih karena mengupas tentang keunikan destinasi

wisata di Indonesia.

STIKOM


(38)

c) Media Luar Ruang

Untuk reklame, iklan dipasang di kota Surabaya, Malang dan di

daerah Pasuruan dan sekitarnya. Di Surabaya iklan akan di

tempatkan pada jalan-jalan protokol (tol waru, pusat kota

Surabaya), sedangkan di Malang akan di tempatkan di perbatasan

Kota Malang dengan Pasuruan dan di dekat Malang Town Square

(MATOS).

d) Brosurdan Flyer

Berisi pengetahuan secara umum tentang Taman Safari Indonesia II

Prigen beserta fasilitasnya. Ditempatkan di beberapa loket-loket

penjualan tiket masuk, agen-agen travel yang telah bekerja sama

dengan Taman Safari Indonesia II Prigen, serta hotel-hotel yang

juga bekerja sama dengan pihak perusahaan.

e) Iklan pada eskalator di pusat perbelanjaan

Iklan pada eskalator akan di pasang pada Plaza Tunjungan I dan di

Malang Town Square (MATOS).

STIKOM


(39)

f) Kartu Pos dan Stiker Maskot

Merupakan media untuk penyebarluasan informasi dalam bentuk

kartu pos, stiker maskot yang dapat digunakan untuk keperluan

konsumen dan didapatkan secara cuma – cuma, kecuali stiker maskot.

g) Kalender Duduk

Kalender duduk merupakan salah satu iklan yang akan ditempatkan

di beberapa agen travel yang telah bekerja sama dengan Taman

Safari Indonesia II Prigen.

h) Iklan Audio Visual (TVC) dan Iklan Radio

Iklan audio visual atau iklan komersial (TVC) akan ditayangkan

pada Trans Tv, Trans 7 dan RCTI. Sedangkan radio disiarkan di

Suara Surabaya.

STIKOM


(40)

BAB III

METODE PERANCANGAN

Dalam perancangan strategi promosi Taman Safari Indonesia II Prigen

sebagai upaya peningkatan brand loyalty, metode yang digunakan selama proses

perancangan adalah observasi, interview atau wawancara, kuesioner, kepustakaan,

internet, dokumentasi, analisis SWOT, analisis USP, konsep desain, proses desain

dan final desain.

Gambar 3.1 Skema Metodologi Perancangan

STIKOM


(41)

3.1 OBSERVASI

Observasi merupakan teknik paling mendasar dalam teknik penilaian non

testing. Observasi akan menghasilkan data yang merangsang dilakukannya hipotesis

tentative tentang individual dan meyakinkan hipotesis yang lainnya.

Observasi digunakan karena dibutuhkan data pengamatan secara langsung

di lapangan. Peneliti melibatkan diri secara langsung dengan cara ikut merasakan

suka dan duka dalam memperoleh sumber data. (Sugiyono 403)

Observasi yang efektif melalui pengamatan secara jelas, sadar dan

selengkap mungkin tentang perilaku individu sebenarnya dalam keadaan tertentu.

Pentingnya observasi adalah kemampuan dalam menentukan faktor-faktor awal mula

perilaku dan kemampuan untuk melukiskan secara akurat reaksi individu yang

diamati dalam kondisi tertentu. Observasi mungkin perlu dilakukan dalam jangka

waktu tertentu untuk menentukan sejauh mana beberapa faktor yang kecil sesuai

dengan desain yang lebih besar.

Pengumpulan data melalui observasi langsung atau dengan pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong

sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut memiliki kriteria :

Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan

secara sistematik.

Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah

direncanakan.

STIKOM


(42)

Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan

secara proporsium dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang

menarik perhatian saja.

Pengamatan dapat dicek dan di kontrol atas validitas dan

reabilitasnya.

Observasi dilaksanakan di sekitar Taman Safari Prigen dan juga kota-kota

seperti Malang dan Surabaya untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan.

3.2 INTERVIEW ATAU WAWANCARA

Wawancara digunakan sebagai keperluan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga untuk mengetahui hal-hal

yang lebih mendalam dari responden. Responden yang dipakai biasanya dalam

jumlah kecil. (Sugiyono 412)

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan

pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

STIKOM


(43)

Jenis-jenis wawancara :

Wawancara Bebas

Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja

kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu

berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati,

kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.

Wawancara Terpimpin

Dalam jenis wawancara ini, pewawancara sudah dibekali dengan

daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.

