Proses Destruksi Basah Penentuan Kadar Timbal dan Kadmium Analisis Data Secara Statistik Menentukan Rentang Kadar Timbal dan Kadmium

3.4.2 Proses Destruksi Basah

Sampel dihaluskan untuk setiap perlakuan, ditimbang masing-masing sebanyak 25 g dalam erlenmeyer. Sampel yang telah diketahui beratnya selanjutnya lalu ditambahkan HNO 3 65 bv sebanyak 25 ml dan diamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, panaskan diatas hot plate pada suhu ±110 o C hingga terbentuk larutan sampel berwarna kuning jernih. Hasil dekstruksi yang diperoleh dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml. Dicukupkan volumenya sampai garis tanda dengan akuabides, dan dihomogenkan. Kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No 42, dan dibuang ±10 filtrat pertama dan filtrat selanjutnya ditampung ke dalam botol Haswell,1991. Kemudian dilakukan uji kuantitatif. 3.4.3 Pemeriksaan Kuantitatif 3.4.3.1 Pembuatan Larutan Standar Timbal Larutan standart Timbal Pb 1000 µgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabides konsentrasi 100 µgml. Larutan standart Timbal Pb 100 mcgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabidest konsentrasi 10 µgml.

3.4.3.2 Pembuatan Larutan Standar Cadmium

Larutan standart Kadmium Cd 1000 µgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N,ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabides konsentrasi 100 µgml. Larutan standart Kadmium Cd 100 µgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan Universitas Sumatera Utara dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabidest konsentrasi 10 µgml.

3.4.3.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Timbal

Larutan baku timbal 10 µgml dipipet masing-masing sebanyak 1,00 ml; 1,50 ml; 4,00 ml; 6,00 ml; 8,00 ml lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml larutan HNO 3 5 N dan ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabidest larutan kerja ini mengandung 0,1 µgml; 0,15 µgml; 0,4 µgml; 0,6 µgml; dan 0,8 µgml dan diukur pada panjang gelombang 283.3 nm.

3.4.3.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kadmium

Larutan baku Kadmium Cd 10 µgml dipipet masing-masing sebanyak 1,00 ml; 2,00 ml; 3,00 ml; 4,00 ml; 5,00 ml lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HNO 3 5N kemudian ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabidest larutan kerja ini mengandung 0,1 µgml; 0,2 µgml; 0,3 µgml; 0,4 µgml; dan 0,5 µgml dan diukur pada panjang gelombang 228,8 nm.

3.4.4 Penentuan Kadar Timbal dan Kadmium

Penentuan kadar Pb dan Cd dalam larutan sampel dapat ditentukan dengan rumus : Kadar Logam µgg = W CxVxFp Keterangan : C = Konsentrasi µgml V = Volume larutan sampel ml Fp = Faktor Pengenceran W = Berat Sampel g Universitas Sumatera Utara 3.4.5 Validasi Metode Analisis 3.4.5.1 Penentuan Limit of Detection LOD dan Limit of Quantitation LOQ Batas deteksi atau Limit of Detection LOD adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon yang signifikan. Batas kuantitasi atau Limit of Quantitation LOQ merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung berdasarkan dengan rumus sebagai berikut : SYX = 2 2 − − ∑ n Yi Y LOD = slope X SY x 3 LOQ = slope X SY x 10 Keterangan : LOD = Limit of Detection µgml LOQ = Limit of Quantitation µgml SYX = Simpangan Baku Residual Harmita,2004

3.4.5.2 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali Recovery

Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode adisi karena matriks sampel tidak diketahui sehingga tidak memungkinkan untuk membuat sampel plasebo. Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah larutan standar dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa Universitas Sumatera Utara persen analit yang ditambahkan tadi dapat diperoleh kembali Harmita, 2004. Larutan baku yang ditambahkan yaitu, 10 ml larutan baku Pb dengan konsentrasi 0,4 µgml dan 5 ml larutan baku Cd dengan konsentrasi 0,2 µgml kedalam sampel. Masing-masing dilakukan sebanyak 6 kali replikasi kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada awal penetapan kadar sampel. Persen perolehan kembali recovery dapat dihitung dengan rumus dibawah ini: C F -C A x 100 Recovery = C A Dimana: C F = Konsentrasi total sampel setelah penambahan baku µgml C A = Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku µgml C A = Konsentrasi analit yang ditambahkan µgml

3.4.5.3 Uji Presisi

Presisi atau keseksamaan merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Percobaan keseksamaan dilakukan terhadap paling sedikit 6 replikan sampel. Presisi diukur sebagai standar deviasi SD dan standar deviasi relatif RSD. Nilai standar deviasi relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Menurut Rochman 2007, rumus untuk menghitung Standar deviasi relative RSD adalah: RSD = 100 × X SD Universitas Sumatera Utara Keterangan : − X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD = Relative Standard Deviatio

3.4.6 Analisis Data Secara Statistik

Untuk menghitung standar deviasi SD digunakan rumus: SD = �∑ x-x � 2 n-1 Distribusi ti hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : t = x �-x SD √n � Dasar penolakan data jika t hitung ≥ t tabel .

3.4.7 Menentukan Rentang Kadar Timbal dan Kadmium

Rentang kadar sebenarnya yang diperoleh dari hasil pengukuran masing- masing 6 larutan sampel, ditentukan rata-ratanya secara statistik dengan taraf kepercayaan 95 dengan α= 0,05 dengan rumus sebagai berikut: n s t df , 2 1 X α µ ± = Wibisono, 2005 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemeriksaan Kuantitatif 4.1.1 Kurva Kalibrasi Timbal dan Cadmium Kurva kalibrasi logam timbal diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar logam timbal. Logam timbal diukur pada panjang gelombang 283,3 nm. Berdasarkan pengukuran kurva kalibrasi tersebut, maka diperoleh persamaan garis regresi untuk timbal yaitu: Y = 0,01247x + 0,000001 dengan koefisien korelasi r = 0,9999 Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar timbal serta contoh perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 1 hal. 33 . Gambar 2 . Kurva kalibrasi Pb Kurva kalibrasi logam kadmium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar logam kadmium. Logam kadmium diukur pada panjang gelombang 228,8 nm. Berdasarkan pengukuran kurva kalibrasi tersebut, 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,2 0,4 0,6 0,8 1 A bso rba nsi Konsentrasi µgml Kurva Kalibrasi Pb Universitas Sumatera Utara