KONSOLIDASI TANAH Kontrol Penurunan Tanah Akibat Timbunan Pada Titik Dengan Bore Log Test No.BH II (Area II) Proyek Bandar Udara Kuala Namu

4

BAB II KONSOLIDASI TANAH

II.1 Tanah

Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat butiran mineral-mineral padat yang tidak tersementasi terikat secara kimia satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk yang berpartikel padat disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. 3 Sedangkan dalam ilmu mekanika tanah yang disebut dengan tanah ialah semua endapan alam yang berhubungan dengan teknik sipil, kecuali batuan tetap. Endapan alam tersebut mencakup semua bahan, dari tanah lempung clay sampai berangkal boulder. 4

II.1.1 Deskripsi Tanah

Tanah dapat dideskripsikan berdasarkan sifat-sifatnya, BS 5930 [ref 1.3] memberikan petunjuk rincian deskripsi tanah. Berdasarkan standar tersebut, tipe-tipe dasar tanah adalah berangkal boulders, kerakal cobbles, kerikil gravel, pasir sand, lanau silt, dan lempung clay, yang didefinisikan berdasarkan ukuran partikel seperti terlihat pada Gambar 2.1 : sebagai tambahan dari penamaan di atas adalah lempung organik, lanau atau pasir, dan gambut peat. Campuran dari tipe- tipe tanah dasar disebut tipe komposit. 5 3 Mekanika Tanah Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1,Braja M.Das, diterjemahkan Noor Endah Indrasurya B. Mochtar, Erlangga 7207. 4 Mekanika Tanh 1, G Djatmiko Soedarmo S J Edy Purnomo, Kanisius 111. 5 Mekanika Tanah, R F Raig, diterjemahkan Budi Susilo, Erlangga 110 5 Gambar 2.1. Rentang ukuran partikel Tabel 2.1. Beberapa tipe tanah dan sifatnya 6 Tipe Tanah Sifat Tanah Uji Lapangan Pasir, kerikil Lepas Dapat digali dengan sekop; pasak kayu 50mm dapat ditancapkan dengan mudah Padat Dibutuhkan cangkul untuk menggali; pasak kayu 50mm sulit ditancapkan. Sedikit terikat Pengujian secara visual; cangkul memindahkan gumpalan-gumpalan tanah yang dapat terkikis. Lanau Lunak atau lepas Mudah diremas dengan jari. Keras atau padat Dapat diremas dengan tekanan yang kuat pada jari-jari tangan. Lempung Sangat lunak Meleleh diantara jari-jari tangan ketika diperas. Lunak Dapat diremas dengan mudah. Keras Dapat diremas dengan tekanan jari yang kuat. Kaku Tidak dapat diremas dengan jari; dapat 6 Mekanika Tanah, R F Raig, diterjemahkan Budi Susilo, Erlangga 111 6 digenjet dengan ibu jari. Sangat kaku Dapat digenjet dengan kuku ibu jari. Organik,gambut Keras Serat-serat telah tertekan. Berongga Sangat kompresibel dan struktur terbuka. Plastis Dapat diremas dengan tangan dan menyebar pada jari-jari.

II.2 Konsolidasi Satu Dimensi

Konsolidasi merupakan proses berkurangnya kadar air pada lapisan tanah lempung yang jenuh tanpa penggantian air oleh udara Terzaghi, 1946, E. Wahls dan Smith, 1969. Konsolidasi juga merupakan proses kecepatan berkurangnya volume akibat keluarnya air pada rongga yang merupakan fungsi waktu Crawford, 1964, Tuma dan Hadi, 1973, Cernica, 1982. Holzs dan Kovacs 1981, menyatakan jika tanah lempung mengalami pembebanan dengan permeabilitas yang rendah dimana tekanannya di kontrol dengan kecepatan sejauh mana air dapat tersembul keluar melalui ruang pori. Dengan demikian mekanisme konsolidasi merupakan respon dari tegangan-regangan-waktu visco elastic. Proses berkurangnya volume yang terjadi selama proses konsolidasi disebabkan oleh salah satu atau rangkaian keseluruhan dari faktor berikut Tuma dan Hadi, 1973, Holtz dan Kovacs, 1981, Cernica, 1982: 7 a. Penyusunan kembali butiran-butiran lempung b. Deformasi dari butiran lempung 7 Perilaku dan Cara Memperkirakan Pemampatan Tanah Gambut, Ir. As’ad Munawir, Dr.Ir. Massyhur Irsyam, MSCE, Pusat Pelatihan MBT, Periode, 1-4 Agustus 2005 31. 7 c. Deformasi air pori dan udara d. Keluarnya air pori dan udara.

