Hasil Penelitian. 1. Gambaran Tentang Satuan Binmas Polres Salatiga.
30
B. Hasil Penelitian. B.1. Gambaran Tentang Satuan Binmas Polres Salatiga.
a. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Binmas. Adapun tugas pokok dan fungsi Satuan Binmas adalah :
1 Satuan Binmas bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat
yang meliputi kegiatan penyuluhan masyarakat, pemberdayaan Perpolisian Masyarakat Polmas, melaksanakan koordinasi,
pengawasan dan pembinaan terhadap bentuk-bentuk pengamanan swakarsa Pam Swakarsa. Kepolisian khusus Polsus, serta
kegiatan kerja sama dengan organisasi, lembaga, instansi, danatau tokoh masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan ketaatan
masyarakat terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang- undangan serta terpeliharanya keamanan
dan ketertiban masyarakat.
2 Dalam melaksanakan tugas Satuan Binmas menyelenggarakan
fungsi : a
Pembinaan dan
pengembangan bentuk-bentuk
pengamanan swakarsa
dalam rangka
peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
31
b Pengembangan peran serta masyarakat dalam pembinaan
keamanan, ketertiban dan perwujudan kerjasama Polres dengan masyarakat;
c Pembinaan dibidang ketertiban masyarakat terhadap
komponen masyarakat, antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak;
d Pembinaan teknis pengkoordinasian dan pengawasan
Polsus serta Satuan Pengamanan Satpam; e
Pemberdayaan kegiatan
Polres yang
meliputi pengembangan kemitraan dan kerjasama antara Polres dan
masyarakat, organisasi, lembaga, instansi, danatau tokoh masyarakat.
3 Satuan Binmas dipimpin oleh Kasat Binmas yang bertanggung
jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolres.
4 Kasat Binmas dalam melaksanakan tugas dibantu oleh :
a Kaur Bin Ops.
Urusan pembinaan operasional Urbinopsral yang bertugas melakukan pembinaan administrasi dibidang
operasional, ketertiban masyarakat, Pam Swakarsa dan Polmas serta melaksanakan anev atas pelaksanaan tugas
pembinaan masyarakat di lingkungan Polres; dan b
Kaur Mintu.
32
Urusan administrasi dan ketatausahaan Urmirtu yang bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi dan
ketatausahaan; c
Kanit Bin Polmas. Unit Perpolisian Masyarakat Unitbinpolmas yang
bertugas pembinaan dan mengembangkan kemampuan peran serta masyarakat melalui Polmas dalam rangka
menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat;
d Kanit Bin Kamsa.
Unit Pembinaan Ketertiban Masyarakat Unitbintibmas yang bertugas melakukan pembinaan dibidang ketertiban
masyarakat terhadap komponen masyarakat antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak;
e Kanit Bin Tibmas.
Unit Pembinaan Keamanan Masyarakat Unitbinkamsa yang bertugas melakukan pembinaan dan mengembangkan
bentuk-bentuk Pam Swakarsa dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan
ketentuan perundang-undangan
serta melakukan
33
pembinaan teknis, pengkoordinasian dan pengawasan Polsus dan Satpam.
38
38
Diperoleh dari Data Primer Sat Binmas Polres Salatiga tanggal 11 September 2015.
34
b. Gambaran Tentang Struktur Organisasi Satuan Binmas Polres Salatiga.
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN BINMAS POLRES SALATIGA
Sumber : Data Primer Satuan Binmas Polres Salatiga11-9-2015.
