Roya Akibat Peralihan Hak Tanggungan

3. Persyaratan yang diperlukan untuk permohonan roya parsial. a. Sertifikat hak milik atas rumah susun atau sertifikat hak atas tanah yang akan diroya. b. Sertifikat Hak Tanggungan c. Surat – surat permohonan roya parsial dari kreditor yang bersangkutan yang berisi : 1. Sebab alasan roya parsial dilunasi hutangdilepaskan dan sebagainya . 2. Menyebutkan nomor sertifikat yang diroya. 3. Ditandatangani langsung oleh pimpinan instansi perbankan yang bersangkutan atau pejabat yang ditunjuk. 4. Surat – surat lain yang diperlukan surat kuasa dan sebagainya 28 25

E. Roya Akibat Peralihan Hak Tanggungan

Prinsipnya orang yang telah menjaminkan benda miliknya, tidak menjadikan ia kehilangan hak dan kewenangan untuk mengambil tindakan pemilikan atas benda yang dijaminkan tersebut, artinya dengan dilakukannya perjanjian atas benda yang telah dijaminkan tersebut, tidak menjadikan dirinya kehilangan wewenang atas benda yang telah dijaminkan kepada kreditor Bank dan ia sebagai pemilik benda tersebut masih mempunyai hak untuk mengalihkan atau menjaminkan benda itu kembali. Sepanjang mendapat persetujuan dari kreditor. Jika piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralih karena Cessie, Subrogasi, Pewarisan, atau sebab-sebab lain, Hak Tanggungan tersebut ikut beralih karena hukum kepada kreditor yang baru. Pasal 16 ayat 1 UU No.4 tahun 1996. 28 Ibid hal 121 Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Beralihnya Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib didaftarkan oleh kreditor yang baru kepada Kantor Pertanahan . Pasal 16 ayat 2 UU No.4 tahun 1996. Ketentuan ini dimaksudkan agar terdapat perlindungan terhadap kreditor baru yang menerima pengalihan hak tagih atau piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan. Pendaftaran beralihnya Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan oleh Kantor Pertanahan dengan mencatatnya pada buku tanah Hak Tanggungan dan pada buku tanah hak atas tanah yang menjadi obyek Hak Tanggungan serta menyalin catatan tersebut pada sertifikat Hak Tanggungan dan sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan . Pasal 16 ayat 3 UU No.4 tahun 1996. Tanggal pencatatan pada buku tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 3 adalah tanggal hari ketujuh setelah diterimanya secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftaran beralihnya Hak Tanggungan dan jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur, catatan itu diberi bertanggal hari kerja berikutnya. Beralihnya Hak Tanggungan mulai berlaku bagi pihak ketiga pada hari tanggal pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat 4. Menurut Pasal 9 UU No.4 tahun 1996 pemegang Hak Tanggungan adalah orang perseorangan atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang. Dalam hal pemegang Hak Tanggungan adalah orang perseorangan meninggal dunia maka Hak Tanggungan ini beralih kepada ahli warisnya. Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Dalam penjelasan Pasal 16 ayat 1 UU No.4 tahun 1996, Cessie adalah perbuatan hukum mengalihkan piutang oleh kreditor, pemegang Hak Tanggungan kepada pihak lain. Cessie sendiri dalam sudut pandang hukum perdata merupakan suatu bentuk penyerahan hak milik sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 584 KUHPerdata yang mengikuti suatu peristiwa hukum yang bertujuan untuk mengalihkan hak milik atas suatu benda. Dalam hal ini, menurut Pasal 613 KUHPerdata adalah piutang atas nama. Dengan demikian Cessie bukanlah suatu perbuatan hukum yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu kelanjutan dari suatu perstiwa hukum perdata yang dibaut dengan tujuan untuk mengalihkan hak milik atas piutang atas nama tersebut. Tanpa adanya peristiwa hukum yang dimaksud, Cessie tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi. Subrograsi adalah penggantian kreditor oleh pihak ketiga yang melunasi utang debitor. Hal ini diatur dalam pasal 1400 KUHPerdata. Ini berarti pihak ketiga yang telah membayar hutang debitor tersebut demi hukum muncul sebagai kreditor baru menggantikan kreditor lama. Karena hutang yang telah dibayar oleh pihak ketiga tersebut dengan sendirinya hutang tersebut menjadi hapus, tapi saat bersamaan perjanjian hutang piutang hidup lagi dengan pihak ketiga sebagai kreditor baru, dapat menagih kepada debitor, dan memperoleh hak-hak tunututannya yang berupa jaminan kredit tersebut. Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Karena beralihnya Hak Tanggungan yang diatur dalam ketentuan ini terjadi karena hukum, hal tersebut tidak perlu dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT. Pencatatan beralihnya Hak Tanggungan ini cukup dilakukan berdasarkan akta yang membuktikan beralihnya piutang yang dijamin kepada kreditor baru. Selain itu Hak Tanggungan turut beralih dengan beralihnya hutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan atas dasar waris.Obyek Hak Tanggungan dapat beralih karena debitor yang juga merupakan pemilik jaminan sebagai obyek Hak Tanggungan tersebut meninggal dunia. Hukum mengatur bahwa ahli waris tidak saja akan mewarisi kekayaan pewaris yang meninggal dunia, tetapi juga mewarisi segala utangnya kepada pihak ketiga. Peralihan itu terjadi demi hukum, kecuali apabila menurut hukum pewarisan itu dapat ditolak oleh ahli waris yang bersangkutan. Apabila pemberi Hak Tanggungan yang merupakan pemilik obyek Hak Tanggungan meninggal dunia, maka ahli waris mendaftarkan peralihan haknya atas obyek Hak Tanggungan itu kepada Kantor Pertanahan. Untuk membuktikan seseorang itu adalah ahli waris dibuktikan dengan Surat Akta Keterangan Waris. 1. Bagi mereka yang tunduk kepada hukum adat keterangan waris dibuat sendiri oleh ahli waris kemudian diketahui oleh Lurah dan Camat. 2. Bagi mereka yang tunduk pada BW WNI keturunan Cina keterangan warisnya dibuat oleh Notaris. Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 3. Bagi keturunan Arab atau Timur Asing lainnya keterangan warisnya dibuat oleh Balai Harta Peninggalan. Peralihan obyek Hak Tanggungan karena pewarisan ini tidak mengakibatkan hapusnya Hak Tanggungan, karena Hak Tanggungan memiliki asas droit de suite yaitu mengikuti obyeknya dalam tangan siapapun obyek Hak Tanggungan itu berada, hal ini sesuai dengan Pasal 7 UU No.4 tahun 1996. Roya Hak Tanggungan dapat dimohonkan oleh ahli waris selaku pemilik hak atas tanah yang telah diberi catatan oleh kreditor bahwa piutang yang dijamin pelunasannya oleh Hak Tanggungan sudah lunas, atau kreditor melepaskan Hak Tanggungan yang bersangkutan. Dalam praktek perbankan, hubungan utang piutang atau pinjam meminjam dalam perjanjian kredit juga disertai dengan asuransi jiwa bagi debitor. Sehingga, pada saat debitor meninggal dunia maka utang kepada kreditor dibayarkan oleh asuransi untuk pelunasannya. Pelunasan utang oleh asuransi kepada kreditor ini mengakibatkan hapusnya Hak Tanggungan yang dapat menjadi alasan untuk dimohonkan Roya Hak Tanggungan. Roya Hak Tanggungan terhadap Hak Tanggungan yang beralih akibat Cessie dan Subrogasi atau sebab lain ini hanya dapat dilakukan oleh yang berkepentingan dengan melampirkan sertifikat Hak Tanggungan yang telah diberi catatan oleh kreditor baru, bahwa Hak Tanggungan hapus karena piutang yang dijamin pelunasannya dengan Hak Tanggungan itu telah lunas atau kreditor baru melepaskan Hak Tanggungan yang bersangkutan. Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 F. Roya Hak Tanggungan Sebagai Kegiatan Administratif Dalam penjelasan Pasal 22 ayat 1 UU No.4 tahun 1996, disebutkan bahwa pencoretan catatan atau Roya Hak Tanggungan dilakukan demi ketertiban administrasi dan tidak mempunyai pengaruh hukum terhadap Hak Tanggungan yang bersangkutan sudah hapus. Hak Tanggungan hapus karena peristiwa-peristiwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Undang-undang No.4 tahun 1996. Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang No.4 tahun 1996, Hak Tanggungan hapus karena hal-hal sebagai berikut : 1. Hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan. 2. Dilepaskan Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungan 3. Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri. 4. