Tabel 1 Skema Komponen-komponen Dalam Program Bimbingan
C. Kerangka Pikir
Mustafa Zahri mengatakan bahwa “tujuan perbaikan akhlak ialah untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah
sehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan”.
28
Keterangan tersebut memberi petunjuk bahwa pemberian bimbingan akhlak befungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai
dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk.
Jika tujuan dari bimbingan akhlak dapat tercapai, maka manusia akan memiliki kebersihan batin yang pada gilirannya melahirkan perbuatan yang
28
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya: Bina Ilmu, 1995, h. 67.
1. Pengumpulan Data appraisal
2. Pemberian Informasi
information 3.
Penempatan placement 4.
Konseling counseling Termasuk Pengiriman referral
2. a. Artikulasi articulation 3. a. Tindak Lanjut follow up
Kepada siswa yang terdaftar sebagai siswa
institusi pendidikan Kepada calon siswa
Kepada mantan siswa Layanan-
layanan Bimbingan
Guidance Services
5. Konsultasi consultation
6. Evaluasi Program
evaluation Kepada rekan tenaga
pendidik dan orang tua Menyangkut efisiensi dan
efektivitas progeam bimbingan
terpuji. Dari perbuatan yang terpuji ini akan lahirlah keadaan masyarakat yang damai, harmonis, rukun, sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.
Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa bimbingan akhlak diperlukan untuk mengadakan perbaikan akhlak terhadap diri seseorang. Tetapi,
kenyataannya yang dapat kita lihat diluar, banyak anak-anak didik yang tidak berakhlak, mereka meakukan perkelahian antar teman, melawan orangtua,
mencuri, dan sebagainya. Sehingga bimbingan akhlak tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jika dipikir lebih luas, sebenarnya faktor bimbingan
akhlak bukanlah satu-satunya faktor yang dapat melakukan perubahan akhlak menjadi lebih baik pada diri seseorang, seperti faktor keluarga, faktor
pergaulan, pengalaman hidup, dan sebagainya. Dengan demikian, diduga tidak terdapat korelasi yang signifikan antara
bimbingan akhlak dengan akhlak seseorang khususnya pada penelitian ini adalah akhlak santri di Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam Kramat Jati
Jakarta Timur.
D. Pengajuan Hipotesis