Pesawat telepon jenis DTMF Dual Tone Multy Frequency Telepon Nirkabel Cordless Phone

2.10.1 Pesawat telepon jenis DTMF Dual Tone Multy Frequency

Pada pesawat telepon jenis tone saat menekan tombol yang dituju dihasilkan nada dengan frekuensi ganda yang berbeda yang disebut dengan sinyal DTMF Dual Tone Multi frekuensi. Pada rekomendasi No. Q23 ini ada 2 group sinyal, yaitu Low-Band Frequency dan High-Band Frequency. Hubungan tombol dan frekuensi sinyal DTMF ini ditunjukkan pada table 2.4 FREKUENSIHZ TOMBOL RENDAH TINGGI 1 697 1209 2 697 1336 3 697 1477 4 770 1209 5 770 1336 6 770 1477 7 852 1209 8 852 1336 9 852 1477 0 941 1336 941 1209 941 1477 A 697 1633 B 770 1633 Universitas Sumatera Utara C 852 1633 D 941 1633 Tabel 2.3 Tombol dan sinyal DTMF yang dihasilkan Tanpa DTMF decoder, mikrokontroler bakal kesulitan mengidentifikasi angka 0 yang dikirim dari telepon. Padahal angka 0 berarti perintah untuk mencari status hidup dan mati alat listrik. DTMF decoder menggunakan seri terkenal IC MT8870 mencoba mengidentifikasi-nya berdasarkan besaran frekuensi. Setiap angka, dari 0 hingga 7 memiliki besaran frekuensi tersendiri, dan setiap frekuensi mengandung perintah tersendiri.

2.10.2 Telepon Nirkabel Cordless Phone

Telepon nirkabel merupakan kombinasi telepon dan radio pemancarpenerima. Masalah utama pada telepon nirkabel yang tidak ditemui pada telepon biasa: 1. Jarak handset dengan base. 2. Kualitas suara yang dipengaruhi oleh jarak sinyal radio informasi dipancarkan dan interferensi. 3. Keamanan pembicaraan, dimana sinyal radio handset ke base sebagai penerima dipancarkan melalui udara terbuka sehingga memungkinkan untuk disadap oleh telepon nirkabel yang lain atau oleh scanner radio. Pada teknologi analog yang lazim digunakan pada telepon nirkabel dengan model yang berharga murah cenderung sinyalanalognya lebih banyak noise atau mudah terinterferensi sehingga mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Dan lagi, sinyal analog mudah disadap dan diterjemahkan oleh scanner radio. Sedangkan teknologi digital memberikan suara yang jernih. Selanjutnya, pada sinyal digital pembicaraan lebih terjamin. Pada tahun 1995, DSS Digital Spread Sprectum Universitas Sumatera Utara diperkenalkan pada telepon nirkabel yang membuatnya hampir tidak mungkin pembicaraan dapat disadap oleh orang lain. Telepon nirkabel mempunyai dua bagian utama yaitu base dan handset: a. Base dimana saluran telepon dapat disambungkan. Base menerima panggilan masuk dalam bentuk sinyal listrik lewat saluran telepon, kemudian diubah menjadi sinyal radio dan dipancarkan. b. Handset, menerima sinyal radio dari base, lalu mengubahnya menjadi sinyal listrik dan mengirimkannya ke speaker, dimana sinyal listrik telah diubah menjadi suara. Ketika pelanggan pemanggil berbicara pada handset, ia memancarkan sinyal suara yang telah dikonversikan ke sinyal listrik oleh base dan saluran telepon mengirimkannya ke pelanggan yang dipanggil. Base dan handset beroperasi pada suatu pasangan frekuensi yang diperkenankan kepada pelanggan untuk berbicara dan mendengar pada waktu yang bersamaan disebut frekuensi duplex. Salah satu contoh telepon nirkabel yaitu GE General Electric yang dibuat pada tahun 1993 dan beroperasi di lebar pita 43-50 MHz.

2.11 Mikrokontroler AT89S52