77 dan kemampuan fisik atlet UKM Tenis Lapangan Universitas Negeri
Yogyakarta.
1. Kelentukan
Untuk membuat keputusan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka didefinisikan sebagai berikut: H
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada mean kelentukan sebelum penerapan imagery dan
sesudah penerapan imagery pada atlet UKM Tenis Lapangan UNY, H
a
: Terdapat perbedaan yang signifikan pada mean kekuatan sebelum penerapan
imagery dan sesudah penerapan imagery pada atlet UKM Tenis Lapangan
UNY. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis dengan cara
membandingkan nilai probabilitas p dengan α = 5. Kriteria keputusannya
adalah sebagai berikut: 1 apabila p 0,05 maka H diterima dan H
a
ditolak; 2 apabila p 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima. Hasil uji hipotesis secara keseluruhan dirangkum dan disajikan pada tabel 19 berikut ini:
Tabel 18. Ringkasan Hasil Uji Paired t-test Kelentukan
Variabel yang Diuji p sig.
Keterangan
Kelentukan 0,022
Signifikan
Dari tabel tersebut di atas, diketahui bahwa nilai p sig sebesar 0,022. Hal ini berarti p 0,05, dengan demikian H
ditolak dan Ha diterima; sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
mean kelentukan sebelum penerapan imagery dan sesudah penerapan imagery
pada atlet UKM Tenis Lapangan UNY. Perbedaan yang signifikan terlihat pada mean kelentukan yang mengalami penurunan setelah mendapatkan
78 treatment imagery.
Rata-rata nilai kelentukan sebelum penerapan imagery sebesar 35,767 cm dan setelah treatment sebesar 35,133 cm.
Tabel 19. Deskripsi Rata-rata data Pretest dan Posstest Kelentukan
Variabel yang Diuji Rata-rata
Pretest Posttest
Kelentukan 35,767 35,133
Berdasarkan tabel di atas diketahui hasil rata-rata pretest pada tes kelentukan adalah 35,767 dan hasil rata-rata posstest adalah 35,133, sehingga
terdapat selisih antara pretest dan posttest yaitu -0,634. Dengan jumlah selisih yang tidak terlampau jauh depat dikatakan kondisi atlet sudah kembali pulih
setelah mendapatkan treatment berupa penerapan recovery dengan imagery.
2. Koordinasi
Untuk membuat keputusan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka didefinisikan sebagai berikut: H
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada mean koordinasi sebelum penerapan imagery dan
sesudah penerapan imagery pada atlet UKM Tenis Lapangan UNY, H
a
: Terdapat perbedaan yang signifikan pada mean koordinasi sebelum penerapan
imagery dan sesudah penerapan imagery pada atlet UKM Tenis Lapangan
UNY. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis dengan cara
membandingkan nilai probabilitas p dengan α = 5. Kriteria keputusannya
adalah sebagai berikut: 1 apabila p 0,05 maka H diterima dan H
a
ditolak;
79 2 apabila p 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima. Hasil uji hipotesis secara keseluruhan dirangkum dan disajikan pada tabel 20 berikut ini:
Tabel 20. Ringkasan Hasil Uji Paired t-test Koordiansi
Variabel yang Diuji p sig.
Keterangan
Koordinasi 0,571
Tidak Signifikan
Dari tabel tersebut di atas, diketahui bahwa nilai p sig sebesar 0,571. Hal ini berarti p 0,05, dengan demikian H
diterima dan Ha ditolak; sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada mean koordinasi sebelum penerapan imagery dan sesudah penerapan imagery
pada atlet UKM Tenis Lapangan UNY. Tabel 21. Deskripsi Rata-rata data Pretest dan Posstest Koordinasi
Variabel yang Diuji Rata-rata
Pretest Posttest
Koordinasi 14,73 15,07
Berdasarkan tabel di atas diketahui hasil rata-rata pretest pada tes koordinasi adalah 14,73 dan hasil rata-rata posstest adalah 15,07, sehingga
terdapat selisih antara pretest dan posttest yaitu 0,34. Dengan jumlah selisih yang tersebut depat dikatakan kondisi atlet sudah kembali pulih setelah
mendapatkan treatment berupa penerapan recovery dengan imagery.
3. Kekuatan
a. Kekuatan Lengan dan Bahu Push Up
Untuk membuat keputusan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka didefinisikan sebagai berikut: H
: Tidak terdapat