Hubungan Pembelajaran Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Dalam Melakukan Insersi Iud Di Akademi Kebidanan Sehat Medan Tahun 2007/2008

(1)

KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN

INSERSI IUD TAHUN 2008

RATNA DEWI 075102031

KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D. IV BIDAN PENDIDIK


(2)

JUDUL : HUBUNGAN PEMBELAJARAN PRAKTEK LABORATORIUM MATA KULIAH ASKEB KB DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN INSERSI IUD DI AKBID SEHAT MEDAN JANUARI 2008 N A M A : RATNA DEWI

N I M : 075102031

PEOGRAM STUDI : D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

PEMBIMBING,


(3)

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmad yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis dengan judul “Hubungan Pembelajaran Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB dengan pencapaian kompetensi Mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat Medan tahun 2008”

Dalam penyusunan Karya Tulis ini penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari semua pihak sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Gontar A. Siregar, SpPD-K GEH, selaku Dekan Departemen Fakutas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksanaan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Dewi Elizadiani Suza, S. Kp, MNS, selaku Koordinator mata kuliah Metodologi Penelitian.

4. Hj. Djumiati, M. Kes, selaku pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak meluakan waktu, pikiran, bimbingan serta arahan dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan karya tulis ini.

5. Kamaliah, SKM selaku Direktris Akbid Sehat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian diinstitusi yang dipimpinnya..


(4)

di Universitas Sumatera Utara.

7. Mahasiswa TK. III Semester VI Akbid Sehat, Medan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian yang penulis telah selesaikan.

8. Kakanda T. Irwansyah Putra, ST dan Ananda Cut Qisthi Az-Zahra yang telah memberikan semangat motivasi dalam menyelesaikan penulisan ini.

9. Ayah Bunda dan Kakanda Drh. Fatma Wati dan Adinda Dr. Rizki Nanda yang telah memberi dorongan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.

10.Rekan–rekan mahasiswi mahasiswi D-IV bidan Pendidik yang telah menyumbangkan saran dan memberikan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan Karya Tulis ini.

Medan, Juni 2008 Penulis,


(5)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan Penelitian ... 3

1.2.1 Tujuan Umum ... 3

1.2.2 Tujuan Khusus ... 3

1.3.Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4.Mamfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pembelajaran Praktek Laboratorium ... 6

2.1.1 Defenisi ... 6

2.2 Pelaksanaan Kegiatan Praktek Laboratorium ... 7

2.3 Sarana dan Prasarana... 7

2.4 Askeb KB ... 7

2.5 Kemampuan Dosen ... 8

2.6 Kemampuan Yang Dicapai Mahasiswa ... 9

2.7 Kontrasepsi IUD ... 9

2.7.1 Penggolongan ... 9

2.7.2 Jenis-Jenis IUD ... 11

2.7.3 Mekanisme Kerja IUD ... 11

2.7.4 Keuntungan IUD ... 12

2.7.5 Kerugian IUD ... 12

2.7.6 Efektifitas IUD ... 13

2.7.7 Efek Samping ... 14

2.7.8 Kontraindikasi IUD ... 16

2.7.9 Pemasangan ... 17

2.7.10 Pengeluaran ... 20

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 21

3.1 Kerangka Konsep ... 21

3.2 Definisi Operasional... 21

3.2.1 Variabel Dependen ... 22

3.2.2 Variabel Independen ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN ... 26

4.1 Disain Penelitian ... 26

4.2 Populasi dan Sampel ... 26

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.4 Pertimbangan Etik ... 27

4.5 Instrumen Penelitian ... 27


(6)

5.2. Pencapaian Kompetensi ... 32

5.3. Hubungan Pembelajaran Praktek Laboraturium ... 35

5.4. Pembahasan ... 36

5.4.1. Praktek Laboraturium ... 36

5.4.2. Kompetensi Mahasiswa ... 36

5.4.3. Hubungan Praktek Laboraturium ... 39

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 39

6.2. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

LABORATORIUM MATA KULIAH ASKEB KB DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM MELAKUKAN INSERSI IUD DI AKADEMI KEBIDANAN SEHAT MEDAN TAHUN 2007/2008

ABSTRAK

Pembelajaran laboratorium adalah suatu sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan dasar-dasar pengetahuan teori ke dalam pelajaran dengan menerapkan berbagai keterampilan, intelektual, dan psikomotor sesuai dengan kompetensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi dalam melakukan insersi IUD di Akademi Kebidanan Sehat Medan Tahun 2007/2008.

Jenis penelitian deskriptif analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan tingkat 3 semester V Tahun 2007/2008, dan sampel dalam penelitian ini merupakan total dari jumlah populasi sebanyak 50 orang mahasiswa. Alat pengumpulan data yang digunakan terlebih dahulu di lakukan uji validitas dan realibilitas. Hasil ujinya menunjukkan semua butir soal valid.

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan kemampuan dosen dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan dosen dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa ( p=0,017). Terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan sarana dan prasarana dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa probabilitas (p = 0,006), dan terdapat hubungan yang signifikan antara praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa ( p=0,001).

Sehubungan dengan hasil penelitian ini disarankan bagi mahasiswa agar lebih banyak mengali ilmu pengetahuan khususnya tentang kebidanan sehingga mempunyai keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan yang tepat dan berkualitas dalam praktek pelayanan pemasangan insersi IUD.


(8)

1.1 Latar Belakang

Semakin baik suatu bangsa maka semakin baik pula kualitas bangsa itu, itulah asumsi secara umam terhadap program pendidikan suatu bangsa (Saiful 2005).

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO), diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kemudian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun,menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2000 – 2003 (Manuaba,2002).

Pelayanan Keluarga Berencana adalah suatu paket pelayanan kesehatan reproduksi yang memegang peranan penting dalam kehidupan di dalam masyarakat. Oleh karena itu faktor yang sangat menentukan dalam pelayanan tersebut adalah aspek tenaga kesehatan yang berkompeten dalam bidang ini. Salah satu caranya dengan optimalisasi kemampuan bidan dalam penguasaan alat – alat dan bahan yang berhubungan dengan kontrasepsi (Prawirohardjo,2003).

Pemakaian kontrasepsi IUD merupakan upaya pencegahan kehamilan sehingga berpengaruh dalam akselerasi penurunan AKI,dibutuhkan tenaga bidan yang berkualitas (Manuaba,2002).

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai peran pemberi pelayanan kebidanan,pengelola pelayanan kebidanan,pendidik dan peneliti.Didalam pelayanan kebidanan salah satu berwenang memberi pelayanan


(9)

kebidanan keluarga berencana,sehingga berpengaruh dalam keberhasilan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (Depkes RI,2004).

Kemampuan bidan dalam memberi pelayanan IUD yang bermutu dapat dinilai dari pelayanan yang diberikan apakah dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan,baik pelayanan tehnis bidan maupun komunikasi interpersonal/konseling (KIP/K/KB) Untuk mencapai hal tersebut perlu dilatih pengetahuan, kemampuan dan tingkat kemampuan tehnis bidan. Untuk meningkatkan mutu pelayanan tersebut selain kemampuan tehnis juga diperlukan komunikasi interpersonal dalam bentuk konseling berupa latihan untuk membantu orang lain memperoleh pengertian lebih baik,mengenai diri nya, sikap, kecemasan dalam usaha untuk memahami masalah yang sedang dihadapi klien (Sofyan,2006).

Untuk menghasilkan tenaga bidan yang bermutu harus memiliki kemampuan komprehensif, profesional,melalui instansi pendidikan tenaga kesehatan yang berkualitas dilihat dari tersedianya dosen (Sumber Daya Manusia),kualitas sarana prasarana ,kurikulum pembelajaran kelas laboratorium dan praktek klinik serta keadaan lahan praktek (Depkes RI,2004).

