sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk ialah al-Qur’an dan al-Hadits.
21
a. al-Qur’an sebagai sumber akhlak dalam Islam. Berikut ini salah satu ayat
mengenai akhlak:
⌧ ☺
⌧ ⌧
⌧ .
بﺰﺣﻷا :
21
“Sesungguhnya Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. QS. Al- Ahzab 33:21.
b. al-Hadits sebagai sumber akhlak dalam Islam. Berikut ini salah satu
hadits yang berkenaan dengan akhlak:
ق ﻷا مرﺎﻜ ﻷ ﺜ ﺎ ا .
ﺪ ﺣا اور نا ﷲا ﺿر ةﺮ ﺮه ﻰ ا
لﺎ و ﷲا ﻰ ا
: ق ﻷا مرﺎﻜ ﻷ ﺜ ﺎ ا
ىرﺎ ا اور
“Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW. berkata: Sesungguhnya aku diutus Allah SWT untuk menyempurnakan keluhuran budi
pekerti”. HR. Al-Bukhari.
Maka jelaslah bahwa al-Qur’an dan al-Hadits merupakan sumber akhlak dalam Islam.
B. Bimbingan Akhlak
1. Pengertian Bimbingan Akhlak
21
Abdullah Salim, Akhlak Islam: Membina Rumah Tangga dan Masyarakat Jakarta: Media Dakwah, 1994, cet.ke-4, h.12.
Istilah bimbingan sebagaimana digunakan dalam literatur di Indonesia merupakan terjemahan dari kata guidance dalam bahasa Inggris.
Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan showing the way;
memimpin leading, menuntun conducting; memberikan petunjuk giving instruction
; mengatur regulating; mengarahkan governing; memberikan nasihat giving advice. Kalau istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia
diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan di atas, maka akan muncul dua pengertian yang agak mendasar, yaitu:
a. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat
digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat.
b. Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya
diketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungkin perlu diketahui oleh kedua belah pihak.
22
Menurut Ngalim Purwanto bahwa kata bimbingan secara etimologi merupakan terjemahan dari kata “guidance” berasal dari kata kerja “to
guide ” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun
ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan.
23
22
W.S. Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, 2004, cet. ke-3, h. 27.
23
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Mutiara, 1981, cet. ke-8, h. 26.
Sejak awal abad ke-20 banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan orang membuat rumusan tentang bimbingan. Beberapa rumusan tersebut
dikemukakan sebagaimana yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti sebagai berikut:
24
a. Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai
informasi tentang dirirnya sendiri. b.
Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu- individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan- pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan
untuk menyesuaikan diri yang baik. c.
Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.
d. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria
maupun wanita yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya
mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung
bebannya sendiri. e.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana.
Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas
24
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, cet. ke-2, h. 94-95.
dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti
itu tidak diturunkan diwarisi, tetapi harus dikembangkan. Berdasarkan rumusan-rumusan di atas, maka yang dimaksud dengan bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam rangka mengembangkan diri sendiri ia harus mengenal dirinya sendiri, lingkungan hidupnya, membangun cita-cita yang ingin
dicapai, menimbang beraneka dorongan motivasional yang terdapat dalam diirnya sendiri, memperhitungkan kewajibannya terhadap sesama manusia,
merencanakan langkah-langkah yang dapat diambilnya untuk mencapai suatu tujuan, mengevaluasi atas dirinya sendiri dan arah kehidupannya
sendiri. Ciri khas dari bantuan melalui bimbingan terletak pada tujuan
bantuan itu diberikan, yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangan
hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu
dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana, serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri sacara memadai.
25
Mengenai bimbingan terdapat tiga ragam di dalamnya, yaitu bimbingan karir, bimbingan akademik dan bimbingan pribadi-sosial. Dalam
skripsi ini yang akan dipaparkan adalah bimbingan pribadi-sosial, hal itu dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam mendefinisikan
bimbingan akhlak. Bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan dalam menghadapi
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya serta dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di
berbagai lingkungan pergaulan sosial.
26
Tenaga bimbingan yang memberikan ragam bimbingan ini tentunya membutuhkan pengetahuan dan pemahaman psikologis yang cukup
mendalam serta harus memiliki fleksibilitas yang tinggi dan kesabaran yang besar.
Sedangkan yang dimaksud dengan akhlak telah dibahas pada awal bab ini. Jadi, kiranya tidak perlu lagi peneliti membahas panjang lebar
mengenai pengertian akhlak lagi. Dari hasil pemaparan mengenai pengertian akhlak dan bimbingan di
atas, maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan bimbingan akhlak
25
W.S. Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, h. 32.
26
Ibid., h. 118.
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam menghadapi keadaan
jiwanya sendiri yang tampak melalui tingkah lakunya agar dirinya mampu membiasakan berbuat kebaikan dalam kehidupannya sehari-sehari.
2. Program Bimbingan Akhlak Seluruh kegiatan bimbingan terselenggara dalam rangka suatu
program bimbingan akhlak, yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.
Tentang program bimbingan itu timbul banyak pertanyaan, salah satunya adalah, apa komponen-komponen dalam program bimbingan.
Komponen-komponen dalam progam bimbingan akhlak ialah saluran khusus untuk melayani para siswa, rekan tenaga pendidik yang lain,
serta orang tua siswa. Seluruh saluran formal itu mencakup sejumlah kegiatan bimbingan yang dapat diprogramkan sebagai kegiatan rutin
sehingga terselenggara secara berkesinambungan atau diprogramkan sebagai kegiatan insidental sehingga terlaksana menurut kebutuhan pada
waktu-waktu tertentu saja. Kegiatan-kegiatan bimbingan akhlak dapat ditujukan kepada siswa yang sedang mengikuti program pendidikan di
sekolah, kepada para alumni, kepada guru dan orang tua, atau menyangkut program bimbingan sendiri yang dikelola oleh tenaga bimbingan. Untuk
lebih mudah memahami komponen-komponen dalam program bimbingan akhlak, maka dapat dilihat skemanya sebagai berikut:
27
27
Ibid., h.121.
Tabel 1 Skema Komponen-komponen Dalam Program Bimbingan
C. Kerangka Pikir