Wawancara Bebas Terpimpin

Pewawancara mengkombinasikan wawancara bebas dengan

wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanannya pewawancara

sudah membawa pedoman tentang apa-apa saja yang akan

ditanyakan secara garis besar.

Wawancara dilakukan terhadap beberapa narasumber dari pihak Taman

Safari Prigen sehingga akan semakin menambah data-data yang terkumpul.

3.3 KUESIONER

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana

tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian. Kuesioner tersebut pada

akhirnya diberikan kepada responden untuk dimintai jawabannya. Beberapa

pertanyaan dari kuesioner tersebut antara lain bertujuan semakin menambah

STIKOM


(44)

pengetahuan dan konsep dari perancangan tersebut semakin baik dan sempurna.

Kuesioner disebarkan di Surabaya dan Malang, dengan rentang waktu yang tidak

terlampau jauh.

3.4 KEPUSTAKAAN

Metode ini dilakukan dengan cara mencari data dari media cetak seperti

jurnal, buku, majalah dan koran. Fungsi dari kepustakaan adalah :

Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti

sehingga dapat menguasai masalah dengan baik.

Menegaskan kerangka teoritis yang dijadikan landasan berpikir

dalam menjawab masalah penelitian yang diajukan.

Mempertajam konsep yang akan digunakan sehingga memudahkan

perumusan hipotesis.

Untuk menghindari terjadinya suatu pengulangan dari suatu

penelitian.

Data-data dari kepustakaan beberapa diantaranya di dapatkan dari beberapa

buku dan artikel-artikel mengenai Taman Safari Prigen dan dunia satwa.

3.5 DOKUMENTASI

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, dokumentasi didefinisikan sebagai

sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau

keterangan. Menurut Paul Otlet pada International Economic Conference tahun 1905,

dokumentasi adalah kegiatan khusus yang berupa pengumpulan, pengolahan,

STIKOM


(45)

penyimpanan, penemuan kembali dan penyebaran dokumen. Kegiatan dokumentasi

melibatkan kegiatan pengumpulan, pemeriksaan, pemilihan dokumen sesuai dengan

kebutuhan dokumentasi; memungkinkan isi dokumen dapat di akses; pemrosesan

dokumen; mengklasifikasi dan mengindeks; menyiapkan penyimpanan dokumen;

pencari kembali dan penyajiannya.

3.6 ANALISIS SWOT (STRENGHT, WEAKNESS, OPPORTUNITIES, and THREATS)

Analisis SWOT dari perancangan ini yaitu menganalisa Taman Safari

Prigen serta kompetitor yang se-bidang dengan Taman Safari Prigen tersebut. Dengan

memperhitungkan kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang

(Opportunities), dan ancaman (Threats), memungkinkan diketahui bagaimana posisi

permasalahan yang ada di Taman Safari Prigen sehingga akan diperoleh pemecahan

masalahnya.

3.7 ANALISIS USP (UNIQUE SELLING PROPOSITION)

USP adalah sebuah marketing konsep, dimana perusahaan atau organisasi

berusaha mendefinisikan kelebihan perusahaannya di banding kompetitor. Dalam hal

ini sebagai pembanding Taman Safari Prigen adalah Jawa Timur Park 2 yang ada di

Malang.

3.8 STRATEGI PERANCANGAN

Strategi perancangan untuk promosi Taman Safari Prigen menggunakan

tema natural and family fun yang mengangkat kesan alami dan kekeluargaan yang

sesuai dengan target audience dari Taman Safari Prigen. Informasi yang hendak

STIKOM


(46)

disampaikan bersifat sederhana, yaitu agar konsumen maupun konsumen yang sudah

loyal terhadap Taman Safari Prigen mempunyai kenangan yang indah tentang tempat

tersebut, sehingga informasi yang disampaikan diharapkan dapat menimbulkan

keloyalitasan konsumen sehingga konsumen tersebut menjadikan Taman Safari

Prigen sebagai destinasi wisata mereka.

3.9 KONSEP MEDIA

Media yang dipilih untuk digunakan dalam perancangan strategi promosi

Taman Safari Indonesia II Prigen merupakan media yang mudah dijangkau dan

tersebar luas hampir di seluruh masyarakat yang melihat media tersebut. Hal ini

dikarenakan setiap manusia mempunyai kebutuhan untuk rekreasi dalam kehidupan

mereka, baik untuk sekedar melepas penat maupun sekedar alternatif liburan. Inilah

yang menyebabkan media penyebaran informasi Taman Safari Prigen harus bersifat

umum dan mampu dijangkau oleh khalayak luas.

