PENGARUH PENYARADAN TERHADAP TAHANAN PENETRASI TANAH

Contoh uji tanah diuji di laboratorium tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tanjung Pura UNTAN, Pontianak. Data yang diambil meliputi : berat basah tanah dan berat kering tanah.

III. PENGARUH PENYARADAN TERHADAP TAHANAN PENETRASI TANAH

Rata-rata hasil pengukuran tahanan penetrasi tanah kgcm 2 di jalan sarad dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata hasil pengukuran tahanan penetrasi tanah kgcm 2 di jalan sarad pada petak pemanenan kayu konvensional dan RITH dengan menggunakan penetrometer saku. Teknik Konvensional Teknik RITH Kedalaman tanah cm Kedalaman tanah cm No Plot 0-5 10-15 25-30 0-5 10-15 25-30 I II III VF 10.3 10.0 8.7 6.9 14.9 14.6 10.2 8.6 13.6 16.0 9.0 10.2 9.0 7.8 8.8 6.9 9.4 8.6 9.3 8.6 8.3 9.6 9.2 10.2 Rataan 9.7 13.2 12.8 8.5 9.1 9.0 Tabel 1. memperlihatkan bahwa rata-rata tahanan penetrasi pada petak permanenan kayu konvensional dan RITH pada kedalaman 0-5 cm masing-masing sebesar 9.7 kgcm 2 dan 8.5 kgcm 2 . Pada kedalaman 10-15 cm tahanan penetrasi pada kedua petak sebesar 13.2 kgcm 2 dan 9,1 kgcm 2 dan untuk kedalaman 25-30 cm tahanan penetrasi sebesar 12.0 kgcm 2 dan 9.0 kgcm 2 . Tabel 1 juga memperlihatkan bahwa pada petak pemanenan kayu konvensional tahanan penetrasi tanahanya lebih besar dari pada pada tahanan penetrasi tanah pada tanah yang belum terusik virgin forest dan petak pemanenan kayu RITH. Bila dibandingkan dengan keadaan tanah yang belum terusik virgin forest, maka perubahan tahanan penetrasi tanah pada petak pemanenan kayu konvensional relatir lebih besar dari pada perubahan tahanan penetrasi pada petak pemanenan kayu RITH. Bahkan pada kedalaman 25-30 cm, tahanan penetrasi tanah pada petak pemannenan kkayu RITH lenih kecil dari tanah yang belum terusik virgin forest. Hal ini disebabkan pada jalan sarad dengan teknik RITH, traktor tidak menyentuh tanah seluruhnya secara langsung akan tetapi tertahan oleh bantalan kayu yang diletakkan di atas jalan sarad. Peningkatan tahanan pentrasi pada petak pemanean kayu konvensional sangat besa bila dibandingkan dengan tahanan pentrasi tanah pada tanah yang tidak terusik virgin forest terutama pada plot I dan plot II. Pada kedalaman 25-30 cm untuk plot I dan plot II masih menunjukkan perubahan yang signifikan walaupun cenderung menurun. Hal ini menunjukkan pemadatan tanah yang sangat intensif sebagai akibat lalu lintas traktor. Peningkatan tahanan pentrasi pad jalan sarad pada petak pemanenan kayu RITH bila dibandingkaan dengan tahanan penetrasi tanah yang tidak terusik virgin forest terutama pada plot I, plot II dan plot II. Perubahan nilai tahanan pentrasi ini tidak terlalu besar. Hal ini dapat dilihat bahwa pada kedalaman 10-15 cm walaupun terjadi peningkatan namun cendering menurun. Pada kedalaman 25-30 cm untuk plot I dan plot e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara 2 II dan plot II tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini menunjukkan pemadatan tanah pada jalan sarad pada petak pemanenan kayu RITH tidak intensif karena traktor tidak bersentuhan dengan permukaan tanah akan tetapi terhalang oleh galangan kayu. Nilai rata-rata tahanan penetrasi tanah secara umum meningkat kedalaman tanah dan cenderung menurun pad kedalaman 25-30 cm. Hal ini menujukkan karena tanah mengalami pemadatan tanah dari permukaan tanah karena laulintas alat dan pada tanah yang berada di bawah permukaan mengalami akumulasi pemadatan tanah di atasnya. Pemadatana tanah mencapai maksimum pada kedalaman 10-15 cm dan cenderung menurun pada kedalaman di bawahnya. Nilai tahanan penetrasio tanah pad jalan sarad yang dilalui demgan intensitas lebih tinggi, meningkatkan tahanan penetrasi tanah. Penelitian ini menunjukkan bahwa tahanan pentrasi tanah cenderung lebih besar pada plot I dari pada plot II dan plot II dan plot II lebih padat dari apda plot III. Nilai tahanan penetarasi maksimum pada masing- masing petak pemanenan kayu konvensional dan RITH berada pada plot I. Hal ini memungkinkan karena intensitas lewatnya alat sarad traktor lebih tinggi pada plot I yang lebih dekat ke Tpn. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa intensitas lewatnya traktor berpengaruh terhadap pemadatan tanah, dimana semakin besar intensitas lalu lintas alat traktor maka tahanan penetrasi tanah semakin besar.

IV. PENGARUH PENYARADAN TERHADAP PERUBAHAN BERAT ISI TANAH