II.2.1 Pemampatan Awal, Konsolidasi Primer, dan Konsolidasi Sekunder

Prosedur untuk melakukan uji konsolidasi satu dimensi pertama-tama diperkenalkan oleh Terzaghi, dan menghasilkan grafik yang menunjukkan hubungan antara pemampatan dan waktu. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ada tiga tahapan yang berbeda yang dapat dijalankan sebagai berikut: Tahap I : Pemampatan Awal initial Compression, yang pada umumnya adalah disebabkan oleh pembebanan awal preloading. Tahap II : Konsolidasi primer primary consolidation, yaitu periode selama tekanan air pori secara lambat laun dipindahkan ke dalam tegangan efektif, sebagai akibat dari keluarnya air dari pori-pori tanah. Tahap III : Konsolidasi sekunder secondary Consolidation, yang terjadi setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Pemantapan yang terjadi disini adalah disebabkan oleh penyesuaian yang bersifat plastis dari butir-butir tanah. 8 Penurunan konsolidasi primer merupakan salah satu proses penurunan yang terjadi pada lempung jenuh berbutir halus dengan koefisien daya rembes yang kecil dan tergantung pada waktu, dimana proses terjadinya diakibatkan oleh adanya dissipasi tekanan air pori serta keluarnya udara dalam rongga dari massa tanah. Mekanisme konsolidasi primer didasarkan pada alasan bahwa, untuk setiap perubahan tekanan air pori akan ada tegangan efektif maksimum yang dapat ditahan oleh gaya antar butir dari kerangka tanah E. Wahls, 1962. 8 Lihat Mekanika Tanah Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1,Braja M.Das, diterjemahkan oleh Noor Endah Indrasurya B. Mochtar, Erlangga 7183. 8 Jika tegangan yang terjadi melebihi kapasitas kerangka tanah pada kondisi angka pori tertentu, maka kelebihan tegangan tersebut seluruhnya akan ditahan oleh air pori, kapasitas gaya antar butir dari kerangka tanah akan meningkat yang selanjutnya akan mengurangi besarnya tegangan air pori. Proses tersebut akan berlangsung terus sampai terjadi keseimbangan dimana tegangan air pori akan sama besar dengan tegangan hidrostatik, dan seluruh tegangan akan ditahan oleh struktur antar butir. Definisi baku tentang penurunan konsolidasi sekunder belum sepenuhnya terdifinisikan dengan jelas. Penurunan sekunder secara umum dipandang sebagai penurunan yang terjadi akibat adanya perubahan tegangan efektif, meskipun kejadiannya secara lengkap belum sepenunhya difahami Hitchell, 1976. Penurunan konsolidasi sekunder merupakan perubahan volume yang berlangsung secara terus menerus, yang dimulai selama konsolidasi primer meskipun terjadi pada kecepatan yang rendah pada tegangan efektif yang konstan setelah semua tekanan air pori telah terdissipasi seluruhnya Holtz dan Kovacs, 1966. Penurunan konsolidasi sekunder ditandai oleh terjadinya rangkak pelelehan dari struktur lempung akibat adanya tegangan efektif yang konstan K.Y.Lo, 1976. Sedangkan rangkak merupakan hasil dari tergelincirnya kontak partikel pada ikatan yang lemah, diikuti dengan pengaliran bahan dari ikatan yang lemah ke ikatan yang lebih kuat Chhristiansen, 1964. 9

II.2.2 Perhitungan Penurunan yang Disebabkan oleh Konsolidasi Primer Satu Dimensi menurut Terzaghi.

