13
Tabel 2.1. Etiologi infertilitas pria.
22,24
Masalah produksi spermatozoa
Infeksi Torsio
Panas Varikokel
Testis tidak turun Obat obatan seperti antibiotik
gentamisin, neomisin, dan tetrasiklin
Radiasi dan bahan kimia Masalah transpor
spermatozoa Infeksi
Masalah yang berhubungan
dengan prostat Vasektomi
Masalah ereksi dan ejakulasi Ejakulasi retrograd
Cedera tulang belakang Kerusakan syaraf
Operasi prostat
Masalah hormonal Tumor pituitari
Kekurangan FSHLH kongenital
Sumber : Andrology Australia, 2011 Konsensus Penanganan Infertilitas, 2013 “telah diolah
kembali”
2.3.2. Diagnosis
Diagnosis infertilitas pada pria dapat dilakukan dengan metode analisa semen.
23
Dalam analisa semen dilakukan penilaian terhadap kualitas spermatozoa diantaranya :
Jumlah spermatozoa Jumlah spermatozoa atau konsentrasi spermatozoa merupakan jumlah
spermatozo dalam unit per volume semen. Nilai normal jumlah spermatozoa adalah 20 jutaml.
24
14
a b
Gambar 2.9. Jumlah spermatozoa a normal; b menurun.
23
Sumber : Kumar K, Raju AB, 2011
Morfologi spermatozoa Morfologi spermatozoa dapat dinilai dengan melihat struktur spermatozoa
yaitu kepala, bagian tengah, dan ekor.
23
Gambar 2.10. Bentuk morfologi spermatozoa.
23
Sumber : Kumar K, Raju AB, 2011
Motilitas spermatozoa Motilitas spermatozoa dinilai dengan melihat progresivitas pergerakan
spermatozoa yang terbagi atas 4 klasifikasi, yaitu :
a b
c d
Gambar 2.11. Motilitas spermatozoa a Kelas 1; b Kelas 2; c Kelas 3; d Kelas 4.
23
Sumber : Kumar K, Raju AB, 2011
Kelas 1 : immotil spermatozoa.
Kelas 2 : spermatozoa tidak dapat bergerak maju.
15
Kelas 3 : spermatozoa dapat bergerak maju namun bergerak membelok.
Kelas 4 : spermatozoa bergerak cepat dan maju pada garis yang lurus.
23
2.4. Gentamisin
Gentamisin merupakan antibiotik spektrum luas golongan aminoglikosida yang berasal dari Micromonospora. Antibiotik ini efektif dalam mengobati
penyakit akibat bakteri gram negatif aerob serta lebih banyak digunakan karena harganya yang relatif murah dan efek yang lama.
25
Gentamisin terdiri dari tiga komponen kompleks yaitu C1, C2, dan C1a. Gentamisin memiliki 2 gugus amino yang berikatan glikosidik dengan inti
heksosanya yaitu aminosiklitol 2-deoksistreptamin sehingga bersifat mudah larut dalam air.
25,26
Gambar 2.12. Struktur gentamisin. Gentamisin terdiri 3 komponen kompleks yaitu C1, C2, dan C1a.
26
Sumber : MacNeil JD Cuerpo L
Gentamisin seperti obat golongan aminoglikosida lain bekerja dalam menghambat sintesis protein dan bersifat bakterisidal. Gentamisin biasanya
dikombinasikan dengan penisilin atau sefalosporin dalam melawan infeksi gram negatif khususnya Klebsiella, Pseudomonas aeruginosa, atau Enterobacter.
27
Gentamisin dapat diberikan pada pasien dengan infeksi saluran kemih, pneumonia, atau sepsis. Adapun pemberian gentamisin ini dapat diberikan secara