f. Pencucian gel
Gel dicuci dengan larutan destain solution coomassie R-250, selama + 1 hari. Selanjutnya hasil pencucian discan dan dianalisis menggunakan LabImage 1D
2006 dan SPSS 11.5.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertumbuhan Bakteri E. coli
Gambar 17 menunjukkan kurva pertumbuhan Isolat bakteri E. coli yang ditumbuhkan dalam media NB. Berdasarkan gambar tersebut bahwa kurva
tumbuh tidak mengalami fase adaptasi lag phase, tetapi langsung memasuki fase eksponensial fase log. Dalam fase eksponensial terdapat suatu pertambahan
semua komponen selular yang lain seperti DNA, RNA, dan protein secara teratur, kemudian setelah menit ke-330, pertumbuhan bakteri memasuki fase statis
stationary phase.
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
100 200
300 400
500
Waktu m enit A
b so
rb an
s i
Gambar 17. Pertumbuhan Bakteri E. coli dalam medium TSB yang diinkubasikan pada suhu 37
C dan agitasi 120 rpm
Menurut Pelchzar dan Chan 1988, bahwa kurva pertumbuhan bakteri terdiri dari 3 fase, yaitu periode awal yang tampaknya tanpa pertumbuhan fase
adaptasi, diikuti oleh suatu periode pertumbuhan yang cepat fase log, kemudian
210 menit
mendatar fase seimbang atau stationary phase dan akhirnya diikuti oleh suatu penurunan populasi sel hidup fase kematian.
Kurva tumbuh ini digunakan untuk menentukan fase mid log, yaitu fase pertumbuhan dimana terjadi kecepatan pembelahan sel tertinggi. Fase ini terjadi
pada menit ke-210, dengan kecepatan pertumbuhan berdasarkan nilai absorbansi adalah 0,09menit. Fase mid log digunakan karena sel-sel dalam kondisi aktif
melakukan metabolisme. Pada fase tersebut terjadi pembelahan yang cepat sehingga dinding selnya tipis dan efek radiasi dapat terjadi secara maksimal
Tetriana dan Sugoro, 2007. Menurut Alatas 2005, bahwa sel yang paling sensitif adalah sel dengan tingkat proliferasi yang tinggi aktif melakukan
pembelahan dan tingkat diferensiasi yang rendah. Sedangkan sel yang resisten atau tidak mudah rusak akibat pengaruh radiasi yaitu sel dengan tingkat
diferensiasi yang tinggi dan tidak aktif melakukan pembelahan.
4.2 Hasil Inaktivasi sel E. coli dengan Iradiasi Sinar Gamma
Pada gambar 18 menunjukkan hasil iradiasi sinar gamma yang dilakukan pada dosis 0 Gy – 1000 Gy dengan laju dosis 1089,59 GyJam menunjukkan terjadinya
penurunan jumlah sel yang sebanding dengan meningkatnya dosis iradiasi. Dosis iradiasi yang diperlukan untuk menginaktivasi sel bakteri E. coli yaitu berkisar
800 Gy – 1000 Gy, karena pada dosis tersebut sudah tidak terlihat adanya pertumbuhan sel E. coli.
-2 2
4 6
8 10
12 14
16
200 400
600 800
1000 1200
Dosis Gy L
og Ju m
lah s
el m
l
Gambar 18. Hubungan dosis iradiasi sinar gamma terhadap jumlah sel bakteri E. coli
Tabel 3. Jumlah sel E. coli hasil iradiasi sinar gamma. Dosis Gy
Jumlah selml Viabilitas
2,1 x 10
13
100 50
2 x 10
13
95,2 200
5 x 10
11
2,4 500
2 x 10
11
0,95 600
1,8 x 10
10
0,09 700
2 x 10
05
9,5 x 10
-7
800 0 0 900 0 0
1000 0 0
Kondisi inaktif dapat terjadi karena terganggunya metabolisme sel yang menyebabkan sel bakteri tidak mampu bereplikasi atau hilangnya kemampuan
membelah diri. Efek radiasi terhadap molekul-molekul penting, sel ataupun jaringan telah menimbulkan berbagai macam perubahan, gangguan ataupun
kerusakan pada sistem biologi, seperti molekul protein, kromosom, molekul DNA, molekul enzim, lemak dan karbohidrat Darusalam, 1996.
Dosis Inaktif
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Trampuz, et al. 2006, disebutkan bahwa pada fase stasioner bakteri E. coli dapat diinaktivasi hingga dosis 4000 Gy
laju dosis 9,35 Gymenit. Pada dosis tersebut sel bakteri E. coli telah mengalami kerusakan yang cukup parah, sehingga sel tidak dapat melakukan metabolisme,
dan mengalami kematian. Dengan demikian, dosis tersebut dapat digunakan untuk bahan vaksin mastitis.
Menurut Alatas 2005, kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom dapat menyebabkan sel tetap hidup atau mati. Bila tingkat kerusakan yang dialami
sel tidak terlalu parah dan proses perbaikan berlangsung dengan baik dan tepat, maka sel bisa kembali normal seperti sebelum terpajan radiasi. Bila proses
perbaikan berlangsung tetapi tidak tepat maka akan dihasilkan sel yang tetap dapat hidup tetapi telah mengalami perubahan. Artinya sel tersebut tidak lagi seperti sel
semula, tetapi sudah menjadi sel yang baru atau abnormal tetapi hidup. Selain itu, bila tingkat kerusakan yang dialami sel sangat parah dan bila proses perbaikan
tidak berlangsung dengan baik maka sel akan mati.
4.3 Konsentrasi Protein Sel E. coli Hasil Iradiasi