Untuk menghasilkan arus output yang lebih besar digunakan photo transistor darlington yang terdiri dari photo transistor yang dihubungkan secara darlington dengan
transistor lain.
2.5 BUZZER
Buzzer merupakan suatu komponen yang dapat menghasilkan suara yang mana apabila diberi tegangan pada input komponen, maka akan bekerja sesuai dengan karakteristik
dari alarm yang digunakan. Dalam pembuatan proyek tugas akhir ini, penulis menggunakan “Buzzer” sebagai informasi suara. Hal ini dikarenakan karakteristik dari komponen yang
mudah untuk diaplikasikan dan suara yang dihasilkan relatif kuat. Buzzer merupakan sebuah komponen elektronik yang dapat mengkonversikan energi
listrik menjadi suara yang di dalamnya terkandung sebuah osilator internal untuk menghasilkan suara dan pada buzzer osilator yang digunakan biasanya diset pada frekuensi
kerja sebesar 400 Hz. Dalam penggunaannya dalam rangkaian, buzzer dapat digunakan pada tegangan
sebesar antara 6V sampai 12V dan dengan tipical arus sebesar 25 mA. Pada gambar 2.11 dapat dilihat simbol dari komponen buzzer.
Gambar 2.6 Simbol Buzzer
2.6 Relay
Relay adalah suatu rangkaian switching magnetik yang bekerja bila mendapat catu dari rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus dipenuhi output
rangkaian pendrivernyapengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah arus DC.
Universitas Sumatera Utara
Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat coil yang dililitkan pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan arus, inti besi lunak menghasilkan medan magnet
dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya tarik magnet sehingga berpindah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus
mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan kembali ke posisi semula yaitu normally-off, bila tidak ada lagi arus yag mengalir padanya. Posisi normal relay tergantung pada jenis relay
yang digunakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada keadaan yang diinginkan dalam suatu rangkaiansistem.
Menurut kerjanya relay dapat dibedakan menjadi: - Normaly Open NO; saklar akan tertutup bila dialiri arus.
- Normaly Close NC; saklar akan terbuka bila dialiri arus. - Change OverCO; relay ini mempunyai saklar tunggal yang normalnya tertutup yang
mana bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal A, sebaliknya bila kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal B.
Analogi rangkaian relay yang digunakan adalah saat basis transistor ini dialiri arus maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat menghubungkan arus dari kolektor ke
emiter yang mengakibatkan relay terhubung. Sedangkan fungsi dioda disini adalah untuk melindungi transistor dari tegangan induksi yang bisa mencapai 100 sampai 150 volt dimana
tegangan ini dapat merusak transistor.
Gambar 2.7 a Simbol Relay b relay dalam rangkaian
Universitas Sumatera Utara
2.7
Buffer 74LS245
IC ini adalah chip yang dirancang untuk komunikasi dua arah antara data bus yaitu untuk mengirimkan data dari bus A ke bus B atau dari bus B ke bus A, yang dikendalikan
oleh masukan Direction DIR. Sedangkan input enable G berfungsi untuk menyekat data disable.
IC 74LS245 ini mempunyai 20 buah pin. Adapun konfigurasi pinnya adalah sebagai berikut:
D IR A 1
A 2 A 3
A 4 A 5
A 6 A 7
A 8 G N D
V C C B 1
B 2 B 3
B 4 B 5
B 6 B 7
A 2 G
Gambar 2.8 Pin diagram IC 74LS245 Rangakain internal dan tabel kebenaran dari IC ini diperlihatkan pada gambar di
bawah ini :
G DIR OPERASI
1 1
X Data B ke bus A
Data A ke bus B Disable
Tabel 2.1 Tabel kebenaran IC 74245 X = logika 0 atau logika 1.
Universitas Sumatera Utara
Tranceiver bus berdelapan ini sudah dirancang untuk komunikasi dua arah tak sinkron antara bus-bus data. Peranti pun memungkinkan transmisi data dari bus A ke bus B atau dari
bus B ke bus A, tergantung dari taraf logika di jalan masuk kemudi arah DIR. Jalan masuk enabel G dapat dipakai untuk melumpuhkan peranti hingga bus-bus secara efektif tersekat.
Buffer juga membenarkan nilai tegangan input TTL. Untuk lebih lengkapnya pada gambar 2.8 ditunjukkan diagram rangkaian dari IC 74 LS245.
ENABLE G 19 DIR 1
A8 9 A7 8
A6 7 A5 6
A4 5 A3 4
A2 3 A1 2
B1 18 B2 17
B3 16 B4 15
B5 14 B6 13
B7 12 B8 11
Gambar 2.9 Rangkaian internal IC 74245.
2.8
Opto Coupler
Opto coupler adalah merupakan komponen elektronik opto isolator yang terdiri dari pemancar cahaya atau emitter yang mengkopel secara optik terhadap photo detector melalui
media yang terisolasi. Pemancar cahaya dapat berupa penerang lampu ataupun LED. Media isolasi berupa udara, plastik, gelas atau fiber. Sedangkan photo detector dapat berupa photo
konduktor, photo dioda, photo transistor, photo SCR atau rangkaian photo diodaamplifier. Mengenai pengontrolan pemancaran cahaya dan photo detector memungkinkan pemindahan
informasi dari suatu rangkaian yang mengandung pemancar cahaya ke rangkaian yang mengandung photo detector. Informasi dilewatkan secara optik melintasi celah isolasi yang
perpindahannya memiliki system satu arah sehingga photo detector tidak mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
rangkaian input. Isolasi optik mencegah adanya interaksi ataupun kerusakan rangkaian input yang disebabkan oleh perbedaan tegangan yang relatif tinggi terhadap rangkaian output.
Bentuk fisik dari kemasan optocoupler 4N25 terdiri dari 6 pin atau kemasan dual- inline. Konfigurasi ini pin 1 dan 2 umumnya dihubungkan ke pemancar cahaya, sedangkan
pin 4,5 dan 6 dihubungkan ke photo detector.
1
4N25
4 5
6
3 2
Gbr 2.10 Rangkaian Optocoupler Opto coupler dirancang untuk menggantikan fungsi saklar mekanis dan pengubahan
pulsa secara fungsional opto coupler sama dengan pasangan relay mekanis karena suatu isolasi tingkat tinggi diantara terminal input dan outputnya.Beberapa keunggulan opto
coupler komponen solid statetadalah: - Kecepatan operasi lebih cepat
- Ukuran kecil - Tidak mudah dipengaruhi getaran dan goncangan
- Respon frekuensi - Tidak ada bounce
Kompatible dengan banyak rangkaian –rangkaian logika dan mikroprosesor
Universitas Sumatera Utara
2.9 IC MT 8870 Tone Decoder