Tenaga dosen (SDM) harus memiliki kemampuan kepribadian, pedagogik,profesional dan sosial sesuai standar. Sarana prasarana memadai baik alat bantu belajar mengajar laboratorium perpustakaan dan lahan praktek harus sesuai dengan standar.

Kurikulum Pendidikan D.III kebidanan adalah kurikulum berdasar


(10)

Mata kuliah D.III kebidanan terdiri dari mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK),mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK). Salah satu mata kuliah MKK adalah mata kuliah Asuhan Kebidanan pelayanan KB, dengan mempelajari mata kuliah ini calon bidan akan mempunyai kemampuan dalam menguasai materi dan mampu mengaplikasinya dalam memberikan asuhan kebidanan pelayanan KB termasuk pelayanan kontrasepsi IUD. Kemampuan mahasiswa memberi asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi IUD disamping melalui belajar teori perlu pembelajaran praktek laboratorium, mahasiswa tidak hanya mendengar dan melihat, tapi bisa langsung melakukan simulasi pada phantom, sehingga bisa dinilai kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan insersi IUD sesuai standart (Suparman,2003).

Selain yang disebutkan diatas, bahwa keberhasilan pembelajaran dilaboratorium adalah juga ditentukan oleh kemampuan dosen karena dosen merupakan ujung tombak yang secara langsung memimpin dan membimbing mahasiswa dalam melakukan praktek. Oleh karena itu dosen harus mampu memahami berbagai ketrampilan termasuk penguasaan pengajaran dalam laboratorium.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat Medan.


(11)

1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mengetahui hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kemampuan dosen dalam praktek laboratorium.

2. Untuk mengetahui hubungan praktek laboratorium terhadap pencapaian kompetensi Askeb Pelayanan KB.

3. Untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.

4. Untuk mengetahui pelaksanaan praktek laboratorium dalam melakukan insersi IUD.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Apakah ada hubungan antara kemampuan dosen dalam memberi materi terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD dengan hasil yang di perolehnya.

1.3.2 Apakah dengan adanya sarana prasarana yng baik akan menunjang kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD dengan hasil yang diperolehnya.


(12)

1.3.3 Apakah pelaksanaan praktek laboratorium akan berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD dengan hasil yang diperolehnya.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Dapat menjadi masukan bagi pihak instansi Akbid Sehat Medan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan praktek laboratorium dengan kemampuan mahasiswa memberi pelayanan IUD sehingga pihak instansi dapat melakukan tindak lanjut dari hasil penelitian serta juga dapat meningkatkan pengetahuan ketrampilan mahasiswa dalam praktek pelayanan pemasangan IUD.

1.4.2 Dapat menjadi masukan bagi mahasiswa bahwa pentingnya ketrampilan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi yang baik dan benar.

1.4.3 Dapat menjadi pengalaman bagi peneliti dan menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya.


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Pencapaian Kompetensi Mahasiswa

Menurut kamus bahasa Indonesia yang dikutip oleh Usman Uzer (2006) menyatakan bahwa,kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar dari kompetensi

(competency) yakni kemampuan atau kecakapan . Usman Uzer juga mengatakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan yang diharapkan.

Kompetensi merupakan pengetahuan ,ketrampilan,dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas, 2002).

Menurut Burke “being able to perform whole work roles,to the standarts expected in employment in real working environtment“. Dari definisi ini di dapat,ada tiga kriteria kompetensi : a).mampu melaksanakan keseluruhan tugas-tugas dari suatu pekerjaan, lebihdari pada memiliki ketrampilan atau tugas-tugas-tugas-tugas pekerjaan yang spesifik. b). Sesuai dengan standar yang diharapkan dalam pekerjaan. c). Dalam pekerjaan lingkungan pekerjaan nyata yang memberi tekanan dan berkaitan dengan seluruh pekerjaan dan variasi-variasi pekerjaan yang sebenarnya. Kompetensi merupakan karakteristik dasar yang terdiri dari ketrampilan, pengetahuan, serta atribut personal lainnya yang mampu membedakan seseorang itu perform dan tidak perform.

Spence dan Spencer (1993) mengklasifikasikan kompetensi menjadi karakteristik dasar, hubungan sebab akibat dan acuan kriteria sebagai berikut : 1)


(14)

Karakteristik dasar adalah kompetensi sebagai bagian dari kepribadian individu dan dapat memprediksikan perilaku dalam situasi dan tugas, yaitu : a. Motif sebagai dorongan dari diri seseorang secara konsisten untuk melakukan suatu tindakan , b. Sifat/ watak yaitu karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi tertentu, c. konsep diri yaitu nilai-nilai sikap atau citra diri yang dimiliki individu , d. Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki seseorang untuk bidan tertentu, e. Ketrampilan yaitu kemampuan untuk melaksanakan tugas secara fisik atau mental. 2) Hubungan sebab akibat adalah kompetensi yang menyebabkan dan memprediksi tindakan perilaku yang pada akhirnya dapat memprediksi hasil kinerjakerja. Kompetensi motif , sifat/watak dan konsep diri dapat memprediksi tindakan perilaku yang pada akhirnya dapat memprediksi hasil kinerja. 3) Acuan kriteria adalah kompetensi paling kritis yang dapat membedakan kompetensi dengan kinerja tinggi atau rata-rata (Harun, 2007).

Kompetensi menurt Hall dan Jones adalh pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang yang dapat diamati dan diukur.

Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa orang yang mempunyai kompetensi adalah orang-orang yang mampu menguasai persyaratan yang dituntut oleh suatu pekerjaan untuk dapat dilakukan dalam praktek. Menurut Hamzah (2007) domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagai kedua domain yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah :


(15)

a. Persepsi

Persepsi berkenaan dengan penguasaan indra dalam melakukan kegiatan seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.

b. Kesiapan

Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set) termasuk didalamnya mental set (kesiapan mental), physikcal set (kesiapan fisik) atau emosional set (kesiapan perasan) untuk melakukan suatu tindakan. c. Gerakan terbimbing

Gerakan terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti , mengulangi, perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba ( trial and error)

d. Gerakan yang terbiasa

Gerakan yang terbiasa berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set) termasuk didalamnya mental set (kesiapan mental), physikal set

(kesiapan fisik) atau emosional set ( kesiapan perasaan untuk melakukan suatu tindakan.

e. Gerakan kompleks

Gerakan kompleks adalah penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat dengan hasil yang baik,namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti ketrampilan menyetir kendaraan bermotor.


(16)

f. Penyusunan Pola Gerak

Penyesuaian pola gerak atau adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkuan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terkait seperti pada orang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.

g. Kreatifitas

Kreatifitas menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan tarian.

Didalam tujuan pembelajaran terdapat kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa di akhir pengajaran. Misalnya kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah Asuhan Kebidanan Pelayanan KB adalah mahasiswa akan dapat memberikan pelayanan KB.

Dalam hal ini metode yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut adalah praktikum di laboratorium. Metode praktikum memungkinkan mahasiswa secara konkrit menyelesaikan perubahan-perubahan yang terjadi sehingga analisis dibuat berdasarkan pengalaman yang dialami dan disaksikan oleh mahasiswa.

Dalam contoh tersebut kompetensi yang akan dicapai adalah pengetahuan dan ketrampilan. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar selain kompetensi diatas ada satu kompetensi lain yaitu sikap. Untuk mencapai kompetensi sikap, metode simulasi merupakan metode yang tepat kaena melalui simulasi mahasiswa


(17)

dilatih untuk memperagakan sikap yang dikehendaki, misalnya sikap waktu menginterview responden untuk mendapatkan data penelitian (Rusdiana, 2006).

