Subjek dan Obyek Penelitian Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islam

c. Data dan dokumentasi digunakan sebagai bahan dan kerangka analisis dalam menimbang dan menguraikan hasil penelitian ini ke dalam skripsi ini.

5. Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang mampu memberikan informasi. Terdiri dari petugas yayasan, orang-orang yang memberikan binaan pembimbing skizofrenia di Panti Rehabilitasi Cacat Mental Yayasan Galuh Bekasi.

6. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian sejak 25 Juni 2009 sampai dengan selesai 14 Agustus 2009. Adapun tempat penelitian ini di Panti Rehabilitasi Cacat Mental Yayasan Galuh Bekasi, yang beralamat di Jl. Bambu Kuning IX Kp. Sepatan Rt 02003, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawa Lumbu Kota Bekasi, Kode Pos 17114. 7. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan penelitian ini, penulis menggunakan pedoman penulisan karya ilmiah skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penelitian

Adapun sistematika dalam penulisan ini dituangkan dalam beberapa bab dan pada masing-masing bab dijabarkan kedalam sub- sub bab. Dan selanjutnya disusun sebagai berikut:

BAB I. PENDAH ULUAN. Terdiri dari empat sub diantaranya: Latar

Belakang Masalah. Pembatasan dan Perumusan Masalah. Tujuan dan Manfaat Penelitian. Metodelogi Penelitian. Sistematika Penelitian.

BAB II. TINJAUAN TEORI . Mengenai Tinjauan dalam Bimbingan

Islam Pada Penderita Skizofrenia. Pengertian Bimbingan Islam, Tujuan dan Fungsi. Pengertian Skizofrenia. Gejala-gejala Klinis Skizofrenia. Penyebab Munculnya Penyakit Skizofrenia. Tipe-tipe Skizofrenia. Tindak Lanjut Penganan Skizofrenia.

BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN REHABILITASI CACAT MENTAL GALUH BEKASI.

Dalam bab ini dijelaskan Sejarah Berdirinya Yayasan. Bentuk dan Jenis Pelayanan. Visi Misi Motto dan Tujuan. Struktur Organisasi. Sarana dan Prasarana. Program Kegiatan Pembinaan. Kondisi Penderita Skizofrenia di Panti Rehabilitasi Cacat Mental Yayasan Galuh Bekasi.

BAB IV. PROSES BIMBINGAN. Proses Bimbingan Islam Pada

Penderita Skizofernia di Panti Rehabilitasi Cacat Mental Yayasan Galuh Bekasi. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Proses Bimbingan Islam.

BAB V. PENUTUP. Merupakan bagian Penutup yang meliputi uraian

Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Bimbingan Islam 1. Pengertian Bimbingan Islam Bimbingan menurut bahasa etimologi ialah kata terjemahan “guidance” yang berasal dari bahasa Inggris. Bimbingan memiliki arti sebagai bantuan atau tuntunan. Mengartikan “guidance” atau bimbingan dengan kata menunjukan “menuntun” atau membimbing ke jalan yang benar. 1 Secara terminologi, bimbingan itu adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan agar individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan, sekolah, keluarga, masyarakat serta kehidupan pada umumnya dengan sumbangan yang berarti pada kehidupan masyarakat. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. 2 1 H M. Arifin, Pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama. Jakarta : Golden Trayon Press, Cet ke-1, h. 1. 2 Rahman Natawidjaya, Peranan Guru Dalam Bimbingan di Sekolah. Bandung : CV Abardin, 1998, Cet ke-1. h, 7. 15 Dewa Ketut Sukardi menjelaskan, “Bimbingan adalah suatu proses yang diberikan kepada seseorang agar membanggakan potensinya yang dimiliki, mengenal diri sendiri, mengatasi persoalan sehingga ia dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung pada orang lain”. 3 Bimo Walgito menyebutkan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan- kesulitan dalam hidupnya. Agar individu atau sekumpulan individu- individu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. 4 Sedangkan menurut Thohari Musnamar “bimbingan” adalah “proses memberikan bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”. 5 Pengertian Islam menurut Nasarudin Razaq, memberikan pengertian bahwa kata Islam secara kebahasaan berasal dari bahasa arab yaitu ”salima yang berarti selamat, sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat”. 6 3 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Surabaya : Usaha Nasional, 1982, h. 66. 4 Bimo Walgito, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset, 1993 Cet, ke-2, h. 4. 5 Thohari Musnamar. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta : UII Press, 1992, h. 76. 6 Nasarudin Razaq. Peninjauan Kembali Islam Sebagai Suatau Dogma. Bandung : Al- Ma’rif, 1977, Cet Ke- 2, h. 9. Pengertian secara kebahasaan, menurut Maulaan Muhammad Ali, kata Islam mempunyai pengertian perdamaian. Damai dengan Allah dengan berserah diri sepenuhnya kepada kehendaknya. 7 Hal ini dipertegas oleh Ahmad Abdul Raheem Al-Sayih bahwa Bimbingan Islam adalah salah satu titik tolak ajaran Islam, yang menjadi salah satu prinsip interaksi sosial disemua bentuk kemasyarakatan. 8 Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa bimbingan Islam adalah upaya memberikan bantuan dan motivasi kepada individu dalam ajaran agama untuk mencapai tujuan kebaikan dunia dan akhirat.