3.10 PROSES DESAIN

Proses desain dilakukan sesuai dengan data-data yang didapat dari

observasi, wawancara, kepustakaan, dokumentasi, analisis SWOT, analisis USP. Dari

proses tersebut akan didapat suatu desain yang mempunyai ciri khas dan akan lebih

mengena ke khalayak. Proses desain dilakukan dengan software-software desain di

antaranya adalah Adobe Photoshop, Adobe Ilustrator, Corel Draw, Blender, dan

Adobe After Effect.

STIKOM


(47)

3.11 FINAL DESAIN

Final desain diserahkan kepada perusahaan dengan harapan agar

perusahaan mendapatkan suatu kemajuan dalam hal loyalitas konsumennya, serta

mampumeningkatkan penjualan secara signifikan.

STIKOM


(48)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 GAMBARAN SECARA UMUM

Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga yang berwawasan

lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas. Taman ini terletak di

beberapa lokasi. Taman Safari Indonesia I berlokasi di Desa Cibeureum Kecamatan

Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan kawasan

Puncak. Taman Safari II terletak di lereng Gunung Arjuna, Kecamatan Prigen,

Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Dan Taman Safari II di Desa Serongga,

Kecamatan Gianyar, Provinsi Bali.

Taman Safari Indonesia II Prigen adalah salah satu safari park terluas di

Asia, yang terletak di Taman Nasional Gunung Arjuna, Jawa Timur. Memiliki

berbagai macam hewan dan atraksi terbaik se-Indonesia, kolam renang dengan

system filter yang canggih, dan habitat yang tidak rusak dan suasana yang rimbun.

Taman Safari Indonesia II Prigen menjadi tempat wisata yang berwawasan

lingkungan dan berorientasi satwa pada alam bebas. Status penguasaan tanah di

bawah wewenang Yayasan Taman Safari yang juga merupakan pemilik dan

pengelola obyek wisata.

Taman Safari memiliki koleksi satwa dari hampir seluruh penjuru dunia

dan juga satwa lokal, seperti Komodo, Gajah Sumatera, Bison, Beruang Hitam Madu,

Harimau Putih, Lumba-Lumba, Anoa dan lain sebagainya. Fasilitas yang dimiliki

STIKOM


(49)

antara lain safari park, water park, atraksi live show, baby zoo, ticketing & computer

fiber optic ,touchscreen.

4.2 VISI & MISI PERUSAHAAN

Visi Taman Safari Prigen tentu saja menjadi lembaga konservasi terbaik di

Asia. Dan hal ini sudah dibuktikan dengan riset mendalam tentang penangkaran

berbagai macam satwa langka seperti Banteng Jawa, Burung Jalak Bali, Jerapah,

Gajah Sumatera, Harimau Sumatera dan ratusan spesies satwa langka lainnya yang

telah berhasil ditangkarkan di Taman Safari Prigen.

Tentu saja, untuk mendukung kegiatan konservasi tersebut, Taman Safari

Prigen membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dibutuhkan dana untuk memelihara

satwa dari 5 benua sebanyak kurang lebih 2.000 ekor dan membuat mereka terus

berkembang jumlahnya.

Itulah sebabnya, Taman Safari Prigen menggelar banyak sekali

pertunjukkan edukasi tentang satwa, bahkan 5 diantaranya merupakan pertunjukkan

edukasi satwa terbaik di Asia Tenggara. Seperti Sumatran Elephant Education Show,

Bird of Prey Show, Dolphin Education Show dan banyak show lainnya. Tentu saja

agar lebih banyak lagi pengunjung yang datang berwisata ke Taman Safari Prigen dan

semakon tahu, betapa luar biasanya satwa-satwa exotic tersebut, sehingga muncul

kesadaran dari para pengunjung tersebut, biaya konservasi dan pemeliharaan Taman

Safari Prigen bisa terus berjalan.

Agar para pengunjung tidak kapok untuk berwisata di Taman Safari Prigen.

Secara berkala, semua karyawan Taman Safari Prigen mendapatkan

pelatihan-STIKOM


(50)

pelatihan tentang pentingnya pelayanan kepada para pengunjung yang datang. Tentu

saja Taman Safari Prigen juga melibatkan warga di sekitar lingkungan Taman Safari

Prigen untuk ikut serta secara positif menjaga hal ini.

