Visi dan Misi BAMUS Betawi Tujuan BAMUS Betawi

Faktor lain adalah karena sulitnya Pemda DKI mencari kemitraan dalam hal pembangunan kota Jakarta, terutama dalam hal menghimpun aspirasi serta potensi warga asli Jakarta, sehingga pemerintah meminta tokoh-tokoh Betawi untuk membentuk suatu wadah tempat berhimpunnya barbagai macam organisasi kebetawian yang telah ada. Dengan adanya BAMUS Betawi ini pertanyaan-pertanyaan maupun usul yang dilontarkan oleh masyarakat Betawi dapat dikoordinasi oleh BAMUS kemudian diajukan ke Pemda DKI.

B. Visi dan Misi BAMUS Betawi

Visi Bamus Betawi 1. Memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah bashoriyah dan ukhuwah wathoniyah. 2. Menyelenggarakan Pembinaan Organisasi Kebetawian. 3. Melakukan pendapatan databes tentang potensi kebetawian. 4. Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya. 5. Mengembangkan informasi dan komunikasi sesuai kemajuan teknologi. 6. Mengembangkan budaya Betawi sebagai upaya pengkayaan khazanah buadaya bangssa dengan Lembaga Kebudayaan Betawi sebagai ujung tombaknya. 78 Misi BAMUS Betawi BAMUS Betawi yang bermanfaat. 78 Azis Khafia, Dari Betawi…….h. 4