KAPOLRES AKBP YUDO HERMANTO
WAKAPOLRES KOMPOL IWAN IRMAWAN
KASAT BINMAS AKP DIDIK BUDIONO
KAUR MINTU AIPTU SRI KATI
KAUR BIN OPS
BAMIN BRIPDA MEDINA
CHANDRA BANUM
PENGDA HARJANTA
BANUM
KANIT BIN POLMAS AIPTU TRY
WIBOWO KANIT BIN TIBMAS
AIPTU SUBNANDAR KANIT BIN KAMSA
AIPTU SUGIYONO
BAMIN BRIPKA
SUMINI BANIT
BANIT BANIT
BAMIN BANIT
AIPTU DWI SASMINARY
OTO BANIT
BANIT BAMIN
BRIGADIR MASRUH
BANIT
BANIT
BANIT
35
B.2. Gambaran Tentang Kasus Tawuran Di Kota Salatiga.
a. Gambaran Tindak Pidana Tawuran Antar Pelajar Di Kota Salatiga.
39
Kota Salatiga merupakan sebuah kota yang bisa disebut sebagai kota pelajar. Hal ini dikarenakan di Kota Salatiga terdapat fasilitas pendidikan yang
lengkap, dari tingkat Play Group, TK, SD, SMP, SMASMK, dan Universitas. Sehingga terdapat banyak pelajar di kota tersebut. Dengan banyaknya pelajar,
maka dapat mengakibatkan seringnya terjadi gesekan antar pelajar tersebut dengan berbagai alasan. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya aksi
tawuran di antara pelajar tersebut. Menurut Kasat Binmas Polres Salatiga, pada tahun ini sudah terjadi total
tiga kali aksi tawuran, baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dari total tiga kasus tersebut dua diantaranya merupakan kasus dimana aksi tawuran
tersebut belum sempat terjadi, karena para pelajar yang akan melakukan aksinya sudah terlebih dulu tertangkap lewat tindakan razia yang dilakukan
jajaran Satuan Binmas Polres Salatiga. Sedangkan satu kasus aksi tawuran dimana sudah terjadi tawuran atau baku hantam antara para pelaku. Aksi
tawuran tersebut polisi tidak berhasil menangkap para pelaku, karena para pelaku berhasil kabur ketika aparat kepolisian Polres Salatiga dating ke lokasi
tawuran.
39
Hasil Wawancara Dengan AKP Didik Budiono, Kasat BinMas Polres Salatiga Tanggal 11 September 2015.
36
Pada kasus pertama yang ditangani oleh pihak Satuan Binmas Polres Salatiga, aksi tawuran tersebut terjadi pada Selasa 20 januari 2015. Para pelajar
yang berhasil diamankan oleh pihak kepolisian berjumlah kurang lebih 79 orang pelajar. Beberapa diantaranya merupakan pelajar perempuan. Dari para
pelajar yang diamankan, terdapat pula beberapa pelajar yang membawa senjata tajam. Para pelajar tersebut tidak hanya berasal dari beberapa sekolah yang ada
di Salatiga, tetapi juga dari beberapa sekolah di luar Salatiga. Alasan mereka akan melakukan aksi tawuran tersebut, karena mendapat berita bahwa SMK
Kristen sedang melaksanakan hari jadinya. Dari hasil penangkapan terhadap para pelajar yang diamankan oleh Polres
Salatiga, para pelajar yang tidak kedapatan membawa senjata tajam terpaksa menginap semalam di Polres Salatiga. Selama proses menginap dan menunggu
pihak sekolah ataupun orang tua yang bersangkutan datang mengambil para pelajar tersebut, para pelajar diberikan hukuman berupa latihan fisik di
lapangan Polres Salatiga. Latihan fisik tersebut berupa baris-berbaris, lari keliling lapangan, push up, skot jump, dll.
Bagi para pelajar yang tertangkap dan tidak terbukti membawa senjata tajam setelah semalam menginap dan mendapat latihan fisik, harus membuat
surat pernyataan lalu dikembalikan kepada pihak sekolah masing-masing. Sedangkan para pelajar yang kedapatan membawa senjata tajam berjumlah 11
orang, yang kemudian diproses oleh pihak Satuan Reskrim Polres Salatiga. Para pelajar tersebut terpaksa bermalam lebih lama di Polres Salatiga dan harus tidur
37
di sel tahanan Polres Salatiga selama kurang lebih empat sampai lima hari untuk pengembangan kasus membawa senjata tajam oleh penyidik.
