2. Secara Praktis
a. Agar masyarakat mengetahui bagaimana penerimaan pegawai negeri
sipil dan pegawai honorer di Pemerintahan Kota Medan Ditinjau dari Hukum Admininstrasi Negara.
b. Agar mahasiswa fakultas hukum khususnya dan mahasiswa-
mahasiswa umumnya mengetahui bagaimana penerimaan pegawai negeri sipil dan pegawai honorer di Pemerintahan Kota Medan
Ditinjau dari Hukum Admininstrasi Negara. c.
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap penerimaan pegawai negeri sipil dan pegawai honorer di Pemerintahan
Kota Medan Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara.
E. Keaslian Penulisan
Skripsi yang berjudul tentang “Penerimaan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Honorer di Pemerintahan Kota Medan ditinjau dari Hukum Administrasi
Negara” adalah karya dari penulis. Sehubungan dengan keaslian judul skripsi, penulis telah melakukan pengecekan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara FH-USU untuk membuktikan bahwa judul skripsi tersebut belum terdapat di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara FH-USU.
Ditinjau dari materi permasalahan yang ada dan materi penulisan skripsi ini, sejauh ini belum pernah didapati dan dilihat kesamaan masalah seperti pada
penulisan skripsi ini. Bila ternyata dikemudian hari diketemukan skripsi yang
Universitas Sumatera Utara
sama, penulis siap bertanggung jawab sepenuhnya untuk diberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
F. Tinjauan Kepustakaan 1. Penerimaan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Honorer di Pemerintahan
Kota Medan
Nuansa profesionalisme dalam sistem rekruitmen PNS tuntutannya semakin tinggi. Konsep teori “The Right Man on The Right Place” ingin
diwujudkan dan menjadi agenda reformasi dan birokrasi pemerintahan. Aplikasinya, dilakukanlah perubahan peraturan penyelenggaraan pemerintah
daerah dengan menetapkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
yang memberikan otonomi daerah yang nyata, luas dan bertanggungjawab dan dapat menjamin perkembangan dan pembangunan daerah. Dan sebagaimana
diamanatkan dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974; Jo. Undang-Undang Dasar Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok
kepegawaian bahwa diperlukan Pegawai Negeri yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam
penyelesaian tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Di dalam organisasi birokrasi tidak hanya terdapat Pegawai Negeri Sipil yang memberikan pelayanan kepada masyarakat tetapi terdapat pegawai honorer yang
membantu PNS dalam melaksanakan tugas birokrasi. Tenaga honorer menurut PP
Universitas Sumatera Utara
No 48 tahun 2005 Jo. PP 43 tahun 2007 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS adalah seseorang yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas- tugas tertentu pada isntansi pemerintah atau yang penghasilannya menjadi beban
APBNAPBD. Eksistensi pegawai honorer daerah diakui secara formal dalam UU No. 43
tahun 1999 tentang perubahan Atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian pasal 2 ayat 3 dan diimplementasikan dalam struktur sumber daya
aparatur Indonesia, yang berfungsi membantu pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan pada masyarakat khususnya di daerah. Belum adanya
sistem pengelolaan pegawai honorer daerah secara nasional, telah mendorong pemerintah daerah berinisiatif mengangkat pegawai honorer daerah dengan alasan
kebutuhan unit kerja walaupun rekruitmennya dilakukan tanpa mekanisme standar seleksi yang benar.
2. Kajian Hukum Administrasi Negara Mengenai Penerimaan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Honorer di Pemerintahan Kota Medan.
Dalam hukum administrasi negara kita mengenal yang namanya asas-asas umum pemerintahan yang baik AAUPB. AAUPB dalam sistem hukum adalah
sebagai hukum tidak tertulis. Sebenarnya menyamakan AAUPB dengan norma hukum tidak tertulis dapat menimbulkan salah faham, sebab dalam konteks ilmu
hukum telah dikenal bahwa antara “asas” dan “norma” itu terdapat perbedaan. Pada kenyataannya, AAUPB ini meskipun merupakan asas, namun tidak
Universitas Sumatera Utara
semuanya merupakan pemikiran yang umum dan abstrak, dan dalam beberapa hal muncul sebagai aturan hukum yang konkrit atau tertuang secara tersurat dalam
pasal undang-undang serta mempunyai sanksi hukum. AAUPB terdiri dari asas kepastian hukum, asas keseimbangan, asas
bertindak cermat, asas motivasi untuk setiap keputusan badan pemerintah, asas tidak boleh mencampuradukkan kewenangan, asas kesamaan dalam pengambilan
keputusan, asas permainan yang layak, asas keadilan atau kewajaran, asas menanggapi pengharapan yang wajar, asas meniadakan akibat-akibat suatu
keputusan yang batal, dan asas perlindungan atas pandangan hidup pribadi. Koentjoro menambahkan dua asas lagi, yakni: asas kebijaksanaan dan asas
penyelenggaraan kepentingan umum. Di AAUPB dikenal dengan yang namanya wewenang Dengan adanya
wewenang maka pemerintah pusat maupun daerah dapat melakukan tindakan hukum pemerintahan sesuai dengan peraturan yang berlaku, kewenangan
memiliki kedudukan yang penting dalam kajian Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara karena didalamnya terkandung hak dan kewajiban dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dengan adanya kewenangan ini maka pemerintah daerah khususnya dapat mengatur daerahnya baik dalam hal
urusan rumah tangga daerah, aparatur pemerintahan daerah, mengelola kekayaan alamnya, dll.
Universitas Sumatera Utara
G. Metode Penelitian