Statistik Deskriptif HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi return on asset ROA dan return on equity ROE sebagai variabel independen, serta harga saham sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif dengan menggunakan regresi. 1. Harga Saham Harga Saham dalam penelitian ini merupakan variabel dependen atau variabel terikat. Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga tersebut mencerminkan nilai perusahaan Tandelilin, 2007:19. Ringkasan harga saham pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel di ketiga negara ASEAN terlampir dibagian lampiran 3 halaman 68. Berdasarkan data yang telah diolah dengan menggunakan regresi, hasil analisis deskriptif pertahun secara keseluruhan atas harga saham dapat ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Harga Saham Harga Saham Rp N Min Max St.Dev Mean 2013 45 153,00 216896,20 35805,27 19165,34 2014 45 355,00 218491,03 36116,27 19913,38 2015 45 168,00 234120,31 38678,08 21125,79 Sumber : Data sekunder yang telah diolah dalam Rupiah Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa variabel Harga Saham memiliki nilai minimum dan maksimum masing-masing Rp 153,00 dan Rp 23.4120,31 selama tiga tahun periode penelitian. Nilai rata-rata Harga Saham sebesar Rp 20.068,17 dan standar deviasi sebesar Rp 36.621,66. Nilai Harga Saham tertinggi adalah Nestle Malaysia Berhad pada tahun 2015 sedangkan nilai Harga Saham terendah dalam penelitian ini adalah PT Indofarma Persero Tbk dari Indonesia pada tahun 2013. 2. Perhitungan Return On Asset Nilai ROA dihitung dengan membandingkan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagai contoh. PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk pada tahun 2015 mempunyai laba bersih Rp 692,867.000.000 dan total aktiva Rp 3.539.997.000.000. Dari informasi berikut maka perhitungan ROA dapat diformulasikan sebagai berikut : ��� = Laba Bersih Total Aktiva � = Rp 692,867.000.000 x 100 Rp 3.539.997.000.000 = 19,57 Begitu pula perlakuan yang sama dalam menghitung ROA pada semua perusahaan pada tahun 2013 sampai dengan 2015. Ringkasan perhitungan ROA pada seluruh perusahaan terlampir di bagian lampiran 4 halaman 70. Berdasarkan data yang telah diolah dengan menggunakan regresi hasil analisis deskriptif pertahun secara keseluruhan atas ROA dapat ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Analisis Deskriptif Variabel ROA Sumber : Data sekunder yang telah diolah Pada tabel 3 di atas menunjukkan variabel ROA memiliki nilai minimum dan maksimum masing-masing 0,41 dan 43,90 selama tiga tahun periode penelitian. Nilai rata-rata ROA sebesar 10,27 dan standar deviasi sebesar 7,64. Nilai ROA tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai ROA terendah dalam penelitian ini adalah Thai Toray Textile Mills Public Company Limited dari Thailand pada tahun 2014. 3. Perhitungan Return On Equity Menghitung ROE adalah dengan membandingkan laba bersih dengan total ekuitas perusahaan atau total modal sendiri. Sebagai contoh, PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2015 mempunyai laba bersih Rp 1.236.098.000.000 dan total ekuitas Rp 5.194.460.000.000. Dari informasi berikut maka perhitungan ROE dapat diformulasikan sebagai berikut : �� = Laba Bersih Total Ekuitas � = Rp 1.236.098.000.000 x 100 Rp 5.194.460.000.000 = 24 ROA N Min Max St.Dev Mean 2013 45 1,78 42,50 7,36 10,23 2014 45 0,41 43,90 7,93 9,99 2015 45 0,92 39,00 7,79 10,59 Begitu pula perlakuan yang sama dalam menghitung ROE pada semua perusahaan pada tahun 2013 sampai dengan 2015. Ringkasan perhitungan ROE pada seluruh perusahaan terlampir di bagian lampiran 5 halaman 72. Berdasarkan data yang telah diolah dengan menggunakan regresi, hasil analisis deskriptif pertahun secara keseluruhan atas ROE dapat ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 4. Hasil Analisis Deskriptif Variabel ROE ROE N Min Max St.Dev Mean 2013 45 1,57 132,40 21,51 17,21 2014 45 0,35 134,50 21,85 16,72 2015 45 1,91 122,20 21,14 17,24 Sumber : Data sekunder yang telah diolah Tabel 4 di atas menunjukkan variabel ROE memiliki nilai minimum dan maksimum masing-masing 0,35 dan 134,50 selama tiga tahun periode penelitian. Nilai rata-rata ROE sebesar 17,06 dan ukuran penyebaran data sebesar 21,34. Nilai ROE tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai ROE terendah dalam penelitian ini adalah Thai Toray Textile Mills Public Company Limited dari Thailand pada tahun 2014.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Model regresi dikatakan mengalami multikolinieritas apabila nilai tolerance ≤ 0,10 dengan nilai VIF ≥ 10. Hasil dari uji multikolinieritas dengan regresi sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF 1 Constant -15369,220 9334,044 -1,647 0,102 ROA -318,103 878,016 -0,066 -0,362 0,718 0,169 5,909 ROE 889,488 312,723 0,518 2,844 0,005 0,171 5,842 Negara 11765,150 3417,582 0,263 3,443 0,001 0,972 1,029 Pada tabel 5 di atas hasil perhitungan menunjukkan semua variabel memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan memiliki nilai VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model regresi. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu atau residual pada periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh ROA (Return On Asset), Pertumbuhan Laba, Komponen Arus Kas dan Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 138 91

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Kebijakan Deviden dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur

4 44 99

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 161 93

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on Asset ( ROA) pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar yang di BEI

25 198 91

Pengaruh Quick Ratio, Banking Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 100 91

Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 41 129

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 33 86

Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013

0 23 84