9 Perilaku dan Cara Memperkirakan Pemampatan Tanah Gambut, Ir. As’ad Munawir, Dr.Ir. Massyhur Irsyam, MSCE, Pusat Pelatihan MBT, Periode, 1-4 Agustus 2005 32. 9 Teori konsolidasi Terzaghi dibuat berdasarkan asumsi-asumsi berikut: 10 1. tanah adalah, dan tetap akan, jenuh S = 100. Penurunan konsolidasi dapat diperoleh untuk tanah yang tidak jenuh, tetapi ramalan waktu terjadinya penurunan sangat tidak dapat dipercaya. 2. Air dan butiran-butiran tanah tidak dapat ditekan. 3. Terdapat hubungan linear antara tekanan yang bekerja dan perubahan volume [ ] p e a v Δ Δ = . 4. Koefisien permeabilitas k merupakan suatu konstanta. Ini mungkin benar di lapangan, tetapi di laboratorim mungkin akan terdapat kesalahan besar sehubungan dengan asumsi ini yang cenderung menghasilkan kesalahan dalam menentukan waktu terjadinya penurunan. 5. Hukum Darcy berlaku v = ki. 6. terdapat temperatur konstan. Perubahan temperatue dari sekitar 10 sampai 20 C masing-masing merupakan temperatur lapangan dan laboratorium menghasilkan sekitar 30 perubahan dalam viskositas air. Pengujian di laboratorim harus dilakukan pada temperatur yang diketahui, sebaiknya sama dengan temperatur di lapangan. 7. konsolidasi merupakan konsolidasi satu-dimensi vertikal, sehingga tidak terdapat aliran air atau pergerakan tanah lateral. Ini benar-benar terjadi dalam pengujian di laboratorium dan pada umumnya juga berlaku di lapangan. 8. contoh yang digunakan merupakan contoh yang tidak terganggu. Ini merupakan masalah utama sebab bagaimanapun telitinya contoh itu diambil dia sebenarnya telah tidak terbebani lagi oleh tanah yang berada di atasnya seperti pada keadaan 10 Lihat Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Joseph E. Bowles, diterjemahkan Johan K. Hainim, Erlangga 11367 10 di lapangan. Di samping itui, muka air tanah statis dan tekanan pori akan hilang. Pada tanah yang peka, kesalahan-kesalahan serius mungkin akan dihasilkan pada tanah yang lainnya, pengaruhnya mungkin akan jauh lebih kecil. Interpretasi data yang teliti akan dapat mengurangi kesalahan pengambilan contoh tanah tersebut. Terdapat beberapa perumusan mengenai penurunan yang diakibatkan konsolidasi satu dimensi, perumususan tersebut hanya berbeda pada simbol-simbol yang digunakan, tetapi pada dasarnya prinsip yang digunakan sama. Menurut Das dalam bukunya Mekanika Tanah: Ditinjau suatu lapisan lempung jenuh dengan tebal H dan luas penampang- melintang A serta tekanan efektif overbuden rata-rata sebesar p . Disebabkan oleh suatu penambahan tekanan sebesar p Δ , anggaplah penurunan konsolidasi primer yang terjadi adalah sebesar S. Jadi, perubahan volume Gambar 2.1 dapat diberikan sebagai berikut: A S A S H A H V V V × = × − − × = − = Δ 1 2.1 dimana V dan V 1 berturut-turut adalah volume awal dan volume akhir. Tetapi, perubahan volume total adalah sama dengan perubahan volume pori, v V Δ . Jadi: ν ν ν V V V A S V Δ = − = × = Δ 1 2.2 dimana ν V dan 1 ν V berturut-turut adalah volume awal dan volume akhir dari pori. Dari definisi angka pori S V e V × Δ = Δ ν 2.3 dimana e Δ = perubahan angka pori. 11 Gambar 2.2. Penurunan yang disebabkan oleh konsolidasi satu dimensi Tapi, e e AH e V V O O S Δ + = + = 1 1 atau O e e H S + Δ = 1 2.4 Gambar 2.3. Karakteristik lempung yang terkonsolidasi secara normal normally consolidated dengan sensitivitas rendah sampai sedang Untuk lempung yang terkonsolidasi secara normal di mana e versus log p