Sedangkan strategi penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek pengetahuan yaitu : a) menggunakan standart lulusan penilaian acuan patokan (PAP), dengan nilai minimal 60%, b) ditekankan terhadap oleh pengetahuan dan teori yang berkaitan dengan KB, c)dilakukan oleh tim pengajar mata kuliah bersama-sama dengan pembimbing lahan praktek, d) metode penilaian berupa laporan / dokumen, presentasi dan responsi, e) Instrumen penilaian yaitu daftar pertanyaan dan lembar observasi, f) bobot 20%, g) kriteria lulusan nilai minimal 60 (Djumiati, 2007).

Penilaian untuk aspek sikap yaitu : a) Dilakukan oleh tim pengajar mata kuliah bersama-sama dengan pembimbing lahan praktek, b) Metode penilaian yaitu observasi / cheklist, c) Bobot 20%, d)Kriteria lulusan nilai minimal 60 setelah dikonversi ke nilai angka absolut. Penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek ketrampilan : a) Ditekankan terhadap pelaksanaan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan standart untuk menilai hasil dilakukan dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan kriteria keberhasilan, b) Strategi penilaian hasil mencakup penilaian proses, hasil atau proses dan hasil, keamanan dan keselamatan kerja, c) Penilaian proses dilakukan jika produk tidak bisa diamati, penilaian proses dan hasil dilakukan jika keduanya bisa dibantu, d) Penilaian hasil dilakukan jika proses tidak bisa diamati. Penilaian pada tahap pelaksanaan dilakukan oleh tim pengajar mata kuliah atau bersama-sama dengan pembimbing lahan praktek terhadap seluruh kompetensi, e) Penilaian aspek keterampilan


(18)

meliputi persiapan, pelaksanaan,hasil tindakan keamanan dan kenyamanan (Djumiati, 2007).

2.2 Kemampuan dosen

Kemampuan dosen merupakan faktor penting dalm pembelajaran laboratorium , kompetensi dosen mengacu PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan dan UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dosen, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. Mampu memahami karakteristik peserta didik. Menerapkan teori pembelajaran yang relevan dengan peserta didik dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Mampu mengelola pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Mampu merancang pembelajaran secara interaktif, menyenangkan, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Mampu melaksanakan pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan minat perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Mampu merancang penilaian proses dan hasil belajar. Mampu


(19)

melaksanakan hasil penilaian untuk berbagi kepentingan pendidikan. Mampu melaksanakan penelitian dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana, berwibawa,menjadi teladan bagi peserta didik, berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. Mempunyai rasa bangga sebagai dosen, dapat bekerja mandiri, mempunyai etos kerja, rasa percaya diri dan tanggung jawab yang tinggi. Mampu bersikap dan berprilaku yang disegani. Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Mempunyai bakat, Mampu menunjang tinggi kode etik profesi dosen.

Kompetensi profesional adalah yang meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, kemampuan merancang, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian. Kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian masyarakat. Kompetensi dosen tersebut bersifat holistic yang ditetapkan oleh senat akademik satuan pendidikan tinggi bekerja sama dengan asosiasi profesi.

Kompetensi sosial adalah kemampuan dosen yang meliputi kemapuan untuk berkomunikasi lisan, tulisan, dan isyarat. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.


(20)

Kemampuan atau kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dimilikinya (Anonymous, 2007).

Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan pada anak didik di sekolah.

Dosen adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah, 2006).

Seorang dosen dikatakan mampu bila dapat menguasai materi perkuliahan dengan baik, mampu berkomunikasi menyampaikan kuliah dengan baik, selalu hadir dan menggunakan waktu kuliah dengan baik, tidak mewakilkan kepada orang lain atau mengganti jadwal kuliah. Seorang mahasiswa dapat mengukur usaha maksimal dosen yang mengajar suatu mata kuliah, misalnya dengan adanya persiapan slide setiap kuliah, memberi PR dan kuis, memberi feed back terhadap soal-soal ujian,memberi responsi soal-soal, memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya, dan sebagainya( SDM, 2005).

2.3 Sarana dan Prasarana

Yang dimaksud sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efesien (Depdikbud, 1988).


(21)

Lebih luas dapat diartikan sarana sebagai sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang (Suharmi,1985).

Sarana laboratorium diantaranya air dan listrik adalah sangat penting dalam mempermudah pelaksanaan kegiatan laboratorium, tetapi sarana dan prasarana tersebut dapat menimbulkan kerusakan maupun kecelakaan apabila tidak dijaga penggunaannya secara baik dan tepat dengan ratio alat laboratorium untuk kesehatan ibu dan anak 1:8 termasuk alat untuk pemasangan IUD yaitu lampu, spekulum, apusan bakteriologi, lidi kapas, larutan antiseptik, sarung tangan bersih, wadah, baki/bengkok steril,forsep steril 10 inc, sonde uterus, forsep jaringan 12 inc, gunting yang cukup panjang, tempat tidiur ginecolog, model untuk insersi IUD.

2.4 Pembelajaran Praktek Laboratorium

Dalam proses belajar Ilmu Kebidanan sering berkaitan dengan laboratorium jadi laboratorium bukanlah hal yang asing bagi yang mendengar. Saat mendengar laboratorium maka yang ada dalam benak seseorang adalah bahwa laboratorium itu merupakan suatu ruangan tempat siswa atau mahasiswa sedang melakukan percobaan atau penelitian. Namun beberapa ahli memberi pengertian tentang laboratorium berbeda-beda namun pada hakekatnya adalah sama.

Pembelajaran padanan kata dari instruction yaitu proses membuat orang belajar.Pembelajaran luas dari pengajaran (teaching) yaitu mencakup semua events yang berpengaruh langsung kepada proses belajar manusia, bukan hanya


(22)

terbatas pada events yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan informasi dan penataan lingkungan untuk menunjang proses penemuan ilmu pengetahuan (Harun, 2006).

Menurut Wina (2006) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia ataupun manusia dengan lingkungan nya. Robert F. Marger (dalam Hamzah, 2007) memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel, juga Kemp (Hamzah,2006) yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang di wujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan, tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, ataupun ruangan terbuka. Dalam pengertian terbatas laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan atau penyidikan dilakukan. Dan ini didukung oleh Amin (dalam Hamzah,2006) bahwa laboratorium merupakan kegiatan aplikasi teori-teori yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah khususnys kimia melalui percobaan. Laboratorium merupakan tempat bekerja untuk mengadakan percobaan atau penyidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti fisika, kimia, biologi dan sebagainya (Nyoman 2006).


(23)

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa laboratorium merupakan suatu tempat dimana melakukan suatu kegiatan praktikum yang merupakan percobaan dan penyelidikan dalam bidang tertentu.

Suatu perguruan tinggi yang mengajarkan kebidanan khususnya bidang studi KB hendaknya mempunyai laboratorium. Karena dalam pelajaran Askeb KB mahasiswa tidak hanya mendengar teori-teori dosen dari pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan praktikum untuk melatih ketrampilan.

Menurut Nyoman (2006) menyatakan bahwa laboratorium sebagai salah satu sarana belajar mengajar akan sangat bermanfaat apabila fungsi laboratorium itu adalah :

1. Sebagai tempat terjadinya masalah

2. Sebagai tempat memahami masalah yang dijumpai oleh para siswa 3. Sebagai tempat memahami lebih mendalam fakta-fakta yang dijumpai 4. Sebagai tempat untuk melatih kedisiplinan, sikap ilmiah dan kedisiplinan 5. Sebagai tempat mendidik mahasiswa agar dapat menjadi cermat, kritis, sabar,

jujur dan cekatan.

Menurut Hamzah (2006) kawasan kognitif adalh kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri dari 6 (enam tingkatan yang secara hierarki berurutan dari yang paling rendah (pengetahuan sampai yang paling tinggi evaluasi) adalah :

a. Tingkat Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan ini diartikan kemampuan seseorang dalam menghapal atau mengingat atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterima.


