33
damai sebelum menyatakan ketidaksetujuan. Situasi konflik dan pihak lain dimanipulasi sedemikian hingga pihak pemanipulasi pada akhirnya
memenangi pertengkaran.
1.8. Penolakan Pribadi
Salah satu pihak menolak memberikan cinta dan kasih sayang dan berusaha memenangkan pertengkaran dengan membuat pihak lain
menyerah karena sikap ini.
2. Manajemen Konflik yang Efektif
Di dalam buku Komunikasi Antar Manusia karangan DeVito, mengilhami konsep manajemen konflik yang efektif dari sebuah buku
George Bach dan Peter Wyden Intimate Enemy 1968.
2.1. Berkelahi secara Sportif
Pada kebanyakan hubungan antarpribadi, kita tahu dimana garis batas yang harus ditarik, khususnya dalam hubungan yang berlangsung
lama. Jagalah agar kita hanya menyerang daerah yang tidak menyakiti pihak lawan dan yang tidak akan menyebabkan semakin parahnya
permusuhan dan kemarahan.
2.2. Bertengkar secara Aktif
Kita harus ber[eran aktif dalam konflik antar pribadi. Jangan tutup telinga dan pikiran kita atau menghindarinya, ini semua tidak berarti.
Sebaliknya, jika konflik ingin diselesaikan, ia harus dihadapi secara aktif oleh kedua pihak.
34
2.3. Bertanggungjawas atas Pikiran dan Perasaan
Bila kita tidak sependapat dengan mitra kita atau menjumpai perilakunya yang tidak benar, bertanggungjawablah atas perasaan ini.
Jangan mengelak tanggungjawab tersebut. Pertanggungjawabkanlah pikiran dan perasaan dan tegaskanlah ini secara eksplisit.
2.4. Langsung dan Spesifik
Memusatkan pikiran terhadap masalah yang dihadapi merupakan cara yang tepat untuk menuntaskan suatu masalah. Jangan pernah
memandang masalah-masalah yang telah lampau, atau membawa latar belakang orang yang sedang berkonflik dengan kita. dengan fokus dan
langsung pada sasaran, konflik akan segera dapat diatasi.
2.5. Gunakan Humor untuk Meredakan Ketegangan
Humor seharusnya digunakan untuk meredahkan ketegangan yang memuncak. Jangan pernah menggunakan humor sebagai strategi untuk
memenangkan perang atau menjatuhkan pihak lain. Karena hal tersebut akan membuat pihak lain tersudut, dan masalah susah untuk
dituntaskan.
E.4. Pola Hubungan Interpersonal dalam Konflik di Paguyuban
Pola hubungan interaksi atau lebih sering disebut hubungan antar pribadi memiliki model yang bermacam-macam. Dalam model yang telah dibahas
pada bagan 1 tentang pola hubungan interaksi telah dijelaskan model apa yang dapat menyebabkan konflik.
35
Besar dari konflik tersebut juga dapat diketahui melalui urutan model yang digunakan. Ketika seseorang menggunakan model one-upone-up, maka
hubungan antar individu akan semakin kompetitif, karena setiap individu menginginkan kekuasaan yang sama dan tidak mau kalah. Oleh karena itu hal
ini dapat membentuk konflik. Namun konflik juga dapat terbentuk dari pola transisi. Akan tetapi kadar konfliknya karena tidak ada penyelesaian sehingga
timbul suatu masalah baru. Dalam sebuah paguyuban itu sendiri sering terjadi sebuah konflik
internal. Karena perbedaan pendapat yang begitu besar, banyak beberapa orang yang ingin mendominasi kekuasaan untuk mempertahankan
pendapatnya tersebut. Oleh karena itu, sebuah konflik ini dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan siapa saja.
F. Definisi Konseptual
F.1. Pola Hubungan Interpersonal
Pola hubungan interpersonal adalah suatu jenis atau cara-cara tertentu yang bisa terjadi dalam suatu interaksi antara seseorang dengan orang lain.
Pola ini terbentuk karena setiap pelaku bersifat komunikatif, sehingga mereka memainkan perannya untuk mengutarakan pendapat masing-masing. Pola
hubungan juga menjabarkan apa itu hubungan, bagaimana dapat terbentuk, dipertahankan dan bagaimana hubungan itu dapat berubah.
25
25
St ephen W. Lit t lejohn, Theories of Human Comm unicat ion
Salemba Humanika, Jakarta 2009
Hal 284