20
D. Tehnik Pengendalian Kualitas
Ruang lingkup pengendalian kualitas sangat luas, karena semua pengaruh terhadap kualitas harus dimasukkan dan diperhatikan. Menurut
Assauri 2004:210, secara garis besar pengawasan mutu atau pengendalian kualitas dapat dikelompokkan ke dalam dua tingkatan, yaitu:
1. Pengawasan selama pengolahan proses Cara-cara pengawasan mutu yang berkenaan dengan proses
yang teratur. Contoh-contoh atau sampel diambil pada jarak waktu yang sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik
untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat
diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali. Perlu di ingat bahwa pengawasan dari proses haruslah berurutan
dan teratur. Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses, mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti
dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan
digunakan untuk proses.
21
2. Pengawasan atas barang hasil yang telah di selesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan mutu dalam tingkat-
tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun tercampur dengan
hasil yang baik. Untuk menjaga supaya hasil barang yang cukup baik atau yang paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari
pabrik sampai ke konsumenpembeli, maka diperlukan adanya pengawasan atas barang hasil akhir produk selesai. Adanya
pengawasan seperti ini tidak dapat mengadakan perbaikan dengan segera.
Dalam penelitian ini, menekankan pada pengawasan atau pengendalian kualitas pada produk akhir saja. Dimana produk
akhir yang dihasilkan diperiksa untuk memastikan apakah produk akhir tersebut telah sesuai dengan standar yang di tetapkan.
Setelah itu dilakukan pengidentifikasian, apabila produk akhir tersebut sudah sesuai dengan standar maka dilanjutkan ke tahap
selanjutnya yaitu tahap pelabelan dan pengemasanpackaging dan siap untuk di distribusikan. Namun apabila produk akhir
tersebut tidak sesuai dengan standar maka dilakukan tahapan penanganan, pertama dilakukan pengidentifikasian dengan
menggunakan peta kendali control chart, diagram pareto, dan menelusuri penyebabnya dengan menggunakan diagram sebab
akibat fishbone chart .
22
E. Analisis c-chart
Peta kendali atau control chart merupakan suatu tehnik yang digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam
pengendalian kualitas secara statistik atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali
menunjukan adanya perubahan data dari waktu ke waktu. Tetapi tidak menunjukan penyebab penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan
terlihat pada peta kendali. Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya
penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali Ariani, 2005 : 140
1. Menentukan garis pusat center line
dimana : = rata
– rata jumlah cacat
= jumlah produk rusak