(24)

b. Tingkat Pemahaman (Comprehention)

Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

c. Tingkat Penerapan (Application )

Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang hidup dalam kehidupan sehari-hari.

d. Tingkat sintesis (synthesis)

Sintesis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

e. Tingkat Analisis (Analysis)

Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

f. Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai dalam elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih sederhana.

2.5 Pelaksanaan Pembelajaran Laboratorium

Proses pembelajaran laboratorium adalah suatu proses untuk melakukan suatu ketrampilan dengan menstimulasi, demontrasi, role play dengan


(25)

mendekatkan keadaan pada situasi nyata. Proses di laboratorium sebetulnya dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah laboratorium kelas dimana mahasiswa melakukan proses pembelajaran yang berlangsung di institusi dengan menggunakan alat peraga. Sedangkan kelompok kedua adalah laboratorium klinik, dimana proses pembelajaran dilaksanakan dilahan praktik. Disini mahasiswa menjalankan praktik dibawah bimbingan dosen pengasuh mata kuliah. Dengan demikian diharapkan mahasiswa melaksanakan praktikum pada kondisi nyata.

Pembelajaran praktek merupakan proses belajar yang penting untuk menerapkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan profesional serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa berpikir kritis selama melakukan tindakan. Metode pembelajaran praktek laboratorium : berupa simulasi, demonstrasi, praktikum, studi mandiri dan multimediatutorial. Adapun jenis metode pembelajaran (Atwi, 2001) adalah sebagai berikut :

1. Metode Demonstrasi

Mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan atau suatu ketrampilan atau proses kegiatan. Syarat menggunakan metode ini harus suatu

keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau pelaksanaan kegiatan. Metode ini dapat digunakan bila :

a) Kegiatan pembelajaran bersifat formal

b) Materi pembelajaran berbentuk ketrampilan gerak psikomotor

c) Pengajar bermaksud menggantikan dan menyederhanakan kegiatan yang baik pelaksanaan suatu prosedur atau teorinya


(26)

Kesulitan metode ini adalah mendapat orang yang bukan saja ahli dalam demonstrasi ketrampilan atau prosedur yang akan diajarkan, melainkan juga menjelaskan setiap langkah yang didemonstrasikan secara verbal.

2. Metode simulasi

Menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini tepat digunakan untuk : a) Semua tahap belajar, b) Pendidikan formal, c) Memberikan kejadian yang analogis, d) Memungkinkan praktek dan umpan balik dengan resiko kecil, e) Sebagai alat pelajaran mandiri.

3. Metode Praktikum

Berbentuk pelaksanaan tugas mahasiswa atau penelitian tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Penerapan metode ini adalah : a) Pada tahap akhir proses belajar, b) Dapat digunakan pada semua mata kuliah, c) Menunjang metode pembelajaran lain, d) Meningkatkan kemampuan untuk kenaikan tingkat, e) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri mahasiswa lain.

4. Metode Tutorial

Berbentuk pemberian bahan belajar yang telah dikembangkan untuk dipelajari mahasiswa secara mandiri dan kesempatan secara priodik tentang kemajuan masalah yang dialaminya.


(27)

2.6 Kontrasepsi IUD 2.6.1 Jenis-jenis IUD

Sampai sekarang sudah terdapat berpuluh-puluh jenis IUD, yang paling banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Iondonesia ialah IUD jenis Lippes loop. IUD dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang termasukdalam golongan bentuk terbuka adalah Lippes Loop, Salt T-Coil, Multi Load 250,Cu-7,Cu-t,Cu-T380A, Spiring Coil, MarguliesSpiral dan lain-lain, Sedangkan yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin antara lain adalah Ota ring Antigon F, Ragab ring, Cincin Graven berg, Cincin Hall Stone, Birnberg bosw dan lain-lain (Hartanto,2003).

2.6.2 Mekanisme kerja IUD

Semua IUD menimbulkan reaksi benda asing di endometrium, disertai peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi leukosit.Reaksi ini ditingkatkan oleh tembaga, yang mepengaruhi enzi-enzim endometrium, metabolisme glikogen dan penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma.

Pada pemakaian IUD yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genitalia atas berkurang. Perubahan cairan uterus dan tuba mengganggu viabilitas gamet, baik sperma maupun ovum yang diambil dari pemakai IUD yang mengandung tembaga memperlihatkan degenerasi mencolok (WHO, 1997). Pengawasan hormon secara dini memperlihatkan bahwa tidak terjadinya kehamilan pada pemakai IUD


(28)

yang mengandung tembaga digunakan untuk kontrasepsi pasca koitus.LNG-IUS menginduksi atrofi dan produksi mukus serviks antagonis, yang akan meningkatkan efektifitasnya (Gabriel,2005).

2.6.3 Tehnik Pemasangan

Karena metoda pemasangan berbeda-beda untuk tiap-tiap alat, maka pemasangan paling aman apabila kita mengikuti petunjuk produsen dengan cermat.

1. Sepanjang prosedur, harus diterapkan tehnik”jangan menyentuh” (no touch technique). Bagian dari sonde dan alat pemasangan yang sudah terisi yang masuk kedalam uterus jangan disentuh,bahkan dengan tanganyang sudah bersarung,kapanpun.Dengan demikian,pemasangan sarung tangan yang bersih (non – steril) sudah memadai.

2. Setelah pemeriksaan panggul bimanual, serviks dibukaakan dengan spekulum semntara wanita berbaring dalam posisi lithotomi modifikasi atau posisi lateral.

3. Serviks dibersihkan dengan antiseptik dan dipegang dengan forseps atraumatik 12 inci (Forsep allis panjang sering digunakan) Tarikan lembut untuk meluruskan kanalis uteroservikalis membantu pemasangan IUD di fundus.

4. Sonde uterus dimasukkan dengan hati-hati untuk menentukan kedalaman dan arah rongga uterus serta arah dan kepatenan kanalis servikalis.Apabila dijumpai spasmen/stenosis serviks, maka mungkin


(29)

perlu dipertimbangkan pemberian anestetik lokal dan dilatasi os serviks.

5. IUD dimasukkan kedalam alat pemasang sedemikian sehingga IUD akan terletak rata dalam bidang transversal rongga uterus saat dilepaskan.

6. IUD jangan berada didalam alat pemasang lebih dari beberapa menit karena alat ini akan kehilangan “elastisitasnya” dan bentuknya akan berubah.

7. Tabung alat pemasang secara hati-hati dimasukkan melalui kanalis servikalis, IUD dilepaskan sesuai instruksi spesifik untuk masing-masing alat, kemungkinan alat pemasang dikeluarkan.

8. Setelah pemasangan dianjurkan untuk melakukan sonde kanalis ulang untuk menyingkirkan kemungkinan IUD terletak rendah. IUD harus diletakkan difundus agar insidensi ekspulsi dan kehamilan rendah. 9. Benang IUD harus dipotong dengan gunting panjang sampai sekitar 3

cm dari oue eksternus (Hartanto, 2003).

2.6.4 Pengeluaran

Tehnik pengeluaran : 1. Benang terlihat

- Gunakan spekulum untuk melihat serviks dan lihat dengan jelas adanya benang IUD.

- Jepit benang-benang dengan kuat dekat oue eksternus dengan forseps arteri lurus.


(30)

- Lakukan tarikan lembut ke arah bawah. Biasanya IUD akan tertarik dengan mudah dan dengan dengan nyeri minimal. Apabila dijumpai tahanan,atau apabila pasien merasa nyeri hentikan tarikan.

- Periksa ukuran dan posisi uterus dengan pemeriksaan bimanual. - Jepit serviks dengan forseps jaringan dan lakukan tarikan lembut

untuk meluruskan kanalis uteroservikalis.