Berdasarkan proses yang dilakukan oleh penyidik Sat Reskrim Polres Salatiga, para pelajar yang kedapatan membawa senjata tajam dapat dikenakan
Undang-undang Darurat No. 121951 Tentang Senjata Tajam dan penghasutan sesuai Pasal 160 KUHP yang berbunyi “Barang siapa di muka umum dengan
lisan atau tulisan menghasut supaya melakukan perbuatan pidana, melakukan kekerasan terhadap penguasa umum atau tidak menuruti baik ketentuan
undang-undang maupun perintah jabatan yang diberikan berdasar ketentuan undang-undang, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. ”
40
Akan tetapi, para pelajar tersebut kemudian diberikan penangguhan penahanan oleh penyidik.
Hal ini karena, pihak sekolah maupun orang tua dari para pelaku mau memberikan jaminan pembebasan. Selain itu, pihak penyidikpun juga memiliki
pikiran bahwa para pelaku masih di bawah umur sehingga tidak perlu diproses sampai ke tingkat pengadilan. Para pelaku dibebaskan dengan syarat wajib
lapor selama 3 bulan ke Polres Salatiga dan membuat surat pernyataan.
41
Akibat dari kasus tawuran tersebut, ditempat para pelajar tersebut berkumpul atau bergerombol warga sekitar merasa terganggu dan merasa
40
Buku II-Kejahatan Bab V Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
41
Hasil wawancara dengan Kasat Reskrim Polres Salatiga pada 8 April 2015.
38
kurang aman. Akan tetapi, aksi tawuran tersebut tidak mengakibatkan korban maupun kerusakan.
Pada Kasus tawuran kedua terjadi pada 7 September 2015, dalam aksi tawuran tersebut sudah terjadi aksi saling lempar batu oleh para pelajar yang
terlibat. Aksi tawuran tersebut melibatkan para pelajar dari SMK Saraswati, SMK Kristen, dan SMK Muhammadiyah. Akibat kalah jumlah para pelajar dari
SMK Kristen dan SMK Muhammadiyah kabur ke perkampungan warga sekitar Kauman. Aksi tawuran tersebut terjadi dikarenakan para pelajar dari SMK
Saraswati tidak terima atas pengeroyokan salah satu teman mereka yang diduga dilakukan oleh para pelajar SMK Kristen dan SMK Muhammadiyah. Sehingga
para pelajar SMK Saraswati pergi untuk menyerang para pelajar SMK Kristen dan SMK Muhammadiyah. Kedua SMK tersebut yang mendapat kabar
penyerangan SMK Saraswati, akhirnya mencegat dan melempar batu kea rah bis yang ditumpangi oleh para pelajar SMK Sarasati, yang kemudian dibalas
lemparan Batu oleh para pelajar SMK Saraswati. Dari aksi tawuran tersebut jajaran Polres Salatiga berhasil mengamankan
39 orang pelajar dari ketiga SMK tersebut. Masing-masing 31 orang dari SMK Saraswati, 2 orang dari SMK Kristen, dan 6 orang dari SMK Muhammadiyah.
Para pelajar yang tertangkap tersebut akan didata untuk diberikan pembinaan, kemudian menandatangani surat pernyataan dan disaksikan Kepala Sekolah
masing-masing.
39
Akibat aksi tawuran tersebut terdapat beberapa pelajar yang mengalami luka ringan, serta pecahnya kaca bis yang ditumpangi para pelajar SMK
Saraswati. Untuk kasus tawuran ketiga Satuan Binmas Polres Salatiga belum bisa
memberikan keterangan, dikarenakan pada kasus tawuran ini, pada saat sebelum jajaran polisi Polres Salatiga sampai di lokasi kejadian para pelaku
aksi tawuran sudah terlanjur melarikan diri. Tetapi petugas berhasil mengamankan kendaraan bermotor yang diduga milik salah satu pelaku
tawuran. Aksi tawuran ini terjadi beberapa hari setelah aksi tawuran antara para pelajar SMK di wilayah Kauman.