Untuk membuat para pengunjung semakin betah berwisata, Taman Safari

Prigen juga terus menerus menambahkan wahana-wahana baru seperti Baby Zoo,

Safari Waterwold, Dolphin Bay, Safari Ride & Fun Zone sampai wahana

pertunjukkan terakhir, yaitu stuntman show terbesar di Asia Tenggara,”Journey To The Temple of Terror”.

4.3 DEPARTEMENT SALES & MARKETING

Taman Safari Prigen memiliki staf-staf yang terampil, mulai dari staf di

kantor maupun staf di luar kantor (tempat rekreasi dan rumah sakit hewan). Divisi

Sales & Marketing merupakan salah satu divisi dari beberapa divisi yang ada di

kantor Tama Safari Prigen. Di departemen ini sendiri terbagi menjadi 2 departemen

lagi yaitu departemen sales dan departemen markom (marketing communication).

Departemen MarKom (Marketing Communication) membantu untuk

mengembangkan kesadaran merk, yang berarti bahwa konsumen menerjemahkan

informasi produk ke dalam persepsi tentang atribut produk dan posisinya dalam pasar

yang lebih besar. Bisnis juga menggunakan komunikasi pemasaran untuk

mempertahankan basis pelanggan, dan untuk mempererat hubungan dengan

pelanggan dan pemasok. Strategi Marketing Communication mendefinisikan rencana

bisnis untuk penyebaran informasi produk dan pengembangan kesadaran merk.

STIKOM


(51)

Marketing Communication (dalam bahasa Indonesia: Komunikasi Pemasaran) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan,

membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung

tentang produk dan merk yang dijual. Marketing Communication mempresentasikan

“suara” perusahaan dan merknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.

Marketing Communication bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaiman dan mengapa suatu produk

digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Marketing

Communication berkontribusi pada ekuitas merk dengan menanamkan merk dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta mendorong penjualan dan bahkan

mempengaruhi nilai pemegang saham.

4.3.1 UNSUR

Dua unsur pokok dalam Marketing Communication, yaitu:

 Komunikasi: proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan indvidu.

Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan yang merupakan

gagasan atau informasi pengirim melalui suatu media kepada

penerima agar mampu memahami maksud pengirim.

 Pemasaran: sekumpulan kegiatan dimana perusahaan atau organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) tentang

informasi produk, jasa dan ide antara mereka dengan pelanggannya.

STIKOM


(52)

4.3.2 BAURAN KOMUNIKASI MARKETING

Bauran komunikasi marketing terdiri dari delapan model komunikasi

utama, yaitu :

 Iklan: adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang dibiayai dan bersifat persuasif dan promosi tentang

produk, jasa atau ide oleh sponsor yang teridentifikasi melalui

berbagai macam media.

 Promosi penjualan: berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.

 Acara dan pengalaman: kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau

interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.

 Hubungan masyarakat dan publisitas: beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan

atau produk individunya.

 Pemasaran langsung: penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau

meminta respon atau dialog dari pelanggan.

 Pemasaran interaktif: kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan dan secara langsung atau tidak

langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra dan

menciptakan penjualan produk dan jasa.

STIKOM


(53)

 Pemasaran dari mulut ke mulut: komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan

atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.

 Penjualan personal: interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab

pertanyaan dan pengadaan pesanan.

4.3.3 MODEL PROSES KOMUNIKASI Model Makro Proses Komunikasi

Model makro adalah model komunikasi yang terdiri dari Sembilan elemen.

Dua elemen sebagai pihak utama yaitu pengirim dan penerima. Dua elemen lainnya

merepresentasikan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media. Empat elemen

merepresentasikan fungsi komunikasi utama yaitu penyandian, pengartian, respons,

dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan yang dapat menggangu proses

komunikasi.

Model Mikro Respons Konsumen

Model mikro komunikasi pemasaran berkonsentrasi pada respons spesifik

konsumen terhadap komunikasi. Ada empat model hirarki respons klasik yaitu AIDA,

Hirarki Pengaruh, Inovasi-adopsi, dan Komunikasi. Semua model mengasumsikan

bahwa pembeli melewati tahap kognitif, afektif dan perilaku.

 Kesadaran: jika sebagian besar konsumen sasaran tidak menyadari produk, tugas komunikator adalah membangun kesadaran dengan

STIKOM


(54)

memperkenalkan produk dengan informasi awal seperti nama

produk.