- Lakukan tarikan pada benang dan keluarkan IUD seperti biasa. - Kadang-kadang kita perlu memberikan anestesial lokal untuk

mengurangi rasa tidak nyaman saat pengeluaran. 2. Apabila benang putus

Sewaktu pengeluaran, kanalis servikalis harus dieksplorasi secara hati-hati dengan forseps arteri lurus untuk memeriksa apakah ujung bawah IUD telah turun kekanalis servikalis. Apabila terasa, maka batang vertikal IUD dapat dijepit dan dikeluarkan. Apabila IUD seluruhnya berada di dalam rongga panggul, maka dapat dilakukan eksplorasi rongga uterus dengan forseps bengkok yang kecil dan panjang atau pengait untuk mengetahui lokasi dan mengeluarkan IUD. Dilatasi serviks dapat dicapai dengan memberi misoprostol 400mg pervagina sebelum eksplorasi uterus. Hanya dokter yang berpengalaman dalam tehnik intrauterus yang boleh melakukan prosedur ini.(Gabriel,2005).


(31)

2.7 Hubungan Pembelajaran Laboratorium dengan Pencapaian Kompetensi

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan, tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, ataupun ruangan terbuka. Pembelajaran laboratorium adalah suatu proses untuk melakukan suatu ketrampilan dengar, menstimulasi, demonstrasi, role play dengan mendekatkan keadaan pada situasi nyata.

Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi merupakan pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Misalnya kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa akan dapat memberi pelayanan KB.

Berdasarkan uraian diatas maka diduga terdapat hubungan positif yang signifikan antara Hubungan Pembelajaran Laboratorium dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.

2.8 Kisi-Kisi Angket Kuisioner

Tabel 2.1

Kisi-kisi Angket Pembelajaran Laboratorium

No Aspek Jumlah

Item No. Item

1 Kemampuan dosen 10 1,2,3,4,5.6.7,8,9,10 2 Sarana prasarana 10 11,12,13,14,15,16,17,

18,19,20

3 Pelaksanaan praktek laboratorium 10 21,22,23,24,25,26,27, 28,29,30


(32)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep

Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul pelaksanaan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD terdiri dari, variabel independen yaitu pembelajaran praktek laboratorium, variabel bebas tersebut dinilai ada atau tidak hubungannya dengan variabel dependen yaitu pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD, kerangka konsep dijelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel dependen

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Independen

a. Pembelajaran praktek laboratorium - Kemampuan dosen

Sesuatu yang menggambarkan kualifikasi seseorang yang dalam hal ini mencakup kognitif, efektif, dan interaktif, dimana dosen merupakan ujung tombak yang secara langsung memimpin Pembelajaran Praktek

Laboratorium

- Kemampuan Dosen - Sarana dan Prasarana - Pelaksanaan Pembelajaran

Laboratorium

Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam melakukan


(33)

dan membimbing mahasiswa dalam melakukan praktek meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.

b. Sarana dan prasarana

Alat penunjang proses pembelajaran agar mahasiswa dapat dengan mudah mentransver materi atau kompetensi yang akan di ajarkan oleh dosen.

c. Pelaksanaan Kegiatan praktak labortaorium

Suatu proses untuk melakukan suatu ketrampilan dengan menstimulasi demonstrasi, role play, dengan mendekatkan pada situasi nyata.

Cara ukur : Dengan menghitung jawaban yang diberikan oleh responden melalui angket.

Hasil ukur : Jumlah jawaban yang diberikan responden kemudian dikategorikan menjadi :

1. Sangat Baik jumlah skor 90 – 120 2. Baik jumlah skor 60 – 89

3. Cukup jumlah skor 30 – 59

4. Kurang jumlah skor 0 – 29 (Alimul H, 2007) Skala Ukur : Ordinal

3.2.2 Variabel Dependent

Pencapaian kompetensi merupakan pengetahuan dan ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang di refleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.


(34)

Cara ukur : Dengan melihat hasil belajar praktek laboratorium mata kuliah askeb KB.

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Sangat baik : 3,51 – 4,00 Baik : 2,75 – 3,50 Cukup : 2,00 – 2,74


(35)

BAB IV

METODA PENELITIAN

4.1 Disain Penelitian

Jenis penelitian adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid sehat tingkat 3 semester V Tahun 2007/2008 yang berjumlah 50 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh total populasi sejumlah 50 orang yang telah mengikuti mata kuliah asuhan kebidanan pelayanan KB di Akbid Sehat Medan.

4.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Akbid Sehat dengan pertimbangan karena jumlah dan sampel yang di perlukan untuk penelitian ini ada dan ada beberapa kemudahan dari peneliti untuk dapat melakukan penelitian antara lain dapat menekan waktu, biaya dan tenaga.


(36)

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini mendapat surat izin penelitian dari Instansi D.IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, yang diteruskan ke instansi Akbid Sehat, untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memberi pelayanan IUD melalui lembar kuisioner, dimana data tersebut dijaga kerahasiaannya dengan tidak mencantukan nama responden, akan tetapi mencantumkan nomor kode masing-masing lembar kuisioner tersebut,sehimgga peneliti memperoleh informasi dan digunakan hanya untuk penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka menggunakan skala Likert dengan interprestasi penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

4.6 Pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi lembar kuisioner sesuai dengan yang dialami dengan jujur dan mengingatkan untuk mengisi semua pertanyaan dan pernyataan yang ada pada lembar kuisioner.

4.7 a. Uji validitas angket

Untuk mengetahui validitas butir soal angket diuji dengan menggunakan rumus : “korelasi product moment “


(37)

N∑ XY – (∑X) (∑Y)

√{N∑X² –(∑X) ²}{N∑Y² –(∑Y) ²}

Keterangan :

rxy = Korelasi antar variabel X dan Y N = Jumlah responden

∑X = Jumlah skor distribusi X

∑Y = Jumlah skor distribusi Y

Besarnya r hitung dikonsultasikan pada r tabel dengan batas signifikan 5%.

b. Uji reabilitas angket

Menurut Arikunto (2006) uji reabilitas angket adalah ketetapan hasil angket yang mantap dan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi dan apa bila hasilnya berubah-ubah ,perubahan yang terjadi dapat dikatakan berarti,untuk mencari keterandalan butir soal digunakan rumus alpha :

[ ][ ]

Keterangan :

r = Reliabilitas instrumen n = Banyaknya butir pernyataan

σ²t = Varians total

∑σ²i = Jumlah varians butir n

n-1

n =

r

σ²i

σ²t 1


(38)

4.8 Analisa Data

Tehnik pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan komputerisasi dari tahap editing yaitu memeriksa dat-dat yang telah terkumpul apakah sudah terisi dengan benar.coding yaitu memberikan kode-kode tertentu pada masing-masing jawaban . tabulatingyaitu mengelompokkan responden berdasarkan kategori yang telah dibuat dan selanjutnya dimasukkan kedalam total distribusi frekwensi, selanjutnya data diolah untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak antara pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD dengan menggunakan rumus chi – square yang akan di uji statistik.Perhitungan analisis dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS. Keputusan pengujian hipotesis penelitian didasarkan atas taraf signifikan 95% (P ≤ 0,05)


(39)

BAB V

HASIL PENELITIAN

Mata kuliah D-III kebidanan terdiri dari mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK). Salah satu mata kuliah MKK adalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Pelayanan KB, dengan mempelajari mata kuliah ini calon bidan akan mempunyai kemampuan dalam menguasai materi dan mampu mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan pelayanan KB termasuk pelayanan kontrasepsi IUD.