42
b. Gambaran Tindak Pidana Tawuran Antara Mahasiswa Dengan Warga di Salatiga. Di Salatiga terdapat salah satu universitas swasta yang cukup terkenal,
yaitu Universitas Kristen Satya Wacana. Di UKSW terdapat banyak mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sehingga UKSW mendapat
julukan sebagai Indonesia mini karena memiliki mahasiswa dari Sabang sampai Merauke yang kuliah di dalamnya.
42
Didapat Dari Wawancara Dengan AKP Didik Budiono, Kasat BinMas Polres Salatiga pada 11 September 2015.
40
Karena banyaknya mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa yang memiliki perbedaan budaya dengan warga lokal, sehingga tidak jarang terjadi
perselisihan antara mahasiswa pendatang dengan warga sekitar UKSW. Berdasarkan Kasat Binmas Polres Salatiga, pada tahun ini terdapat dua
buah kasus tawuran yang melibatkan beberapa mahasiswa dengan warga sekitar UKSW. Kedua kasus tawuran tersebut semuanya terjadi di wilayah Kemiri
yang berada di belakang kampus UKSW. Pada kasus yang pertama, terjadi pada bulan Maret yang bertepatan
dengan hari wisuda para mahasiswa UKSW yang telah luluh perkuliahan. Kasus tawuran tersebut melibatkan beberapa orang mahasiswa dari Ambon
dengan warga Kemiri 1 Salatiga. Kejadiannya bermula ketika para mahasiswa Ambon tersebut merayakan kelulusan salah satu teman mereka dengan
mengadakan pesta minum-minum miras. Ketika para mahasiswa tersebut telah mabuk akibat pengaruh miras yang mereka minum, mereka mulai berbuat onar
dengan berteriak- teriak di depan kos mereka. Warga yang merasa terganggu berusaha menegur mereka agar tidak membuat keributan. Akan tetapi, para
mahasiswa yang telah terkena pengaruh alcohol merasa tidak terima dengan teguran warga tersebut. Sehingga terjadi adu mulut yang berakhir dengan
pemukulan terhadap salah satu warga yang menegur tadi. Warga yang terkena pukulan tersebut langsung pergi dari lokasi dan
berusaha mengumpulkan warga sekitar untuk memberikan pelajaran terhadap
41
para mahasiswa tersebut. Akhirnya terjadilah aksi tawuran, para mahasiswa yang kalah jumlah menjadi bulan-bulanan warga sebelum akhirnya jajaran
Polres Salatiga datang ke lokasi dan mengamankan para mahasiswa yang dihajar oleh warga tersebut. Pada kejadian tersebut polisi mengamankan para
mahasiswa Ambon yang mabuk dan dibawa ke Polres Salatiga. Para mahasiswa yang diamankan tersebut kemudian diproses oleh pihak
penyidik Sat Reskrim Polres Salatiga dan dapat dikenakan kejahatan terhadap ketertiban umum Pasal 170 ayat 1 KUHP yang berbunyi “Barang siapa
dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan. ”
43
Akan tetapi, kasus inipun tidak sampai ke pengadilan. Hal ini karena tokoh adat Ambon yang ada di Salatiga menemui Kapolres
Salatiga dan meminta untuk membebaskan para mahasiswa yang diamankan tersebut. Kemudian meminta Kapolres Salatiga memediasi para mahasiswa
Ambon tersebut dengan warga Kemiri 1 Salatiga untuk berdamai.