merupakan garis lurus Gambar 2.3, maka: [ ] O O C p p p C e log log − Δ + = Δ 2.5 12 dimana C c = kemiringan kurva e versus log p dan diddefinisikan sebagai “indeks pemampatan” compression index. Masukkan persamaan 2.5 ke dalam persamaan 2.4; persamaan yang didapat adalah: ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Δ + + = O O O c p p p e H C S log 1 2.6 Untuk suatu lempung yang tebal, adalah lebih teliti bila lapisan tanah tersebut dibagi menjadi beberapa sub-lapisan dan perhitungan penurunan dilakukan secara terpisah untuk tiap-tiap sub-lapisan. Jadi, penurunan total dari seluruh lapisan tersebut adalah: ∑ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Δ + + = log 1 i O i i O O i c p p p e H C S dimana : H i = tebal sub-lapisan i i O p = tekanan efektif overbuden untuk sub-lapisan i i p Δ = penambahan tekanan vertikal untuk sub-lapisan i. Untuk lempung yang terlalu terkonsolidasi Gambar 2.4, apabila c O p p p ≤ Δ + lapangan, variasi e versus log p terletak di sepanjang garis cb dengan kemiringan yang hampir sama dengan kemiringan kurva pantul rebound curve yang didapat dari uji konsolidasi di laboratorium. Kemiringan kurva pantul, C s , disebut sebagai “indeks pemuaian” swell index. Jadi: [ ] O O s p p p C e log log − Δ + = Δ 2.7 ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Δ + + = O O O s p p p e H C S log 1 2.8 13 Gambar 2.4. Karakteristik lempung yang terlalu over consolidated dengan sensitivitas rendah sampai sedang. Apabila c O p p p Δ + ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Δ + + + + = c O O O c O s p p p e H C p p e H C S log 1 log 1 ν 2.9 Akan tetapi, apabila kurva e vesus log p tersedia, mungkin saja untuk memilih e Δ dengan mudah dari grafik tersebut untuk rentang range tekanan yang sesuai. Kemudian harga-harga yang diambil dari kurva tersebut dimasukkan ke dalam persamaan 2.4 untuk menghitung besarnya penurunan S. 11 Sedangkan menurut Bowles: Penurunan H Δ pada setiap massa tanah yang mengalami tegangan p Δ terdiri dari penurunan-penurunan “segera”, konsolidasi”, dan “tekanan sekunder” atau “rangkak”. Dalam bentuk persamaan, penurunan adalah: 11 Mekanika Tanah Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1,Braja M.Das, diterjemahkan Noor Endah Indrasurya B. Mochtar, Erlangga 7193. 14 Gambar 2.5. Penurunan suatu contoh tanah atau lapisan tanah setebal H di lapangan. s c i H H H H Δ + Δ + Δ = Δ 2.10 Pada beberapa tanah c H Δ , s H Δ dapat mendekati nol, dan pada tanah lain, i H Δ dapat mendekati nol atau sedemikian kecilnya sehingga dapat diabaikan. Dari Gambar 2.5, dengan perbandingan dapat ditulis e e H H c + Δ = Δ 1 perhatikan bahwa ∈ Δ = Δ H H , regangan Dari sana, penurunan konsolidasi di lapangan yang diintegrasikan secara numerik sepanjang kedalaman H adalah O c e e H H H + Δ = Δ = Δ 1 ε Sekarang substitusikan 2 1 log p p C c = Δ ε , dan mendapatkan 1 2 log p p HC H c c = Δ 2.11 Dengan memakai definisi untuk 2 1 log p p C H e c = Δ = Δ didapatkan 1 2 log 1 p p e HC H O c c + = Δ 2.12 15 Dengan menggunakan data penggambaran aritmetis dan memperhatikan bahwa m v = 1E, dan dari mekanika bahan ε Δ = p Δ E, dan langsung didapatkan pH a pH m H c Δ = Δ = Δ ν ν 2.13 Dalam perhitungan ini p 2 = p 1 + sebuah pertambahan tekanan yang berhubungan dengan p 1 p 1 = tekanan referensi, dapat berupa p o atau p c tergantung pada persoalan dihadapi. e o = angka pori referensi yang bersesuaian dengan tekanan