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islam

Dalam melaksanakan bimbingan Islam terhadap individu atau kelompok agar mendapat hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan serta mengarahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu tujuan dari kata bimbingan, menurut Prayitno ada dua tujuan, yaitu: a Tujuan Umum adalah untuk membantu individu dalam mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predeposisi, dan berbagai latar belakang yang ada dan sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya. 7 Maulana Muhammad Ali, Islamologi atau Dinul Islam, Jakarta : Darul Kutubi Islamiyyah, 1996 Cet Ke- 5, h. 4. 8 Ahmad Abdul Raheem Al- Sayih, Keutamaan Islam, terjemahan Muhammad Muhcson Ansy, Jakarta : Pustaka Azzam, 2001 h. 163. b Tujuan Khusus merupakan dari penjabaran tujuan yang dikaitkan langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu sesuai dengan kompleksitas diri dari permasalahannya. 9 Dalam keadaan individu yang membutuhkan bantuan maka fungsi bimbingan Islam dengan individu dapat dibagi menjadi empat tingkatan yaitu: a Fungsi Pencegahan Preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi klien. b Fungsi Kuratif Korektif, yaitu memberikan bantuan kepada klien dalam memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya. c Fungsi Pemeliharaan Preservatif, konselor membantu klien yang sudah sembuh agar tetap sehat, tidak mengalami problem yang dihadapi. d Fungsi pengembangan Developmental, yakni membantu seseorang memelihara dan dapat mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik, atau menjadi lebih baik. Uraian di atas menunjukan bahwa bimbingan memiliki fungsi yang komprehensif menyeluruh, bagi pembinaan individu pada arah 9 Prayitno, dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta, 1999, Cet. Ke-1, h. 144. tujuan yang diinginkan yakni terbentuknya individu yang sesuai dengan ketentuan agama. 10

B. SKIZOFRENIA 1. Pengertian Skizofrenia

Di dalam buku Hygiene Mental dan kesehatan mental Islam dijelaskan skizofrenia adalah nama untuk kelompok reaksi-reaksi psikotis yang dicirikan dengan adanya penarikan diri, gangguan kekacauan pada kehidupan emosional dan afektif disertai halusinasi dan delusi-delusi perilaku negatifistik dan kerusakankemunduran jiwanya yang progresif. 11 Skizofren berasal dari bahasa Yunani, “schizein” yang artinya “terpisah” atau “pecah”, dan “phren” yang artinya “jiwa’. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan prilaku. Skizofrenia merupakan “sejenis gangguan terhadap fungsi otak. Dimana penyebab skizofrenia disebabkan oleh faktor diantaranya perubahan kimiawi otak, perubahan dalam struktur otak dan faktor- faktor genetis”. 12 10 Aunnur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta : UII Press, 2001, h. 37. 11 Kartini kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Islam Bandung : Mandar maju, 1989, h. 131. 12 Jimmi Firdaus, Skizofrenia Sebuah Panduan Bagi Keluarga Penderita Skizofrenia, Yogyakarta : cv Qalam 2005, h. 1 Blueler, seperti dikutip Yeni Febriyanti, mengidentifikasikan simtom dasar primer dari skizofrenia yang dikenal dengan asosiasi, afek, autisme, dan ambivalensi. Ia juga mengemukakan simtom penunjang sekunder yang menurut Kraepelin adalah indikasi utama dementia praecox yang berupa halusinasi dan waham. 13 Kartini Kartono dalam bukunya Patologi Sosial 3 Gangguan Kejiwaan, menjelaskan skizofrenia adalah bentuk kegilaan dengan disintegrasi pribadi, tingkah laku emosional dan intelektual yang ambigous majemuk dan terganggu secara serius mengalami regresi atau dementia total. Pasien banyak melarikan diri dari kenyataan hidup dan berdiam di dalam dunia fantasi. 14 Zakiah Daradjat berpendapat bahwa skizofrenia adalah penyakit jiwa yang dapat menyebabkan kemunduran kepribadian yang mulai tampak pada masa puber dan paling banyak menderita ialah orang yang umurnya berkisar 15-30 tahun. 15 Dadang Hawari menyebutkan bahwa Skizofrenia berasal dari dua kata “skhizo” yang berarti retak atau pecah dan “frenia” yang berarti jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan 13 Ibid, h. 1. 14 Kartini, Kartono, Patologi Sosial, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 357. 15 Zakiah Daradjat. Kesehatan Mental. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung, 2001, h. 49. jiwa skizofernia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian splitting of personality. 16

2. Gejala-gejala Klinis Skizofrenia