PERANCANGAN LANSEKAP KAWASAN RUMAH SUSUN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG SEBAGAI LABORATORIUM PRAKTIKUM PERTANIAN

(1)

PERANCANGAN LANSEKAP KAWASAN RUMAH SUSUN

MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG SEBAGAI

LABORATORIUM PRAKTIKUM PERTANIAN

(Skripsi)

Oleh Ika Fatmasari

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

P

ERANCANGAN LANSEKAP KAWASAN RUMAH SUSUN

MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG SEBAGAI

LABORATORIUM PRAKTIKUM PERTANIAN

Oleh Ika Fatmasari

Unila telah membangun rumah susun sebagai fasilitas bagi mahasiswa baru yaitu Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa). Rusunawa yang telah dibangun ini belum memiliki perencanaan dan perancangan lansekap yang pasti. Oleh karena itu perlu adanya pemikiran perancangan lansekap Rusunawa Unila guna

menyeimbangkan bangunan yang sudah ada (hardscape) dan perlu penataan vegetasi (softscape) sesuai dengan fungsinya sehingga terkesan lebih estetis. Laboratorium merupakan salah satu kebutuhan civitas akademi diUniversitas, sehingga perencanaan pembangunan Laboratorium harus cermat dan

mempertimbangkan banyak hal. Dengan adanya Laboratorium yang direncanakan oleh pihak Universitas Lampung dengan Kementrian kelautan pada tahun 2010 yaitu penyediaan Laboratorium praktikum dan perbaikan kualitas pendidikan, namun sampai saat ini usaha tersebut belum seluruhnya memenuhi harapan karena belum adanya kesesuaian antara keinginan akademika dengan Laboratorium praktikum yang diusahakan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat perancangan lanskap area sekitar (outdoor), serta penataan fasilitas pendukung (hardscape) dengan hasil akhir berupa gambar desain sehingga, tercipta

perancangan lanskap kawasan Rusunawa Unila yang sesuai dengan Laboratorium Praktikum Pertanian.

Berdasarkan hasil analisis dan sintesis, kawasan Rusunawa Unila berpotensi untuk dikembangkan menjadi 7 zona, yaitu Zona penerimaan A, Zona penerimaan B, Zona olahraga, Zona ruang terbuka hijau, Zona praktikum, Zona parkiran umum, Zona Rusunawa Unila.


(3)

penyambut dan pengarah jalan bagi pengunjung laboratorium lapangan terpadu. (2). zona penerimaan B mempunyai tujuan sebagai pintu masuk berada disebelah Utara dan disebelah Timur agar mahasiswa lebih dekat ke lahan praktikum

dengan melalui area kolam pemancingan, (3). zona olahraga merupakan salah satu tempat beraktifitasnya badan yang digunakan untuk penghuni rusunawa dan untuk umum. Sarana olahraga yang telah disediakan lapangan adalah lapangan

softball/baseball, lapangan futsal dan lapangan parkir motor, sehingga pintu masuknya di bagian Utara pintu penerimaan A, ( 4). zona ruang terbuka hijau berada di sekitar Rusunawa dan dekat kolam. Fasilitas lansekap yang ada adalah gazebo, bangku taman, lampu taman, (5). zona praktikum mahasiswa dilengkapi dengan tanaman buah dan sayuran yang berbatasan dengan kolam pemancingan, petak sawah, rumah pupuk kompos, keran air dan bak penampungan air, (6). zona parkir umum menggunakan tanaman yang berfungsi sebagai peneduh dengan kriteria cabangnya kuat, banyak cabang, dan tidak mudah rontok daunya, (7). zona rumah susun mahasiswa, memiliki fasilitas bangunan yang dirancang sebagai dua bangunan kembar yang berhadapan, parkir kendaraan roda empat, rumah generator, kantin mahasiswa, dan mini market.


(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Universitas Lampung (Unila) merupakan perguruan tinggi negeri di Provinsi Lampung yang berdiri berdasarkan keputusan Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pendidikan (PTIP) Nomor 195 Tahun 1965, pada tanggal 23 September 1965, kemudian dikukuhkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 1966, sehingga Universitas menjadi pilihan pertama bagi siswa yang berada di Provinsi Lampung dan sekitarnya untuk menuju ke jenjang yang lebih tinggi.

Mahasiswa merupakan salah satu remaja yang memiliki jati diri sendiri, untuk menentukan masa depannya. Kebanyakan mahasiswa baru berasal dari berbagai macam daerah, untuk menuntut ilmu di Universitas Lampung. Apabila

mahasiswa baru mempunyai etika yang baik dalam pendidikan, maka hasilnya tidak mengecewakan bagi pihak orang tua.

Semenjak tahun 2005, Unila membangun fasilitas untuk mahasiswa baru yaitu Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa), yang selesai tahun 2006. Bangunan tersebut memiliki empat tingkat dengan 96 kamar, 24 kamar tersedia pada setiap tingkatnya. Kondisi bangunan bertingkat empat Rusunawa tersebut sudah mulai


(5)

dihuni oleh mahasiswa/mahasiswi pada tahun 2010, dua tingkat bagian bawah untuk mahasiswa dan dua tingkat bagian keatas untuk mahasiswi. Hadirnya rusunawa dapat membantu mahasiswa baru, khususnya mahasiswa yang berprestasi dapat mengenyam pendidikan serta tempat tinggal.

Rusunawa memiliki fungsi dengan baik jika didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi fasilitas yang terdapat di dalam

Rusunawa sedangkan faktor eksternal merupakan faktor pendukung yang berada di sekitar Rusunawa misalnya Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kawasan Lansekap Rusunawa Unila dirancang mencakup area rawa dan lahan praktikum mahasiswa unila, khususnya mahasiswa Fakultas Pertanian. Kawasan rawa dapat dimanfaatkan untuk praktikum jurusan perikanan dan jurusan

AGT(Agroteknologi) khususnya bidang keahlian Agronomi dan Hortikultura yang berfungsi sebagai tempat belajarnya mahasiswa baru. Namun, laboratorium praktikum bisa digunakan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kampus yang nyaman dan berfungsi sebagai tempat belajar di ruang terbuka (open space).

Laboratorium merupakan salah satu kebutuhan civitas akademi di Universitas, sehingga perencanaan pembangunan Laboratorium harus cermat dan

mempertimbangkan banyak hal. Lahan praktikum yang ada pada saat ini belum dilakukan penggabungan antara penataan elemen lunak (softscape) dan elemen keras (hardscape) untuk memperlancar kegiatan praktikum mahasiswa. Oleh sebab itu perancangan lahan praktikum akan menghadirkan sirkulasi jalan setapak


(6)

(footpath), gazebo sebagai tempat interaksi antara praktikan dengan asisten dosen/dosen, gudang pupuk dan alat-alat pertanian.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan: jenis tanah, pH tanah, topografi, kecepatan angin, curah hujan, dan kelembaban. Oleh karena itu pertimbangan dalam pemilihan tanaman menjadi lebih kompleks.

Pemilihan elemen lunak harus diperhatikan secara tepat, supaya tidak terdapat kesalahan fungsi, karena perancangan lansekap tidak hanya memikirkan

kepentingan saat ini saja melainkan juga di masa yang akan datang. Sedangkan, elemen keras yang merupakan sarana pemenuhan kebutuhan mahasiswa, seperti pos keamanan, area parkir kendaraan roda dua dan empat yang mengacu pada fungsi dan unsur estetika.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat perancangan lansekap area sekitar (Outdoor) Rusunawa Unila, yang ditekankan pada penataan vegetasi (softscape), serta penataan fasilitas pendukung (hardscape) dengan hasil akhir berupa gambar desain sehingga tercipta perancangan lansekap kawasan Rusunawa Unila yang sesuai dengan Laboraturium Praktikum Pertanian. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pembangunan area sekitar Rusunawa Unila.


