yang berjualan tidak mungkin Lebaran Betawi itu jadi ramai, jadi dalam hal ini kita gerakan potensi ekonomi orang Betawi.
57
2. Tujuan Lebaran Betawi
Menurut Amarullah Asbah, wakil ketua BAMUS Betawi mengatakan tujuan dari lebaran betawi itu antara lain:
a Lebaran Betawi menjadi wadah silaturahmi mempererat
persatuan dan kesatuan khususnya warga Betawi dan umumnya seluruh warga negara Indonesia.
b Mengangkat kembali nilai-nilai luhur yang positif budaya Masyarakat Betawi agar tetap terjaga, terpelihara dan di tengah
globalisasi seperti saat ini. c Menjadikan kegiatan Lebaran Betawi sebagai upaya untuk
meningkatkan, melestarikan, mengembangkan serta menggali potensi kekayaan budaya Betawi yang selama ini belum
tersosialisasikan kemasyarakatan secara umum serta menjadi potensi sektor pariwisata DKI Jakarta.
d Mengangkat kesadaran masyarakat akan pentingnya tradisi dan budaya sebagai salah satu aset yang paling berharga di dunia,
melihat fenomena banyaknya kesenian dan hasil karya tradisional dicaplok satu-persatu oleh negara luar.
e Mampu memberikan dampak positif secara ekonomi, pendidikan, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan negara kesatuan
republik Indonesia.
57
Amarullah Asbah, Wakil Ketua Umum BAMUS Betawi periode V, Wawancara Pribadi
, Sekretariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No. 8 Jakarta Pusat 4 Maret 2010
f Momentum ini dimasa mendatang menjadi salah satu program unggulan Pariwisata Propinsi DKI Jakarta yang mampu
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD dari sektor pariwisata.
58
3 . Agenda Utama Lebaran Betawi
Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota Negara dengan segala aspek pembangunan dan modernisasinya yang berjalan amat cepat, menuntun
keahlian professional yang mungkin masih belum terkejar oleh kemajuan- kemajuan yang telah dicapai oleh sebagian besar orang Betawi. Bagaimanapun
Islam sendiri masih tetap digunakan untuk menentukan hasil-hasil penting dalam lingkar kehidupan.
59
Islam adalah salah satu identitas bagi orang Betawi. dan sebagian tata cara dan adat istiadat pada masyarakat Betawi sudah ada sejak dahulu dan itu
sudah mendarah daging sehingga terasa ganjil, jika orang Betawi tidak melaksanakan upacara itu dalam kehidupannya. Pada upacara tersebut terkandung
nilai-nilai religius yang mengajarkan agar manusia senantiasa harus bersyukur. Berbuat saling tolong menolong, manusia yang tidak bersyukur atinya sombong
dan dibenci oleh Tuhan. Menurut H. Amarullah Asbah, wakil ketua umum BAMUS Betawi
periode V, mengatakan bahwa lebaran Betawi akan menjadi agenda tahunan di Jakarta dan lokasi acara akan berpindah-pindah. Kegiatan ini juga sekaligus untuk
mempromosikan dunia pariwisata Jakarta di level nasional maupun internasional.
58
Amarullah Asbah, Wakil Ketua Umum BAMUS Betawi periode V, Wawancara Pribadi,
Sekretariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No. 8 Jakarta Pusat 4 Maret 2010
59
Ninuk Kleden Probonegoro, Teater Lenong Betawi Studi Perbandingan Diakronik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996, edisi ke-1, h. 126
Lebaran Betawi ini harus teragenda dari tahun ke tahun berkesinambungan sampai hari kiamat.
60
Oleh karena itu agenda utama dari Lebaran Betawi disajikan tiga hal yakni: Pertama, penampilan budaya khas Betawi seperti atraksi budaya Betawi
anatara lain: Tanjidor
61
, Gambang Kromong, Keroncong Jakarta, Wayang Kulit Betawi, Orkes Melayu, Lenong
62
, Ondel-Ondel. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan asal kata dari bahasa Sansekerta yaitu
merupakan “Budhi” atau “Akal” dan mengambil kata dasar tersebut maka kebudayaan dapat diartikan sebagai semua bentuk perwujudan kemampuan akal.