Kemampuan mahasiswa memberi asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi IUD disamping melalui belajar teori perlu pembelajaran praktek laboratorium. Mahasiswa tidak hanya melihat dan mendengar, tapi langsung melakukan simulasi pada phantom, sehingga bisa di nilai kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan insersi IUD sesuai standart.(Suparman,2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat Medan 2007 – 2008, dapat dilihat pada data berikut ini:

5.1. Kemampuan Dosen

Kemampuan dosen merupakan ujung tombak dalam keberhasilan pembelajaran di laboratorium. Dosen secara langsung memimpin dan membimbing mahasiswa dalam melakukan praktek. Dosen harus mampu memahami berbagai keterampilan termasuk penguasaan pengajaran dalam


(40)

laboratorium. Adapun kemampuan dosen yang diperoleh dengan menyebar kuisioner kepada mahasiswa akbid sehat, dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1

Distribusi Kemampuan Dosen Dalam Paktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam

Melakukan Insersi IUD di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008

Kemampuan Dosen Jumlah %

Kemampuan Kurang 10 20

Kemampuan Baik 22 44

Kemampuan Sangat Baik 18 36

Jumlah 50 100

Kemampuan dosen dalam praktek laboratorium mata kuliah askeb KB di Akbid Sehat mayoritas mempunyainya kemampuan yang baik sebanyak 22 orang (44%), yang mempunyai kemampuan sangat baik ada sebanyak 18 orang (36%), dan dosen yang mempunyai kemampuan kurang baik ada sebanyak 10 orang (20%).

5.2. Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien. (Depdikbud, 1998).

Sarana yang sangat diperlukan dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat ini adalah sarana laboratorium. Alat-alat laboratorium Keluarga Berencana sangat diperlukan untuk pemasangan IUD. Adapun kondisi sarana dan prasarana di Akbid Sehat dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(41)

Tabel 5.2.

Distribusi Kondisi Sarana Dan Prasarana Dalam Paktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam Melakukan Insersi IUD di Akbid Sehat Medan Tahun

2007 – 2008

Kondisi Sarana dan Prasarana Jumlah %

Kurang 17 34

Cukup 8 16

Baik 10 20

Sangat Baik 15 30

Jumlah 50 100

Kondisi sarana dan prasarana yang menunjang praktek mata kuliah askeb KB dalam melakukan insersi IUD, sebagian masih ada yang kurang. Adapun pendapat mahasiswa mengenai kelengkapan sarana dan prasarana dalam praktek laboratorium mata kuliah askeb KB yaitu ada sebanyak 17 orang (34%) mahasiswa yang berpendapat kurang, ada sebanyak 15 orang (30%) orang yang berpendapat sangat baik, ada sebanyak 10 orang (20%) yang berpendapat baik, dan ada sebanyak 8 orang (16%) yang brpendapat baik.

5.3. Praktek Laboratorium

Proses pembelajaran laboratorium merupakan proses untuk melakukan suatu keterampilan dengan menstimulasikan, demonstras, role play dengan mendekatkan pada situasi nyata.(Atwi,2001). Adapun kemampuan mahasiswa dalam melakukan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dalam melaakukan insersi IUD dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(42)

Tabel 5.3.

Distribusi Kemampuan Mahasiswa Dalam Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam Melakukan Insersi IUD di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008

Praktek Laboratorium Jumlah %

Kurang 18 36

Cukup 6 12

Baik 11 22

Sangat Baik 15 30

Jumlah 50 100

Kemampuan mahasiswa dalam praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid sehat, mayoritas mempunyai kemampuan yang masih kurang yaitu ada sebanyak 18 orang (36%), mahasiswa yang mempunyai kemampuan sangat baik ada sebanyak 15 orang (30%), mahasiswa yang mempunyai kemampuan yang baik ada sebanyak 11 orang (22%), dan mahasiswa yang mempunyai kemampuan yang cukup hanya 6 orang (12%).

5.4. Kompetensi Mahasiswa

Kompetensi mahasiswa merupakan kemampuan mahasiswa untuk bersikap, berpikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki.(Anonymous,2007). Adapun kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di akbid sehat medan, dapat terlihat pada tabel berikut ini:


(43)

Tabel 5.4.

Distribusi Kompetensi Mahasiswa Dalam Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dalam Melakukan Insersi IUD di Akbid Sehat

Medan Tahun 2007 – 2008

Kompetensi Mahasiswa Jumlah %

Kompetensi Rendah 30 60

Kompetensi Tinggi 20 40

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 5.4. diperoleh hasil jawaban dari kuisioner mengenai kompetensi mahasiswa adalah sebagian mahasiswa dalam melakukan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dalam melakukan insersi IUD di akbid sehat, yang mempunyai kompetensi rendah ada sebanyak 30 orang (60%). Mahasiswa yang mempunyai kompetensi tinggi ada sebanyak 20 orang (40%).

5.5. Hubungan Kemampuan Dosen Dengan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008

Hubungan kemampuan dosen dengan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD, berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat terlihat pada tabel berikut ini:


(44)

Hubungan Kemampuan Dosen Dengan Praktek Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam melakukan

Insersi IUD Di Akbid Sehat Tahun 2007 – 2008

Kemampuan Dosen

Kompetensi mahasiswa

Jumlah % Prob Rendah Tinggi

Jumlah % Jumlah %

Kurang 10 20 0 0 10 20

0,000

Baik 17 34 5 10 22 44

Sangat Baik 3 6 15 30 18 36

Jumlah 30 60 20 40 50 100

Berdasarkan tabel 5.5 dengan menggunakan uji statistik Chi square mengenai hubungan kemampuan dosen dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat mempunyai probabilitas (p = 0,000), ini berarti bahwa p < 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan dosen dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat.

5.6. Hubungan Sarana Dan Prasarana Dengan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008

Hubungan sarana dan prasarana dengan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD, berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat terlihat pada tabel berikut ini:


(45)

Tabel 5.6.

Hubungan Sarana Dan Prasarana Dengan Praktek Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam melakukan

Insersi IUD Di Akbid Sehat Tahun 2007 – 2008

Sarana Dan Prasarana

Kompetensi mahasiswa

Jumlah % Prob Rendah Tinggi

Jumlah % Jumlah %

Kurang 17 34 0 0 17 34

0,000

Cukup 8 16 0 0 8 16

Baik 5 10 5 10 10 20

Sangat Baik 0 0 15 30 15 30

Jumlah 30 60 20 40 50 100

Berdasarkan tabel 5.6 dengan menggunakan uji statistik Chi square mengenai hubungan sarana dan prasarana dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat mempunyai probabilitas (p = 0,000), ini berarti bahwa p < 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan sarana dan prasarana dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat.


(46)

5.7. Hubungan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008

Hubungan sarana dan prasarana dengan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD, berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.7.

Hubungan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam melakukan Insersi IUD Di

Akbid Sehat Tahun 2007 – 2008

Praktek Laboratorium

Kompetensi mahasiswa

Jumlah % Prob Rendah Tinggi

Jumlah % Jumlah %

Kurang 18 36 0 0 18 36

0,000

Cukup 6 12 0 0 6 12

Baik 6 12 5 10 11 22

Sangat Baik 0 0 15 30 15 30

Jumlah 30 60 20 40 50 100

Berdasarkan tabel 5.7. dengan menggunakan uji statistik Chi square mengenai hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat mempunyai probabilitas (p = 0,000), ini berarti bahwa p < 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat.