 Pengetahuan: informasi lebih dalam mengenai produk. Konsumen sasaran mungkin memiliki kesadaran tapi tidak tahu banyak tentang

produk. Pengetahuan sangat penting untuk diberikan kepada

sasaran agar informasi yang dimiliki sasaran tentang produk

menjadi lengkap.

 Rasa Suka: jika konsumen sasaran mengetahui merk, apa yang mereka rasakan tentang merk tersebut? Dalam hal ini komunikator

harus bisa membangkitkan rasa suka konsumen sasaran terhadap

produk.

Merancang marketing strategy communication yang efektif dengan satu

atau lebih komponen komunikasi pemasaran. Iklan memungkinkan bisnis untuk

menjangkau khalayak yang besar dan tertarget. Personal selling memungkinkan

perusahaan untuk berkomunikasi tentang manfaat produk langsung kepada

pelanggan, seperti dalam pengaturan ritel. Pemasaran langsung memungknkan bisnis

untuk menjangkau pelanggan tanpa media pihak ketiga; contoh termasuk catalog dan

surat langsung. Promosi penjualan menyediakan pelanggan dengan insentif untuk

membeli produk perusahaan, seperti perusahaan yang membuat kontribusi amal

dengan setiap penjualan. Public relation melibatkan arus informasi keluar dari

perusahaan kepada pelanggan, pemasok dan kelompok lain yang terkena dampak

operasi perusahaan.

STIKOM


(55)

Cara bagaimana mengadakan komunikasi dengan klien atau nasabah

tersebut terangkum dalam apa yang disebut dengan marketing communication atau

dengan kata lain promosi. Oleh karena itu divisi marketing memerlukan penggunaan

strategi marketing communication dalam menjalankan fungsinya, yakni dalam

melakukan aktivitas pemasaran terhadap klien atau nasabah. Penggunaan strategi

marketing communication atau strategi promosi mempunyai peranan penting dalam program marketing perusahaan yakni untuk mengkomunikasikan dan menjual produk

mereka kepada konsumen (Blech, 2004, p.6).

4.3.4 STRATEGI MARKETING COMMUNICATION

Marketing communication yang efektif memerlukan strategi yang terencana untuk dilaksanakan. Itu sebabnya mengembangkan marketing

communication strategy yang sesuai dengan realitas anggaran dan tujuan penjualan

adalah langkah pertama dalam hubungan bisnis. Pendekatan professional untuk

komunikasi pemasaran mempertimbangkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka

panjang, dan mengintegrasikan taktik campuran untuk mencapai keberhasilan. Ada

lima langkah untuk menilai, mengembangkan dan menerapkan marketing

communication strategy. Kelima langkah tersebut adalah:

1. Menilai kebutuhan bisnis anda – tentukan tujuan utama, kekuatan dan kelemahan, tekanan persaingan, pengaruh pasar dan hambatan untuk sukses.

2. Mengevaluasi sumber daya tersedia – pertimbangkan dampak dari kerangka waktu, anggaran dan staf yang bekerja.

STIKOM


(56)

3. Memilih taktik pemasaran yang tepat – strategi komunikasi yang akan mengintegrasikan unsure-unsur taktis seperti hubungan masyarakat,

periklanan, direct mail, internet, pameran dagang, dan lain-lain, sesuai dengan

tujuan yang anda inginkan.

4. Melaksanakan komunikasi pemasaran anda – program komunikasi pemasaran adalah pelaksanaan taktik yang dipilih sesuai dengan waktu dan anggaran.

5. Mengevaluasi hasil – dengan meninjau hasil dari strategi komunikasi pemasaran, anda dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan,

menyempurnakan taktik masa depan dan beradaptasi dengan perubahan sesuai

dengan kondisi pasar.

4.3.5 GAMBARAN PEKERJAAN MARKETING COMMUNICATION

Marketing Communication memproduksi bahan untuk berkomunikasi dengan pasar tentang organisasi, produk atau ide. Deskripsi ini mencakup berbagai

spesialis dalam hubungan masyarakat, periklanan, merk, pemasaran langsung,

pemasaran, promosi, penjualan dan industry pemasaran online. Hal ini sering disebut

integrated marketing communication (IMC), dimana semua departemen bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.

