Skor Komponen Utama Pertama Metode Pembobotan Berdasarkan Analisis Komponen Utama Nilai Komponen UAIG AMMI

Tabel 2. 4 Analisis Ragam untuk Model UAIG Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Kelompok bn-1 JKK KTK Perlakuan a-1 JKA KTA Lokasi b-1 JKB KTB PerlakuanLokasi a-1 JKAB KTAB IKU-1 a+b-1-21 JKKU1 KTKU1 IKU-2 a+b-1-21 JKKU2 KTKU2 … … … … Galat ba-1n-1 JKG KTG Total abn-1 JKT 2. Menyusun matriks pengaruh interaksi perlakuan kolom dengan lokasi baris sehingga berukuran a × b kemudian melakukan penguraian matriks tersebut melalui analisis komponen utama.

2.6.1 Skor Komponen Utama Pertama

Untuk menyesaikan kasus dalam pengaruh utama aditif dengan interaksi ganda UAIG dilakukan dengan pula mencari skor komponen utama pertama dari analisis komponen utama terhadap data respon peubah asal. Tahapan analisis yang dilakukan pada pendekatan ini adalah sebagai berikut: 1. Hitung matriks koragam S atau matriks korelasi R Dengan: , i=j , i j p R p Dengan: 2. Cari vektor ciri eigen vector dan akar ciri eigen value dari persamaan atau Dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Gunakan matriks koragam S jika peubah-peubah yang dianalisis memiliki satuan yang sama dan gunakan matriks korelasi R jika peubah-peubah yang dianalisis memiliki satuan yang berbeda. 2. Tata vektor ciri eigen vector yang berpadan dengan akar ciri eigen value .

2.6.2 Metode Pembobotan Berdasarkan Analisis Komponen Utama

Banyaknya komponen utama yang dipilih ditentukan berdasarkan persentase keragaman kumulatif. Persentase keragaman kumulatif dapat dihitung sebagai berikut: Batas minimal persentase keragaman kumulatif yang digunakan adalah 75.

2.6.3 Nilai Komponen UAIG AMMI

Nilai Analisis komponen utama direduksi dan dianalisis kebermaknaannya berdasarkan prosedur Uji F. Gollob, yaitu sebagai berikut: 1. Bila komponen bermakna atau hasilnya berpengaruh secara signifikan terhadap taraf hanya 0.05 atau 0.01 adalah IKU-1, maka model yang berlaku adalah AMMI-1. 2. Bila kedua komponen IKU-1 dan IKU-2 bermakna atau berpengaruh secara signifikan, maka model yang berlaku adalah AMMI-2. 3. Bila tak satupun komponen bermakna, maka model yang berlaku adalah AMMI-0. Tingkat stabilitas perlakuan dianalisis berdasarkan parameter stabilitas UAIG yaitu AMMI Stability Value ASV dapat dihitung sebagai berikut: Dengan: ASV : AMMI Stability Value Stabilitas Nilai UAIG IKU : Interaksi Komponen Utama JK IKU1 : Jumlah Kudrat Interaksi Komponen Utama pertama JK IKU2 : Jumlah Kuadrat Interaksi Komponen Utama kedua

BAB 3 PEMBAHASAN

Sebagai contoh kasus untuk aplikasi UAIG ini bersumber dari jurnal hasil penelitian Sujiprihati et al, 2006 yaitu pada varietas jagung dengan melakukan 3 tiga pengulangan di empat lokasi yaitu Cikabayan, Cisarua, Cibedug, dan Pasir Sarongge dengan bahan tanaman 7 varietas genotipe jagung manis. Tabel 3.1 Produksi tonha Tujuh Genotipe Jagung Manis pada Empat Lokasi Lokasi No. Perlakuan Cikabayan Cisarua Cibedug Pasir Sarongge 1 PSPT-C 5.50 3.71 2.48 5.25 2 PSPT-K 5.25 3.37 3.62 5.18 3 PSPT-T1 4.84 3.71 2.77 5.27 4 PSPT-T2 4.94 3.04 4.65 5.69 5 PSPT-MM 4.51 3.48 2.69 3.26 6 Bogor-Hi 2.74 4.75 3.49 6.22 7 SD-2 5.24 4.22 5.78 6.62 Tahapan yang dilakukan pada pendekatan ini adalah: 1. Menyusun pengaruh interaksi dalam matriks dengan faktor baris × kolom sehingga matriks berordo 7 × 4,