referensi p 1 Dalam prakteknya, p o , e o , dan pertambahan tekanan dihubungkan dengan titk tengah pada H2 lapisan yang akan mengalami konsolidasi. Variasi p o dan e o terhadap kedalaman biasanya hampir linear sehingga nilai “rata-rata” pada setengah H dapat dianggap cukup teliti. Pertambahan tegangan akibat pembebanan biasanya mendekati bentuk parabolis yang berkurang dengan bertambahnya kedalaman, sehingga suatu prosedur khusus dibutuhkan untuk mendapatkan nilai “rata-rata” karena hasil dengan kesalahan yang besar akan diperoleh apabila memakai suatu nilai rata-rata linear, kecuali apabila H sangat kecil misalnya di bawah 2 m. Penurunan konsolidasi c H Δ akan terdiri dari dua komponen apabila p c p o . satu komponen adalah dari p o ke p c dengan memakai γ C atau γ C , dan komponen lainnya adalah dari p c ke p c + p Δ [di mana p Δ ditentukan oleh persamaan o c p p p p − − Δ = Δ ] dengan memakai C c atau c C . 12 Indeks Pemampatan Compression Index 12 Lihat Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Joseph E. Bowles, diterjemahkan Johan K. Hainim, Erlangga 11367 16 Indeks pemempatan yang digunakan untuk menghitung besarnya penurunan yang tejadi di lapangan sebagai akibat dari konsolidasi dapat ditntukan dari kurva yang menunjukkan hubungan antara angka pori dan tekanan yang didapat dari uji konsolidasi di laboratorium. Terzaghi dan Peck 1967 menyarankan pemakaian persamaan empiris berikut ini untuk menghitung indeks pemempatan: Untuk lempung yang struktur tanahnya tak terganggubelum rusak undisturbed C c = 0.009 LL – 10 2.14 Untuk lempung yang terbentuk kembali remolded C c = 0.007 LL – 10 2.15 dimana LL = batas cair dalam persen. Apabila tidak tersedia data konsolidasi hasil percobaan di laboratorium, persamaan 2.14 sering digunakan untuk menghitung konsolidasi primer yang terjadi di lapangan. Beberapa perumusan untuk menghitung indeks pemempatan yang lain banyak tersedia saat ini. Perumusan-perumusan tersebut telah dikembangkan dengan cara menguji berbagai macam jenis lempung. Sebagian dari hubungan tersebut diberikan dalam Tabel 2.2 17 Tabel 2.2. Hubungan untuk indeks Pemampatan, C c menurut Rendon-Herrero 1980. 13 Persamaan Acuan Daerah Pemakaian C c = 0.007 LL – 10 C c = 0.01 W N C c = 1.15 e – 0.27 C c = 0.30 e – 0.27 C c = 0.0115 W N C c = 0.0046 LL – 9 C c = 0.75 e – 0.5 C c = 0.208e + 0.0083 C c = 0.156e + 0.0107 Skempton Nishida Hough Lempung yang terbentuk kembali remolded Lempung Chicago Semua lempung Tanah kohesi anorganik; lanau, lempung berlanau, lempung. Tanah organik, gambut, lanau organik, dan lempung Lempung Brazilia Tanah dengan plastisitas rendah Lempung Chicago Semua lempung Indeks Pemuaian Swell Index, C s Indeks pemuaian adalah lebih kecil daripada indeks pemampatan dan biasanya dapat ditentukan di laboratorium. Pada umumnya, c s C sampai C 10 1 5 1 ≈ 13 Mekanika Tanah Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1,Braja M.Das, diterjemahkan Noor Endah Indrasurya B. Mochtar, Erlangga 7195. 18 Batas cair, batas plastis, indeks pemampatan, indeks pemuaian untuk tanah yang masih belum rusak strukturnya diberikan dalam Tabel 2.2 Tabel 2.3. Pemampatan dan pemuaian tanah asli. 14 Tanah Batas cair Batas Plastis Indeks Pemampatan C c Indeks Pemuaian C s Lempung Boston Blue Lempung Chicago Lempung Ft. Gordon Georgia Lempung New Orleans Lempung Montana 41 60 51 80 60 20 20 26 25 28 0.35 0.4 0.12 0.3 0.21 0.007 0.007 0.05 0.05

