Kerangka Konsepsi Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

Persamaan kedudukan dan kesempatan dalam pemerintahan yang diartikan juga tanpa diskriminasi. Mahkamah Konstitusi dalam melaksanakan kekuasaan negara dengan cara melakukan pengujian undang-undang serta kewenangan lainnya, tidak terlepas dari pola hubungan hak-hak dasar manusia sebagai individu, masyarakat dan negara, dalam upaya mencapai kesejahteraan yang berkeadilan sosial dan menjaga terselenggaranya pemerintahan negara yang stabil sesuai dengan kehendak rakyat dan cita hukum negara yang demokrasi. Pencapaian kesejahteraan yang berkeadilan menurut cita hukum dikenal sebagai tujuan negara. 28

2. Kerangka Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori konsepsi yang diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang disebut dengan operational definition. 29 Pentingnya definisi operasional adalah “untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dua bius dari suatu istilah yang dipakai untuk ditemukan suatu kebenaran dengan substansi yang diperlukan“ 30 . Konsep concept adalah kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan gejala-gejala tertentu. Kerangka konsepsional 28 Abdul Latif, Fungsi Mahkamah Konstitusi Dalam Upaya Mewujudkan Negara Hukum Demokrasi, Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2003, halaman 27. 29 Soerjono soekanto, Pengantar Penelitihan Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia -Press, 1986, halaman 133. 30 Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia, Suatu Kebutuhan Yang Didambahkan, Bandung: Alumni, 2006, halaman 31. Universitas Sumatera Utara merupakan gambaran bagaimana hubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti. 31 Dalam penulisan tesis ini diperlukan konsepsi yang merupakan definisi operasional dari istilah-istilah yang dipergunakan untuk menghindari perbedaan penafsiran. Istilah– istilah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penetapan Luas Tanah Pertanian dilakukan dengan peraturan perundang- undangan sedangkan tanah yang kelebihan dari batas maksimun dibagikan kepada rakyat yang membutuhkannya menurut ketentuan dalam Peraturan Pemerintah; 2. Pengujian undang-undang adalah suatu kewenangan untuk menyelidiki dan kemudian menilai, apakah peraturan perundangan-undangan isinya sesuai atau bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi derajatnya, serta apakah suatu kekuasaan tertentu verordenende macht berhak mengeluarkan suatu peraturan tertentu; 3. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga negara yang termasuk salah satu pelaku kekuasaan kehakiman yang melakukan fungsi peradilan dalam menangani permasalahan ketatanegaraan berdasarkan otoritas Undang-Undang Dasar 1945; 4. Konstitusi adalah suatu piagam yang menyatakan cita-cita bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa. 32 Didalamnya terdapat berbagai aturan pokok yang berkaitan dengan kedaulatan, pembagian kekuasaan, lembaga- lembaga negara, cita-cita dan ideologi negara, masalah ekonomi, dan sebagainya. 31 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004, halaman 20. 32 Miriam Budiardjo, Dasar- dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1989, halaman 107. Universitas Sumatera Utara Namun mengenai unsur ketetapannya tidak ada kesepakatan di kalangan para ahli; 33 5. Hak menguji material adalah suatu kewenangan untuk menyelidiki dan kemudian menilai, apakah peraturan perundangan-undangan isinya sesuai atau bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi derajatnya, serta apakah suatu kekuasaan tertentu verordenende macht berhak mengeluarkan suatu peraturan tertentu, Jadi hak menguji material ini berkenaan dengan isi dari suatu peraturan dalam hubungannya dengan peraturan yang lebih tinggi derajatnya; 34 6. Hak konstitusional adalah hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang Dasar1945; 7. Land reform adalah perombakan mengenai pemilikan dan menguasaan tanah serta hubungan-hubungan yang bersangkutan dengan pengusahaan tanah; 35 8. Tanah Absentee adalah tanah yang dimiliki seseorang pemilik, dimana orang tersebut bertempat tinggal di luar kecamatan tempat letaknya tanah tersebut; 36 33 H. Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, Teori dan Hukum konstitusi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, halaman 49. 34 Sri Soemantri, Hak Uji Material di Indonesia, Bandung: Alumni, 1997, halaman 11. lihat bandingkan dengan Jimly Asshiddiqie, H.M. Laica Marzuki, dkk, Menjaga Denyut Konstitusi Reflkesi Satu Tahun Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Konstitusi Press, 2004, halaman 4. menyatakan bahwa ide pembentukan Mahkamah Konstitusi berkaitan erat dengan ide untuk mengembangkan fungsi pengujian Undang-undang yang dikaitkan dengan kewenangan Mahkamah Agung dalam sejarah awal pembentukan negara kita. 35 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, jilid I, Edisi Revisi, Jakarta: Djambatan, 2005, halaman 364. 36 Tampil Ansahari Siregar, Undang-undang Pokok Agraria Dalam Bagan, Medan: FH USU, 2006, halaman 77. Universitas Sumatera Utara 9. Latifundia adalah larangan penguasaan tanah yang luas kali sehingga ada batas maksimum seseorang boleh mempunyai tanah terutama tanah pertanian ceiling atas kepemilikan tanah; 37 10. Ceiling adalah maksimunisasi pemilikan tanah pertanian yang boleh dimiliki sehingga setiap kelebihan harus diserahkan kepada Pemerintah untuk dibagikan kepada petani tanpa tanah atau petani gurem; 11. Petani adalah orang baik yang mempunyai maupun tidak mempunyai sawah sendiri, yang mata pencaharian pokoknya adalah mengusahakan tanah untuk pertanian; 12. Redistribusi adalah pembagian tanah yang melebihi batas maksimum, tanah yang dikuasai secara absentee, tanah swapraja atau bekas swapraja dan tanah negara lainnya kepada para petani yang belum mempunyai tanah pertanian yang diambl oleh Pemerintah.

G. Metodologi Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam mengembangkan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan oleh karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 38 Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, 37 A.P Parlindungan. Op.Cit, halaman 72. 38 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, halaman 1. Universitas Sumatera Utara sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. 39 Suatu metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. 40 Dengan demikian metode penelitian adalah upaya ilmiah untuk memahami dan memecahkan suatu permasalahan berdasarkan metode tertentu. Sehubungan dengan itu dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan sehubungan dengan permasalahan tersebut sebelumnya dapat dikemukakan beberapa hal diantaranya:

1. Spesifikasi Penelitian