Pengolahan Kelapa Sawit Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi

Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008. USU Repository © 2009 b. Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah. Ada 3 varietas kelapa sawit berdasarkan perbedaan warna kulitnya yaitu sebagai berikut : • Nigrescens, buahnya berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak. • Virenscens, pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buahnya berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujngnya tetap kehijauannya. • Albescens, pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Tim penulis, 1992

2.3. Pengolahan Kelapa Sawit

Tahap-tahap pengolahan Tanda Buah Segar TBS menjadi CPO adalah sebagai berikut : 1. Penimbangan Tandan Buah Segar TBS kealapa sawit dari lapangan diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk, dan ditimbang diatas timbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima oleh pabrik, kemudian buah kelapa dipindahkan ke loading ramp. 2. Penimbunan Loading Ramp Setelah truk buah kelapa sawit ditimbang, kemudian buah kelapa sawit dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan sementara. Pada kesempatan ini lebih kurang 5 dari jumlah truk buah kelapa sawit disortir untuk penilaian mutu TBS yang akan diolah. Selanjutnya buah kelapa sawit dipindahkan kedalam rebusan yang berkapasitas 2,50-2,75 ton. Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008. USU Repository © 2009 3. Perebusan Stelizer Lori-lori yang sudah berisi TBS dimasukkan kedalam ketel rebusan yang berkapasitas 8 lori per unit 25-75 ton TBS dengan bantuan capstand. Kemudian pintu sterilizer ditutup rapat dan dikunci. TBS dipanaskan dengan uap air yang bertekanan 2,0-2,8 kgcm 2 . Tujuan dari perebusan ini adalah : 1. Menghentikan perkembangan asam lemak bebas ALB atau Free Fatty Acid FFA. 2. Mempermudah melepasnya buah kelapa sawit dari tandan secara manual. 3. Penyempurnaan dalam pengolahan. 4. Penyempurnaan dalam proses pengolahan inti sawit. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang optimal. Perebusan dilakukan pada tekanan uap 2,8 kgcm 2 dan waktu antara 80-90 menit merupakan yang paling optimal karena menghasilkan minyak dan inti yang terbesar. Selain itu, pada proses perebusan juga perlu dilakukan agar udara bisa keluar dan digantikan oleh uap air sebagai media perebusan. Perebusan dilakukan pada saat tekanan mencapai puncak pertama pada tekanan sekitar 2,3 kgcm 2 dan pada puncak kedua dengan tekanan sekitar 2,5 kgcm 2 dan uap dimasukkan hingga mencapai tekanan sekitar 2,8 kgcm 2 . 4. Stasiun Pemipilan Stropper TBS berikut lori yang telah direbuskan dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan kealat pemipil thresher. Proses pemipilan, dimana TBS dibanting dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008. USU Repository © 2009 5. Stasiun Pemecahan Digester Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut kebagian pengadukan pemecahan digester alat yang dilakukan untuk pengadukan pemecahan berupa sebuah tangkai vertical yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah dibagian dalamnya. 6. Pengempaan Presser Proses pemisahan minyak terjadi akibat pemutaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah anatara sliding cone dan press cage. Selama proses pengepakan berlangsung, air panas ditambahkan kedalam screw press. Bertujuan untuk mengencerkan sehingga massa bubur buah tidak terlalu rapat. Pahan, 2008 7. Pemurnian Untuk memperoleh minyak yang bermutu baik, minyak dari lemak kasar harus dimurnikan dari bahan-bahan atau kotoran yang terdapat di dalamnya. Cara-cara pemurnian dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :  Pengendapan setting dan pemisahan gumi degumming, bertujuan menghasilkan partikel-partikel halus yang tersuspensi atau berbentuk koloidal. Pemisahan ini dilakukan dengan pamanasan uap dan adsorben, kadang-kadang dilakukan sentrifusa.  Netralisasi dengan alkali, bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa terlarut seperti fosfatida, asam lemak bebas dan hidrokarbon. Lemak dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi dipisahkan dengan menggunakan uap panas dalam keadaan vakum, kemudian ditambahkan alkali. Sedangkan lemak Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008. USU Repository © 2009 dengan asam lemak bebas rendah cukup ditambahkan NaOH atau garam NaCO 3 , sehingga asam lemak ikut fase air dan terpisah dari lemaknya.  Pemucatan bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna dalam minyak dengan penambahan adsorbing agent seperti arang aktif, tanah liat atau dengan reaksi- reaksi kimia. Setelah penyerapan warna, lemak disaring dalam keadaan vakum.  Penghilangan bau deodorisasi lemak, dilakukan dalam botol vakum, kemudian dipanaskan dengan mengalirkan uap panas yang akan membawa senyawa volatile. Selesai proses deodorisasi, lemak harus segera didinginkan untuk mencegah kontak dengan O 2 . Winarno, 2002 2.4.Inti Kelapa Sawit Inti terdapat di dalam biji kelapa sawit yang dilapisi tempurung. Terdapat variasi komponen inti kelapa sawit dalam hal padat non minyak dan non protein. Bagian yang disebut Extractable non protein yang mengandung sejumlah sukrosa,gula pereduksi dan pati, tapi dalam beberapa contoh tidak mengandung pati. Tabel 2.3. Komposisi Inti Sawit Komponen Jumlah Minyak Air Protein Extractable non nitrogen Selulosa Abu 47 – 52 6 – 8 7,5 – 9,0 23 – 24 5 2 Sumber : Bailey,A.E.1950 Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008. USU Repository © 2009 Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan, sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dictak kecil-kecil yang berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. Selain itu bungkil kelapa sawit menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetik.Ketaren, 1986 Inti kelapa sawit atau Palm Kernel, merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kandungan minyak yang terkandung di dalam inti sekitar 50 dan kadar FFA-nya sekitar 5 . Bungkil inti kelapa sawit atau Palm Kernel Cake, merupakan daging inti kelapa sawit yang telah diambil minyaknya. Bungkil mengandung sekitar 2 minyak. http:seafast.ipb.ac.id 2.5.Pengolahan Inti Sawit 1. Cake Breaker Conveyor Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan Cake Breaker Conveyor CBC . Alat ini berperan memecah gumpalan ampas dan mengangkutnya ke kolom Fibre Cyclone . 2. Polishing Drum Fraksi berat yang dihasilkan setelah ampas pressan diolah di CBC akan diolah di dalam Polishing Drum, yang bertujuan untuk menghilangkan serat-serat yang masih melekat pada biji. Serat yang terdapat di kulit biji yang dapat mengganggu jalannya proses pemecahan biji pada nut cracker. Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008. USU Repository © 2009 3. Fermentasi Biji Biji mengandung pektin, yang terdapat antara tempurung dengan inti. Untuk mempermudah pemecahan biji dalam cracker, maka pektin yang berfungsi sebagai perekat inti pada tempurung perlu dirombak dengan proses kimia seperti fermentasi. 4. Nut Grading Sebelum proses pemecahan biji terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran biji dengan menggunakan alat “nut grading” yaitu drum berputar terdiri dari ukuran lobang yang berbeda-beda. Biji yang telah diseleksi terdiri dari tiga fraksi yaitu kecil 8 – 14mm , sedang 15 – 17mm dan besar 18mm . 5. Pemecahan Biji Alat ini berfungsi memecahkan biji dengan sistem lemparan biji ke dinding yang keras. Mekanisme pemecahan ini didasarkan pada kecepatan putar, radius dan massa biji yang dipecahkan. Penentuan kecepatan putaran mempengaruhi besarnya persentase inti pecah dan inti lekat. 6. Pemisahan Inti dengan Tempurung Pemisahan inti dengan tempurung terjadi di unit hydrocyclone. Sampah halus akan terpisah dan fraksi berat akan dicampur dengan air yang kemudian inti dipisahkan dengan tempurung berdasarkan berat jenis. Untuk memperbesar selisih berat jenis inti dengan tempurung maka campuran dilewatkan melalui siklon, sehingga inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan tempurung dari bagian bawah yang kemudian masing- masing fraksi diangkut ke pengolahan yang lebih lanjut. 7. Pengeringan Inti Untuk mengawetkan inti sawit yang keluar dari alat pemisah biji perlu dilakukan usaha untuk menurunkan kandungan air sehingga tidak terjadi proses penurunan mutu. Proses penurunan mutu umumnya terjadi selama proses penyimpanan. Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008. USU Repository © 2009 Kadar air inti yang diinginkan dalam penyimpanan adalah 6 – 7, karena pada kadar air tersebut mikroba sudah mengalami kesulitan untuk hidup.