(7)

1.3 Landasan Teori

Suharto (1994), taman (landscape) adalah wajah dan karakter bahan atau tapak bagian muka bumi dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta mahluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh segenap indra kita dapat menangkap, dan sejauh imajinasi kita dapat membayangkan.

Arsitektur Lansekap adalah ilmu dan seni perencanaan (planning) dan

perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemen-elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat disajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis (Hakim dan Utomo, 2008).

Suharto (1994), Arsitektur Pertanaman adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan ruang dan masa guna didapatkan suatu lingkungan hidup yang harmonis yang secara fungsional berguna dan secara estetis indah, sehingga terpenuhi kebutuhan jasmani dan rohani mahluk di dalamnya.

Perancangan lansekap merupakan pemikiran kombinasi elemen soft material dan elemen hard material, serta menghasilkan produk teknis seni, tetapi penyajiannya harus selalu teknis dan semua yang digambarkan harus jelas dan bisa dilaksanakan (Hakim, 1987).


(8)

Taman dalam pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemiliknya atau penggunanya ( Arifin dan Arifin, 2000).

Simond (1983), mengemukakan bahwa perancangan lansekap merupakan suatu proses sintesis kreatif, kontinyu, tanpa akhir dan dapat bertambah. Di dalam perencanaan lansekap terdapat urutan kerja yang panjang yang terdiri dari bagian-bagian pekerjaan yang paling berhubungan, sehinga bila terjadi perubahan dari suatu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Lebih lanjut ditambahkan bahwa perencanaan tersebut juga menyelesaikan suatu kendala sebagai bagian dari permasalahan yang makro.

Tanaman di dalam sebidang lahan berfungsi sebagai: (1) unsur pelengkap

kehidupan manusia, (2) unsur penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, asri, dan indah, (3) menciptakan suasana segar dan sehat. Secara ekologis, taman dapat berfungsi sebagai: (1) paru-paru udara yaitu memanfaatkan/ membutuhkan CO2 dan menghasilkan O2 (2) pencegah erosi tanah, (3) menyerap hujan, (4) penangkal angin yang terlalu kencang (Sulistyantara, 2008)

Irwan (2005) menyatakan bahwa, untuk memperdalam kajian arsitek lansekap dibutuhkan pemahaman tentang pengaturan ruang dan masa di alam terbuka juga

memerlukan “ilham”sebagai wujud dari seni, sehingga dapat menghubungkan

elemen-elemen lansekap alami dan buatan manusia. Tidak hanya itu akan tetapi juga dengan segenap kegiatan makhluk hidup yang ada, dengan tujuan agar tercipta suatu karya lingkungan dengan bentuk ekosistem yang lebih berguna atau


(9)

fungsional, lebih indah, efesien dan efektif, teratur, tertib, dan serasi yang dapat memberikan kepuasan jasmani dan rohani bagi yang melihat maupun yang menikmatinya.

1.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka disusun kerangka pemikiran sebagai berikut.

Perancangan lansekap adalah merupakan penggabungan antara elemen soft material dan hard material yang dapat dihasilkan oleh seni, tetapi penyajian gambarnya harus jelas. Proses rancangan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu inventarisasi awal, analisis dan sintesis, konsep, rancangan awal, struktur rekayasa dan pemeliharaan.

Laboratorium merupakan salah satu kebutuhan civitas akademi di Universitas, sehingga perencanaan pembangunan Laboratorium harus cermat dan

mempertimbangkan banyak hal. Laboratorium lapangan terpadu Fakultas

Pertanian Unila sebagai konsentrasi lahan praktikum juga sebagai tempat kegiatan pendidikan sesuai dengan mahasiswa pertanian khususnya yaitu : lahan terbuka hijau, lahan sawah, untuk perikanan, rumah kaca, kandang untuk pengomposan jamur serta kolam ikan.

Perancangan lansekap laboratorium lapangan terpadu dapat diharapkan bisa menjadi suatu laboratorium praktikum yang patut dicontoh oleh universitas lainnya. Kondisi yang dicapai dari perancangan lansekap merupakan


(10)

panggabungan elemen lunak dan elemen keras yang pada akhirnya tercipta lingkungan fungsional dan estetis.

Elemen lunak (soft material) dapat disesuaikan dengan tujuan dan perancangan serta fungsi dari tanaman yang dipilih, karena tanaman adalah makhluk hidup yang selalu tumbuh dan berkembang yang dipengaruhi oleh lingkungan. Elemen keras (hard material) merupakan fasilitas pendukung seperti, gazebo, lampu taman, tempat parkir kendaraan roda dua maupun roda empat, serta elemen keras lansekap lainnya diharapkan dapat memberikan kenyamanan.


(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Lansekap (Landscape Planning)

Lansekap merupakan refleksi dari dinamika sistem alamiah dan sistem sosial masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi

karakteristiknya sangatlah beraneka ragam, keanekaragaman dapat timbul secara alamiah atau oleh karena adanya kegiatan manusia di atas bidang tanah tertentu seperti daerah pertanian, wilayah permukiman, jalur lalu lintas, wilayah industri, dan lain sebagainya (Hakim, 2000)

Hakim dan Utomo (2008) mengemukakan bahwa perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan secara bertahap sistematis dan terstruktur. Begitu pula dengan perencanaan lansekap yang dapat diartikan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematik area lahan yang akan ada kegiatan lansekap. Pengamatan masalah ekologi dan lingkungan alam sangat penting diperhatikan. Pada

perencanaan lansekap (Landscape Planning) ada 3(tiga) faktor penting yang harus dianalisis yaitu: ekologi lansekap, manusia dengan sosial, ekonomi, budayanya, dan estetika.


(12)

Tahapan perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan seperti: inventarisasi, analisis, sintesis, konsep, dan desain. Inventarisasi adalah tahapan awal yang dilakukan dalam proses perencanaan berupa pengumpulan data yang dibutuhkan. Kemudian analisis dan sintesis berkaitan dengan masalah dan potensi yang didapat dari informasi hasil inventarisasi. Sedangkan konsep dan desain adalah

pengembangan dari analisis dan sintesis dengan mempertimbangkan masalah dan potensi yang didapatkan dari informasi yang didapat pada waktu inventarisasi (Laurie, 1986).

Tiga komponen dalam desain lansekap yaitu prinsip desain, unsur desain, dan aplikasi desain. Aplikasi desain menyangkut material lansekap, tata hijau, rekayasa lansekap, sirkulasi, skala, visual, kenyamanan, dan lain-lain.

2.2 Fungsi Taman dan Elemen Taman

Sintia dan Muharnanto (2004), taman merupakan sebuah areal yang mempunyai ruang dalam berbagai kondisi. Taman dapat mempengaruhi emosi manusia, dengan menikmati keindahannya yang berupa rasa nyaman, aman, penuh misteri dan rasa keingintahuan, serta romantis. Namun, kehadiran aneka taman yang indah dapat memberikan nilai tambah bagi suatu areal dan menjadikanya lebih berguna.

Tanaman dalam suatu taman dapat menyegarkan suasana dan menambah jumlah oksigen yang dihasilkan tanaman dari hasil fotosintesis. Keberadaan akar tanaman di dalam tanah berguna karena dapat menjadikan tanah sebagai tempat


(13)

Sebuah taman yang baik dari kesesuaian elemen yang dipakai dengan fungsi ruangnya. Elemen lunak (soft material) tidak mempunyai bentuk yang tetap dan selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya sehingga menyebabkan bentuk dan ukuran yang selalu berubah. Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk tanaman, tekstur, dan warna selama masa pertumbuhannya (Hakim dan Utomo, 2008)

Elemen keras (hard material) adalah elemen taman yang mempunyai sifat keras, tidak hidup, dan hasil buatan manusia. Elemen keras meliputi bentuk permukaan tanah, perkerasan, jalan setapak, dan bangunan taman. Pemilihan material ini akan mempengaruhi model dan penampilan suatu taman (Sintia dan Murhananto, 2004).