Di sini tak ada perbedaan anatar budaya dan kebudayaan, dalam istilah antropologi-budaya, kata budaya di sini hanya dipakai sebagai suatu singkatan
saja dari kebudayaan dengan arti yang sama.
63
Masyarakat dan budaya Betawi itu sudah ada dari semula jadi sononye, yaitu dari sebelum kedatangan orang-orang Cina, Hindu, Islam, Eropa
dan orang-orang Nusantara di luar daerah Jakarta, karena Betawi itu sendiri sudah ada paling sedikit sejak 15 abad tahun yang lalu, pendapat ini diperkuat oleh
60
Amarullah Asbah, Wakil Ketua Umum BAMUS Betawi periode ke V, Wawancara pribadi,
Sekretariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No. 8 Jakarta Pusat 4 Maret 2010
61
Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-
alat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini
diadakan disuatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. http:www.id.wikipedia.org
62
Lenong adalah kesenian tradisional Betawi. Lenong mulai berkembang akhir abad ke- 19. sebelumnya masyarakat mengenal komedi stambul dan teater bangsawan. Komedi stambul dan
teater bangsawan dimainkan oleh bermacam suku bangsa dengan menggunakan bahasa Melayu. Orang Betawi meniru pertunjukan itu. Hasil pertunjukan mereka kemudian disebut lenong. Lenong
diiringi musik gambang kromong, dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrekan serta alat musik unsur Tionghoa seperti tehyan,
kongahyan, dan sukong. Lakon atau sekenario lenong umunya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan pembuatan tercela. http:www.id.wikipedia.org
63
Koenjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, 1987, h. 181
temuan-temuan aekeologis, seperti gerabah-gerabah dan alat-alat produksi di Kalapa Dua, Condet, dan Kali Ciliwung.
64
Budaya sendiri terbentuk dari hasil cipta, rasa dan karsa serta sikap kata perbuatan orang-orang atau suatu masyarakat setempat, dan tersusun menjadi
suatu kebiasaan dari system hidup. Orang dan masyarakat Betawi itu memiliki keunggulan budaya kompetitif dan keunggulan budaya komperatif yang banyak
dikalangan umum, banyak yang tidak mengetahuinya, sekalipun orang dan masyarakat Betawi itu sendiri.
65
Adapun keunggulan budaya Betawi yaitu: 1.
Keunggulan budaya kompetitif, adalah keunggulan milik orang dan masyarakat Betawi yang tercermin pada sikap, kata dan perbuatan
yang khas dan unik. 2.
Keunggulan budaya komperatif, adalah keunggulan milik orang dan masyarakat Betawi yang terletak pada sifat-sifat istimewa, yang
secara tradisional turun-menurun dan melekat pada diri orang dan masyarakat Betawi itu sendiri. Dan keistimewaannya, yaitu sifat
religius, sifat silih asih, asuh dan asah, sifat demokratis dan sifat terbuka.
Memang tidak menutup kemungkinan bahwa kedatangan orang- orang Asing, dan Nusantara sendiriyang masuk ke wilayah Administratif Jakarta,
membawa bahasa, agama, adat-istiadat masing-masing dan berbaur dengan masyarakat Betawi secara tidak langsung terjadinya percampuran atau asimilasi di
64
Ridwan Saidi, Warisan Budaya Betawi, Jakarta: LSIP Pemda dan DKI Jakarta, 2000, h. 13
65
Lihat makalah Budaya Pradipta, “Budaya Betawi abad XX”, Pada Seminar Pekan Budaya Betawi XX dan UNAS di Jakarta, pada tanggal 14 September 2004.
antara mereka, dan secara tidak langsung telah memberi warna pada kebudayaan, kesenian masyarakat Betawi itu sendiri.
Kedua, sajian ekonomi, yaitu menampilkan kuliner tataboga Betawi seperti jenis makanan dan minuman yang disajikan dalam bazar. Dalam sajian
ekonomi ini orang Betawi dapat membuka stand untuk berjualan beraneka khas dari Betawi antara lain: nasi uduk, nasi ulam, nasi kebuli, nasi goreng, ketupat
sayur, sayur asem, sayur sop, sayur lodeh, sayur laksa, gado-gado, asinan, semur jengkol, urap, opor, bir peletok, cendol, bandrek, es doger, kopi jahe, es buah,
kerak telor, dodol, geplak dan wajik. Dari dagangan tersebut mereka dapat memperoleh keuntungan yang besar karena dagangan mereka habis dibeli oleh
masyarakat yang hadir dalam acara lebaran Betawi.