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan. Hapusnya Hak Tanggungan karena hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan merupakan konsekwensi dari sifat accesoir dari Hak Tanggungan yaitu adanya Hak Tanggungan tergantung pada adanya piutang yang dijamin pelunasannya. Apabila piutang itu hapus karena pelunasan atau sebab-sebab lain, dengan sendirinya Hak Tanggungan itu hapus juga. Hak Tanggungan merupakan jaminan utang yang pembebanannya adalah untuk kepentingan kreditor. Oleh karena itu sudah merupakan kewenangan bagi Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 kreditor untuk menghapuskan Hak Tanggungan yang dimilikinya, keadaan ini berbeda dengan pemberi Hak Tanggungan yang tidak mungkin dapat membebaskan Hak Tanggungan itu. Hapusnya Hak Tanggungan karena pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri adalah berkaitan dengan ketentuan Pasal 19 ayat 1 UUHT. Menurut ketentuan ini, pembeli obyek Hak Tanggungan, baik dalam suatu pelelangan umum atau atas perintah Ketua Pengadilan Negeri maupun dalam jual beli sukarela, dapat meminta kepada pemegang Hak Tanggungan agar benda yang dibelinya itu dibersihkan dari segala beban Hak Tanggungan yang melebihi harga pembelian. Hapusnya hak atas tanah yang menjadi obyek Hak Tanggungan dapat mengakibatkan hapusnya Hak Tanggungan. Hak atas tanah antara lain dapat hapus karena hal-hal sebagaimana disebut dalam Pasal 27, Pasal 34, dan Pasal 40 UUPA atau peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam hal ini Hak Tanggungan hapus karena tidak terpenuhinya syarat objektif sahnya perjanjian, khususnya yang berhubungan dengan kewajiban adanya objektif tertentu, yang salah satunya meliputi keberadaan dari bidang tanah yang dijaminkan. Pasal 27 Undang-undang Pokok Agraria menetapkan faktor-faktor penyebab hapusnya Hak Milik atas tanah dan tananya jatuh kepada Negara yaitu : 1. Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18 Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 2. Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya. 3. Karena diterlantarkan. 4. Karena subyek hak atas tanah tidak memenuhi syarat sebagai subyek hak milik atas tanah. 5. Karena peralihan hak yang mengakibatkan tanahnya berpindah kepada pihak lain, tidak memenuhi syarat sebagai subjek hak milik atas tanah. Berdasarkan Pasal 34 Undang-undang Pokok Agraria, Hak Guna Usaha hapus karena : 1. Jangka waktunya berakhir. 2. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi. 3. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berkahir. 4. Dicabut untuk kepentingan umum. 5. Diterlantarkan. 6. Tanahnya musnah. Berdasarkan Pasal 40 Undang-undang Pokok Agraria, Hak Guna Bangunan hapus karena : 1. Jangka waktunya berakhir. 2. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi. 3. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berkahir. Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 4. Dicabut untuk kepentingan umum. 5. Diterlantarkan. 6. Tanahnya musnah. Sedangkan factor-faktor yang dapat menyebabkan hapusnya Hak Pakai diatur dalam Pasal 55 PP No. 40 tahun 1996 yaitu sebagai berikut : 1. Berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangan atau dalam perjanjian pemberiannya. 2. Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang Hak Pengelolaan atau pemilik tanah sebelum jangka waktunya berakhir, karena : a. Tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang Hak Pakai dan atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan dalam Hak Pakai. b. Tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuan dalam perjanjian pemberian Hak Pakai antara pemegang Hak Pakai dengan pemilik tanah atau perjanjian penggunaan Hak Pengelolaan, atau c. Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. 3. Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berkahir. 4. Hak Pakainya dicabut. 5. Diterlantarkan. 6. Tanahnya musnah. 7. Pemegang Hak Pakai tidak memenuhi syarat sebagai pemegang Hak Pakai. Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Khususnya untuk Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai untuk rumah tinggal yang sedang dibebani Hak Tanggungan dam pemiliknya bermaksud untuk meningkatkan statusnya menjadi Hak Milik berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 tahun 1998 tentang perubahan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas Tanah Untuk Rumah Tinggal yang dibebani Hak Tanggungan menjadi Hak Milik, berlaku ketentuan sebagaimana dibawah ini, 1 Perubahan hak tersebut dimohonkan oleh pemegang hak atas tanah dengan persetujuan dari pemegang Hak Tanggungan. 