Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol 3 : 1 pada suhu 160

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini akan dibuat 1,2,3-trioleilgliserol dari esterifikasi asam oleat dengan gliserol dalam pelarut n-heksana menggunakan katalis 1,2-dimetil, 1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS pada suhu 160 o C dan 180 o C selama 20 jam. Reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan gliserol dengan rasio mol 3 : 1 pada suhu 160 o C ternyata hanya menghasilkan TG sebanyak 0,13 sedangkan pada suhu 180 o C menghasilkan mayoritas DG sebanyak 86,15, dan TG sebanyak 7,58. Untuk meningkatkan perolehan TG, dilakukan reaksi esterifikasi asam oleat dengan gliserol dengan memperbesar konsentrasi asam oleat menjadi 6 mol asam oleatmol gliserol, ternyata didapatkan peningkatan perolehan TG menjadi 8,01.

4.1. Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol 3 : 1 pada suhu 160

o C Reaksi Esterifikasi antara asam oleat dengan gliserol dengan rasio mol 3 : 1 dalam pelarut n-heksana dengan menggunakan katalis 1,2-dimetil, 1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS pada suhu 160 o C menghasilkan cairan kental berwarna kuning yang merupakan campuran MG = 8,50, DG = 87,51, dan TG = 0,13. Reaksi esterifikasi asam oleat dengan gliserol dapat digambarkan menurut persamaan reaksi sebagai berikut : Gambar 4.1. Reaksi Esterifikasi Antara Asam Oleat dengan Gliserol Kromatogram produk reaksi esterifikasi asam oleat dengan gliserol pada suhu 160 o C yang di-run dengan menggunakan kolom Cool-On-Coloumn COC ditunjukkan pada Gambar 4.2. Dari kromatogram tersebut terlihat bahwa gliserida yang terbentuk merupakan campuran MG 8,05 , DG 87,51 dan TG 0,13 dengan waktu retensi masing-masingnya adalah antara 16,32-17,88 menit, antara 24,5 – 26,1 menit, dan 30,99 menit. H 2 C HC H 2 C OH OH OH H 2 C HC H 2 C O O O C C C O O C 17 H 33 C 17 H 33 C 17 H 33 3 C 17 H 33 -COOH Gliserol Asam Oleat TG 0,13 DMTFS t = 160 o C O H 2 C HC H 2 C O O O C OH OH C 17 H 33 MG 8,50 O H 2 C HC H 2 C O O O C OH C O C 17 H 33 C 17 H 33 DG 87,51 O H 2 O Gambar 4.2. Kromatogram Hasil Reaksi Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol 3:1 mol pada suhu 160 o C Selanjutnya, untuk melihat terbentuknya senyawa ester dari reaksi diatas, maka dilakukan uji FT-IR terhadap produk reaksi. Spektrum FT-IR produk reaksi dapat dilihat pada Gambar 4.3. Dari spektrum FT-IR terlihat beberapa puncak absorpsi seperti υ C-H alifatik pada bilangan gelombang 2927 cm -1 dan 2855 cm -1 dan puncak absorpsi regangan υ C=O pada bilangan gelombang 1735 cm -1 yang spesifik menunjukkan puncak absorpsi karbonil ester. Hal ini sesuai dengan data literatur yang menyatakan bahwa regangan υ C=O ester berkisar antara 1735 – 1750 cm -1 Silverstein, 1981. Terjadinya pergeseran pita serapan υ C=O ester sebesar 26 cm -1 dari υ C=O asam oleat yaitu dari 1709 cm -1 ke 1735 cm -1 Lampiran 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa ester telah terbentuk pada kondisi reaksi ini. Gambar 4.3. Spektrum FT-IR Produk Reaksi Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol 3:1 mol pada suhu 160 o C Dari kromatogram produk reaksi esterifikasi terlihat bahwa reaksi pembentukan trioleilgliserol kurang berjalan dengan baik pada suhu 160 o C. Pada kondisi reaksi ini, senyawa yang dominan terbentuk adalah DG. Hal ini disebabkan karena esterifikasi alkohol primer yaitu posisi 1,3 pada gliserol lebih mudah terjadi, sedangkan posisi 2 yaitu alkohol sekunder lebih sukar untuk diesterifikasi. Rendahnya jumlah TG yang terbentuk kemungkinan juga disebabkan oleh suhu reaksi yang masih terlalu rendah, sehingga dicoba menaikkan suhu reaksi esterifikasi menjadi 180 o C. Oleh karena itu, dicoba untuk mereaksikan asam oleat dengan gliserol dengan rasio mol 3 : 1 dalam pelarut n-heksana dengan menggunakan katalis 1,2-dimetil, 1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS pada suhu 180 o C.

4.2. Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol 3 : 1 pada suhu 180

Dokumen yang terkait

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

3 61 49

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 4 49

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 8 63

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 13

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 2

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 4

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 1 12

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 3

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 2

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 12