e. Kelengkapan pencatatan sebagai dasar pengendalian dan penyusunan
informasi yang lengkap, operasional dan bermanfaat bagi evaluasi dan penyempurnaan program yang akan datang.
2.5. Pentingnya Kemampuan Keuangan Daerah
Terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam kaitannya dengan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah
merubah konsep dan keuangan daerah yang semula ditunjukan atas dasar porsi dan kebijakan pusat yang menonjol dalam pembagian kewenangan pusat dan
daerah selanjutkan diarahkan menjadi kemandirian daerah dalam mengelola kawasannya, termasuk kebijakan-kebijakan pembangunan daerah.
Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah ketidakmungkinan dalam mengidentifikasi pola pembangunan yang seragam bagi daerah akibat perbedaan
karakteristik letak geografis, sumber daya alam, sarana dan prasarana pembangunan dan sumber daya manusia yang ada. Sehingga pengambilan
kebijakan tingkat daerah akan lebih memilih mengadopsi kebijakan pembangunan yang disesuaikan dengan karakteristik dengan potensi wilayah itu sendiri.
Pemerintah daerah dapat berjalan karena adanya dukungan berbagai faktor sumber daya yang mampu untuk menggerakkan roda organisasi pemerintah
dalam rangka pencapaian tujuan. Otonomi daerah membawa konsekuensi bagi daerah, bahwa daerah harus mampu menggali dan mengembangkan potensi
ekonomi secara optimal sebagai prioritas utama. Masalah kemampuan keuangan daerah masalah utama bagi banyak daerah dalam melaksanakan otonomi daerah
ini, terutama daerah yang minus sumber daya alam.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban dalam melaksanakan otonomi tentu saja membutuhkan biaya yang seharusnnya disediakan sendiri oleh daerah dari sumber-sumber keuangan
yang telah dilimpahkan oleh pemerintah pusat dan sumber lain yang ada di daerah Sidik, 2000.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas menurut Radianto 1997, ada 5 pokok kebijakan dibidang keuangan daerah, sebagai berikut:
a. Kebijaksanaan untuk meningkatkan PAD, khususnya yang bersumber dari
pajak dan restribusi daerah, sehingga pemerintah daerah makin mampu mengelola penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
b. Kebijakan dibidang pengeluaran pemerintah daerah, yang pada dasarnya
untuk menciptakan peningkatan perekonomian masyarakat. c.
Peningkatan kemampuan organisasi pemerintah daerah termasuk peningkatan kemampuan manajemen dan penyempurnaan struktur
organisasi. d.
Peningkatan sistem informasi keuangan daerah dan pengendalian pembangunan daerah.
e. Kebijaksanaan untuk mendorong keikutsertaan swasta dalam pelayanan
masyarakat daerah, baik sebagai penanam modal maupun sebagai pengelola jasa pelayanan masyarakat.
Desentralisasi yang diberikan kepada daerah diharapkan dapat memacu daerah untuk dapat lebih giat menggali sumber-sumber pendapatan daerah sendiri.
Sehingga antara desentralisasi dan PAD mempunyai keterkaitan yaitu dengan desentralisasi akan meningkatkan pemberdayaan sosial, memberikan keleluasaan
kepada daerah untuk beradaptasi dengan perkembangan sosial ekonomi yang
Universitas Sumatera Utara
cepat di tingkat lokal sehingga memungkinkan untuk menggali potensi PAD secara maksimal.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan keadilan dalam
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah., meskipun pada dasarnya penerimaan tidak hanya dipengaruhi oleh Undang-Undang ini saja
melainkan juga oleh Undang-Undang lain seperti Undang-Undang perpajakan. Dalam konteks struktur fiskal daerah, peranan pajak restribusi sangat penting. Hal
ini dikarenakan pajak dan restribusi daerah merupakan pemberi sumbangan terbesar terhadap PAD, sehingga hal ini juga mempengaruhi tinggi rendahnya
struktur keuangan daerah. Lebih lanjut dalam undang-undang ini disebutkan dengan jelas bahwa
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintan daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam rangka Negara kesatuan yang
mencakup pembagian keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah serta pemerataan antara daerah secara proporsional, demokratis, adil dan
trasparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewengan tersebut, termasuk pengelolaan dan
pengawasan keuangannya.
Adapun sumber-sumber penerimaan daerah dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah sebagai berikut: Penerimaan Daerah dalam
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan pasal 5, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan Daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain – Lain Pendapatan pasal 5 ayat 2. b.
Pembiayaan bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah, dan hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan pasal 5 ayat 3.
2.6. Produk Domestik Regional Bruto PDRB