II.2.3 Kecepatan Waktu Konsolidasi

Adapun mengenai kecepatan waktu konsolidasi dijelaskan oleh Das dalam bukunya sebagai berikut: Gambar 2.5a menunjukkan suatu lapisan lempung dengan tebal 2 H dr yang terletak antara dua lapisan pasir yang sangat tembus air highly permeable. Apabila lapisan lempung tersebut diberi penambahan tekanan sebesar p Δ , maka ekanan air pori pada suatu titik A di dalam lapisan tanah lempung tersebut akan naik. Umtuk konsolidasi satu dimensi, air pori akan mengalir ke luar dalam arah vertikal, yaitu ke arah lapisan pasir. 14 Mekanika Tanah Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1,Braja M.Das, diterjemahkan Noor Endah Indrasurya B. Mochtar, Erlangga 7195. 19 Gambar 2.5 a Lapisan lempung yang mengalami konsolidasi, b aliran air pada A selama konsolidasi. Gambar 2.5 b menunjukkan suatu aliran air yang melalui elemen kubus pada A. untuk elemen tanah tersebut, Kecepatan air yang mengalir ke luar – kecepatan air yang mengalir masuk = kecepatan perubahan volume. Jadi: t V dy dx dy dx dz z v z z z ∂ ∂ = ⋅ ⋅ − ⋅ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∂ ∂ + ν ν di mana V = volume elemen tanah. v z = kecepatan aliran dalam arah sumbu z. atau: t V dz dy dx z v z ∂ ∂ = ⋅ ⋅ ∂ ∂ 2.16 Dengan menggunakan hukum Darcy: 20 z u k z h k i k w z ∂ ∂ − = ∂ ∂ − = ⋅ = γ ν 2.17 di mana u = tekanan air pori yang disebabkan oleh penambahan tegangan. Dari persamaan-persamaan 2.14 dan 2.15: t V dz dy dx z u k w ∂ ∂ ⋅ ⋅ = ∂ ∂ − 1 2 2 γ 2.18 Selama konsolidasi, kecepatan perubahan volume elemen tanah adalah sama dengan kecepatan perubahan volume pori void. Jadi, t V e t e V t V t eV V t V t V s s s s s ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ = ∂ + ∂ = ∂ ∂ = ∂ ∂ ν 2.19 di mana: V s = volume butiran padat. V v = volume pori. Tetapi dengan menganggap bahwa butiran padat tanah tidak mampumampat, = ∂ ∂ t V s dan O O s e dz dy dx e V V + ⋅ ⋅ + = 1 1 Masukkan harga-harga t V s ∂ ∂ dan V s tersebut ke dalam Persamaan 2.17, didapat: t e e dz dy dx t V O ∂ ∂ + ⋅ ⋅ = ∂ ∂ 1 2.20 di mana e o = angka pori awal. Dengan mengkombinasikan Persamaan-persamaan 2.16 dan 2.18, didapat: 21 t e e u k O z w ∂ ∂ + = ∂ ∂ − 1 1 2 2 γ 2.21 Perubahan angka pori terjadi karena penambahan tegangan efektif yaitu: pengurangan tekanan air pori yang terjadi. Anggaplah bahwa penambahan tegangan efektif adalah sebanding dengan pengurangan tekanan air pori u a p a e ∂ − = Δ ∂ = ∂ ν ν 2.22 di mana: p Δ ∂ = perubahan tekanan efektif ν a = koefisien kemampumampatan dapat dianggap konstan untuk suatu rentang penambahan tekanan yang sempit. Kombinasikan Persamaan-persamaan 2.19 dan 2.20 t u m t u e a u k O z w ∂ ∂ − = ∂ ∂ + = ∂ ∂ − ν ν γ 1 2 2 di mana m v = koefisien kemampumampatan volume = 1 O e a + ν , atau 2 2 z u c t u ∂ ∂ = ∂ ∂ ν 2.23 di mana c v = koefisien konsolidasi = ν γ m k w Persamaan 2.21 adalah dasar persamaan diferensial dari teori konsolidasi oleh Terzaghi dan dapat dipecahkan dengan kondisi-kondisi batas sebagai berikut: z = 0, u = 0 z = 2H dr , u = 0 t = 0, u = u O Penyelesaian yang didapatkan: 22 ν T M x m m dr O e H Mz M u u 2 sin 2 − = = ∑ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ = 2.24 di mana: m adalah bilangan bulat. 1 2 2 + = m M π u O = tegangan air pori awal 2 dr H t c T ν ν = = faktor waktu Faktor waktu time factor adalah bilangan tak berdimensi. Karena konsolidasi merupakan proses dari keluarnya air pori, derajat konsolidasi pada jarak z pada suatu waktu t adalah: O z O z O z u u u u u U − = − = 1 2.25 di mana u z = tekanan air pori pada jarak z pada waktu t. Persamaan-persamaan 2.24 dan 2.25 dapat dikombinasikan untuk mendapatkan derajat konsolidasi pada setiap kedalaman z. Keadaan ini ditunjukkan dalam Gambar 2.6. Derajat konsolidasi rata-rata untuk seluruh kedalaman lapisan lempung pada suatu saat t dapat dituliskan dari persamaan 2.25: O H z dr t u dz u H S S U dr ∫ ⋅ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − = = 2 2 1 1 2.26 23 Gambar 2.6. Variasi U z terhadap T v dan zH dr di mana: U = derajat konsolidasi rata-rata. S t = penurunan lapisan lempung pada saat t. S = penurunan batas lapisan lempung yang disebabkan oleh konsolidasi primer. Dengan memasukkan persamaan untuk tekanan air pori, u z , yang diberikan dalam persamaan-persamaan 2.24 dan 2.25, akan didapat: ∑ ∞ = = − − = m m T M v e M U 2 2 2 1 2.27 Variasi derajat konsolidasi rata-rata terhadap faktor waktu yang tak berdimensi, T v , diberikan dalam tabel 2.3, yang berlaku untuk keadaan dimana u O adalah sama