Saponifikasi Transesterifikasi Proses Pembuatan Gliserol .1 Fat Splitting

Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton Tahun, 2009.

2.5.2. Saponifikasi

Proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH natriumsodium hidroksida. Komponen trigliserida: - Trimiristat : 0,1 - Tripalmitat : 10 - Tristearat : 2,5 - Trioleat : 30 - Trilinoleat : 56 Reaksi saponifikasi trigliserida dengan larutan alkali: CH 2 _ O _ COOR 1 CH 2 _ OH R 1 COO _ O _ Na CH _ O _ COOR 2 + 3NaOH CH _ OH + R 2 COO _ O _ Na CH 2 _ O _ COOR 3 CH 2 _ OH R 3 COO _ O _ Na Trigliserida Larutan álkali Gliserol Sabun Reaksi ini adalah dasar untuk industri penghasil sodium soaps. Jira soda abu digantikan dengan álkali hidroksida yang lain seperti Potas KOH, Potassium soaps. Namun sebaliknya jika fatty acid menghasilkan reaksi senyawa-senyawa metal seperti aluminium hidroksida, dan bentuk sabun metal. Secara komersial sabun dapat larut dalam air seperti sodium dan potassium soaps saat ini banyak digunakan untuk membuat detergen dan sabun. Oils soaps yang dapat larut seperti metal dapat digunakan sebagai pelumas. Fatty acid penting sekali untuk mengetahui nilai netralisasi, karena itu usuran berat molekul lemak saat itu penting sekali pada reaksi saponifikasi. Reaksi saponifikasi bisa juga akibat adanya trigliserida dan alkali, serta tempat terbentuk sabun dan gliserol dilepaskan. Demikian untuk mengetahui nilai saponifikasi pada trigliserida akan diperoleh berat molekul. 70-80 C Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton Tahun, 2009. Adapun kelebihan dan kekurangan dari proses saponifikasi dapat dilihat pada tabel 2.7. Tabel 2.7 Kelebihan dan Kekurangan dari Proses Saponifikasi Kelebihan Kekurangan 1. Reaksinya berlangsung satu arah dan tidak reversible, 2. Sabun yang dihasilkan dapat larut dalam air, 3. Saponifikasi lemak terjadi pada campuran yang beroperasi pada 100 C dan 3,5 kgcm 2 . 1. Memerlukan katalis,

2. Reaksinya lambat.

Rahayu, 2006

2.5.3. Transesterifikasi

Adalah lemak dengan metanol ditransesterifikasi menggunakan katalis NaOCH 3 sodium methoxide, menghasilkan gliserol dan metil ester. Reaksi esterifikasi adalah kebalikan dari hidrolisis. Ester dapat mengganti ion hidrogen menjadi asam fatty acid. Dengan golongan alkohol, seperti metil alkohol, dan sebagainya akan diperlihatkan reaksi dibawah: R _ COOH + OHCH 3 R _ COOCH 3 + H 2 O Jika metil alkohol digunakan, maka gliserol akan membentuk trigliserida. Reaksinya sebagai berikut: Gliserol + Fatty acid Trigliserida Proses esterifikasi tidak akan berhasil jika tidak semua golongan 3-OH digabungkan dengan radikal asam, tetapi akan membentuk monogliserida dan digliserida. Untuk menghindari bentuk hasil seperti itu dan untuk mendapatkan trigliserida sebanyak mungkin harus dilakukan analisis kimia. Dalam esterifikasi dapat juga terjadi dengan alkohol dan gliserol, dapat dilihat pada reaksi antara fatty acid dan etil alkohol dibawah: R _ COOH + C 2 H 5 OH R _ COOC 2 H 5 + H 2 O Ester alkohol selalu mempunyai 5-6 atom karbon, satu diantaranya dengan 6 atom karbon saccharose, sorbitol, fructose bisa mendapat perhatian, karena ester mempunyai aplikasi yang penting dalam industri. Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton Tahun, 2009. Adapun kelebihan dan kekurangan dari proses transesterifikasi dapat dilihat pada tabel 2.8. Tabel 2.8 Kelebihan dan Kekurangan dari proses Transesterifikasi Kelebihan Kekurangan 1. Trigliserida dapat dengan mudah ditransesterifikasi secara batchwise pada tekanan atmosfer dan suhu 60 C-70 C dengan metanol berlebih dan menggunakan alkalis alkalin. 1. Memerlukan katalis, 2. Proses tersebut memerlukan energi yang tinggi, 3. Memerlukan investasi peralatan yang mahal, 4. Memerlukan perlakuan awal untuk memindahkan asam lemak bebas dari minyak yaitu dengan cara pemurnian atau preesterifikasi sebelum proses transesterifikasi. Rahayu, 2006 Berdasarkan uraian diatas, maka dipilih proses saponifikasi dalam Pra rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol dari Minyak Jagung Mentah.

2.6 Deskripsi Proses