44
Akibat dari kasus tawuran tersebut, beberapa orang dari dua pihak mengalami luka ringan tanpa terjadi kerusakan pada lingkungan sekitar tempat
kejadian. Pada kasus kedua memiliki kesamaan kejadian dengan kasus pertama
diatas. Menurut Kasat Binmas kejadian tawuran tersebut terjadi antara beberapa
43
Lihat Pasal 170 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
44
Hasil Wawancara Dengan AKP Didik budiono, Kasat Binmas Polres Salatiga pada 11 September 2015.
42
mahasiswa Papua dengan warga Kemiri 2 Salatiga. Alasan kejadian tersebut akibat minum-minuman keras yang diminum oleh mahasiswa Papua yang
kemudian membuat keributan dan menantang berkelahi beberapa warga yang sedang lewat di depan tempat para mahasiswa Papua tersebut berkumpul.
Pada saat polisi tiba ditempat kejadian, kemudian langsung mengamankan para mahasiswa Papua yang sedang dalam pengaruh alcohol
tersebut ke Polres salatiga. Menurut penyidik Sat Reskrim Polres Salatiga para Mahasiswa tersebut dapat dikenakan penghasutan sesuai Pasal 160 KUHP yang
berbunyi “Barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menghasut supaya melakukan perbuatan pidana, melakukan kekerasan terhadap penguasa
umum atau tidak menuruti baik ketentuan undang-undang maupun perintah jabatan yang diberikan berdasar ketentuan undang-undang, diancam dengan
pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
”
45
Serta kejahatan terhadap ketertiban umum Pasal 170 ayat 1 KUHP yang berbunyi “Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
”
46
Akan tetapi, kasus tersebut juga tidak sampai ke pengadilan, karena tokoh adat Papua di
45
Buku II-Kejahatan Bab V Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
46
Lihat Pasal 170 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
43
Salatiga meminta Kapolres Salatiga untuk memediasi Para mahasiswa tersebut dengan warga Kemiri 2 Salatiga.
Akibat kejadian tersebut ada beberapa mahasiswa Papua yang terlibat tawuran tersebut mengalami luka ringan.
c. Gambaran Tindak Pidana Tawuran Antara Warga Dengan Warga Di Salatiga. Salatiga memiliki empat kecamatan dengan puluhan desa. Sampai saat ini
Kota Salatiga memiliki kondisi keamanan yang kondusif. Terutama jarang terjadinya kasus tawuran antar warga di Salatiga.
Menurut Kasat Binmas Polres Salatiga, selama ini di Salatiga tidak pernah terjadi kasus tawuran yang melibatkan antara warga Salatiga. Hal ini
menggambarkan bahwa penduduk Salatiga memiliki rasa toleransi dan kecintaan serta kebanggaan terhadap Kota Salatiga, sehingga mereka tidak
ingin merusak citra Kota Salatiga.
44
Dari gambaran-gambaran kasus tawuran di Kota Salatiga diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel I : Jumlah Kasus Tawuran Di Wilayah Hukum Polres Salatiga Tahun 2015
No.
Jenis Kasus Tawuran Jumlah Kasus Tawauran
Presentase Jumlah
Kasus Tawuran
1. Antar pelajar
3 kasus 60
2. Antara mahasiswa dengan warga
2 kasus 40
3. Antar warga
- -
Total 5 kasus
100 Sumber : Data Primer Sat Binmas Polres Salatiga.
45
B.3. Gambaran Tindakan Kepolisian Di Dalam Menanggulangi Tawuran Di Wilayah Hukum Polres Salatiga.
a. Tindakan Kepolisian Polres Salatiga Di Dalam Menanggulangi Tawuran Secara Preventif.
47
Di dalam menanggulangi masalah tawuran di Salatiga Satuan Binmas Polres Salatiga mempunyai beberapa cara yang telah disesuaikan dengan
prosedur yang ada pada kepolisian. Satuan Binmas Polres Salatiga menanggulangi tawuran secara preventif maupun secara represif.