(47)

5.8. Pembahasan

5.8.1. Kemampuan Dosen

Kemampuan dosen di akbid sehat dari hasil jawaban kuisioner yang diperoleh mayoritas mahasiswa yang menilai dosen mempunyai kemampuan yang baik ada sebanyak 22 orang (44%),dan mahasiswa yang menilai dosen mempunyai kemampuan yang sangat baik sebanyak 18 orang (36%). Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah,2006, bahwa dosen adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya dengan keilmuan yang dimiliki dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Seorang dosen harus mampu melaksanakan pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

5.8.2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksud disini adalah sarana dan prasarana di laboratorium. Berdasarkan hasil wawancara ada 17 orang mahasiswa (34%), yang menyatakan bahwa kondisi sarana dan prasarana di Akbid sehat masih kurang, dan ada 8 orang (16%) yang menyatakan kondisi sarana dan prasarana cukup. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharmi, 1985, bahwa sarana merupakan sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksaan suatu usaha, dapat berupa benda-benda maupun ruang.


(48)

5.8.3. Praktek Laboratorium

Mahasiswa dalam melakukan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dalam melaksanakan insersi IUD di Akbid Sehat ada sebanyak 18 orang mahasiswa (36%), yang menganggap praktek askeb KB dalam insersi IUD di dalam laboratorium masih kurang , Mahasiswa yang berpendapat bahwa dalam melakukan praktek laboratorium askeb KB mengenai insersi IUD ada sebanyak 6 orang (12%) yang menganggap laboratorium sudah mencukupi. Hal ini sesuai dengan pendapat. Hendaknya laboratorium kelas dimana mahasiswa melakukan proses pembelajaran yang berlangsung di institusi menggunakan alat peraga, sehingga dapat diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan praktikum pada kondisi nyata.

5.8.3. Kompetensi Mahasiswa

Kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di akbid sehat mayoritas masih mempunyai kompetensi yang rendah, yaitu ada sebanyak 30 orang (60%), dan minoritas yang mempunyai kompetensi yang tinggi ada sebanyak 20 orang (40%). Di dalam pembelajaran terdapat kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa di akhir pengajaran, misalnya kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah askeb kebidanan kehamilan adalah mahasiswa akan dapat melakukan asuhan kebidanan.(Hamzah,2007).


(49)

5.8.4. Hubungan Kemampuan Dosen Dengan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008

Hubungan kemampuan dosen dengan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat adalah bahwa kemampuan dosen merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran laboratorium. Seorang dosen dikatakan mampu bila dapat menguasai materi perkuliahan dengan baik, mampu berkomunikasi menyampaikan mata kuliah dengan baik, selalu hadir dan menggunakan waktu kuliah dengan baik, tidak mewakilkan kepada orang lain atau mengganti jadwal kuliah.(SDM,2005).

5.8.5. Hubungan Sarana Dan Prasarana Dengan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008

Hubungan sarana dan prasarana dengan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat adalah bahwa sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk menunjang pembelajaran praktek laboratorium, karena sarana merupakan sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan


(50)

pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun ruang,(Suharmi,1988).

5.8.6. Hubungan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008

Hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat adalah bahwa dalam proses belajar ilmu kebidanan sering berkaitan dengan laboratorium, jadi laboratorium merupakan suatu ruangan tempat siswa atau mahasiswa melakukan percobaan atau penelitian.(Harun, 2006). Dalam bidang studi asuhan kebidanan kehamilan laboratorium sangat diperlukan, karena dalam pelajaran asuhan kebidanan kehamilan mahasiswa tidak hanya sekedar mendengar teori-teori dosen dari pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan praktikum untuk melatih keterampilan.(Nyoman,2006).


(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat Tahun 2007 – 2008, diperoleh kesimpulan sebagi berikut:

1. Mayoritas mahasiswa masih mempunyai kompetensi yang baik untuk

melakukan praktek laboratorium mata kuliah askeb dalam melakukan insersi IUD.

2. Mayoritas mahaiswa dalam melakukan praktek laboratorium mempunyai nilai yang cukup baik dalam melakukan insersi IUD.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.

6.2. Saran - saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan bagi pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam praktek pelayanan pemasangan insersi IUD.


(52)

2. Bagi Mahasiswa

Dapat menjadi bahan masukan bahwa pentingnya keterampilan dalam memberikan pelayanan yang baik dan tepat dalam praktek pelayanan pemasangan insersi IUD.

3. Bagi Peneliti

Menjadi pengalaman bagi peneliti dan menjadi masukkan bagi peneliti selanjutnya.


(53)

ANGKET

PEMBELAJARAN LABORATORIUM

Petunjuk :

1. Sudilah kiranya memberi jawaban pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda

2. Berilah tanda Cheklist pada salah satu jawaban yang anda pilih pada kolom yang disediakan.

3. Jawablah pertanyaan ini dengan sejujur-jujurnya .4. Keterangan jawaban :

SS : Sangat setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju

STST : Sangat Tidak Setuju


(54)

ANGKET

Nama mahasiswa : Kelas :

No. Pernyataan SS S TS STS Kemampuan

Dosen

Pedagogik

1 Dosen memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapinya

2 Sebelum proses belajar mengajar dose menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

3 Dosen memberikan nilai yang tinggi jika soal yang diberikannya dikerjakan dengan benar.

Profesional

4 Dalam proses perkuliahan dosen melakukan variasi dalam pengajaran

5 Dosen merangkum pembelajaran bersama-sama dengan mahasiswa


(55)

6 Dosen berusaha memusatkan perhatian mahasiswa pada saat mahasiswa banyak yang mengantuk

7 Dosen selalu semangat ketika menjelaskan materi perkuliahan

8 Apakah dosen pernah memberikan solusi jika ada masalah

9 Dalam menyampaikan materi, dosen selalu menunjukkan pada hal-hal yang dianggap penting dengan menggunakan intonasi suara yang jelas

10 Dosen memberikan pujian jika mahasiswa bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Sarana dan

Prasarana

11 Dosen menggunakan alat peraga untuk mempermudah pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan.

12 Dosen menggunakan TOA (mix)

13 Dosen memberikan contih, seperti gambar-gambar yang berhubungan dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari

14 Dosen menjelaskan tentang pemakaian alat-alat dilaboratorium


(56)

15 Dosen menjelaskan tentang alat-alat yang belum dikenal mahasiswa

16 Dalam memberikan praktikum dosen menggunakan media audio visual untuk

menarik perhatian mahasiswa pada materi yang disampaikan.

17 Dosen menjelaskan tentang penyimpanan alat-alat laboratorium ANC

18 Dosen memeriksa kelengkapan alat-alat yang dipinjam pada saat praktikum

19 Dosen memeriksa kelengkapan alat-alat praktikum pada saat sesudah praktikum

20 Mahasiswa mempertanggung jawabkan alat-alat yang dipinjam pada saat

praktikum Pelaksanaan

Pembelajaran Laboratorium

21 Pada pelaksanaannya metode simulasi terkadang tidak sejalan dengan teori yang diberikan

22 Metode demonstrasi membangkitkan minat belajar anda di laboratorium


(57)

teori asuhan pelayanan KB

24 Metode demontrasi menghemat tenaga,waktu, dan tenaga dalam mengajar.

25 Dosen laboratorium pelayanan KB memberikan tugas dan meminta anda untuk berlatih secara mandiri sesuai dengan pengalaman anda praktikum

26 Dosen memintaanda untuk kembali ke laboratorium untuk mengobservasi kegiatan yang telah anda lakukan

27 Dosen menberikan kasus yang kemudian

mahasiswa diminta untuk menyelesaikannya berdasarkan teori

28 Dosen jarang mendemonstrasikan teori yang telah dipelajari

29 Sebelum memulai praktikum,dosen menyuruh mahasiswa merapikan tempat duduk dan posisi duduk mahasiswa


(58)

Peneliti,


(59)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini merasa tidak keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedoteran USU Medan atas nama Ratna Dewi dengan judul :

“hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah Askeb KB Dengan kemampuan mahasiswa memberi pelayanan IUD di Akbid Sehat

Medan tahun 2008”

Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang mamfaat dan tujuan penelitian serta jaminan tidak ada pengaruh negatif pada diri saya selama dan setelah proses penelitian. Peneliti juga menjamin kerahasiaan identitas saya dan data – data yang didapat dari saya hanya digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, dan saya telah mengerti dan mengizinkan peneliti menjadikan saya sebagai responden dalam penelitiannya.