C. Tujuan BAMUS Betawi

Anggaran dasar BAMUS Betawi pada BAB IV pasal 7 mengenai maksud dan tujuan, disebutkan bahwa BAMUS Betawi bertujuan: 1 Menghimpun dan mempersatukan organisasi, Yayasan, Lembaga, kelompok masyarakat dan segenap potensi masyarakat Betawi dalam satu wadah Organisasi kemasyarakatan; 2 Memperjuangkan kedudukan harkat dan martabat Masyarakat Betawi sejajar dengan masyarakat lainnya yang telah maju di dunia, tanpa menghilangkan karakteristik Masyarakat Betawi; 3 Memelihara dan mengembangkan semangat kesetia kawanan sosial dan mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan berlandaskan semangat silaturrahim; 4 Turut berperan aktif dalam proses pembangunan Nasional khususnya Pembangunan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menegerahkan segenap potensi Masyarakat Betawi dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat Masyarakat Betawi. 79 Apabila pasal di atas di cermati, mengenai maksud dan tujuan, maka ada tiga poin utama tujuan didirikannya BAMUS Betawi, yaitu memelihara persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Betawi, serta meningkatkan kualitas SDM dalam rangka meningkatkan derajat dan martabat masyarakat Betawi. Pada awalnya tujuan utama BAMUS Betawi adalah menggalang persepsi, menyamakan pandangan dan memperkokoh solidaritas masing-masing organisasi 79 Dewan Pengurus Badan Musyawarah Masyarakat Betawi, Hasil-hasil Musyawarah BesarV Badan Musyawarah Masyarakat Betawi, Jakarta: 2008, h. 9-10 kebetawian yang pada saat itu telah terbentuk. Selanjutnya BAMUS Betawi berperan dalam permasalahan-permasalahan yang terjadi pada masyarakat Betawi yaitu meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Betawi dan meningkatkan SDM masyarakat Betawi agar orang Betawi lebih dipakai dalam pemerintah. Secara formal BAMUS Betawi adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang bersifat fungsional kedaerahan dan juga merupakan perhimpunan segenap potensi putera daerah Jakarta, khususnya masyarakat Betawi dari segala lapisan dan tingkatan sosial dan ekonomi. Selain itu BAMUS Betawi merupakan organisasi paguyuban yang dibentuk sebagai wadah bagi bermuaranya organisasi- organisasi kebetawian yang sudah mulai berkiprah, sehingga dapat dikatakan bahwa BAMUS Betawi bukanlah organisasi massa karena sesungguhnya yang memiliki massa bukan BAMUS Betawi tetapi organisasi-organisasi pendukung seperti Ikatan Warga Jakarta IWARDA, Persatuan Anak Jakarta Muhamad Husni Thamrin Permata MHT, Ikatan Keluarga Anak Jakarta IKEDA, Ikatan Keluarga Besar Anak Jakarta IKB ANDA, Persatuan Wanita Betawi PWB, Forum Komunikasi Anak Betawi FORKABI, dan lain-lain. Sudah menjadi kesepakatan umum dan tertuang dalam ADART bahwa BAMUS adalah induk dari organisasi kebetawian. Karena itu tujuan didirikannya BAMUS adalah untuk memayungi dan mengkoordinasikan organisasi kebetawian yang ada. Drs. H. Arsani, Ketua 1 BAMUS Betawi, mengemukakan bahwa BAMUS Betawi adalah wadah untuk berkoordinasi dan bermusyawarahnya organisasi kebetawian yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang menyangkut kepentingan seluruh masyarakat Betawi yang harus diperjuangkan, misalnya masyarakat Betawi menginginkan putera Betawi menjadi Gubernur DKI Jakarta. 80 Pendapatnya ini berdasarkan anggaran dasar BAMUS Betawi pada BAB III pasal 5 ayat 4 yang berbunyi: “BAMUS Betawi mewakili aspirasi masyarakat Betawi guna menyerap dan menyalurkan serta memperjuangkan kepentingan-kepentingan masyarakat Betawi, baik secara vertikal maupun horizontal”. 81 BAMUS Betawi merupakan organisasi yang sifatnya non-operasional, karena itulah BAMUS Betawi membatasi ruang geraknya agar dapat memberi kebebasan kepada organisasi pendukungnya untuk menjalankan kegiatan mereka masing-masing. Karena sifat inilah, membuat kegiatan yang dilakukan BAMUS Betawi lebih banyak acara seremonial. Tugas BAMUS Betawi di sini anatara lain mendorong, membimbing dan mengarahkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi di bawahnya. Misalnya Persatuan Wanita Betawi mengadakan seminar kewanitaan dan Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi mengadakan diskusi, maka BAMUS bertugas mengarahkan dan mendorong kegiatan te eb t. rs u 82 Menurut Abdul Sahal, BAMUS Betawi dan organisasi dibawahnyalah yang paling berkepentingan merealisasikan cita-cita M.H Thamrin dalam memperbaiki dan memperjuangkan nasib kaum miskin Betawi., sebab jika tidak BAMUS Betawi hanyalah sebuah organisasi yang lebih seperti mercusuar dan hanya berkutat dikubangan itu-itu saja. Namun untuk melaksanakan sebuah cita- cita luhur tersebut tampaknya yang paling signifikan bagi BAMUS Betawi adalah 80 Arsani, Ketua I BAMUS Betawi periode V, wawancara Pribadi, Sekretrariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No. 8 Jakarta Pusat 3 Maret 2010 81 Dewan Pengurus Badan Musyawarah Masyarakat Betawi, Hasil-hasil Musyawarah BesarV Badan Musyawarah Masyarakat Betawi, Jakarta: 2008, h. 9 82 Arsani, Ketua I BAMUS Betawi periode V, Wawancara Pribadi, Sekretariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No. 8 Jakarta Pusat 3 Maret 2010 menurunkan tensi elitisnya. Arogansi BAMUS seperti yang tercermin dalam ADART memang mau tak mau mesti dikompromikan. Jika tidak, BAMUS Betawi tidak lebih seperti seorang majikan yang tidak kenal orang lain selain pendukungnya. Menurutnya pula masih banyak orang Betawi yang tidak mengetahui keberadaan BAMUS Betawi karena itulah ia menyarankan agar BAMUS Betawi dapat menyentuh masyarakat Betawi yang tinggal di pelosok- pelosok dan di pinggir-pinggir kota. BAMUS Betawi haruslah menjadi organisasi operasional yang memiliki beberapa cabang, minimal disetiap kotamadya. Ini tentu saja mesti dilakukan jika BAMUS Betawi ingin mengayomi dan mengangkat kehidupan masyarakat Betawi demi mewujudkan cita-cita M.H ha ri T m n. 83 Wakil Sekjen Umum II BAMUS Betawi saat ini, Azis Khafia, berpendapat bahwa ada beberapa hal yang membuat BAMUS Betawi tidak dapat berubah menjadi organisasi yang operasional: Petama, masalah penggalangan massa, karena yang memiliki massa adalah organisasi-organisasi pendukungnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa BAMUS Betawi lahir atas prakarsa sejumlah organisasi kebetawian, sehingga tanpa organisasi pendukung BAMUS Betawi tidak mungkin ada. Kedua, masalah dana; Dana adalah elemen penting dalam setiap organisasi sehingga hidup matinya suatu organisasi tidak terlepas dari dana. Sejak awal BAMUS Betawi tidak menerapkan iuran tetap kepada anggotanya sehingga cukup sulit bagi BAMUS Betawi untuk menjalankan program kerja karena minimnya keuangan di tubuh BAMUS Betawi. Memang ada suntikan dana dari Pemda DKI sebesar 20 juta pertiga bulan, tetapi dana tersebut tidak mencukupo untuk 83 Abdul Sahal, BAMUS “Betawi dalam……h. 32 menjalankan program-program kerja BAMUS Betawi. Dana tersebut hanya cukup dipergunakan untuk biaya administrasi berupa surat menyurat dan biaya dalah menggalang hubungan yang lebih baik da DKI dalam mewujudkan tatanan masyarakat

D. Struktur Organisasi