2 Perubahan tersebut mengakibatkan Hak Tanggungan dihapus. 3 Kepala Kantor Pertanahan karena jabatannya, mendaftarkan hapusnya Hak Tanggungan yang membebani Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang diubah menjadi Hak Milik, bersamaan dengan pendaftaran Hak milik yang bersangkutan. 4 Untuk melindungi kepentingan kreditorbank yang semula dijamin dengan Hak Tanggungan atas Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang menjadi hapus sebelum perubahan hak didaftar, pemegang hak atas tanah dapat memberikan Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan SKHMT dengan objek Hak Milik yang diperolehnya sebagai perubahan dari Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai tersebut. Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 5 Setelah perubahan hak dilakukan, pemegang hak atas tanh dapat membuat Akta denganPemberian HakTanggungan APHT atas Hak milik yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan hadir sendiri atau melalui Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan SKMHT. Jadi pada waktu Hak Tanggungan pada Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai tersebut hanyalah kreditor Konkuren yang dijamin dan Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan SKMHT tetapi setelah dibuatnya APHT tersebut kreditor kembali menjadi kreditor Prefent. Hak Tanggungan lahir pada tanggal hari ke 7 tujuh setelah penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftarannya. Hapusnya Hak Tanggungan yang disebabkan karena hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan dan hapusnya hak atas tanah yang menjadi obyek Hak Tanggungan merupakan hapusnya Hak Tanggungan karena hukum. Sedangkan hapusnya Hak Tanggungan karena dilepaskan oleh pemegang Hak Tanggungan serta pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri merupakan hapusnya Hak Tanggungan karena dengan sengaja dihapuskan. 29 26 Menurut Sri Soedewi Masjchun Sofwan maksud adanya pencoretan roya demikian pula buku tanah atau sertifikat tanah yang bersangkutan ialah agar dapat diketahui oleh umum bahwa tanah-tanah tersebut telah bebas kembali, tidak dibebani. 29 Sutan, Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan Asas-asas Ketentuan-ketentuan Pokok dan Masalah yang Dihadapi Oleh Perbankan, Alumni , Bandung, 1999, hal. 152 Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Keadaan hukum diseimbangkan kembali. Kalau pemberian hak, peralihan hak harus didaftarkan maka demikian pula penghapusan pembebanan juga harus dicatat agar dapat diketahui oleh umum demi kepastian hukum dan kepastian hak. 30 27 Di samping itu, Sutan Remi Syahdeini juga menyatakan bahwa mengingat Hak Tanggungan merupakan hak kebendaan yaitu hak yang dapat dituntut oleh pemegangnya dari pihak ketiga yang menguasai atau memiliki obyek Hak Tanggungan itu. Apabila obyek Hak Tanggungan itu kemudian dialihkan oleh pemberi Hak Tanggungan semula, maka hapusnya Hak Tanggungan itu harus pula ditiadakan dari pencatatan di buku tanah hak atas tanah yang menjadi obyek Hak Tanggungan itu. Bila tidak demikian halnya, pihak ketiga tidak akan pernah tahu bahwa Hak Tanggungan itu telah hapus sehingga tidak mengikat lagi bagi pihak ketiga. 31 28 Pernyataan dari Mariam Darus Badrulzaman, juga mendapatkan pengaturan dalam PMNAKBPN No.31997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dalam Paragraf 4 Pasal 122 sampai dengan Pasal 124 diatur tentang Pendaftaran Hapusnya Hak Tanggungan. Berdasarkan ketentuan yang diatur di dalam Pasal 123, pencoretan roya mengenai adanya Hak Tanggungan di dalam buku tanah hak yang dibebani sertifikatnya, dengan disertai pencantuman catatan yang berbunyi,” Berdasarkan ………….. Hak Tanggungan ini hapus”, tanggal dan tanda tangan Kepala Kantor Pertanahan atau 30 Ny.