tuntutan terhadap diri kita di rumah, di tempat kerja di sekolah dan dari kehidupan pribadi. dan faktor individu, yaitu berkaitan dengan individu dan termasuk ciri
kepribadian misalnya, apakah pada dasarnya anda adalah seorang pencemas, dan sikap misalnya, kepercayaan bahwa mengatakan “saya tidak tahu…..” adalah suatu
kelemahan. Faktor individu lain meliputi usia, tingkatan sosial. Pada umumnya, semakin bertambah usia, maka semakin percaya diri, dan semakin merasa
kemampuan dalam menangani keadaan menjadi semakin baik. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab dari
kecemasan dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan dan faktor individu. Yang termasuk faktor lingkungan adalah tuntutan terhadap diri sendiri yang berasal
dari masyarakat, maupun sekolah. Sedangkan faktor individu adalah kehidupan pribadi, ciri kepribadian, tingkat sosial dan usia individu.
2. Ujian
a. Pengertian Ujian
Menurut Shadily 2002, Ujian merupakan suatu pemeriksaan mengenai pengetahuan, keahlian atau kecerdasan seseorang siswa untuk diperkenankan atau
tidak dalam mengikuti pendidikan tingkat tertentu. Sedangkan Sudjana 2005 menyatakan bahwa ujian merupakan hasil belajar siswa yang merupakan akibat dari
suatu proses belajar siswa selama menjalani pendidikannya. Mahmud 1998 menyatakan bahwa ujian merupakan suatu penilaian yang dilakukan sebagai tes hasil
dari suatu proses belajar mengajar.
14
Sebagai suatu penilaian, berarti ujian merupakan suatu tindakan yang tepat bila siswa ingin menyelesaikan proses belajarnya. Senada dengan itu, Mahmud
1998 menjelaskan bahwa Penilaian merupakan bagian yang penting dari suatu proses belajar mangajar, tidak ada proses belajar mengajar yang bebas dari penilaian.
Jadi penilaian itu tidak terelakkan kehadirannya, yang dinilai adalah siswa dengan sarana tertentu seperti ujian.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ujian merupakan suatu proses pemeriksaan mengenai pengetahuan, keahlian atau kecerdasan siswa
sebagai akibat dari suatu proses belajarnya selama menjalani pendidikan.
b. Macam-Macam Ujian
Menurut Slameto 2001, berdasarkan fungsinya, ujian dapat dibagi menjadi lima yaitu:
1 Formatif, dilaksanakan pada akhir program dalam proses belajar mengajar untuk
melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana guru telah berhasil menyampaikan bahan
pelajarannya kepada siswa, guna memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakukan oleh guru. Dengan ujian formatif ini, diharapkan guru dapat
memperbaiki program pengejaran dan strategi pelaksanaannya. 2
Sumatif, dilaksanakan pada akhir program yaitu akhir catur wulan, akhir semester atau akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para
siswa.
15
3 Penempatan, bertujuan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan
bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan kata lain, ujian ini
berorientasi kepada kesiapan siswa dalam menghadapi program baru dan kecocokan program dengan kemampuan siswa.
4 Diagnostik, dilakukan untuk menelusuri kelemahan-kelemahan khusus yang
dimiliki oleh siswa, sehingga kelemahan tersebut dapat diatasi. 5
Selektif, yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu atau pemilihan jurusan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan fungsinya, ada lima macam ujian yaitu formatif, sumatif, penempatan, diagnostik dan
selektif.
c. Manfaat Ujian