Pengguna I Pengguna Rapotivi

23 tayangan via Rapotivi. Kesimpulan Rapotivi terkait hal ini bahwa selama ini publik sadar kalau tayangan televisi tidak sehat dan mengabaikan hak publik hanya saja publik tidak tahu hrs mengadukan ke mana dan lewat apa. Rapotivi juga memiliki sistem Reward atau penghargaan bagi para pengguna setianya. Bentuk dari penghargaan yang diberikan adalah pemberian status “guru” dan “kepala sekolah” Rapotivi kepada penulis yang memiliki intensitas pelaporan yang cukup banyak. Untuk setiap laporan yang lolos akan diberikan nilai 10 poin, bagi penulis yang telah mengumpulkan 100 poin akan mendap at predikat sebagai “guru tetap”. Akumulasi selanjutnya berdasarkan standart Rapotivi poin penulis terbanyak akan mendapat predikat “kepala sekolah”. Bagi penulis atau penggun ayang telah mendapatkan predikat “guru tetap” dan “kepala sekolah”, Rapotivi menyediakan souvenir berupa kenang – kenangan yang akan dikirimkan melalui paket kepada pengguna dimanapun ia berada di Indonesia.

4.2 Pengguna Rapotivi

Dalam pengaplikasiannya, Rapotivi menyediakan kolom nama penulis pelapor, nama pelapor tersebut akan tertera pada bagian bawah laporannya. Hal ini dimanfaatkan penulis untuk mencari sample secara random orang- orang yang telah melakukan pelaporan pelanggaran televisi melalui Rapotivi. Berikut beberapa hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis secara online chat dengan para pengguna.

4.2.1 Pengguna I

4.2.1.1 Latar Belakang Pengguna I Pengguna pertama bernama Dian Sukma Anindhita, laki-laki asal Kudus ini bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang tekhnologi. Saat penelitian ini dilakukan, Dian berusia 20 tahun. Latar belakang pendidikannya hingga jenjang SMK, namun karena intensitasnya yang cukup tinggi dalam memberikan laporan, Rapotivi telah memberinya penghargaan sebagai kepala sekolah 24 pertama Rapotivi, dan kepadanya juga telah diberikan kenang- kenangan. 4.2.1.2 Penilaian terhadap Tayangan Televisi Menurutnya Televisi sekarang lebih banyak mengarah pada program bersifat entertain atau hiburan daripada ke arah edukasi atau pendidikan, dan seringkali menimbulkan lebih banyak terpaan dampak negatif kepada penontonnya yang dinilai tidak seimbang dengan terpaan dampak positifnya. Dian memberi contoh di tahun 90an acara MTV Music Televisi sangat digemari remaja untuk melihat klip musik, sekarang acara musik lebih banyak diisi dengan konten humor dibandingkan musik itu sendiri. Berdasarkan pelaorpan yang pernah ia lakukan, pelanggaran yang paling sering adalah kekerasan, dan penayangan privasi seseorang. “Media di Indonesia harusnya lebih baik, menyiarkan konten yang mengedukasi masyarakat dan tidak memprovokasi. Menghadirkan lebih banyak siaran edukasi dibandingkan siaran hiburan seperti sinetron dll”, ujarnya. Menurutnya masyarakat Indonesia harus lebih selektif melihat siaran televisi dan jangan terprovokasi terhadap terpaan konten yang disajikan. Begitu pula dengan KPI, “ KPI harus tegas dalam memberi teguran terhadap siaran. Lembaga KPI saat ini adalah ujung tombak terhadap kualitas siaran itu sendiri. Kalo KPI lembek ya siaran Televisi menjadi sembarangan ”, ujarnya. 4.2.1.3 Mengetahui Rapotivi Intensitas Pelaporan Perkenalannya dengan Rapotivi hanya dari ketidaksengajaan iseng menemukan aplikasi ini di googleplay tahun 2015 lalu. Awalnya hanya coba –coba saja, tetapi lama kelamaan ia mengaku ketagihan menulis laporan di Rapotivi. Beberapa laporan yang pernah ditulis : program Katakan Putus ; Sinetron Ganteng –Ganteng Srigala ; Sinetron Anak Jalanan. Dian mengaku dalam satu hari 25 biasanya memberikan setidaknya 2 laporan pada Rapotivi. Ia juga tak tanggung tanggung turut membantu mempromosikan Rapotivi secara sukarela pada beberapa kesempatan. Ia pun merasa bangga menjadi penulis dan juga menjadi bagian dari Rapotivi.

4.2.2 Pengguna II

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rapotivi sebagai Wadah Diskursus Masyarakat dalam Pemahaman Melek Media T1 362012002 BAB I

0 4 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rapotivi sebagai Wadah Diskursus Masyarakat dalam Pemahaman Melek Media T1 362012002 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rapotivi sebagai Wadah Diskursus Masyarakat dalam Pemahaman Melek Media T1 362012002 BAB V

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rapotivi sebagai Wadah Diskursus Masyarakat dalam Pemahaman Melek Media T1 362012002 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rapotivi sebagai Wadah Diskursus Masyarakat dalam Pemahaman Melek Media

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rapotivi sebagai Wadah Diskursus Masyarakat dalam Pemahaman Melek Media

0 0 8

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kerajaan Gowa dalam Perniagaan Abad XVII T1 BAB IV

0 1 39

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konvergensi Media di Radio Sonora Semarang T1 BAB IV

0 1 13

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Buku Cerita Bergambar tentang Sejarah dan Keunikan Drumblek sebagai Media Komunikasi Massa T1 BAB IV

0 0 23

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persidangan Kematian Mirna Salihin dalam Bingkai Media Online: detik.comompas.com T1 BAB IV

0 1 12