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, Hak Jaminan Atas Tanah, Liberty, cet.IV, 1981 Yogyakarta, hal.56 31 Op cit, hal. 148 Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 pejabat yang ditunjuk merupakan bagian dari kegiatan pendaftaran hapusnya Hak Tanggungan. Kalau diperhatikan dalam PP No.24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah maka pendaftaran hapusnya Hak Tanggungan ini merupakan bagian dari bentuk pemeliharaan data pendaftaran tanah. Oleh karena itu pelaksanaan roya Hak Tanggungan juga harus dilaksanakan berdasarkan asas-asas yang diantur dalam sistim pendaftaran tanah yaitu berasaskan sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka. G. Sejarah Roya di Indonesia 1. Sebelum lahirnya undang – undang No 4 tahun 1996, roya terdapat pada Hipotik dan Crediet Verband. a. Roya pada Hipotik Jika hipotik hapus karena pelunasan hutang oleh debitor kepada kreditor maka dilakukan pencoretan roya terhadap pendaftaran hipotik tersebut jika tidak dilakukan roya terhadap hipotik maka umum tidak akan mengetahui posisi tanah yang diikat dengan hipotik sehingga kesulitan bagi debitor untuk mengalihkan ataupun membebani kembali tanah tersebut. 32 29 Menurut G. Karta Sapoetra, SH dan RG. Karta Sapoetra dalam bukunya : Pencoretan hipotik atau roya ini berarti bahwa terhentinya hipotik itu dicatat didalam surat – surat yang bersangkutan terutama pada sertifikat 32 Marian Darus Badrulzaman. Bab Tentang Hipotek. Alumni 1978 Bandung : 77 Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 haknya dimana dicatat adanya hipotik itu apabila hutang yang ditanggung hipotik itu sudah dibayar lunas. 33 30 Setelah hutang dibayar lunas, maka bank memberikan surat keterangan bahwa piutangnya lunas dan memberikan kuasa izin untuk menghapuskan pendaftaran hipotik. Debitor mengajukan permohonan roya kepada seksi pendaftaran tanah untuk melakukan roya dengan melampirkan surat kuasa izin menghapuskan pendaftaran hipotik. Seksi pendaftaran tanah melakukan pencoretan dan membuat catatan pada sertifikat. Sertifikat hipotik disimpan oleh seksi pendaftaran tanah dan sertifikat hak atas tanah dikembalikan pada debitor. Mengenai fungsi pegawai penyimpan hipotik dalam melakukan roya ini hanyalah pegawai tata usaha saja ini berarti bahwa pembuatan roya itu tidak merupakan penghapusan secara mutlak terhadap haknya seorang hipotik, sehingga jikalau terjadi bahwa pencoretan yang telah terjadi salah coret, maka keadaaan sebenarnya itulah yang diakui oleh hakim. b. Roya Crediet Verband Jikalau ikatan hipotik itu telah hapus, maka situasi benda jaminan itu tidak diketahui umum dan oleh, maka harus dilakukan pencoretan atau roya. 34 31 33 G. Karta Sapoetra Sh dan Rg Karta Sapoetra SH. Pembahasan Hukum Benda, Hipotekdan Warisan. Bumiu Aksara Jakarta 89 : 68 Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Didalam waktu 1 bulan setelah hapusnya perikatan crediet verband wajib memberitahukan hal ini kepada pejabat yang berwenng, agar pejabat itu melakukan pencoretan creditverband Pasal 31 crediet verband . Seseorang yang membeli jaminan melalui penetapan pengadilan berhak untuk menyimpan harga barang jaminan sehinga pemegang credit verband memberitahukan kepada pejabat yang berwenang bahwa ikatan itu telah hapus Pasal 30 credit verband . Pemegang credit verband yang melalaikan kewajiban itu diancam dengan hukuman memberikan ganti rugii kepada debitor. Pencoretan credit verband itu dilakukan dengan permohonan lisan ataupun tertulis dan pemegang credit verband dengan memberikan catatan pada minut atau Grosse akta Credit Verband Pasal 12 regelement het vestegen van credit verband in Nederlands – Indies S 1909 No. 584 . Dengan keluarnya Undang – Undang Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996 credit verband dinyatakan tidak berlaku lagi. 2. Saat Berlakunya Undang-undang No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun Sejak berlakunya UU No.16 tahun 1985 tanggal 31 Desember 1985 tentang Rumah Susun, ketentuan dalam Pasal 1163 KUH Perdata Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. Pasal 1163 KUH Perdata menentukan sebagai berikut : 34 Mariam Darus Badrulzaman. Hypotheek dan Credietverband. Fakultas Hukum USU. Medan : 113 Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 “ Hak tersebut pada hakikatnya tak dapat dibagi-bagi dan terletak di atas semua benda tak bergerak yang diikatkan dalam keseluruhannya di atas masing-masing dari benda-benda tersebut dan di atas tiap-tiap bagian daripadanya”. Ketentuan Pasal 1163 KUH Perdata ini memberikan pengaturan bahwa hipotik tidak dapat dibagi-bagi ondeelbaar . Pasal 16 UU No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun, mengatur ketentuan sebagai berikut : 1. Dalam pemberian hipotik atau fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13 dapat diperjanjikan bahwa pelunasan hutang yang dijamin dengan hipotik atau fidusia itu dapat dilakukan dengan cara angsuran sesuai dengan tahap penjualan satuan rumah susun, yang besarnya sebanding dengan nilai satuan yang terjual. 2. Dalam hal dilakukan pelunasan dengan cara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, maka satuan rumah susun yang harganya telah dilunasi tersebut bebas dari hipotik atau fidusia yang semula membebaninya. Dengan demikian, ketentuan dalam UU No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun ini memberi suatu kemungkinan dilakukannya roya partial Hipotik yang membebani bangunan rumah susun dijadikan agunan pelunasan kredit yang dijamin. 3. Setelah Keluarnya Undang – Undang No. 4 Tahun 1996 Roya terdapat pada Hak Tanggungan, Hal ini diatur dalam Pasal 22 ayat 1 dengan ayat 9 . Permohonan roya Hak Tanggungan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1. Permohonan dari pihak yang berkepentingan Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Menurut Pasal 22 ayat 4 Undang-undang Hak Tanggungan 1996 pemohonan pencoretan diajukan oleh pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini pihak yang berkepentingan yaitu pemilik hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan, karena si pemilik hak tanah berkepentingan atas pencoretan catatan beban Hak Tanggungan pada sertifikat hak atas tanahnya. Tetapi dengan adanya upaya mengadakan tata usaha pendaftaran tanah yang tertib, maka Kantor Pertanahan sendiri juga berkepentingan untuk up to datenya buku tanah. Tetapi dalam praktek kreditorlah yang membuat surat permohonan roya ke Kantor Pertanahan untuk pencoretan catatan beban Hak Tanggungan pada sertifikat hak atas tanah dan buku tanah debitor, apabila debitor telah melunasi hutangnya pada kreditor. Demikian juga jika hapusnya Hak Tanggungan itu karena kreditor melepaskan Hak Tanggungan yang bersangkutan, kemudian pihak debitor harus mengusahakan pernyataan tertulis dari kreditor mengenai hapusnya tanggungan itu karena melepaskan Hak Tanggungan. 2. Pencoretan berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri a. Dalam hal kreditor tidak bersedia membuat surat roya atas tanah yang telah dibebani Hak Tanggungan tersebut walaupun hutangnnya telah Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 dibayar lunas, maka debitor dapat mengajukan permohonan pencoretan tersebut kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat Hak Tanggungan yang bersangkutan didaftar. b. Apabila permohonan perintah pencoretan timbul dari sengketa yang sedang diperiksa oleh Pengadilan Negeri RI. Permohonan tersebut harus diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan. c. Setelah perintah Pengadilan Negeri yang dimaksud diperoleh, permohonan, pencoretan Hak Tanggungan berdasarkan perintah Pengadilan Negeri diajukan kepada Kantor Pertanahan dengan melampirkan salinan Keputusan Penetapan Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Setelah permohonan roya tersebut diterima maka Kantor Pertanahan dalam waktu tujuh hari kerja sejak diterimanya permohonan tersebut harus melakukan pencoretan catatan beban Hak Tanggungan pada sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan menurut Peraturan Perundang - undangan yang berlaku. Dengan hapusnya Hak Tanggungan tersebut, sertifikat hak atas tanah diserahkan kembali kepada debitor sedangkan sertifikat Hak Tanggungan ditarik oleh kantor pertanahan dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Erawaty Rasyid : Dillema Roya Hak Tanggungan Dalam Praktek Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

