30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Data  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  data  sekunder  berupa jumlah  pendaftaran  siswa  baru  mulai  tahun  ajaran  2007
–  2008  hingga  tahun ajaran 2013
– 2014. Data tersebut berjumlah sebanyak 84 data runtun waktu yang diperoleh dari  lembaga bimbingan belajar Sony Sugema College cabang  Bintaro.
Dalam pengujiannya, data dari tahun ajaran 2007-2008 hingga tahun ajaran 2012- 2013 digunakan  untuk  menentukan  model  yang sesuai sedangkan data dari tahun
ajaran  2013-2014  digunakan  untuk  mengevaluasi  model  yang  tepat  untuk digunakan sebagai peramalan.  Data pendaftaran siswa baru  tersebut dapat dilihat
pada Lampiran 1. 3.2
Metode Seasonal ARIMA
1. Pemeriksaan Kestasioneran Data
Untuk  menguji  apakah  data  yang  digunakan  memiliki  sifat  stasioner  atau tidak, dapat dilihat  grafik  fungsi autokorelasinya.  Data  yang  tidak stasioner akan
memiliki pola  yang cenderung  lambat  menuju  nol pada beberapa  lag awal. Selain itu  karena  data  yang  digunakan  memiliki  unsur  musiman,  maka  akan  terlihat
beberapa korelasi yang lebih signifikan dan berulang sepanjang musiman data.
31
Secara  lebih  formal,  untuk  menguji  kestasioneran  data  maka  akan digunakan  uji  Augmented Dickey-Fuller dengan  hipotesis dan kriteria uji sebagai
berikut:
Hipotesis:
:
� = 0 data deret waktu tidak stasioner
1
: �  0 data deret waktu stasioner
Kriteria Pengujian:
Tolak jika
�
�
≥  �
�,∝
Dickey Fuller
Jika  data  menunjukkan  ketidakstasioneran  maka  perlu  diputuskan  apakah data tidak stasioner secara rata-rata atau  varians atau keduanya, selanjutnya dapat
ditanggulangi dengan transformasi ataudan  differencing.
2. Identifikasi model
Setelah  data  dinyatakan  bersifat  stasioner  baik  secara  rata-rata  maupun varians maka dapat dilakukan pemilihan model yang tepat berdasarkan kriteria yg
ada.  Hal  ini  penting  dilakukan  agar  hasil  peramalan  dari  model  yang  dibentuk tidak  sia-sia.  Model  yang  tepat  tentu  akan  menghasilkan  peramalan  yang
memuaskan.
32
Menurut  [15]  model  SARIMA  dapat  dipilh  dengan  kriteria  sebagai berikut:
a. Jika  ACF  terpotong  cut  off  setelah  lag  1  atau  2;  lag  musiman  tidak
signifikan  dan  PACF  perlahan- lahan  menghilang  dies  down,  maka diperoleh model non seasonal MA q=1 atau 2.
b. Jika  ACF  terpotong  cut  off  setelah  lag  musiman  L;  lag  non  musiman
tidak signifikan dan PACF perlahan- lahan  menghilang dies down,  maka diperoleh model seasonal MA Q=1.
c. Jika  ACF terpotong setelah  lag  musiman  L;  lag  non  musiman terpotong
cut off setelah lag 1 atau 2, maka diperoleh model non seasonal-seasonal MA q=1 atau 2; Q=1.
d. Jika  ACF  perlahan-lahan  menghilang  dies  down  dan  PACF  terpotong
cut off setelah lag 1 atau 2; lag musiman tidak signifikan, maka diperoleh model non seasonal AR p=1 atau 2.
e. Jika  ACF  perlahan-lahan  menghilang  dies  down  dan  PACF  terpotong
cut off setelah  lag  musiman  L;  lag  non  musiman tidak signifikan,  maka diperoleh model seasonal AR P=1.
f. Jika  ACF  perlahan-lahan  menghilang  dies  down  dan  PACF  terpotong
cut  off  setelah  lag  musiman  L;  dan  non  musiman  terpotong  cut  off setelah  lag 1atau 2,  maka diperoleh  model non seasonal dan seasonal AR
p=1 atau 2 dan P=1. g.
Jika  ACF  dan  PACF  perlahan-lahan  menghilang  dies  down  maka diperoleh campuran ARMA model.
33
3. Estimasi Parameter dari model
Setelah  beberapa  model  telah  terpilih,  langkah  selanjutnya  adalah mengestimasi  parameter-parameter  dari  model  itu  sendiri.  Pada  penelitian  ini
metode  yang  digunakan  untuk  mengestimasi  parameter  model  ialah  dengan metode  perbaikan  secara  iteratif.  Taksiran  awal  dipilih  kemudian  diperhalus
secara  iteratif  hingga  kesalahan  menjadi  sekecil  mungkin.  Proses  ini  akan dikerjakan oleh suatu program komputer.
4. Pengujian Model
Setelah  model- model terpilih  telah diestimasi  nilai parameternya,  langkah selanjutnya  ialah  menguji  apakah  model  tersebut  sesuai  dengan  data.  Beberapa
pengujian yang harus dilalui adalah; a.
Keberartian koefisien
Hipotesis dan kriteria uji keberartian koefisien adalah sebagai berikut: Hipotesis:
: koefisisen tidak berarti
1
: koefisien berarti Dengan
� = 0.05
Kriteria uji: Tolak
jika �- �  �, artinya koefisien telah berarti.
34
b. Memenuhi asumsi White Noise
Yakni  suatu  asumsi  yang  menyatakan  bahwa  residu  bersifat  acak  dan normal. Hipotesis dan kriteria uji keacakan residu adalah sebagai berikut:
Hipotesis: :
�
1
= �
2
= ⋯ = � = 0 residu bersifat acak
1
: ∃ �
�
≠ � = 0 residu tidak bersifat acak
Kriteria uji: Terima
jika nilai �  �
�,
atau �- �
�.
Sedangkan  hipotesis  dan  kriteria  uji  kenormalan  residu  adalah  sebagai berikut:
Hipotesis: : residu berdistribusi normal
1
: residu tidak berdistribusi normal Kriteria uji:
Tolak jika jika
�
ℎ��
�
� �
atau �- �  �.
c. Pemilihan model terbaik
Dari  beberapa  model  yang  memenuhi  asumsi  keberartian  koefisien  dan asumsi  white  noise  akan  dipilih  satu  model  terbaik  yang  ditentukan
melalui nilai MSE dari masing – masing model.
35
5. Peramalan
Setelah  model  tebaik dari beberapa  model dugaan sementara dipilih,  maka dapat  dilakukan  peramalan  untuk  periode  selanjutnya  menggunakan  persamaan
dari  model  terpilih  tersebut.  Hasil  peramalan  metode  SARIMA  bisa  digunakan dalam  peramalan  jangka  waktu  menengah  yaitu  tiga  bulan  sampai  dengan  dua
tahun [16]. Hasil  peramalan  model  SARIMA  yang  diperoleh  kemudian  akan
dibandingkan  dengan  hasil  peramalan  model  dekomposisi  menggunakan  data input  1  musim  terakhir  yakni  data  tahun  ajaran  2013
– 2014. Model peramalan dikatakan  baik  jika  nilai  MAPE  kurang  dari  20.  Model  dengan  nilai  MAPE
yang  lebih  baik  akan  digunakan  pada  peramalan  untuk  periode  tahun  ajaran berikutnya.
3.3 Metode Dekomposisi