untuk seluruh kedalaman lapisan yang mengalami konsolidasi lihat juga Gambar 2.7. Tabel 2.4 memberikan harga Tv untuk variasi linear dari tekanan air pori awal pada lapisan lempung dengan aliran air pori satu arah. 24 Gambar 2.7. Variasi derajat konsolidasi rata-rata terhadap faktor waktu, T v U v tetap untuk seluruh tebal lapisan. Harga faktor waktu dan derajat konsolidasi rata-rata yang bersesuaian dengan keadaan yang diberikan dalam Tabel 2.3 dapat dinyatakan dengan suatu hubungan yang sederhana: Untuk U = 0 sampai 60, 2.28 Untuk U 60, T v = 1.781 - 0.933 log 100 – U 2.29 Tabel 2.3 Variasi faktor Waktu terhadap Derajat Konsolidasi 15 Derajat Faktor konsolidasi waktu U Tv 0 0 10 0.008 20 0.031 30 0.071 40 0.126 50 0.197 60 0.287 70 0.403 80 0.567 90 0.848 100 ~ 15 U v tetap untuk seluruh kedalaman lapisan 25 Tabel 2.4 Faktor Waktu terhadap Derajat Konsolidasi 16 Derajat Faktor Waktu Tv konsolidasi Keadalaman Keadalaman U I II 0 0 0 10 0.003 0.047 20 0.009 0.1 30 0.024 0.158 40 0.048 0.221 50 0.092 0.294 60 0.16 0.383 70 0.271 0.5 80 0.44 0.665 90 0.72 0.94 100 ~ ~ Koefisien Konsolidasi Koefisien konsolidasi, c v , biasanya akan berkurang dengan bertambahnya batas cair LL dari tanah. Rentang range dari variasi harga c v untuk suatu batas cair tanah tertentu adalah agak lebar. Untuk penambahan beban yang diberikan pada suatu contoh tanah, ada dua metode grafis yang umum dipakai untuk menentukan harga c v dari uji konsolidasi satu-dimensi di laboratorium. Salah satu dari dua metode tersebut dinamakan metode logaritma-waktu logarithm-of-time method yang diperkenalkan oleh Casagrande dan Fadum 1940; sedang metode yang satunya dinamakan metode akar-waktu square-root-of-time method yang diperkenalkan oleh Taylor 1942. Prosedur yang umum untuk mendapatkan harga c v dengan kedua metode tersebut diberikan di bawah ini. 16 Mekanika Tanah Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1,Braja M.Das, diterjemahkan Noor Endah Indrasurya B. Mochtar, Erlangga 7203-208. 26 Metode Logaritma-Waktu Untuk suatu penambahan beban yang diberikan pada saat uji konsolidasi di laboratorium dilakukan, grafik deformasi vs log-waktu dari contoh tanah yang diuji ditunjukkan dalam Gambar 2.8 Berikut ini adalah cara untuk menentukan c v yang diperlukan: a. Perpanjang bagian kurva yang merupakan garis lurus dari konsolidasi primer dan sekunder hingga berpotongan di titik A. Ordinat titik A adalah d 100 – yaitu deformasi pada akhir konsolidasi primer 100 . b. Bagian awal dari kurva deformasi vs log t adalah hampir menyerupai suatu parabola pada skala biasa. Pilih waktu t 1 dan t 2 pada bagian kurva sedemikian sehingga t 2 =4 t 1 . misalkan perbedaan deformasi contoh tanah selama waktu t 2 – t 1 sama dengan x. c. Gambarlah suatu garis mendatar DE sedemikian rupa sehingga jarak vertikal BD adalah sama dengan x. Deformasi yang bersesuaian dengan garis DE adalah sama dengan d yaitu deformasi pada konsolidasi 0. d. Ordinat titik F pada kurva konsolidasi merupakan deformasi pada konsolidasi primer 50, dan absis titik F merupakan waktu yang bersesuaian dengan konsolidasi 50 t 50 . e. Untuk derajat konsolidasi rata-rata 50, t v = 0.197 Tabel 2.3. Maka: 2 50 50 dr v H t c T = 2.30 atau 50 2 197 . t H c dr v = 2.31 27 di mana H dr = panjang aliran rata-rata yang harus ditempuh oleh air pori selama proses konsolidasi. Untuk contoh tanah di mana air porinya dapat mengalir ke arah atas dan bawah, H dr ternyata sama dengan setengah tebal contoh tanah rata-rata selama konsolidasi. Untuk contoh tanah di mana air porinya hanya dapat mengalir ke luar dalam satu arah saja, H dr sama dengan tebal contoh tanah rata-rata selama konsolidasi. Metode Akar-Waktu Pada metode ini, grafik deformasi vs akar waktu dibuat untuk tiap-tiap penambahan beban Gambar 2.9. cara untuk menentukan harga c v yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. gambar suatu garis AB melalui bagian awal dari kurva. 2. gambar suatu garis AC sehingga OC = 1.15 OB. Absis titik D, yang merupakan perpotongan garis AC dan kurva konsolidasi, memberikan harga akar waktu untuk tercapainya konsolidasi 90 90 t . 3. Untuk konsolidasi 90, T 90 = 0.848 Tabel 2.3. Jadi 2 90 90 848 . dr v H t c T = = 2.32 atau 90 2 848 . t H c dr v = 2.33 28 2 dr H dalam persamaan 2.33 ditentukan dengan cara yang sama seperti pada metode logaritma-akar waktu. 17 17 Mekanika Tanah Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1,Braja M.Das, diterjemahkan Noor Endah Indrasurya B. Mochtar, Erlangga 7208-210. 29