2.3 Pertimbangan Rancangan

2.3.1 Pertimbangan ruang

Ruang mempunyai arti yang penting bagi kehidupan manusia, semua kehidupan dan kegiatan manusia berkaitan dengan aspek ruang. Adanya hubungan antara manusia dengan suatu objek baik sacara visual maupun melalui indra pendengar, indra pencium ataupun perasa akan selalu menimbulkan kesan ruang. Para filosof yang mencoba menafsirkan ruang memberikan pandangan yang berbeda beda, salah satunya Imanuel Kant dan Plato. Imanuel Kant berpendapat bahwa ruang bukanlah sesuatu yang objektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia,

sedangkan, Plato berpendapat bahwa ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana objek dan kejadian tertentu berada. (Hakim, 2000).


(14)

Menurut Suharto (1994), ruang terbuka dibedakan dengan dua kegiatan: 1. Ruang terbuka pasif: ruang terbuka yang dibangun untuk meningkatkan /

menunjang ekosistem setempat, sedangkan jumlah manusia relatif sedikit, contohnya: waduk, pemakaman, hutan buatan, penghijauan tepi sungai, jalur hijau, lapangan terbang, dan sebagainya.

2. Ruang terbuka aktif: ruang terbuka yang dibangun dan dikembangkan dengan kegiatan manusia, sehingga menjadi berdaya guna, misalnya taman-taman kota, camping ground, taman jalur jalan, lapangan olahraga, kebun binatang, danau pemancingan dan sebagainya.

2.3.2 Pertimbangan vegetasi

Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun, batang, bunga), bentuk fisik tanaman (batang, percabangan, dan tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman, dan komposisi tanaman. Nilai estetika tanaman dapat pula diperoleh dari satu tanaman atau sekelompok tanaman yang sejenis. Kombinasi berbagai jenis tanaman atau kombinasi antara tanaman dengan elemen lansekap lainnya (Hakim, 2000).

Dalam kaitannya dengan perencanaan lansekap, tata hijau (planting design) merupakan suatu hal pokok yang menjadi dasar dalam pembentuan ruang luar. Penataan dan perencanaan mencakup: habitus tanaman, karakteristik tanaman, fungsi tanaman, dan peletakan tanaman (Hakim dan Utomo, 2008).

Menurut Carpenter, dkk. (1975) dalam Hakim dan Utomo (2008), berbagai fungsi tanaman dapat dikategorikan sebagai berikut: (1) Kontrol pandangan (Visual


(15)

control), (2) Pembatas fisik (Physical barriers), (3) Pengendali iklim (Climate control), (4) Pencegah erosi (Erosion control), (5) Habitat satwa (Wildlife habitats), (5) Nilai estetis (Aesthetic values).

Jenis tumbuhan dalam lansekap dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu pohon, semak/perdu, dan rerumputan. Pengalokasian dari ketiga kelompok tersebut dalam suatu hamparan taman, pendekatannya dengan perhitungan berdasarkan luasan proyeksi tajuk dan toleransi terhadap kebutuhan cahaya matahari, luas area taman, maupun karakter masing-masing rancang bangun (desain) bangunan fisik yang secara rinci diuraikan sebagai berikut:

(1). Alokasi komunitas pohon, didasarkan atas luasan proyeksi tajuk optimal berdasarkan penghitungan waktu ½ daur (umur) pohon yang dicirikan oleh kondisi tajuk yang tidak saling overlaping. Pendekatan tersebut dengan pertimbangan agar terciptanya keleluasaan sirkulasi udara dan penyinaran matahari sampai ke permukaan tanah.

(2). Alokasi komunitas semak/perdu, sangat ditentukan oleh desain lansekap berdasarkan luasan areanya.

(3). Alokasi komunitas rerumputan, pada dasarnya merupakan karpet hijau yang menutup seluruh hamparan taman, dikurangi dengan luasan alokasi

komunitas semak/perdu dan pohon.

Gambaran umum alokasi komposisi ketiga komunitas (pohon, semak/perdu, dan rerumputan), berdasarkan efektifitas resapan (infiltrasi) air ke dalam tanah, secara rinci disajikan pada (Tabel 1):


(16)

Tabel 1. Alokasi komposisi komunitas dalam hamparan lansekap.

No. Uraian Lokasi Komunitas Tumbuhan

Pohon Semak/Perdu Rerumputan

1. Jalur Hijau Jalan 25 btg/ha 10% 80%

2. Taman Lingkungan 78 btg/ha 30% 60%

3. Taman Hunian 50 btg/ha 10% 80%

4. Tanaman Konservasi 800 btg/ha 400 btg/ha – Sumber: Waryono (1997).

Tabel di atas menjelaskan bahwa pada jalur hijau jalan dan taman hunian penanaman di dominasi oleh tanaman rumput karena luas area yang terbatas. Sedangkan pada daerah konservasi penanaman dipenuhi oleh tanaman pohon dan semak/perdu karena tanaman pohon dan perdu dapat melestarikan air, tanah, dan udara.

Berikut ini disajikan jarak tanam ideal penanaman pohon dan semak/perdu yang ditanam pada jalur hijau jalan, taman lingkungan, taman hunian dan hutan kota yang secara rinci disajikan pada (Tabel 2):

Tabel 2. Jarak tanam ideal untuk setiap jenis tanaman.

No. Uraian Lokasi

Jarak Tanam (meter) Jalur Hijau

Jalan

Taman

Lingkungan Hutan Kota

Taman Hunian

1. Pohon Besar 20 x 20 25 x 25 10 x 10 —

2. Pohon Sedang 8 x 8 8 x 8 5 x 5 10 x 10

3. Pohon Kecil 5 x 5 5 x 5 3 x 3 5 x 5

4. Sejenis Palem 20 x 20 10 x10 30 x 30 10 x 10 5. Semak/Perdu 0,25 x 0,25 0,25 x 0,25 0,25 x 0,25 0,25 x 0,25

6. Pohon Buah 8 x 8 8 x 8 15 x 15 8 x 8


(17)

Pada tabel di atas menjelaskan bahwa pada taman hutan kota memiliki jarak tanam yang lebih rapat pada jenis tanaman yang memiliki tajuk lebar dan memiliki jarak tanam yang lebih lebar pada tanaman kecil atau tanaman yang memiliki tajuk sempit. Jarak tanam tersebut dibuat dengan tujuan pada hutan kota agar terlihat rindang dengan pola tanam yang rapat. Pada jalur hijau, taman hunian, dan taman lingkungan memiliki pola tanam yang tidak terlalu rapat pada tanaman yang memiliki tajuk yang lebar karena lahan yang tidak terlalu lebar. Ketiga lahan tersebut juga memiliki pola tanam yang lebih rapat pada tanaman buah karena dapat menanam banyak jenis tanaman buah.

2.3.3 Pertimbangan sirkulasi

Menurut Hakim dan Utomo, (2008) sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan penggunaan tapak sehingga merupakan pergerakan dari ruang satu ke ruang yang lain. Hubungan jalur sirkulasi dengan ruang dapat dibedakan menjadi dua macam.

1. Sirkulasi kendaraan

Secara hirarki jalur dapat dibagi menjadi dua jalur kendaraan, yaitu:

a. Jalur distribusi, merupakan jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur

cepat).

b. Jalur akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk

bangunan. 2. Sirkulasi manusia

Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau mall yang membentuk hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu


(18)

diperhatikan, antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu jalan, dan fasilitas penyeberang.

