Identifikasi Masalah Batasan Masalah

B. Identifikasi Masalah

Dari kegiatan observasi yang dilakukan di SMK PIRI 1 Yogykarta 3 – 4 Februari 2010 dan berdasarkan pengalaman KKN - PPL yang dilakukan di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta pada tahun 2008, dapat diketahui permasalahan - permasalahan yang dihadapi siswa dalam mengelas, yaitu: 1. Guru kurang mengoptimalkan penggunaan fasilitas yang ada untuk pembelajaran. 2. Guru kurang tegas dalam menindak siswa yang kurang semangat belajar. 3. Siswa tidak bisa mempersiapkan perangkat las dan cenderung berkumpul di satu ruangan las saja sehingga banyak ruang las yang tidak terpakai. 4. Siswa kurang paham dan cenderung takut mengelas dengan oxy-acetylene dari pada dengan las busur, mengingat gas asetilin mudah terbakar dan tabung bisa meledak. 5. Banyak siswa yang bolos ketika praktikum, mereka kurang semangat belajar. 6. Siswa kesulitan dalam mengelas dengan las oxy-acetylene, mereka merasa benda kerja sangat mudah “bolong” pada pengelasan oxy-acetylene terutama pada pembuatan jalur las tanpa bahan tamabah. 7. Ada perasaan kurang percaya diri dengan kemampuan mereka, sehingga ada siswa yang menyuruh temannya untuk mengelas benda kerjanya. 8. Metode dan media pembelajaran yang digunakan pada saat pelajaran teori kurang efektif, karena pengelasan bersifat diskriptif dan imajinatif. 9. Perlu pengembangan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat untuk kondisi tersebut.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas terlihat jelas bahwa untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran teknik las dasar perlu adanya perbaikan dari aspek-aspek pembelajaran. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pembelajaran, baik dari guru, metode pembelajaran, penggunaan media, maupun dari siswanya. Karena keterbatasan peneliti, penelitian ini hanya dibatasi pada “Perlu pengembangan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat untuk kondisi tersebut”. Pedoman penggunaan media pembelajaran yang dikemukakan oleh James W. Brown dkk, 1977, yaitu: media pembelajaran harus disesusaikan dengan sifat materi, kondisi tempat dan tujuan pembelajaran. Di SMK PIRI 1 Yogyakarta, sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Pada saat mengajar mengelas, guru mendemonstrasikan proses pengelasan namun hanya satu atau dua kali sehingga masih banyak siswa yang kurang jelas bagaimana cara mengelas yang benar. Berdasarkan pedoman tersebut, pengembangan media pembelajaran yang sesuai adalah video pembelajaran, karena video pembelajaran dapat menggabarkan materi-materi yang bersifat imaginative dan dapat diputar berulang-ulang sehingga siswa dapat mengamatinya sampai jelas. Selain itu, fasilitas untuk memutar video tersebut sudah memenuhi. Video tersebut akan diberi judul “Dasar Pengelasan Oxy-Acetylene”. Video ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang cukup mengenai bagaimana cara pengelasan yang benar sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Selanjutnya permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada proses pengembangan media, kelayakan media dan keefektifan media tersebut dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran “Teknik Las Dasar”, lebih tepatnya pada sub mata pelajaran “Mengelas Dengan Oxy-Acetylene”.

D. Perumusan Masalah