66
Ketiga, pergelaran yang bernuansa politik adalah untuk kompak menyatukan potensi dari latar belakang partai yang hadir diharapkan dalam
bicaranya satu yaitu Lebaran Betawi dengan tidak membeda-bedakan partai yang ada
67
. Dari segi momentum, lebaran tahun 2009 mempunyai arti penting, karena diselenggarakan tidak lama setelah sebagian besar warga negara Indonesia
mengikuti Pemilihan Umum, yang walaupun berlangsung dengan damai, aman dan lancar, tetapi sedikit banyak telah mempengaruhi hubungan antar masyarakat,
baik individual ataupun kelompok. Pada lebaran Betawi ini masyarakat dapat berlebaran dan bertemu dengan para pemimpinnya seperti Gubernur dan wakil
gubernur dan lain-lain. Jadi ada kesempatan untuk bisa bertemu dengan pemimpinnya, dan ada konsepsi kebahagiaan yang terpenuhi di dalam
66
Amarullah Asbah,Wakil Ketua Umum BAMUS Betawi periode V, Wawancara Pribadi
, Sekretariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No. 8 Jakarta Pusat 4 Maret 2010
67
Aziz Khafia, Wakil Sekertaris Jenderal Umum II BAMUS Betawi periode V, Wawancara Pribadi, Sekretariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No.8 Jakarta Pusat 22 April
2010
penyelenggaraan Lebaran Betawi. Gubernur Fauzi Bowo, dalam lebaran Betawi ini secara simbolis menerima hadiah dari para walikota beserta jajarannya. Upaya
ini sebagai wujud pelestarian tradisi hantaran dan antaran warga Betawi. Kemudian, gubernur dengan didampingi ketua BAMUS Betawi dan para pejabat
lainnya mengunjungi segala stand yang menyajikan makanan atau jajanan, pakaian serta pernak-pernik Betawi.
68
68
Amarullah Asbah, Wakil Ketua Umum BAMUS Betawi periode V, Wawancara Pribadi, Sekretariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No. 8 Jakarta Pusat 4 Maret 2010
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI BADAN MUSYAWARAH
BETAWI A.
Latar Belakang Sejarah Beririnya BAMUS Betawi
Menurut pengamat politik Arbi Sanit dalam makalahnya yang disampaikan pada seminar “Hak Politik Putera Daerah” salah satu upaya untuk
mewujudkan hak politik kaum Betawi dalam mencapai posisi kepemimpinan di pemeritahan daerah adalah penguatan organisasi kaum Betawi.
Penguatan organisasi kaum Betawi di sini tentunya bukan dimaksudkan sebagai sentralisasi kekuasaan organisasi kelompok dan golongan komunitas
Betawi, tetapi untuk menumbuhkan kemampuan dan kemandirian segenap organisasi yang terbentuk untuk selanjutnya bekerja sama di dalam suatu jaringan
komunikasi berupa forum. Melalui jaringan komunikasi inilah visi dan misi komunitas Betawi dibangun dan disosialisasikan kepada segenap warga. Tentunya
jaringan komunikasi ini bukan dimaksudkan untuk memagar diri dari masyarakat lainnya di Jakarta, tetapi dimanfaatkan sebagai mekanisme untuk menggalang
kerjasama yang saling menguntungkan.
69
Sejumlah organisasi
kebetawian bermunculan pada masa Orde Baru.
Organisasi-organisasi yang turut menambah jumlah organisasi kebetawian yang ada sebelumnya, tidak terlepas dari longgarnya rasa solidaritas etnis, karena pada
saat itu masyarakat Betawi belum terstruktur secara ketat.
70
69
Arbi Sanit, Makalah Seminar Hak Politik Putera Daerah, Lemabag Studi Informasi Pembangunan,
11 September 1999, h. 5
70
Arsani, Ketua I BAMUS Betawi periode V, Wawancara Pribadi, Sekretariat BAMUS Betawi Jl. Suryopronoto No. 8 Jakarta Pusat 3 Maret 2010.
36