Demikianlah persetujuan ini saya buat dengan sejujurnya tampa paksaan dari pihak manapun.

Medan, November 2007 Responden


(60)

Kepada Yang Terhormat, Calon Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik FK USU, yang akan mengadakan penelitian tentang hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah Askeb KB Dengan kemampuan mahasiswa memberi pelayanan IUD di Akbid Sehat Medan tahun 2008.

N a m a : Ratna Dewi N i m : 075102031

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah Askeb KB dengan kemampuan mahasiswa memberi palayanan IUD.

Saya berharap responden untuk dapat menjawab semua pertanyaan dalam lembar ceklist sesuai dengan petunjuk yang ada.

Setiap jawaban yang responden berikan akan saya jaga kerahasiaannya dan akan digunakan untuk penelitian serta bila sudah tidak digunakan lagi akan dimusnahkan.

Atas bantuan responden saya ucapkan terima kasih.

Medan, November 2007 Peneliti


(61)

Mata Kuliah Askeb KB Dengan

Pencapaian Kompetensi

Mahasiswa dalam melakukan

Insersi IUD Di Akbid Sehat

Medan Tahun 2008 .


(62)

1.1 Latar Belakang

Semakin baik suatu bangsa maka semakin baik pula kualitas

bangsa itu, itulah asumsi scr umum thd program pddkn suata

bangsa.

Pemakaian kontrasepsi IUd merupakan upaya pencegahan

kehamilan shg berpengaruh thd akselerasi penurunan AKI,

dibthkan tenaga bidan yg berkualitas.

Utk menghasilkan tenaga bidan yg bermutu hrs memiliki

kemampuan komprehensip,profesional,melalui instansi pddkn

tenaga kes

Kemampuan mhsw mmbr pelyn IUD disamping mll teori perlu


(63)

1.2 Tujuan Penelitian

Umum

Khusus

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.4 Mamfaat Penelitian

.

Instansi

.Mahasiswa

.Peneliti


(64)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakekat

Pencapaian Kompetensi

Mahasiswa

2.2. Kemampuan

Dosen

2.3.Sarana dan

Prasarana

2.4. Pembelajaran

Praktek Lab

2.5. Pelaksanaan

Pembelajaran Lab


(65)

KERANGKA PENELITIAN

Variabel Independen

Pembelajaran Praktek

Laboratorium

-Kemampuan Dosen

-Sarana & Prasarana

-Pelaksanaan Pembelajaran

Laboratorium

Pencapaian Kompetensi

Mahasiswa Dalam

Melakukan Insersi IUD


(66)

Variabel Independen

Cara Ukur

Hasil ukur

Skala Ukur

Pembelajaranpraktek

lab

-Kemampuan

dosen

-Sarana

prasarana

-Pelaksanaan

pembelajaran

lab

Kuisioner

SB:90-120

B :60-89

C :30-59

K :0-29

Ordinal

Variabel dependen

Pencapaian

kompetensi

mahasiswa

Dt skunder

Sb:3,51-4,00

B:2,75-3,50

C:2,00-2,74

D:0-1,99


(67)

4.1. Disain

4.2. Populasi dan

sampel

4.3.Lokasi penelitian

4.4 Pertimbngan etik

4.5.Instrumen

Penelitian

4.6.Pengumpulan

data

4.7 Uji

validitas/reabilita

s


(68)

No

Skor

Jumlah

Persentase

Kategori

1

<30

0

0

Kurang

2

30 – 59

7

14,0

Cukup

3

60 – 89

21

42,0

Baik

4

90 – 120

22

44,0

Sangat baik

Jumlah

50

100


(69)

No

Nilai

Jumlah

Persentase

Kategori

1

<1,99

0

0

Kurang

2

2,00-2,75

26

52,0

Cukup

3

2,76-3,50

18

36,0

Baik

4

3,51-4,00

6

12,0

Sangat baik

Jumlah

50

100

Dalam Melakukan Insersi iud. DI Akbid Sehat

Medan.


(70)

Hubungan Praktek Lab dgn Pencapaian Kompetensi Mahasiswa

Dalam melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan

Pembelaj aran Praktek Laborator

ium

Kompetensi Mahasiswa

Jumlah % Prob Cukup Baik Sangat Baik

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Cukup 7 14,0 0 0 0 0 7 14,0

Baik 9 18,0 10 20,0 2 4,0 21 42,0 0,004

Sangat baik

4 8,0 13 26,0 5 10,0 22 44,0


(71)

1. Praktek Laboratorium

2. Kompetensi Mahasiswa

3. Hubungan Praktek lab dgn Pencapaian

Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan

Insersi IUD


(72)

Kesimpulan dan Saran

Mayoritas mhsw berkompetensi baik

Mayoritas mahasiswa mempunyai nilai cukup

baik


(73)

(1)

No Skor Jumlah Persentase Kategori

1 <30 0 0 Kurang

2 30 – 59 7 14,0 Cukup

3 60 – 89 21 42,0 Baik

4 90 – 120 22 44,0 Sangat baik

Jumlah 50 100

Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Variabel Pembelajaran Laboratorium


(2)

No Nilai Jumlah Persentase Kategori

1 <1,99 0 0 Kurang

2 2,00-2,75 26 52,0 Cukup

3 2,76-3,50 18 36,0 Baik

4 3,51-4,00 6 12,0 Sangat baik

Jumlah 50 100

Tabel 5.4 Distribusi Frekwensi Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi iud. DI Akbid Sehat Medan.


(3)

Tabel 5.5

Hubungan Praktek Lab dgn Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan

Pembelaj aran Praktek Laborator ium Kompetensi Mahasiswa

Jumlah % Prob

Cukup Baik Sangat Baik

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Cukup 7 14,0 0 0 0 0 7 14,0

Baik 9 18,0 10 20,0 2 4,0 21 42,0 0,004

Sangat baik

4 8,0 13 26,0 5 10,0 22 44,0


(4)

PEMBAHASAN

 1. Praktek Laboratorium

 2. Kompetensi Mahasiswa

 3. Hubungan Praktek lab dgn Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD


(5)

Bab vi

Kesimpulan dan Saran

 Mayoritas mhsw berkompetensi baik

 Mayoritas mahasiswa mempunyai nilai cukup baik


(6)

 SEKIAN DAN TERIMA KASIH


Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Ceramah dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Semester IV Pada Mata Kuliah Askeb II di Akademi Kebidanan Kholisatur Rahmi Binjai Tahun 2014

1 66 120

Hubungan Kemampuan Dosen Dalam PBM Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I Di Akbid Sehati Medan Tahun 2008

0 27 67

Hubungan Lahan Praktek Dan Bimbingan Klinik Terhadap Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik II Di Akademi Kebidanan Sehat Medan Tahun 2007/2008

9 139 56

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat III Dalam Matakuliah Praktek Klinik Kebidanan Di Akademi kebidanan Agatha Pematangsiantar Tahun 2008

1 53 62

Hubungan Pembelajaran Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Dalam Melakukan Insersi Iud Di Akademi Kebidanan Sehat Medan Tahun 2007/2008

3 112 73

Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 2008/2009

1 52 50

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 41 74

Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

0 40 69

Perbandingan Metode Ceramah dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Semester IV Pada Mata Kuliah Askeb II di Akademi Kebidanan Kholisatur Rahmi Binjai Tahun 2014

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Metode Ceramah dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Semester IV Pada Mata Kuliah Askeb II di Akademi Kebidanan Kholisatur Rahmi Binjai Tahun 2014

0 0 23