Pencapaian suatu ruang erat hubungannya dengan sistem sirkulasi. Pencapaian suatu ruang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi:

a. Jalur melalui ruang, dengan karakteristrik: (1) integritas masing-masing kuat, (2) bentuk alur cukup fleksibel.

b. Jalur memotong ruang, dengan karakteirstrik: mengakibatkan terjadinya ruang gerak dan ruang diam.

c. Jalur berakhir pada ruang, dengan karakteristrik: (1) lokasi ruang menentukan arah, (2) sering digunakan pada ruang bernilai fungsional dan simbolis

Dalam hal sistem sirkulasi, terdapat beberapa sistem pencapaian terhadap ruang, pada dasarnya sangat erat hubungannya dengan sistem sirkulasi, antara lain: a. Pencapaian frontal

Sistem yang mengarah dan lurus ke objek ruang yang dituju tanpa dihalangi oleh apapun. Sistem pencapaian ini memiliki kelebihan yang berupa pandangan visual objek yang dituju jelas terlihat dari jauh, namun memiliki kekurangan yaitu pengguna tidak bisa mengetahui hal-hal lain yang berada di sekeliling objek utama (Gambar 1).


(19)

Gambar 1. Pencapaian frontal. b. Pencapaian ke samping

Pencapaian ke samping dapat memperkuat efek perspektif pada objek yang dituju. Jalur pencapaian dapat dibelokkan berkali-kali untuk memperbanyak urutan ruang sebelum mencapai objek sehingga pengguna dapat mengetahui hal-hal lain yang berada di sekeliling objek utama (Gambar 2).

Gambar 2. Pencapaian ke samping.

c. Pencapaian memutar

Pencapaian memutar dapat memperlambat dan memperbanyak urutan ruang dan memperlihatkan tiga dimensi dari objek dengan mengelilinginya sehingga


(20)

pengguna dapat mengetahui hal-hal lain yang berada di sekeliling objek utama (Gambar 3).

Gambar 3. Pencapaian memutar.

2.3.4 Pertimbangan tata hijau

Pemilihan jenis tanaman dalam suatu perancangan adalah suatu seni dan juga ilmu pengetahuan. Dalam pemilihan jenis tanaman tergantung pada: (1) Fungsi

tanaman, disesuaikan dengan tujuan perancangan, (2) Peletakan tanaman, disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.

Menurut Hakim dan Utomo (2008), faktor terpenting dalam rancangan lansekap salah satunya adalah tanaman. Tanaman tidak memiliki bentuk yang tetap dan selalu berkembang sesuai dengan masa pertumbuhanya, sehingga tanaman selalu berubah yang dapat dipengaruhi olah lingkungan dan media tumbuhnya.


(21)

Perubahan tersebut dilihat dari: 1. Bentuk

Perubahan yang terjadi pada tajuk, batang, cabang, ranting, dan daun. Adapun perubahan bentuk pada tanaman dapat diklasifikasikan menjadi bentuk tidak beraturan, bulat, kolom, tiang, kerucut, oval, payung, dan bulat bebas.

2. Tekstur

Perubahan tekstur pada tanaman terjadi pada batang dan daun yang dapat berupa tekstur kasar dan halus.

3. Warna

Mengenai perubahan warna terjadi pada batang, daun, dan bunga. 4. Ukuran

Perubahan ukuran terjadi pada tinggi dan lebar tanaman.

2.3.5 Sistem utilitas dalam lansekap

Menurut Hakim dan Utomo (2008), penerapan perancangan lansekap dalam sistem utilitas lansekap atau sarana penunjang antara lain:

1. Sistem irigasi penyiraman

Sistem irigasi penyiraman bagi suatu rancangan lansekap dipandang penting, mengingat kebutuhan air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan sangat membantu dalam pemeliharaan tanaman. Penyiraman dapat dilakukan secara manual ataupun secara mekanik. Secara manual yaitu dengan mengambil air dari sumber air dan disiramkan dengan tenaga manusia. Sedangkan sistem mekanik, yaitu memanfaatkan teknologi irigasi


(22)

dan pompanisasi.

2. Sistem penerangan luar (outdoor lighting system)

Pengaturan penerangan buatan pada taman atau ruang luar dimaksudkan memperkuat suasana taman pada malam hari, yang meliputi peralatannya, efek sinar lampu, dan pemasanganya pada taman, karena ruang luar yang dirancang tidak hanya dimanfaatkan pada siang hari, tetapi baru dipikirkan pemanfaatanya pada malam hari.

3. Tempat parkir

Hampir semua kegiatan diruang terbuka memerlukan tempat parkir.

Kebutuhan tempat parkir dalam suatu perancangan tapak lansekap merupakan bagian dari prasarana lingkungan. Tempat parkir diusahakan pada tempat yang datar. Lokasi permukaan yang datar pada area parkir dimaksudkan untuk menjaga keamanan kendaraan agar parkir dengan aman dan tidak menggelinding.

Sistem parkir yang digunakan pada tempat parkir kendaraan biasanya membentuk sudut atau tegak lurus terhadap sisi jalan, yaitu:

a. Bentuk parkiran dengan sudut 90º (Perpandicular)

Sistem parkiran 90º (Gambar. 4) sangat efisien ditinjau dari luas atau kapasitas kendaraan namun sistem parkiran ini menggangu sirkulasi bagi kendaraan lain (Neufert, 2002).


(23)

Gambar 4 . Parkiran dengan sudut 90º (Perpandicular)

b. Bentuk parkiran dengan sudut 45º atau 60º (Angle)

Menurut Neufert (2002), parkir yang memiliki kelebihan memudahkan dalam parkir kendaraan, serta efisiensi ditinjau dari pemakaian lahan yang kurang luas dengan kapasitas kendaraan yang ada (Gambar 5 dan 6).

Gambar 5 . Parkiran dengan sudut 45º (Angle)


(24)

Gambar 6. Parkiran dengan sudut 60º (Angle)

c. Bentuk parkiran dengan sudut 180º (Parallel)

Sistem parkiran 180º keluar masuk kendaraan tidak menguntungkan untuk jalan yang sempit (Neufert, 2002). Maka ruang parkir harus lebih panjang sehingga kegiatan datang dan pergi dapat dilakukan dengan mudah (Gambar 7).


(25)

4. Saluran pembuangan (drainase system)

Drainase atau saluran pembuangan merupakan salah satu faktor yang sangat Penting dalam suatu perancangan lansekap. Rancangan sistem pembuangan (drainase system) didasarkan pada curah hujan yang harus dikeluarkan oleh tapak, rancangan ini sangat penting karena tapak yang terkena air dapat menyebabkan rancangan menjadi tidak sempurna. Drainase permukaan dapat dibuat dengan memperhatikan kemiringan/kontur tapak agar memberi kesempatan air hujan masuk dan mengalir dalam saluran pembuangan. Saluran pembuangan ada dua sistem, yaitu saluran pembuangan diatas tanah (open channels), dan saluran pembuangan air dalam tanah (subsurface).

5. Rekayasa lansekap

Rekayasa lansekap merupakan salah satu tehnik pengolahan kondisi tapak yang ada agar dihasilkan suatu rancangan tapak yang sesuai dengan kaidah-kaidah arsitektural. Rekayasa lansekap pada tempat ini adalah penimbunan sebagian area kolam reservoir air pada kawasan lansekap Rusunawa Unila yang memiliki bentuk tidak teratur diharapkan akan terbuntuk pola kolam yang rapi.