Beberapa tugas pokok dari marketing communication antara lain :

 Menyajikan strategi komunikasi utama yang akan dilaksanakan kepada pimpinan perusahaan

STIKOM


(57)

 Mengatur strategi pemasaran jangka pendek dan jangka panjang yang menjangkau seluruh konstituen eksternal kunci dan

berkomunikasi secara efektif dan memperkuat strategi.

 Memimpin dan mengelola upaya membangun reputasi, pemasaran, komunikasi di semua platform komunikasi

 Mengidentifikasi khalayak sasaran, menentukan pesan kunci dan mengembangkan dan menerapkan manajemen reputasi yang sesuai

 Mengarahkan dan bekerja dengan agen iklan dalam mengembangkan dan melaksanakan kampanye pengembangan

merk

 Menetapkan tujuan strategis dan operasional tahunan, sasaran, kebijakan dan rencana untuk memantau kemajuan.

 Mengembangkan dan mengelola anggaran divisi

 Menyiapkan laporan tentang reputasi, pertumbuhan dan pendapatan bagi pimpinan.

 Desain integrated communication secara online dan strategi media social untuk mendukung pemasaran

 Mengembangkan, merancang dan mengimplementasikan pemasaran, periklanan, komunikasi dan rencana penjualan

 Memberikan rekomendasi kepada divisi lainnya

 Memastikan konsistensi dan kualitas produk perusahaan

STIKOM


(58)

 Bekerja dan mengawasi perencanaan dan pelaksanaan semua materi promosi dan periklanan dan komunikasi

 Mengembangkan, memelihara dan mengembangkan kemitraan dan kolaborasi dengan masyarakat local, regional dan Negara,

perusahaan, kelembagaan dan mitra terkait untuk meningkatkan

visibilitas dan meningkatkan upaya reputasi dan pemasaran

 Memanfaatkan penelitian dan evaluasi dalam proses pengambilan keputusan.

Marketing Communication merupakan sebuah langkah strategis dan taktikal yang paling menentukan dalam kesuksesan penjualan. Begitu banyak aspek

yang perlu dipersiapkan dan diimplementasikan dari pembuatan budget yang terukur

dengan pasti, dan langkah demi langkah implementasi untuk memastikan

keberhasilan penjualan produk.

Tidak terlepas juga keterkaitan dengan pihak media dan afiliasi. Ada 3

stakeholder hal utama yang harus dijembatani oleh MarKom & Promotion

Departement, yaitu kualitas komunikasi antara perusahaan dengan customernya, perusahaan dengan komunitasnya dan perusahaan dengan internalnya. Tujuan

akhirnya adalah membuat perusahaan menjadi lebih baik dan lebih efektif dalam

aspek komunikasi dan khususnya persuasi/promosi.

STIKOM


(59)

BAB V

IMPLEMENTASI KARYA

Perancangan strategi promosi Taman Safari Prigen sebagai upaya peningkatan

brand loyalty dikerjakan dalam kurun waktu dua bulan. Dalam kurun waktu tersebut,

penulis memperoleh hasil sebagai berikut:

5.1 DESAIN BROSUR

Gambar 5.1 Brosur Cover

STIKOM


(60)

Gambar 5.2 Brosur Isi

Desain brosuryang berukuran A4 ini disesuaikan dengan keyword yang didapat yaitu natural and family fun. Dicetak dan ditempatkan di antaranya loket-loket penjualan, agen-agen travel, hotel-hotel yang telah bekerja sama dengan Taman Safari Prigen.

STIKOM


(61)

5.2 DESAIN FLYER

Gambar 5.3 Desain Flyer

Desain flyer dibuat dengan konsep yang sama pada desain brosur, dan ditempatkan pada loket-loket penjualan tiket masuk, dan agen-agen travel. Dicetakdenganukuran 21 x 10 cm.

STIKOM


(62)

5.3 IKLAN KORAN

Gambar 5.4 Iklan Koran

Iklan koran ditayangkan pada koran Jawa Pos dan penayangannya ada pada tabel yang terdapat pada bab ini, denganukuran90 x 100 mm. Dipilih media massa Jawa Pos karena Jawa Pos merupakan leader di surat kabar dan mempunyai target yang cukup jelas serta mempunyai peran dalam membantu melestarikan satwa.

