Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008.
USU Repository © 2009
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya
ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat
Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda
adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. http:id.wikipedia.Indonesia
Tanaman kelapa sawit elaeis quinensis jacq
Cangkang atau tempurung kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan bakar, yaitu arang aktif yang biasa digunakan dalam industri kesehatan. Tandan kosong untuk
bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk Kalium. Sedangkan ampas lumatan daging buah untuk bahan baker ketel uap.
merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Buah sawit berukuran kecil antara
12-18 grbutir. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit. Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan.
Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah.Naibaho, 1986
http:elearning.unej.ac.id
2.2. Varietas Kelapa Sawit
Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008.
USU Repository © 2009
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas- varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah, atau
berdasarkan warna kulit buahnya.
a. Pembagian varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal lima varietas kelapa sawit, yaitu :
•
Dura, tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis, Kernel daging biji
biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah.
•
Pisifera, ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal. Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa
menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal dengan sebagai tanman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab
itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara pisifera dengan dura akan menghasilkan varietas tenera.
•
Tenera, varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu dura dan pisifera. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara
0,5-4 mm dan terdapat lingkaran serabut disekelilingnya.
•
Macro carya, tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya tipis sekali.
•
Diwikka-wakka, varietas ini mempunyai cirri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. Diwikka-wakka dapat dibedakan menjadi diwikka-wakkadura,
diwikka-wakkapisifera dan diwikka-wakkatenera. Perbedaan ketebalan
Putri Maharani Ginting : Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi, 2008.
USU Repository © 2009
b. Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah. Ada 3 varietas kelapa sawit berdasarkan perbedaan warna kulitnya yaitu sebagai berikut :
• Nigrescens, buahnya berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan
berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak. •
Virenscens, pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buahnya berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujngnya tetap kehijauannya.
• Albescens, pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah
masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Tim penulis, 1992
2.3. Pengolahan Kelapa Sawit