(26)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap inventarisasi tapak dan tahap perancangan. Inventarisasi dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan April 2010, dan tahap perancangan dilakukan pada bulan Mei 2012 sampai Juli 2012, karena saya mengambil cuti selama 3 semester untuk mempersiapkan pernikahan yang dilaksanakan pada bulan Juli 2010 serta cuti hamil dan melahirkan. Saya melanjutkan kembali inventarisasi tersebut pada bulan Mei 2012. Secara administrasi lokasi penelitian terletak di lingkungan Universitas Lampung Jl. Soematri Brojonegoro, Kelurahan Gedung Meneng, Kotamadya Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Lokasi Rusunawa berbatasan dengan kolam renang Unila (sebelah Utara), terminal Rajabasa (sebelah Selatan), tanah warga/tanaman melinjo (sebelah Barat), dan rawa/ embung (sebelah Timur) (Gambar 8 dan 9).


(27)

Gambar 8. Peta administratif kawasan Rusunawa Unila dalam wilayah Universitas Lampung

Keterangan:

1. Gedung Rektorat Unila 14.Kebun Percobaan

2. Fakultas Ekonomi 15.Kantor Pos

3. Fakultas Hukum 16.Masjid Al Wasi’i

4. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 17.Rumah ahli

5. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 18.Wisma Dahlia Unila 6. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 19.Bank BNI

7. Fakultas Pertanian 20.Komplek Perumahan

8. Fakultas Teknik Dosen Unila

9. Fakultas Kedokteran 21.Kawasan Hijau

10.Perpustakaan 22.Sarana Olahraga

11.Pusat Kegiatan Mahasiswa 23.Rusunawa

12.Gedung Serba Guna A dan B. Pintu masuk


(28)

Gambar 9. Denah Rusunawa Unila

Keterangan:

A. Rusunawa G. Gedung Judo

B. Rawa Rusunawa H. Gedung Serba Guna (GSG) C. Tempat Praktikum Mahasiswa I. Parkiran GSG

D. Tanah kosong J. Kandang Rusa

E. Kolam Renang Unila K. Lapangan Tennis F. Lapangan Sepak Bola Unila

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah alat tulis, kertas A4, penggaris, pensil, perlengkapan gambar, meja gambar, spidol, 1 set theodolit, dan kamera.

Bahan yang digunakan adalah tapak yang berupa(area sekitar Rusunawa) (Gambar 10), site existing (peta kontur dan vegetasi existing).


(29)

Secara geografis, daerah studi terletak antara 105º14’51” BT dan 105º15’34” BT, serta diantara 5º22’17” LS dan 5º23’17” LS (Badan Pusat Statistik, 2005). Daerah perancangan lansekap dekat dengan terminal Rajabasa sebagai Terminal Induk Lampung dengan luas kurang lebih 33.412 m². Area sekitar Rusunawa memiliki rawa dengan luas ± 9045 m2 dan bangunan Rusunawa dengan luas ± 1438 m2.

1 : 1500

JUDUL GAMBAR

KONDISI EKSISTING

PEMBAHAS Ir. RUGAYAH, M.P. Ir. TRI DEWI ANDALASARI, M.Si.

Ir. KUSHENDARTO, M.S. PEMBIMBING IKA FATMASARI 0514012027 DIGAMBAR P E R A N C A N G A N L A N S E K A P R U MA H S U S U N MA H A S IS W A U N IV E R S IT A S L A MP U N G S E B A G A I A G R O W IS AT A S A Y U R P .S . H O R T IK U L T U R A F A K U L T A S P E R T A N IA N U N IV E R S IT A S L A M P U N G 2 0 10

SKALA NO. GAMBAR TANGGAL

2 KETERANGAN A. R USUSNAWA C. LAHAN PRAKTIKUM D. LAHAN KOSONG E. TEMPAT PARKIR F. TEMPAT

G. BEKAS KANDANG PETERNAKAN H. RUMAH PENJAGA B. RAWA U A B C D E F G H

Gambar 10. Area sekitar Rusunawa

Keterangan:

A. Rusunawa E. Tempat parkir

B. Rawa F. Tempat jenset mesin

C. Lahan praktikum G. Bekas kandang perternakan D. Lahan kosong H. Rumah penjaga


(30)

Pada (Gambar 11 a-h) merupakan bagian dari kondisi awal tapak Rusunawa dan bagian luar Rusunawa.

Rusunawa terlihat tidak terawat karena di sekitarnya banyak ditumbuhi alang-alang sehingga tampak tidak menarik (Gambar 11a).

Gambar 11a. Kondisi awal Rusunawa tampak depan

Di sebelah Utara Rusunawa terdapat pintu masuk yang menuju parkiran Rusunawa (Gambar 11b)


(31)

Gambar 11b. Pintu masuk menuju parkiran Rusunawa

Terlihat dengan jelas jalan pintu masuk, dilihat dari atas Rusunawa (Gambar 11c) yang begitu gersang dan tidak terawat, sehingga banyak tanaman yang tumbuh liar.


(32)

Bagian belakang Rusunawa terdapat parkiran motor (Gambar 11d) yang lantainya terbuat dari semen, beratap genteng metal, tiang besi dengan kerangka atap baja ringan .

Gambar 11d. Parkiran Rusunawa

Di belakang parkiran motor yang berbatasan dengan terminal Rajabasa berupa

Bad View (Gambar 11e).

Gambar 11e. Bad View


(33)

Di sebelah Timur Rusunawa terdapat sumur bor yang berguna sebagai sumber air bersih dan digunakan pada penghuni Rusunawa (Gambar 11f),

Gambar 11f. Sumur bor Rusunawa

Di sebelah Timur terdapat juga rawa yang cukup luas yang dipenuhi oleh tanaman air (Gambar 11g) dan terdapat bangunan tidak terpakai bekas kandang ternak (Gambar 11h).


(34)

Gambar 11h. Bangunan bekas kandang ternak yang tidak terpakai di dekat Rusunawa

3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian adalah area rawa, area ruang luar dan area dalam Rumah Susun Mahasiswa Universitas Lampung, dan perancangan lansekap sebagai laboratorium lapangan terpadu. Penelitian dilaksanakan dari proses perancangan lansekap Rumah Susun Mahasiswa Universitas Lampung dengan hasil akhir berupa gambar desain lansekap Rumah Susun Mahasiswa Universitas Lampung

3.4 Metode Penelitian

Rancangan Rusunawa Unila menggunakan metode Gold dalam Hakim (1987) yang terdiri dari beberapa tahapan yang harus dicapai, untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu yang meliputi kegiatan; inventarisasi, analisis, sintesis, konsep, dan desain, dengan hasil akhir berupa rancangan lansekap Rusunawa Unila. Gambar tentang tahapan perencanaan tersebut dapat dilihat pada (Gambar 12).


(35)

Gambar 12. Tahapan perancangan lansekap Rusunawa Universitas Lampung

3.4.1 Inventarisasi dan Survey

Inventarisasi merupakan tahap awal untuk memulai suatu perancangan. Tahap awal meliputi kegiatan wawancara dengan penjaga Rusunawa, pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan. Data dan informasi dasar tersebut antara lain potensi tapak (lokasi), status lahan, fungsi bangunan, konsep bangunan.

Sedangkan, survey dilakukan untuk memperoleh data dari instansi terkait serta melakukan studi literatur dari berbagai pustaka.

Secara administrasi lokasi penelitian terletak di lingkungan Universitas Lampung Jl. Soematri Brojonegoro, Kelurahan Gedung Meneng yang berjarak dari pusat Pemerintahan Kotamadya Bandar Lampung, Provinsi Lampung ± 12 km.

Secara geografis, daerah studi terletak antara 105º14’51” BT dan 105º15’34” BT, serta diantara 5º22’17” LS dan 5º23’17” LS (Badan Pusat Statistik, 2005).