STIKOM


(63)

Anggaran pemasangan iklan di Surat kabar JawaPos

November 2012

Jenis Iklan : Display / FC (full color)

Ukuran Iklan : 90 mm x 100 mm

Harga tiap mm : 128,500-/mmk

Letak kolom : Halaman Advetorial

Frekuensi pemuatan perbulan : 8 kalitiaphariKamisdanJumat

Total tarif sebelum discount :

2 kolom x 90 x 128,500 x 8 = Rp 185.040.000

Discount agency 20% : Rp 37.008.000

PPn 10% : Rp 148.032.000

Harga setelah discount :

185,040,000 + 148.032.000= Rp 199.843.200

Netto yang harus dibayarkan : Rp. 199.843.200.

Tabel 5.5AnggaranIklanJawaPos

STIKOM


(64)

5.4 IKLAN MAJALAH

Gambar 5.6 Iklan Majalah

Iklan majalah ditayangkan pada majalah Tempo. Dipilih majalah Tempo karena majalah tersebut selain memuat tentang bisnis dan politik serta ekonomi, majalah tersebut sangat peduli terhadap tempat wisata yang berhubungan dengan Indonesia.

STIKOM


(65)

Tabel 5.7 Rate Card Majalah Tempo

STIKOM


(66)

5.5 NEON BOX

Gambar 5.8 Desain Neon Box

Desain neon box ditempatkan dekat dengan letak Taman Safari Prigen, berjarak sekitar 2 km sekitar Taman Safari Prigen. Berbeda dari desain-desain sebelumnya, background dari neon box tersebut berwana biru dengan tekstur loreng zebra. Dipilih warna biru karena sifat dari natural.

STIKOM


(67)

5.6 POSTCARD

Gambar 5.9 Postcard Depan

Gambar 5.10 Postcard Belakang

STIKOM


(68)

Postcard dibuat untuk konsumen setia yang gemar bersurat dan berkirim surat kepada kerabat. Ditempatkan pada loket penjualan tiket dan di toko buku yang ada di kota-kota besar.

5.7 STIKER MASKOT

Gambar 5.11 Desain Stiker Maskot

Desain stiker maskot dibuat untuk target audience anak-anak yang menggemari hewan-hewan yang lucu dan penuh warna. Stiker

STIKOM


(69)

5.8 BILLBOARD

Gambar 5.12 Desain Billboard

Billboard denganukuran 20 x 10 m iniditempatkan di tolWaru, pusatkota Surabaya, perbatasan Surabaya-Pasuruan, Pasuruan-Malang dan di dekat Malang Town Square (MATOS).

STIKOM


(70)

5.9 BANNER

Gambar 5.13 Desain Banner

Banner dicetak dengan ukuran 60 x 160 cm dan ditempatkan di agen-agen travel serta hotel-hotel yang telah bekerjasama dengan Taman Safari Prigen, dan ditempatkan juga di dekat loket penjualan tiket masuk.

STIKOM


(71)

5.10 KALENDER DUDUK

Gambar 5.14 DesainKalenderDuduk

Kalender duduk dibuat untuk para konsumen yang loyal kepada Taman Safari Prigen dan diberikan secara cuma-Cuma sebagai merchandise ketika membeli tiket masuk Taman Safari Prigen. Dengan tujuan agar para konsumen semakin mengingat Taman Safari Prigen sebagai tempat wisata rekreasi alam sekaligus belajar mengenai satwa dan ikut membantu melestarikannya.

STIKOM


(72)

5.11 IKLAN RADIO

Iklan radio dibuat dengand urasi sekitar 45 detik dan di tayangkan di Radio Suara Surabaya. Dengan waktu tayang 15 kali sebulan, diharapakan konsumen mempunyai ketertarikan untuk mengunjungi Taman Safari Prigen, baik yang sudah pernah maupun yang belum sama sekali berkunjung.

Anggaran pemasangan iklan di Stasiun Radio Suara

Surabaya

November 2012

Jenis Iklan : Commercial Spot

Durasi Iklan : 30 detik

Harga tiap 30 detik : 420,000

Penempatan iklan : Regular Prime time 1

Frekuensi pemuatan perbulan : 8 kali

Total tarif sebelum pajak :

8 x 420,000 = 3,360,000

PPN 10% : 336,000

Harga Setelah Pajak : 3,696,000

Netto yang harus dibayarkan : Rp.3,696,000

Tabel 5.15 AnggaranStasiun Radio Suara Surabaya

STIKOM


(73)

5.12 IKLAN TV COMMERCIAL

Iklan ini ditayangkan di Metro TV, karena Metro TV dianggap sebagai televisi yang mempunyai wawasan tentang satwa dan beberapa programnya juga tentang satwa dan alam.