Cara preventif sendiri memiliki arti sebuah cara atau upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah agar suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan terjadi. Di dalam menanggulangi tawuran antar pelajar Di salatiga secara
preventif, Satuan Binmas Polres Salatiga memiliki beberapa cara atau tindakan atau kegiatan sebagai berikut :
1. Satuan Binmas Polres Salatiga melakukan kegiatan pembinaan
terhadap para pelajar sekolah, kegiatan ini dilakukan oleh Sat Binmas Polres Salatiga di sekolah-sekolah yang para pelajarnya
memiliki potensi sebagai penyebab aksi tawuran dengan
47
Hasil Wawancara Dengan AKP Didik Budiono, Kasat BinMas Polres Salatiga Pada 11 September 2015.
46
berkoordinasi dengan dinas terkait serta kepala sekolah yang bersangkutan.
2. Satuan Binmas Polres Salatiga juga melakukan kegiatan
penyuluhan terhadap para pelajar mengenai sosialisasi kenakalan remaja di sekolah-sekolah yang berada di Salatiga dari tingkat
SMP sampai SMAMtsSMK. Kegiatan ini terselenggara berkat koordinasi pihak kepolisian dengan Dikbud Kota Salatiga serta
kepala sekolah yang bersangkuta. 3.
Anggota Satuan Binmas Polres Salatiga menjadi Pembina upacara di sekolah-sekolah di Salatiga dan memberikan himbauan ketika
berpidato sebagai Pembina upacara, agar para pelajar untuk menjauhi tindakan-tindakan yang termasuk kenakanlan remaja.
4. Satuan Binmas Polres Salatiga dengan bekerja sama dengan
jajaran kepolisian yang ada di Salatiga melakukan kegiatan patroli rutin ke tempat-tempat yang dianggap rawan tindak kejahatan
maupun ke tempat-tempat yang sering dijadikan tempat berkumpul.
5. Satuan Binmas Polres Salatiga juga menggelar kegiatan Saka
Bayangkara dengan tujuan untuk mengisi waktu luang para pelajar dengan kegiatan yang berguna, agar pikiran para pelajar tidak
menuju ke arah kegiatan yang negatif seperti tawuran. 6.
Satuan Binmas Polres Salatiga berkoordinasi dengan Dikpora menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler di
47
sekolah-sekolah dengan tujuan agar para pelajar dapat lebih berprestasi di berbagai jenis olahraga.
7. Satuan BinMas Polres Salatiga melakukan pertemuan-pertemuan
rutin dengan tokoh masyarakat, ketua tokoh etnis, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk membahas dan meminta peran serta aktif
agar dapat membantu kepolisian di dalam mencegah aksi tawuran di Salatiga.
8. Melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian di kota sekitar dan
kota lainnya untuk memantau dan bekerja sama di dalam mencegah aksi tawuran terutama tawuran antar pelajar.
48
Dari berbagai jenis agenda kegiatan yang diselenggarakan oleh Sat Binmas Polres Salatiga, diharapkan tingkat terjadinya aksi kenakalan remaja
terutama aksi tawuran dapat berkurang drastis. Dari hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, Sat Binmas Polres
Salatiga dianggap berhasil di dalam mengurangi tingkat aksi tawuran di Salatiga. Diharapkan kegiatan-kegiatan tersebut dapat terus dilaksanakan oleh
Sat Binmas agar aksi tawuran tidak ada lagi. Kemudian di dalam menanggulangi aksi tawuran antara mahasiswa
dengan warga sekitar, upaya preventif yang dilakukan oleh Sat Binmas Polres Salatiga berupa :
48
Hasil wawancara dengan Kasat Binmas Polres Salatiga pada 11 September 2015.
48
1. Melakukan kerjasama dengan para tokoh adat dari masing-masing
etnis yang ada di UKSW untuk menciptakan suasana yang kondusif di Kota Salatiga.