INVENTARISASI

ANALISIS &

SINTESIS KONSEP

DESAIN RANCANGAN

Karakteristik fisik tapak: - letak, luas, dan batas tapak - iklim

- topografi dan tanah - hidrologi

- vegetasi

- aspek sosial, ekonomi, dan budaya - view Pemecahan masalah dan pengembangan potensi yang ada

Pembagian fisik arsitektual:

- Konsep ruang

- Konsep sirkulasi

- Konsep rekayasa


(36)

Daerah perancangan lansekap dekat dengan terminal Rajabasa sebagai terminal induk masuk wilayah Provinsi Lampung dengan luas kurang lebih 44.000m².

Lokasi Rusunawa berjarak kurang lebih 1 km dari terminal Rajabasa yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 sampai 10 menit dengan kendaraan

bermotor. Lokasi tersebut berbatasan dengan kolam renang Unila (sebelah Utara), Terminal Rajabasa (sebelah Selatan), kebun melinjo (sebelah Barat), rawa/

embung (sebelah Timur).

Kondisi awal tapak topografi tapak secara keseluruhan memiliki kontur dengan kemiringan berkisar antara 4% sampai dengan 10%. Tingkat kemiringan yang agak curam terdapat pada daerah pinggir rawa di sebelah Utara. Tingkat

kemiringan ditandai dengan rapat atau renggangnya garis kontur. Semakin rapat garis kontur maka semakin curam dearah tersebut dan sebaliknya semakin

renggang garis kontur maka semakin datar (Gambar 13). Menurut hasil pendataan dan hasil data klimatologi Badan Pusat Statistika Bandar Lampung tahun 2008, wilayah tapak berada pada Ketinggian ± 200 m dpl.


(37)

Gambar 13. Peta kontur kawasan Rusunawa Universitas Lampung Keterangan:

A. Rusunawa B. Rawa

C. Lahan kosong D. Lapangan olah raga

Iklim yang terdapat di Fakultas Pertanian Unila diperoleh dari Informasi Cuaca, Iklim dan Geofisika BMKG Lampung (2010). Data yang didapatkan meliputi kelembaban relatif, curah hujan, tekanan udara, dan temperatur udara. Data curah hujan di Provinsi Lampung dituangkan secara detail pada Tabel 3.

Evaluasi sifat hujan wilayah kota Bandar Lampung dengan curah hujan 381 mm³ pada bulan Januari 2010, dan pada bulan Desember dengan curah hujan 311 mm³. suhu udara maksimum mencapai 32,5ºC serta suhu minimum pada kisaran 21,5ºC dengan suhu udara rata-rata sebesar 26,8ºC dengan kelembaban rata-rata harian sebesar 80%.


(38)

Tabel 3. Curah hujan di Provinsi Lampung pada tahun 2006-2010

Bulan\Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

Januari 291 150 223 285 381

Februari 385 262 239 178 524

Maret 169 226 386 464 318

April 262 379 148 169 114

Mei 95 273 90 209 279

Juni 59 148 95 219 249

Juli 104 133 7 0 409

Agustus 0 20 140 166 172

September 0 0 151 79 229

Oktober 35 0 136 166 187

November 95 0 274 225 154

Desember 290 57 419 222 311

Rata-rata 148.75 137.33 192.33 198.50 277.25

Sumber: Informasi Cuaca, Iklim dan Geofisika BMKG Lampung (2010)

Berdasarkan analisis tanah yang dilakukan di Laboraturium Jurusan Ilmu Tanah Universitas Lampung tahun 2005, jenis tanah di wilayah penelitian adalah tanah ultisol. Tanah tersebut berwarna cokelat tua sampai kemerah-merahan, bertekstur lempung liat berpasir dengan perbandingan 37,78% pasir : 20,27% debu : 41,59% liat berstruktur remah dan gumpal, tingkat kemasaman tanah (pH) 5,76—6,03, kapasitas tukar kation (KTK) rendah, dan tingkat kesuburan tanah rendah sampai medium.

Hidrologi pada kawasan tapak sumber air yang digunakan untuk kebutuhan berasal dari air tanah yang didapat dari sumur bor. Selain dari sumur bor, kawasan tapak juga terdapat rawa yang dapat digunakan sebagai sumber air.

Vegetasi pada daerah penelitian yang berdasarkan pengamatan di lapangan, kondisi vegetasi di lokasi daerah perencanaan didominasi oleh semak yang


(39)

tumbuh alami, seperti alang-alang, puteri malu. Selain itu terdapat pohon yang telah ditanam oleh pengelola Unila seperti akasia, kelapa, mangga, petai cina, bambu dan melinjo.

3.4.2 Analisis – Sintesis

Tahap analisa merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada di kawasan Rusunawa Mahasiswa Universitas Lampung, sedangkan sintesis adalah untuk pemanfaatan yang ada pada tapak dengan baik dan mengendalikan kendala atau masalah-masalah yang ada pada hasil

inventarisasi dikawasan Rusunawa Mahasiswa Universitas Lampung.

3.4.3 Konsep

Konsep rancangan adalah gagasan awal yang dikembangkan dari inventarisasi data lapangan, analisis dari kondisi-kondisi yang ada (existing), kebutuhan pengembangan di masa yang akan datang, kendala rancangan dialokasi, fungsi tapak, dan aktivitas pengguna tapak. Konsep yang digunakan pada perancangan lansekap di kawasanRusunawa Mahasiswa Universitas Lampung yaitu konsep ruang, sirkulasi, tatahijau dan fasilitas.

Ruang merupakan tempat terpenting bagi hidup manusia dimana pun berada, baik secara psikologi dan emosional (perspsi), maupun dimensional. Hubungan psikologi dan emosional dapat menentukan ukuran – ukuran kebutuhan ruang untuk kegiatan manusia. Sedangkan dimensional menyangkut dimensi-dimensi yang berhubungan dengan tubuh dan pergerakan kegiatan manusia. Hubungan


(40)

manusia dengan suatu objek, baik secara visual maupun indra pendengar, indra perasa, indra penciuman akan menimbulkan kesan ruang.

Jaringan sirkulasi berbentuk menyebar dan direncanakan untuk menghubungkan semua zona secara efisien bagi pengguna. Sistem sirkulasi sangat erat hubungan nya dengan pola penempatan aktivitas dan penggunaan tanah, sehingga

merupakan pergerakan dari ruang yang satu keruang yang lain. Pada sirkulasi yang kurang baik, akan dilakukan pembagian ruang sirkulasi untuk kendaraan dan manusia serta penyalahgunaan dan kesalahan penempatan fasilitas yang telah disediakan akan mengurangi kenyamanan.

Tata hijau merupakan faktor penting yang mendominasi pada rancangan lansekap di kawasan Rusunawa Universitas Lampung. Penataan taman dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu penutup tanah, semak, perdu, dan pohon. Sebagai penempatannya, tanaman dibedakan atas tanaman pengarah jalan, tanaman penutup tanah, tanaman peneduh, dan tanaman hias.

3.4.4 Desain

Desain merupakan tahap terakhir dalam proses perencanaan yang merupakan pengembangan dari tahap inventarisasi, survei, analisis-sintesis, dan konsep. Pemilihan tanaman material lunak (soft material) dan material keras (hard

meterial) dapat diletakan di tempat yang tepat agar tercipta desain yang indah dan menarik. Bentuk, ukuran, dan skala desain sangat memegang peranan penting, agar desain yang dihasilkan memiliki fungsi yang tepat, dan memiliki nilai estetika lingkungan.


(41)

Dalam gambar desain lansekap ini penggunaan simbol-simbol gambar dan pengguna tanda gambar sangat penting, agar gambar tersebut mudah dimengerti dan mudah dibedakan antara elemen yang satu dengan yang lainnya.