ASPEK HUKUM ROYA HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

2 14 18

Jaminan Tanah Dengan Hak Tanggungan di Kantor Pertanahan Kota Semarang

0 3 72

PENDAHULUAN Pelaksanaan Pendaftaran Hak Tanggungan Sebagai Implementasi Asas Publisitas Dalam Hak Tanggungan (Studi di Kantor Pertanahan Kota Surakarta).

0 1 14

NASKAH PUBLIKASI PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN Pelaksanaan Pendaftaran Hak Tanggungan Sebagai Implementasi Asas Publisitas Dalam Hak Tanggungan (Studi di Kantor Pertanahan Kota Surakarta).

0 2 16

PELAKSANAAN ROYA DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN (STUDI DI BADANPERTANAHAN PELAKSANAAN ROYA DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN (STUDI DI BADANPERTANAHAN NASIONAL (BPN) KABUPATEN KLATEN).

0 1 11

TINJUAN YURIDIS DALAM PELAKSANAAN ROYA PARTIAL HAK TANGGUNGAN MENURUT UU. NO. 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN (Studi Kasus di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mojokerto).

0 0 90

TINJAUAN YURIDIS DALAM PELAKSANAAN ROYA PARTIAL HAK TANGGUNGAN MENURUT UU. NO. 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN (Studi Kasus di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mojokerto).

3 16 90

Aspek Hukum Perjanjian Kredit Bank

0 0 4

TINJAUAN YURIDIS DALAM PELAKSANAAN ROYA PARTIAL HAK TANGGUNGAN MENURUT UU. NO. 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN (Studi Kasus di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mojokerto)

0 0 59

TINJUAN YURIDIS DALAM PELAKSANAAN ROYA PARTIAL HAK TANGGUNGAN MENURUT UU. NO. 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN (Studi Kasus di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mojokerto)

0 0 59