Gambar 5.16 Cuplikan TVC

STIKOM


(74)

5.13 ESCALATOR

Gambar 5.17 Desain Eskalator

Desain eskalator ini ditempatkan di mal-mal besar yaitu Malang Town Square (MATOS) dan Plaza Tunjungan Surabaya. Mal-mal tersebut dipilih karena merupakan salah satu tempat yang mampu menarik minat pengunjung. Selain itu di Taman Safari Prigen mempunyai stand khusus di Plaza Tunjungan Surabaya.

STIKOM


(75)

5.14 JADWAL TAYANG

Tabel 5.18 Jadwal Tayang

STIKOM


(76)

Seperti pada tabel diatas, jadwal tayang disesuaikan dengan target audience dari Taman Safari Prigen sendiri. Dalam hal ini target audience nya adalah keluarga, dengan tingkat perekonomian yang menengah ke atas, dan penyayang binatang. Dari target audience maka dapat dipilih beberapa media yang diambil dan jam penayangannya serta durasinya.

STIKOM


(77)

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari perancangan strategi promosi Taman Safari Prigen adalah

sebagai berikut :

1. Berdasarkan data-data yang ada dari hasil observasi, wawancara, serta

analisis SWOT dan analsisi USP, hasil perancangan tersebut digunakan

untuk memperkuat brand loyalty dari Taman Safari Prigen tersebut.

2. Untuk menggambarkan semua yang ada di Taman Safari Prigen untuk

mendukung keloyalitasan pelanggan maka strategi promosi dan konsep

visual yang telah dipilih adalah natural.

6.2 SARAN

Berdasarkan penjelasan perancangan strategi promosi diatas maka saran

yang dapat diberikan untuk pengembangan perancangan yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Perancangan strategi promosi Taman Safari Prigen yang dibuat

merupakan strategi promosi yang belum begitu menyeluruh dan

sempurna sehingga perlu dilakukan penyempurnaan, pengembangan

dan perbaikan sesuai dengan pembaruan fasilitas dan lain – lain yang ada di Taman Safari Prigen.

STIKOM


(1)

5.13 ESCALATOR

Gambar 5.17 Desain Eskalator

Desain eskalator ini ditempatkan di mal-mal besar yaitu Malang Town Square (MATOS) dan Plaza Tunjungan Surabaya. Mal-mal tersebut dipilih karena merupakan salah satu tempat yang mampu menarik minat pengunjung. Selain itu di Taman Safari Prigen mempunyai stand khusus di Plaza Tunjungan Surabaya.

STIKOM


(2)

5.14 JADWAL TAYANG

Tabel 5.18 Jadwal Tayang

STIKOM


(3)

Seperti pada tabel diatas, jadwal tayang disesuaikan dengan target audience dari Taman Safari Prigen sendiri. Dalam hal ini target audience nya adalah keluarga, dengan tingkat perekonomian yang menengah ke atas, dan penyayang binatang. Dari target audience maka dapat dipilih beberapa media yang diambil dan jam penayangannya serta durasinya.

STIKOM


(4)

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari perancangan strategi promosi Taman Safari Prigen adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan data-data yang ada dari hasil observasi, wawancara, serta analisis SWOT dan analsisi USP, hasil perancangan tersebut digunakan untuk memperkuat brand loyalty dari Taman Safari Prigen tersebut.

2. Untuk menggambarkan semua yang ada di Taman Safari Prigen untuk mendukung keloyalitasan pelanggan maka strategi promosi dan konsep visual yang telah dipilih adalah natural.

6.2 SARAN

Berdasarkan penjelasan perancangan strategi promosi diatas maka saran yang dapat diberikan untuk pengembangan perancangan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perancangan strategi promosi Taman Safari Prigen yang dibuat merupakan strategi promosi yang belum begitu menyeluruh dan sempurna sehingga perlu dilakukan penyempurnaan, pengembangan dan perbaikan sesuai dengan pembaruan fasilitas dan lain – lain yang ada di Taman Safari Prigen.

STIKOM


(5)

2. Strategi promosi ini dapat dilakukan secara bertahap dan mampu dikembangkan lebih lanjut sehingga keseluruhan perancangan tersebut menjadi sempurna.

STIKOM


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://ellyssony.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_%28pemasaran%29 Morrisan, M.A.Periklanan.Jakarta:Kencana

Indriyo Gito Sudarmo (1998:237)

Adji dan Maya, Watono.IMC that sells.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_loyalty

STIKOM