BAB III PENGGUNAAN PLAXIS UNTUK ANALISIS

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control) Terhadap Lalu Lintas Udara Yang Aman Dan Lancar (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu International)

4 51 112

Tanggung jawab Pelayanan Dan Pengamanan Kargo Di Bandar Udara Yang Akan Diangkut Dengan Menggunakan Pesawat Udara (Studi Pada Kuala Namu Internasional Airport)

4 51 110

Aspek Hukum Peningkatan Pelayanan Jasa Bagi Penumpang Pesawat (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu)

3 26 103

Pengaruh Tebal Lapisan Tanah Kohesif terhadap Penurunan Konsolidasi Primer akibat timbunan.

0 1 16

Tanggung jawab Pelayanan Dan Pengamanan Kargo Di Bandar Udara Yang Akan Diangkut Dengan Menggunakan Pesawat Udara (Studi Pada Kuala Namu Internasional Airport)

0 0 7

Tanggung jawab Pelayanan Dan Pengamanan Kargo Di Bandar Udara Yang Akan Diangkut Dengan Menggunakan Pesawat Udara (Studi Pada Kuala Namu Internasional Airport)

0 0 1

Tanggung jawab Pelayanan Dan Pengamanan Kargo Di Bandar Udara Yang Akan Diangkut Dengan Menggunakan Pesawat Udara (Studi Pada Kuala Namu Internasional Airport)

1 4 11

Tanggung jawab Pelayanan Dan Pengamanan Kargo Di Bandar Udara Yang Akan Diangkut Dengan Menggunakan Pesawat Udara (Studi Pada Kuala Namu Internasional Airport)

0 0 29

Tanggung jawab Pelayanan Dan Pengamanan Kargo Di Bandar Udara Yang Akan Diangkut Dengan Menggunakan Pesawat Udara (Studi Pada Kuala Namu Internasional Airport)

0 2 4

Aspek Hukum Peningkatan Pelayanan Jasa Bagi Penumpang Pesawat (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu)

0 0 1