Perubahan Waktu Berjualan terhadap Pendapatan Bersih Sesudah Jalan

Abdul Ghani Salleh Subhilhar 7 Adapun jenis usaha masing-masing dapat dibagi ke dalam unit-unit usaha yang lebih khusus. Untuk pedagang makanan terdiri dari pedagang sayuran dan rempah-rempah, pedagang buah, pedagang ikan dan daging, pedagang makanan jadi, dan pedagang minuman. Untuk jenis usaha bukan makanan dapat dibagi menjadi unit usaha pedagang pakaiantekstil dan mainan anak-anak. Selanjutnya usaha ini dibagi dan dikelompokkan. Dari 86 responden pedagang tradisional yang dijumpai, 75,6 merupakan pedagang makanan dan 24,4 merupakan pedagang bukan makanan. Jenis usaha pedagang makanan selanjutnya diperinci menurut spesialisasinya. Pedagang sayuran dan rempah- rempah menduduki persentase sebanyak 15,11, pedagang makanan jadi 15,11, pedagang ikan dan daging 15,11, pedagang minuman 15,11, serta pedagang buah 15,11. Untuk jenis usaha pedagang bukan makanan menunjukan bahwa jenis usaha ini ternyata sebagian besar 15,11 merupakan pedagang pakaian, selebihnya pedagang mainan anak-anak 9,30 Tabel 4.5.

4.3 Modal Usaha Pengukuran modal usaha yang dilakukan untuk

pedagang tradisional dalam membuka usahanya pertama kali adalah dari hasil tabungan atau dari lembaga keuangan tidak resmi. Survai menemukan dari seluruh pedagang kaki lima, modal pertama kali yang digunakan meliputi 75 modal kecil berkisar antara Rp 50.000,- – Rp 150.000,- dan 13 bermodal sedang yakni Rp 150.000,- – Rp 300.000,- sedangkan bermodal besar Rp 300.000,- – Rp 500.000,- meliputi 12. Dari kenyataan di atas sebagian besar pedagang kaki lima hanya bermodal antara Rp 50.000,- hingga Rp150.000,- merupakan omset penjualan yang relatif kecil, sehingga perputaran dan skala operasi juga relatif kecil Tabel 4.6. Tabel 4.6 Besar Modal Pertama yang Digunakan Pedagang untuk Berdagang Modal Dasar Besar Modal Rp Keterangan Modal Besar Rp 300.000 – Rp 500.000 12 Modal Sedang Rp 150.000 – Rp 300.000 13 Modal Kecil Rp 50.000 – Rp 150.000,- 75 Sumber Data Primer: Olahan Data 2005 Asal modal menunjukkan 51 modal sendiri, 26 berasal dari orang tua, 11 modal pinjaman dari saudara, dan 12 modal pinjaman dari orang lain. Selanjutnya bila modal usaha ini dihubungkan dengan jenis usaha, maka terlihat persentase yang bermodal kecil paling tinggi ditempati pedagang makanan, dan untuk modal sedang Rp 300.000,- hingga Rp 500.000,- ditempati pedagang bukan makanan.

4.4 Penghasilan

4.4.1 Perubahan Waktu Berjualan terhadap Pendapatan Bersih Sesudah Jalan

Diperluas Temuan menunjukkan pedagang tradisional yang tetap berjualan selama 8 jam sampai dengan 12 jam per harinya, tidak terlalu mempermasalahkan situasi kondisi jalan diperluas atau tidak, yang berhubungan dengan pendapatan mereka kesehariannya. Yang penting bagi pedagang dapat berjualan dengan aman pada tempat-tempat dagangan mereka. Terbukti dari hasil data yang diperoleh, selama waktu berjualan yang tidak berubah sebanyak 74 orang Tabel 4.7. Universitas Sumatera Utara 8 Tabel 4.7 Pendapatan Pedagang berdasarkan Satuan Waktu Berjualan Sesudah Jalan Diperluas Indikator Perubahan Waktu Berjualan 8 sampai 12 jamhari Pendapatan Bersih Tidak Berubah 74 orang 86 58 orang 67 Sedikit Berubah 8 orang 9,8 25 0rang 28,57 Banyak Berubah 4 orang 4,2 3 orang 2,19 Total 86 orang 100 86 orang 100 Sumber Data: Olahan Data 2005 Tabel 4.8 Penggunaan Pendapatan Bersih terhadap Konsumsi Modal Usaha dan Biaya Produksi Sesudah Jalan Diperluas Indikator Perubahan Konsumsi Modal Usaha Biaya Produksi Tidak Berubah 67 orang 78,2 78 orang 91 83 orang 97 Sedikit Berubah 3 orang 3,29 1 orang 1,09 1 orang 1,09 Banyak Berubah 16 orang 18,6 1 orang 1,09 1 orang 1,09 Total 86 Orang 100 80 orang 93,18 85orang 99,18 Sumber Data Primer: Data Olahan 2005 Data di atas menggambarkan pekerjaan sebagai pedagang tradisional merupakan pekerjaan yang relatif tidak terpengaruh oleh situasi atau keadaan apapun yang dapat mempengaruhi sekelilingnya. Dalam hal ini pedagang ini kelihatannya dapat bertahan hidup dalam berbagai kondisi sekalipun kondisi tersebut menyulitkan dengan adanya pertambahan pedagang di sekitarnya. 4.5 Pengaruh Perluasan Jalan terhadap Pendapatan Pedagang 4.5.1 Pendapatan Pedagang Sayuran dan Rempah–Rempah Tabel 4.9 Pendapatan Pedagang Sayuran dan Rempah- Rempah Sebelum dan Sesudah Jalan Diperluas Pendapatan Sebelum Jalan Diperluas Pendapatan Sesudah Jalan Diperluas Penghasilan Rphari Keterangan Penghasilan Rphari Keterangan Rp 50.000,- 7,7 Rp 50.000,- 7,69 Rp 49.000,- 7,7 Rp 49.000,- 7,69 Rp 42.500,- 15,38 Rp 42.500,- 7,69 Rp 37.500,- 15,38 Rp 37.500,- 7,7 Rp 35.000,- 15,38 Rp 35.000,- 7,7 Rp 32.500,- 15,39 Rp 32.500,- 15,39 Pendapatan Sebelum Jalan Diperluas Pendapatan Sesudah Jalan Diperluas Rp 30.000,- 7,69 Rp 30.000,- 7,69 Rp 26.000,- 7,69 Rp 26.000,- 7,69 Rp 25.000,- 7,69 Rp 25.000,- 15,38 Rp 23.600,- - Rp 23.600,- 7,69 Rp 22.500,- - Rp 22.500,- 7,69 Sumber Data Primer: Olahan Data 2005 Dari hasil perhitungan tingkat signifikan koefisien t dengan 2,160 pada tingkat kepercayaaan 95, ternyata diperoleh hasil t hitung 1,620 t tabel 2,160. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang berarti antara pengaruh perluasan jalan dengan pendapatan pedagang sayur-sayuran dan rempah-rempah.

4.5.2 Pendapatan Pedagang Ikan dan Daging Tabel 4.10 Pendapatan Pedagang Ikan dan Daging