2. Mengadakan seminar dengan bekerjasama dengan pihak
universitas yang memiliki tujuan agar para mahasiswa dapat menjauhi aksi tawuran dan tindak kejahatan yang lain.
3. Mengundang para tokoh adat dan etnis untuk bersama-sama
membuat kesepakatan agar menjaga suasana yang kondusif di Salatiga.
49
Untuk upaya preventif Sat Binmas Polres Salatiga di dalam mencegah aksi tawuran antar warga dilakukan dengan membentuk kemitraan antara polisi
dengan masyarakat berupa pembentukan Polmas dan FKPM.
b. Tindakan Kepolisian Polres Salatiga Di Dalam Menanggulangi Tawuran Secara Represif.
Selain secara preventif yang bertujuan untuk mencegah terjadinya aksi tawuran. Sat Binmas Polres Salatiga juga memiliki upaya represif yang sesuai
dengan buku pedoman kepolisian. Upaya represif dilakukan bila sudah terjadi sebuah aksi tawuran.
49
Ibid.,
49
Dalam menanggulangi tawuran antar pelajar secara represif, Sat Binmas Polres Salatiga urutan proses yang dilakukannya di dalam mengatasi tindak
pidana tawuran, proses atau tindakannya sebagai berikut : 1.
Ketika terjadi aksi tawuran Sat Binmas beserta jajaran kepolisian Polres Salatiga melakukan tindakan penangkapan terhadap para
pelaku aksi tawuran, yang kemudian para pelaku yang tertangkap dibawa ke Polres Salatiga.
2. Setelah dibawa ke Polres Salatiga para pelaku tawuran akan didata
oleh anggota Sat Binmas Polres Salatiga. 3.
Setelah para pelaku tawuran didata, kemudian pihak Polres Salatiga memanggil pihak sekolah para pelaku serta orang tua
mereka. 4.
Sebelum dikembalikan kepada pihak sekolah atau orang tua yang bersangkutan, para pelaku diberi pengarahan atau pembinaan oleh
Sat Binmas Polres Salatiga. 5.
Setelah pihak sekolah dan orang tua para pelaku datang ke Polres Salatiga, para pelaku disuruh membuat surat pernyataan untuk
tidak mengulangi perbuatannya dan dibaca secara keras dengan disaksikan oleh pihak sekolah dan orang tua yang telah hadir.
50
Tindakan-tindakan di atas merupakan langkah-langkah yang diambil pihak kepolisian di dalam menanggulangi terjadinya aksi tawuran di wilayah
50
Hasil wawancara dengan Kasat Binmas Polres Salatiga pada 11 September 2015.
50
mereka masing-masing, tetapi tindakan-tindakan di atas merupakan langkah- langkah yang diambil oleh Sat Binmas Polres Salatiga ketika membubarkan
sebuah aksi tawuran di wilayah hukum Polres Salatiga. Kemudian di dalam mengambil langkah-langkah represif terhadap aksi
tawuran antara mahasiswa dengan warga sekitar, pihak Sat Binmas Polres Salatiga memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menangkap para pelaku aksi tawuran dan di bawa ke Polres
Salatiga. 2.
Di Polres Salatiga kemudian didata berdasarkan identitas asli para pelaku aksi tawuran yang ditangkap.
3. Bagi para pelaku yang dianggap sebagai faktor utama terjadinya
tawuran maka pihak kepolisian akan memproses pelaku tersebut, sedangkan yang tidak terbukti sebagai pembuat aksi tawuran akan
dilepaskan tetapi dengan syarat wajib lapor.
51
Bagi upaya represif bagi aksi tawuran antar warga, Polres Salatiga memberikan langkah-langkah yang sama dengan aksi tawuran antara
mahasiswa dengan warga sekitar.
51
Hasil wawancara dengan Kasat Binmas Polres Salatiga pada 11 September 2015.
51