27
3.7.4.1. Analisis Jumlah Spermatozoa
Pengamatan jumlah spermatozoa dilakukan dengan meneteskan larutan  sperma  ke  bilik  hitung  hemositometer  Neubauer  improved.
Penghitungan  jumlah  spermatozoa  dilakukan  berdasarakan  WHO 2010  dengan  menghitung  5  lapangan  pandang  di  bawah  mikroskop
cahaya  dengan  lensa  objektif  40X.
47
Hasil  penghitungan  jumlah spermatoza dimasukkan ke dalam rumus :
N = jumlah spermatozoa pada 5 lapangan pandang P = faktor pengenceran
Dalam  proses  penghitungan  jumlah  spermatozoa  dilakukan sebanyak  dua  kali  pengamatan,  dimana  hasil  tersebut  dijumlah
kemudian diambil jumlah rata-ratanya.
3.8. Analisis Data
Data  penelitian  dianalisis  dengan  menggunakan  SPSS  16.00
for  Windows
. Data ini berupa variabel  kategorik-numerik  yang  terdiri lebih dari dua kelompok
tidak  berpasangan  sehingga  dilakukan  uji  parametrik  yaitu  One  Way  Anova. Analisis  data  dimulai  dengan  menilai  pendistribusian  data  melalui  uji  Shapiro
Wilk. Setelah itu dilakukan uji varians data dengan uji Levene. Bila distribusi tidak normal  dan  varians  tidak  sama  setelah  dilakukan  transformasi  data  maka
dilakukan  uji  non  parametrik  yaitu  Kruskal-Wallis.  Bila  data  menunjukkan bermakna  baik  dengan  One  Way  Anova  ataupun  Kruskal-Wallis  maka  dilakukan
analisis Post Hoc. Jumlah spermatozoaml = N x P x 0,05 x 10
6
28
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil  penelitian  mengenai  efek  vitamin  C  terhadap  jumlah  spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rerata jumlah spermatozoa
Kelompok uji N
Rerata jumlah spermatozoa jutaml X ± SE
K1 5
178 ± 32,56 K2
5 44 ± 5,9
K3 5
111 ± 13,03
Keterangan : K1 = Normal ; K2 = Gentamisin ; K3 = Gentamisin dan Vitamin C
Berdasarkan    tabel  4.1  diperoleh  bahwa  kelompok  tanpa  perlakuan  yang hanya diberi pakan dan minum standar K1 memiliki rerata jumlah spermatozoa
lebih  tinggi  yaitu  178  ±  32,56  jutaml  dibandingkan  kelompok  2  K2  maupun kelompok 3 K3. Kelompok  yang diinduksi gentamisin  5 mgkgbbhari i.p  K2
didapatkan  rerata  jumlah  spermatozoa  44  ±  5,9  jutaml  yang  lebih  rendah dibandingkan K3 dan K1. K3 merupakan kelompok yang diinduksi gentamisin 5
mgkgbbhari  i.p  dan    vitamin  C  100  mgkgbbhari  i.p  didapatkan  rerata  jumlah spermatozoa 111 ± 13,3 jutaml.
Selanjutnya,  dilakukan  analisis  data  menggunakan  SPSS  16.00  for Windows. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk menunjukkan bahwa data
terdistribusi  normal  p0.05.  Namun  uji  varians  data  tidak  sama  selanjutnya dilakukan  transformasi  data.  Setelah  dilakukan  transformasi  data  didapatkan  p  =
0.140 menunjukkan varians data sama karena p0.05. Pada  uji  One  Way  Anova,  didapatkan    bahwa  p  =  0.000  artinya  adanya
perbedaan  jumlah  spermatozoa  yang  bermakna  pada  dua  kelompok.  Dengan analisis  Post  Hoc  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  kelompok  yang  memiliki
perbedaan jumlah spermatozoa adalah antara K1 dan K2 serta K2 dan K3, seperti tampak pada grafik 4.1 dan tabel 4.2.