Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
bandingkan dengan pembelajaran teori, selain itu mereka juga mengatakan bahwa pembelajaran asuhan kebidanan persalinan dengan teori cukup membosankan.
Dapat dikatakan bahwa motivasi belajar mahasiswa merupakan faktor yang paling menentukan dalam menciptakan lulusan yang berkualitas. Sehingga, sejalan
dengan tekad akademi kebidanan Imelda dapat menghasilkan bidan yang professional dan berkualitas, tekad itu kiranya dibarengi dengan upaya untuk meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana hubungan motivasi
ekstrinsik mahasiswa dalam pembelajaran praktek laboratorium dengan kemampuan dalam Asuhan Persalinan Normal APN sehingga dapat diperoleh masukan untuk
merumuskan kebijakan yang tepat untuk meningkatkannya.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Hubungan Motivasi Ekstrinsik Mahasiswa Dalam
Pembelajaran Praktek Laboratorium Dengan Kemampuan Mahasiswa Dalam Asuhan Persalinan Normal Di Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode
20082009.
C. Tujuan 1. Tujuan Umum
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
Untuk mengetahui hubungan motivasi mahasiswa dalam Pembelajaran Praktek Laboratorium Dengan Kemampuan Mahasiswa Dalam Asuhan Persalinan
Di Akademi Kebidanan Imelda Medan Tahun 2008
2. Tujuan khusus a. Mengetahui Motivasi Ekstrinsik Mahasiswa Dalam Pembelajaran
Praktek Laboratorium Oleh Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009.
b. Mengetahui Kemampuan Mahasiswa Dalam Asuhan Persalinan Normal Pada Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode
20082009. c. Mengetahui Hubungan Motivasi Ekstrinsik Mahasiswa Dalam
Pembelajaran Praktek Laboratorium Dengan Kemampuan Mahasiswa Dalam Asuhan Persalinan Di Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009.
D. Manfaat penelitian 1. Bagi Institusi
Dapat menjadi bahan acuan untuk peningkatan mutu pendidikan yang lebih baik sehingga menghasilkan alumni kebidanan yang berkualitas. Penelitian ini juga
bermanfaat untuk megukur dan mengetahui motivasi dan kemampuan mahasiswa di Akademi Kebidanan Imelda Medan.
2. Bagi Dosen
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi dosen untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas dalam pemberian pembelajaran dan
menumbuhkan sikap positif mahasiswa terhadap asuhan kebidanan khususnya asuhan persalinan, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar asuhan
kebidanan mahasiswa.
3. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi mahasiswa Akademi Kebidanan khususnya Kebidanan Imelda dalam meningkatkan motivasi mahasiswa dalam
pembelajaran praktek laboratorium sebagai bekal pada saat terjun didunia kerja nyata.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi 1. Defenisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin ”movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan Hasibuan, 2000. Kata dasar motivasi ”motive” yang berarti
dorongan atau, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Yuli 2005 mendefenisikan motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang agar
mampu mencapai tujuan yang diinginkannya. Motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah sama.
Adapun pengertian motivasi belajar adalah ”Sesuatu yang menyebabkan kegiatan
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
belajar terwujud”. Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-
unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru membelajarkan siswa. Heri Triluqman, 2007
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa itu sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi Ekstrinsik, jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian mahasiswa melakukan sesuatu atau belajar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Sardiman, 2007
Motivasi ekstrinsik yaitu faktor-faktor yang ada pada lingkungan belajarnya yaitu kualitas dosen, bobot materi kuliah, metode pembelajaran, kondisi dan suasana
pembelajaran, serta fasilitas pembelajaran. Heri Triluqman, 2007
2. Jenis Motivasi
Jenis motivasi di bedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Motivasi asli adalah motivasi untuk berbuat sesuatu atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang muncul secara kodrati pada diri manusia.
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
2. Motivasi buatan adalah motivasi yang masuk pada diri seseorang baik usaha yang
disengaja maupun secara kebetulan.
3. Teori Motivasi belajar
Ada beberapa teori motivasi yang dikemukan oleh para ahli :
1. Wlodkowski dalam Suciati, 2001:52 menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan
ketahanan persistence pada tingkah laku tersebut.
2. Ames dan Ames Suciati, 2001 menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut definisi ini,
konsep diri yang positif akan menjadi motor penggerak bagi kemauan seseorang.Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan
yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan
suatu tugas.
3. Heidjrachman dan Suad Husnan adalah: “Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang diinginkan.
Suciati, 2003
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
4. Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi achievement motivation mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.Dari berbagai teori
motivasi yang berkembang,
5. Keller 1983 telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:
A. Attention Perhatian
Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan
memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada,
kontradiktif atau kompleks.
Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar
tidak memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.
B. Relevance Relevansi
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila
mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
Kebutuhan pribadi basic need dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi personal
motif value, menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu 1 kebutuhan untuk berprestasi needs for achievement, 2 kebutuhan untuk berkuasa needs for power,
dan 3 kebutuhan untuk berafiliasi needs for affiliation.
Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan
lebih lanjut. Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta
didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
C. Confidence Percaya diri
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini
adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau.
Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan prestasi, dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas
berikutnya.
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
D. Satisfaction Kepuasan
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik
yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan reinforcement
berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb.
4. Jenis motivasi ekstrinsik
a. Kualitas dosen
Kemampuan dosen dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal yang kreatif
dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan seefisien mungkin untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan
dengan kurikulum dan perkembangan murid
b. Bobot materi kuliah
Suatu system penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban kerja pengajar, dan beban penyelenggaraan program lembaga
pendidikan dinyatakan dalam kredit
c. Kondisi dan suasana pembelajaran
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
Suatu keadaan dimana akan tercipta suasana pembelajaran yang kondusif
d. Fasilitas pembelajaran
Sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran
B. Pembelajaran Praktek Laboratorium
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih
Sukmadinata 2005 menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Sumadi 2008 belajar adalah :
a. bahwa belajar membawa perubahan dalam arti behavioural changes, aktual maupun potensial
b. perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru dalam arti kenntnis dan fertingkeit
c. bahwa perybahan itu terjadi dengan usaha dengan sengaja
2. Pengertian Laboratorium Kebidanan
Laboratorium kebidanan adalah ruangan yang dilengkapi dengan alat-alat keperluan pengajaran kebidanan berupa phantom kebidanan yang dipakai secara
terpisah atau bersama-sama.Depdikbud, 2001.
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
Kesimpulannya laboratorium kebidanan adalah ruangan yang menyediakan fasilitas berupa alat-alat peraga khususnya untuk pembelajaran kebidanan sebagai alat
belajar dan berlatih peristiwa yang mirip dengan keadaan aslinya yang berhubungan dengan kebidanan. Laboratorium intranatal care persalinan digunakan oleh semua
mahasiswa khususnya mahasiswa semester III yang sedang mempelajari mata kuliah Asuhan Kebidanan II Persalinan. Dalam laboratorium ini akan dilatih dan diajarkan
kompetensi-kompetensi Asuhan Kebidanan II persalinan. Labortorium di bentuk dan dikondisikan mirip dengan kenyataan yang ada di lapangan sehingga mahasiswa
dapat melatih dan mengaplikasikan keterampilannya sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. M. Sutisna, 2006
3. Manfaat penggunaan Laboratorium
Manfaat dari penggunaan laboratorium yaitu diman mahasiwa dapat melakukan latihan-latihan dari keterampilan yang diperoleh pada saat jam regular
untuk lebih menguasai keterampilan tersebut, serta dapat memantapkan kembali keterampilan yang diperolehnya pada saat jam regular sehingga lebih kompeten
dalam melakukan suatu keterampilan.NN, 2000
C. Asuhan persalinan Normal 1. Defenisi Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan normal adalah memberiakn pelayanan atau pertolongan persalinan yang aman dengan tetap memperhatiakn keselamatan ibu dan bayi yang
akan dilahirkan sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
lahir, sedangkan pegertian persalinan itu sendiri adalah proses alamiah diman terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu, persalinan dianggap normal
jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan setelah 37 minggu tanpa disertai tanda penyulit. Depkes RI, 2006
2. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dalam mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagia
upaya terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsipnya keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Depkes
RI, 2006
Tahap-tahap Kala dalam persalinan : A. Kala I Persalinan
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap 10 cm. Kala I terdiri atas dua fase
yaitu, fase laten dan fase aktif. Fase laten terjadi dimana pembukaan 3 cm, dan waktunya berlangsung selama 13-14 jam pada primigravida dan multigravida sekitar
10 jam. Sementara untuk fase aktif pada primipara berlangsung selama ± 8 jam, dan mutipara 4-5 jam.
B. Kala II Persalinan
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal dengan kala pengeluaran.
Tanda gejala Kala Dua dalam persalinan :
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
o Ibu merasa ingin meneran bersama terjadinya kontraksi
o Ibu merasa makin meningkatnya tekanan pada rectum danatau vagina
o Perineum menonjol
o Vulva vagina membuka
o Keluar lendr bercampur darah Pembukaan lengkap tampak kepala bayi
pada vulva dan vagina
Persiapan sebelum persalinan :
Persiapan penolong Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan
Persiapan tempat dan lingkungan Persiapan ibu dan keluarga
C. Kala III Persalinan
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Depkes RI, 2006
Pada kala tiga persalinan, otot uterus miometrium berakhir mengikutiberkrangnya ukuran ronga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi,
penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta.
1 Tanda-tanda lepasnya plasenta
Perubahan bentu uterus uterus membundar Tali pusat memanjang
Semburan darah secara tiba-tiba
Netty Herawaty Purba : Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 20082009,
2009.
2 Manajemen Aktif Kala Tiga
Manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala tiga persalinan dan
mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Depkes RI, 2006
D. Kala IV Persalinan