Disamping itu mikrokontroler juga akan membaca sinyal keluaran yang dihasilkan oleh sensor dan menterjemahkannya serta mengekskusinya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 3.1
Saluran buatan Deteksi Hook
Tone decoder
Sentral telepon
Sensor halang Sensor LDR
Mikro kontroler
AT89S52 Driver
Relay
TV
Driver Relay
Lampu
Alarm Driver
Relay
Limit switch
Gbr 3.1 Diagram Blok sistem
3.2 SPESIFIKASI SISTEM
3.2.1 Sistem Minimum AT89S52
System minimum adalah rangkaian minimum microcontroller dan memerlukan komponen tambahan untuk mendukung rangkaian ini dapat bekerja. System minimum
AT89S52 termasuk system yang sangat sedikit menggunakan komponen, hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor keramik, 1 buah resistor dan sebuah crystal. Berikut gambar rangkaian
system minimum AT 89S52 :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Sistem Minimum AT89S52 Nilai Crystal dalam rangkaian sistem minimum diatas adalah 12 MHz yang
berpengaruh pada kecepatan pelaksanaan instruksi persiklus, Pada pin reset di buat rangkaian Power On Reset agar pada saat catu data di aktifkan maka reset akan aktif, rangkaian ini
menggunakan kapasitor dan sebuah resistor. Catu daya yang digunakan harus berkisar 4.75V sampai dengan 5.25 Volt. Rangkaian diatas sudah dapat bekerja jika program telah
dimasukkan kedalam mikrokontroller AT89S52 melalui peralatan khusus yang dirancang untuk itu.
3.2.2 Saluran Buatan
Saluran buatan di sini berfungsi untuk memberi tegangan catu daya pada pesawat telepon agar pesawat telepon dapat membangkitkan sinyal DTMF pada saat tombol keypad di
tekan. Rangkaian saluran buatan ini sangat sederhana yaitu dengan memberi tegangan catu 12 Volt di tambah tahanan 1K. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar 3.3 saluran buatan
Universitas Sumatera Utara
Jika rangkaian di atas di hubungkan dengan pesawat telephone maka pada saat gagang telepon di letakkan maka tegangan pada titik out berkisar 12 Volt sedangkana pada saat
gagang telepon di angkat maka tegangan pada titik out akan berkisar 6 Volt, perbedaan tegangan ini nantinya akan di manfaatkan oleh rangkaian deteksi hook untuk menentukan
posisi gagang pesawat telepon. Saluran buatan juga dapat dimanfaatkan oleh rangkaian tone decoder agar mengetahui tombol mana yang ditekan.
3.2.3 Deteksi Hook
Rangkaian pendeteksi gagang telepon akan mendeteksi letak gagang telepon diangkat atau diletakkan. Rangkaian ini dihubungkan langsung ke saluran telepon mengingat
rangkaian ini tugasnya memantau tegangan searah di saluran telepon. Saat gagang telepon tidak diangkat tegangan searah di saluran telepon bisa mencapat 48 Volt, tegangan tersebut
turun menjadi sekitar 6 Volt begitu gagang telepon diangkat.
Gambar 3.4 Rangkaian deteksi hook Dipakai diode bridge untuk memudahkan pemasangan kabel antara alat ini dan sistem
telepon kabel bisa dipasang terbalik, Resistor digunakan untuk menghambat arus yang keluar dari dioda yang terhubung pada line telkom agar tidak merusak Led yang ada didalam
optocoupler, diode Zener 12 V dipakai untuk mendeteksi tegangan searah dan juga pengatur tegangan Voltage Regulator untuk mempertahankan tegangan yang konstan dan juga tidak
tergantung pada perubahan arus beban, saat gagang telepon diangkat tegangan saluran yang
Universitas Sumatera Utara
hanya sekitar 6 Volt tidak akan mampu menembus diode Zener yang dipasang secara berlawanan arah, sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui diode di dalam Opto Isolator
4N25 akibatnya transistor dalam 4n25 tidak mengalirkan arus dan tegangan out menjadi ‘1’ lewat tahanan 4K7. Tegangan saluran telepon yang 48 Volt pada saat gagang tidak diangkat
akan mengakibatkan transistor dalam 4n25 mengalirkan arus dan tegangan output menjadi ‘0’.
Saat gagang telepon diangkat, tegangan out berubah dari ‘0’ menjadi ‘1’, perubahan tegangan ini merupakan sinyal pemberi tahu kepada mikrokontroler bahwa gagang telephone
sudah di angkat.
3.2.4 Tone Decoder