Hasil dari semua tahap perencaaan tersebut adalah menentukan konsep

perancangan yang diterapkan menjadi gambaran umum dalam bentuk zonasi atau tata ruang, tata letak, serta peletakan fasilitas dan bangunan lansekap yang akan disediakan dan aktivitas yang akan dilakukan.


(42)

PERANCANGAN LANSEKAP KAWASAN RUMAH SUSUN

MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG SEBAGAI

LABORATORIUM PRAKTIKUM PERTANIAN

Oleh

IKA FATMASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(43)

(44)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pencapaian frontal ... 16

2. Pencapaian ke samping ... 16

3. Pencapaian memutar ... 17

4. Parkiran dengan sudut 90o (Perpandicular) ... 20

5. Parkiran dengan sudut 45° (Angle) ... 20

6. Parkiran dengan sudut 60° (Angle) ... 21

7. Parkiran dengan sudut 180° (Parallel) ... 21

8. Peta administratif kawasan Rusunawa Unila dalam wilayah Universitas Lampung ... 24

9. Denah Rusunawa Unila ... 25

10. Area sekitar Rusunawa ... 26

11. a. Kondisi awal Rusunawa tampak depan ... 27

b. Pintu masuk menuju parkiran Rusunawa ... 28

c. Jalan samping menuju parkiran Rusunawa ... 28

d. Parkiran Rusunawa ... 29

e. Bad View ... 29

f. Sumur bor Rusunawa ... 30

g. Rawa di area Rusunawa ... 30

h. Bangunan bekas kandang ternak yang tidak terpakai di dekat Rusunawa ... 31


(45)

13. Peta kontur kawasan Rusunawa Universitas Lampung ... 34

14. Konsep zonasi laboratorium praktikum pertanian ... 42

15. a. Blow-up zona penerimaan A ... 47

b. Blow-up zona penerimaan B ... 47

16. Blow-up zona olah raga ... 48

17. Blow-up zona ruang terbuka hijau ... 49

18. a. Blow-up area tanaman sayur dan buah ... 50

b. Blow-up area sawah... 51

c. Blow-up area rumah kaca dan pengomposan jamur ... 51

d. Blow-up area kolam praktikum dan pemancingan ... 52

19. a. Blow-up area parkiran umum motor... 53

b. Blow-up area parkiran umum mobil ... 54

20. a. Blow-up 2 area bangunan kembar yang berhadapan ... 55

b. Blow-up areatempat jemuran pakaian ... 55

c. Blow-up area kantin rusunawa ... 56

d. Blow-up area tempat jenset ... 56

21. Konsep sirkulasi ... 58

22. Bangku taman ... 60

23. Blow-up zona pemancingan ... 61

24. Konsep drainase ... 68

25. Contoh gambar tanaman buah yang ada di Rusunawa Unila... 81

26. Contoh gambar tanaman sayuran di Rusunawa Unila ... 82

27. Contoh gambar tanaman hias peneduh yang ditanam di Rusunawa Unila ... 83


(46)

(47)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1.3 Landasan Teori ... 4

1.4 Kerangka Pemikiran ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Perencanaan Lansekap (Lansdscape Planning) ... 8

2.2 Fungsi Taman dan Elemen Taman ... 9

2.3 Pertimbangan Rancangan... 10

2.3.1 Pertimbangan ruang ... 10

2.3.2 Pertimbangan vegetasi ... 11

2.3.3 Pertimbangan sirkulasi ... 14

2.3.4 Pertimbangan tata hijau ... 17


(48)

3.1 Waktu dan Tempat ... 23

3.2 Alat dan Bahan ... 25

3.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 31

3.4 Metode Penelitian ... 31

3.4.1 Inventarisasi dan Survey ... 32

3.4.2 Analisis – Sintesis ... 36

3.4.3 Konsep ... 36

3.4.4 Desain ... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Hasil ... 39

4.1.1 Hasil Inventarisasi dan Analisis ... 39

4.1.2 Konsep Desain Perancangan ... 41

4.1.2.1 Konsep ruang (Zonasi) ... 42

4.1.2.2 Konsep tata hijau... 43

4.1.2.3 Konsep sirkulasi ... 57

4.1.2.4 Konsep hard material ... 59

4.1.3 Konsep Pelaksanaan ... 61

4.1.3.1 Konsep penanaman tanaman ... 61

4.1.3.2 Konsep pemeliharaan ... 63

4.1.4 Konsep Utilitas ... 67

4.1.5 Konsep Drainase ... 67

4.1.6 Konsep Penerangan (Lighting) ... 69

4.2 Pembahasan ... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74


(49)

LAMPIRAN ... 78 Daftar Tabel 5-9 ( Tanaman Rusunawa) ... 79 Katalog Tanaman ... 81


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S.H., dan N, Arifin. 2000. Pemeliharaan Taman. Penebar Swadaya. Jakarta. 123 hlm

Brata, K.R. dan Anne N. 2008. Lubang Resapan Biopori. Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hlm.

Chiara, J.D. dan L.E. Koppelman. 1997. Standar Perencanaan Tapak. Erlangga. Jakarta. 380 hlm.

Hakim, R. 2003. Arsitektur Lansekap Manusia, Alam, dan Lingkungan. Universitas Trisakti. Jakarta. 203 hlm.

_______ 1987. Unsur Perancanagn Lansekap Dalam Arsitektur Lansekap. Bina Aksara. Jakarta. 176 hlm.

Hakim, R. dan H. Utomo. 2008. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap: Prinsip – Unsur dan Aplikasi Desain. Bumi Aksara. Jakarta. 242 hlm Irwan, Z.D. 2005. Tantangan Lingkungan & Lansekap Hutan Kota. Bumi

Aksara. Jakarta. 179 hlm.

Laurie, M. 1975. An Introduction to Landscape Architecture. American

Plublisher. Dalam Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Rustam Hakim dan Hardi Utomo. 2008. Bumi Aksara. Jakarta. 242 hlm

Ratnasari, J. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Penebar Swadaya. Jakarta. 224 hlm.

Simond, J.O. 1983. Landscape Architecture. McGraw-Hill. New York. 331p. Suharto. 1994. Dasar-dasar Pertanaman Menciptakan Keindahan dan

Kerindangan. Media Wiyata. Jakarta

Sulistyantara, B. 2008. Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya. Jakarta. 187 hlm


(51)

Bandung. 134 hlm

Sinta, M. Dan Murhananto. 2004. Mendesain, Membuat, dan Merawat Taman Rumah. Agromedia Pustaka. Tangerang 113 hlm

Satato, I.H. 1994. Perlunya Taman Lingkungan Pada Sebuah Bangunan. ASRI No. 140 November 1994. Yayasan Eksotika Enterprise. Hlm 40 – 41. Sunardi. 2004. Reformasi Perencanaan Tata Ruang Kota. Workshop dan Temu Alumni Megister Perencanaan Kota dan Daerah UGM.

http://blog.unila.ac.id/ilhamasd/2009/11/08/peta-unila/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

http://waenaflora.indonetwork.co.id/1268051/glodokan-tiang.htm. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012

http://www.sabrinaflora.com/?con=sh profile tnm&&kode tnm=TNM39. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012

http://gmuproperty.info/rumah-sehat-dengan-taman-bunga-palem-ekor-tupai.html. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012

http://nostalgia.tabloidnova.com/print articles.asp?id=1706&no=1. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012

http://petualanganku.multiply.com/journal/item/35?&itemid=35&view:repiles=re verse. Diakses pada tangga; 10 Maret 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/kurma%28pohon%29. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012


(52)

(53)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perancangan lansekap kawasan Rusunawa Universitas Lampung sebagai laboratorium praktikum terpadu diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga dapat menghasilkan kelulusan yang baik.