2.6. Minyak Kelapa Sawit

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan Kadar Minyak Inti Sawit dengan Ekstraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

5 100 47

Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan kadar Minyak Inti Sawit dengan Ektraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

13 121 45

Penentuan Kadar Air Dan Kadar Kotoran Pada Inti Sawit Di Stasiun Kernel Di PTPN III Nusantara Pabrik Kelapa Sawit Rambutan Tebing Tinggi

4 62 39

Pengaruh Temperatur Terhadap Kadar Air Dalam Inti Sawit Pada Unit Kernel Silo Di Stasiun Kernel Di PKS PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

44 136 45

Pengaruh Kehilangan Inti Sawit Terhadap Mutu Minyak Inti Sawit Di PTPN III PKS Kebun Rambutan – Tebing Tinggi

1 39 49

Analisis Kadar Dan Rendemen Minyak Sawit (CPO) Dan Minyak Inti Sawit (PKO) Dengan Ekstraksi Sokletasi Di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi

22 155 52

Penentuan Kadar Air Dan Kadar Kotoran Minyak Inti Sawit Di PTPN III PKS Kebun Rambutan – Tebing Tinggi

3 76 47

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

1 13 53

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah perkebunan kelapa sawit - Penentuan Kadar Air Dan Kadar Kotoran Pada Inti Sawit Di Stasiun Kernel Di PTPN III Nusantara Pabrik Kelapa Sawit Rambutan Tebing Tinggi

0 2 14