Tingkat Efisiensi pada Agroindustri Tahu Takwa Lim Tien Tin LTT

50 Tahu Takwa Mikimos, namun Agroindustri Tahu Takwa Soponyono dapat lebih efisien dibandingkan dengan Agroindustri Tahu Takwa Mikimos. Hal tersebut dikarenakan Agroindustri Tahu Takwa Soponyono hanya menggunakan 2 tenaga kerja untuk proses produksi yang menghasilkan 750 potong tahu takwa, sedangkan Agroindustri Tahu Takwa Mikimos menggunakan 3 tenaga kerja untuk proses produksi yang menghasilkan 200 potong tahu takwa. Penggunaan tenaga kerja Agroindustri Tahu Takwa Soponyono yang lebih sedikit akan membantu mengurangi total biaya produksi yang dikeluarkan sehingga usaha yang dilakukan lebih efisien.

5.1.3 Tingkat Efisiensi pada Agroindustri Tahu Takwa Lim Tien Tin LTT

Kapasitas Produksi Agroindustri Tahu Takwa LTT lebih besar dibandingkan dengan Agroindustri Tahu Takwa Mikimos dan Soponyono, yaitu sebanyak 900 potong produksi. Kapasitas produksi yang semakin besar akan memerlukan penggunaan input yang lebih banyak untuk mendukung proses produksi sehingga total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi menjadi lebih besar. Apabila biaya yang dikeluarkan tidak dapat ditekan seefisien mungkin, maka penerimaan yang diperoleh agroindustri tidak akan mampu menutupi total biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat efisiensi dari Agroindustri Tahu Takwa LTT. Perhitungan efisiensi pada Agroindustri Tahu Takwa LTT dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Volume Produksi, Total Penerimaan, Total Biaya, Pendapatan Bersih, dan Efisiensi Produksi pada Agroindustri Tahu Takwa LTT No Uraian Nilai 1. Volume Produksi potongProduksi , 900 2. Total Penerimaan TR RpProduksi 2.250.000,00 3. Total Biaya TC RpProduksi 2.023.899,53 4. Pendapatan RpProduksi 226.100,47 5. RC Ratio 1,11 Sumber: Data Primer diolah Tahun 2015, Lampiran L Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui bahwa Agroindustri Tahu Takwa LTT mampu memproduksi tahu takwa sebanyak 900 potong produksi. Total penerimaan TR yang diterima oleh Agroindustri Tahu Takwa LTT adalah 51 sebesar Rp 2.250.000,00produksi yang diperoleh dari hasil penjualan produk tahu takwa sebanyak 900 potong dengan harga jual Tahu Takwa sebesar Rp 2.500 potong . Total Biaya TC yang dikeluarkan oleh agroindustri Tahu Takwa LTT dalam satu kali proses produksi yaitu sebesar Rp 2.023.899,53 produksi. Total Biaya TC tersebut merupakan penjumlahan dari Total Biaya Tetap TFC sebesar Rp 3.266,20produksi dan nilai Total Biaya Variabel TVC sebesar Rp 2.020.633,33produksi Lampiran J. Berdasarkan pengurangan Total Penerimaan TR dengan Total Biaya TC selama satu kali proses produksi, maka pendapatan yang diperoleh Agroindustri Tahu Takwa Soponyono yaitu sebesar Rp 226.100,47produksi. Hasil perhitungan efisiensi pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan oleh Agroindustri Tahu Takwa LTT sudah efisien. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai RC ratio yang lebih besar dari 1. Nilai RC ratio yang didapat adalah sebesar 1,11. Nilai RC ratio sebesar 1,11 tersebut dapat diartikan bahwa setiap menggunakan biaya produksi sebesar Rp 1.000 maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.110, dengan keuntungan sebesar Rp 110 yang didapat oleh pihak produsen. Kapasitas produksi yang dihasilkan Agroindustri Tahu Takwa LTT lebih besar dibandingkan dengan Agroindustri Mikimos maupun Soponyono. Input bahan baku yang digunakan dalam produksi Tahu Takwa mencapai 100 kg kedelai dalam sekali produksi yang menghasilkan 900 potong Tahu Takwa. Hal tersebut sangat mempengaruhi penggunaan biaya produksi karena biaya untuk bahan baku memakan anggaran biaya produksi yang paling banyak. Apabila pihak produsen tidak mampu mengolah dan memanajemen dengan baik, maka penggunaan biaya tidak akan menjadi efisien dan mengalami kerugian. Jumlah produksi yang lebih besar menyebabkan penggunaan bahan bakar yang digunakan juga semakin meningkat. Penggunaan input bahan bakar LPG dan solar juga akan mengalami peningkatan. Agroindustri LTT menggunakan input bahan bakar LPG sebanyak 2,5 tabung ukuran 12 kg guna menghasilkan Tahu Takwa sebanyak 900 potong produksi. Biaya lain-lain juga akan semakin meningkat seperti air dan listrik yang digunakan dalam proses produksi. 52 53 Nilai RC yang didapat oleh Agroindustri LTT lebih rendah dibandingkan dengan Agroindustri Soponyono. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang efisiennya usaha yang dilakukan oleh Agroindustri LTT, seperti penggunaan tenaga kerja, pemilihan bahan baku kedelai. Agroindustri LTT menggunakan tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan Agroindustri Soponyono. Selain itu harga kedelai yang digunakan sebagai bahan baku oleh Agroindustri LTT dan Soponyono juga berbeda. Agroindustri LTT menggunakan kedelai dengan harga Rp 9000,00, sedangkan untuk Agroindustri Soponyono menggunakan kedelai dengan harga Rp 7800,00 sebagai bahan baku Tahu Takwa. Hal tersebut berdampak pada pengeluaran biaya produksi yang dikeluarkan akan semakin besar karena penggunaan kedelai yang mahal. Jumlah produksi yang besar tidak menjamin suatu agroindustri dapat mendatangkan keuntungan jika manajemen yang dilakukan masih kurang baik, sehingga efisiensi biaya yang dilakukan menjadi tidak maksimal.

5.2 Nilai Tambah pada Agroindustri Tahu Takwa di Kota Kediri