2. Dari hasil analisis sintetis yang telah dibuat dapat dilihat gambaran bahwa kawasan Rusunawa Universitas Lampung berpotensi menjadi tujuh zona ruang, yaitu zona penerimaan A dan zona penerimaan B, zona olah raga, zona rusunawa, zona ruang terbuka hijau, zona praktikum dan zona parkiran umum.


(54)

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, timbul beberapa saran sebagai berikut: 1. Rusunawa Unila tersebut sudah mulai dihuni oleh mahasiswa/mahasiswi

pada tahun 2010, dua tingkat bagian bawah untuk mahasiswa dan dua tingkat bagian keatas untuk mahasiswi. Hadirnya Rusunawa dapat

membantu mahasiswa baru, khususnya mahasiswa yang berprestasi dapat mengenyam pendidikan serta tempat tinggal.

2. Dalam pengelolaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan

pemanfaatan tapak sehingga tujuan perancangan tapak dapat terlaksana dengan baik.

3. Perlu adanya perawatan yang intensif setelah tanaman ditanam di sekitar bangunan.


(55)

(56)

Ketika seseorang bertanya kepada Einstein, pertanyaan apa yang akan diajukan kepada Tuhan bila dia dapat mengajukan

pertanyaan itu, dia menjawab,”Bagaimana awal mula jagad raya

ini? Karena segala sesuatu sesudahnya hanya masalah

matematika.” Tapi setelah berpikir beberapa saat, dia mengubah

pikirannya lalu bilang,”Bukan itu. Saya akan bertanya,”Kenapa dunia ini diciptakan?” Karena, dengan demikian saya akan

mengetahui makna hidup saya sendiri Albert Einstein


(57)

(58)

Judul Skripsi :PERANCANGAN LANSEKAP KAWASAN RUMAH SUSUN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG SEBAGAI LABORATORIUM PRAKTIKUM

PERTANIAN Nama Mahasiswa :

Ika Fatmasari

NPM : 0514012027

Jurusan : Budidaya Pertanian Program Studi : Hortikultura

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si. Ir. Koeshendarto, M.S NIP 19660108 199010 2 001 NIP 19570325198403 1 001

2. Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc. NIP 19611021 198503 1 002


(59)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si. ___________

Sekretaris : Ir. Koeshendarto, M.S. _____________

Penguji

Bukan pembimbing : Ir. Rugayah, M.P. _____________

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 196108261987021001


(60)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, pada tanggal 25 September 1987, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Fachruddin dan Ibu Sri Budiningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 3 Way Halim Bandar Lampung pada tahun 1999. Penulis menyelesaikan

pendidikan sekolah menengah pertama di SLTP N 24 Sukarame Bandar Lampung pada tahun 2002. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas di SMA Utama II Pahoman Bandar Lampung. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai Mahasiswi Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Melalui jalur SPMB ( Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru ). Pada tahun 2009, penulis melaksanakan Praktik Umum di Balithi Cianjur, Jawa Barat.


(61)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta Salam selalu tercurah pada teladan terbaik seluruh umat manusia Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si., selaku Pembimbing Pertama atas saran, bimbingan, dan kesabaran yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Ir. Kus Hendarto, M.S., selaku Pembimbing Kedua atas bimbingan, kesabaran, perhatian serta pengertiannya yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai. 3. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Penguji dan sekaligus sebagai Ketua

Program Studi Hortikultura Universitas Lampung yang telah memberikan saran, kritik, dan pengarahan kepada penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Lampung atas bimbingan, saran, dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.


(62)

pengorbanan, kesabaran, nasehat serta motivasi yang tak pernah putus diberikan kepada penulis.

7. Kakak-kakakku Fanny Irawati dan Ryan Arito yang penulis sayangi dan banggakan, atas dukungan dan semangat yang diberikan.

8. Suamiku Donald Yosara dan anakku Aileen Yosara yang penulis sayangi, atas motivasi, inspirasi, semangat dan dukungan yang tak pernah putus yang diberikan kepada penulis.

9. Rekan seperjuangan Tim Lansekap Horti ’05 S.P, M. Ilyas Oktapanto S.P, Ririn Febriantina, S.P, Eva Junida, S.P, Agung Nugroho, S.P, Jendro T, S.P, yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan.

10. Novisha Kurnia Utami S.P., Rahmawati Mega Putri S.P., Octa, S.P., Lismawanti, S.P., Astrianingsi, S.P., Oti lucyani, S.P,. Indah Wati, S.P., dan rekan – rekan Hortikultura angkatan 2005 atas bantuan dan dukungan hingga selesainya skripsi ini.

Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bandar Lampung, 22 November 2012 Penulis,


(1)

(2)

Judul Skripsi :PERANCANGAN LANSEKAP KAWASAN RUMAH SUSUN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG SEBAGAI LABORATORIUM PRAKTIKUM

PERTANIAN Nama Mahasiswa :

Ika Fatmasari

NPM : 0514012027

Jurusan : Budidaya Pertanian Program Studi : Hortikultura

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si. Ir. Koeshendarto, M.S

NIP 19660108 199010 2 001 NIP 19570325198403 1 001

2. Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc.


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si. ___________

Sekretaris : Ir. Koeshendarto, M.S. _____________

Penguji

Bukan pembimbing : Ir. Rugayah, M.P. _____________

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.

NIP 196108261987021001


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, pada tanggal 25 September 1987, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Fachruddin dan Ibu Sri Budiningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 3 Way Halim Bandar Lampung pada tahun 1999. Penulis menyelesaikan

pendidikan sekolah menengah pertama di SLTP N 24 Sukarame Bandar Lampung pada tahun 2002. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas di SMA Utama II Pahoman Bandar Lampung. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai Mahasiswi Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Melalui jalur SPMB ( Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru ). Pada tahun 2009, penulis melaksanakan Praktik Umum di Balithi Cianjur, Jawa Barat.


(5)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta Salam selalu tercurah pada teladan terbaik seluruh umat manusia Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si., selaku Pembimbing Pertama atas saran, bimbingan, dan kesabaran yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Ir. Kus Hendarto, M.S., selaku Pembimbing Kedua atas bimbingan, kesabaran, perhatian serta pengertiannya yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai. 3. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Penguji dan sekaligus sebagai Ketua

Program Studi Hortikultura Universitas Lampung yang telah memberikan saran, kritik, dan pengarahan kepada penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Lampung atas bimbingan, saran, dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.


(6)

6. Orang tua serta mertua tercinta yang penulis sayangi atas doa, perhatian, pengorbanan, kesabaran, nasehat serta motivasi yang tak pernah putus diberikan kepada penulis.

7. Kakak-kakakku Fanny Irawati dan Ryan Arito yang penulis sayangi dan banggakan, atas dukungan dan semangat yang diberikan.

8. Suamiku Donald Yosara dan anakku Aileen Yosara yang penulis sayangi, atas motivasi, inspirasi, semangat dan dukungan yang tak pernah putus yang diberikan kepada penulis.

9. Rekan seperjuangan Tim Lansekap Horti ’05 S.P, M. Ilyas Oktapanto S.P, Ririn Febriantina, S.P, Eva Junida, S.P, Agung Nugroho, S.P, Jendro T, S.P, yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan.

10. Novisha Kurnia Utami S.P., Rahmawati Mega Putri S.P., Octa, S.P., Lismawanti, S.P., Astrianingsi, S.P., Oti lucyani, S.P,. Indah Wati, S.P., dan rekan – rekan Hortikultura angkatan 2005 atas bantuan dan dukungan hingga selesainya skripsi ini.

Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bandar Lampung, 22 November 2012 Penulis,