Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI,

RETURN ON

EQUITY

(ROE),

RETURN ON ASSET

(ROA) DAN

EARNING

PER SHARE

(EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH

MICHELLE

100503051

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN S1-AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,………

Michelle


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, RETURN ON EQUITY

(ROE), RETURN ON ASSET (ROA) DAN EARNINGS PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SEKTOR KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Harga saham dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kinerja keuangan. Kinerja keuangan ini dapat dilihat dari laba bersih perusahaan serta rasio keuangan seperti rasio profitabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih akuntansi, return on equity, return on assets, dan earnings per share baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi penelitian ini mencakup 37 perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 – 2012, dengan 27 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan dari

masing-masing sampel yang dipublikasikan di situs

analisis yang digunakan yaitu metode analisis regresi linear berganda, dengan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan adalah Laba Bersih Akuntansi, Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), dan Earnings Per Share (EPS) dengan harga saham sebagai variabel dependen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Laba Bersih Akuntansi, Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), dan Earning Per Share (EPS) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, tampak bahwa hanya variabel Laba Bersih Akuntansi dan Earnings Per Share yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sementara variabel Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, dan variabel Return on Assets secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci: Laba Bersih Akuntansi, Return on Equity, Return on Assets, Earnings Per Share, Harga Saham, Perusahaan Manufaktur, Sektor Konsumsi


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE IMPACT OF NET PROFIT, RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSETS (ROA), AND EARNING PER SHARE (EPS)

ON STOCK PRICES OF MANUFACTURING COMPANIES IN CONSUMPTION SECTOR LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

One of the factor that influences the fluctuation of a company’s stock price is corporate’s financial performance. Such performance can be seen from net profit and financial ratios such as profitability ratio. The purpose of this research is to analyze the impact of net profit, return on equity, return on assets, and earnings per share, either partially or simultaneously, on stock price of manufacturing company in consumption sector listed in Indonesia Stock Exchange.

The population of this research consist of 37 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2010 – 2012, with 27 companies meeting the criteria as sample. Data used in this study is secondary data in the form of annual financial

statements of each sample, which is published in

analysis used is multiple linear regression, after the classic assumption test has been done previously. Independent variables used are Net Profit, Return on Equity, Return on Assets, and Earnings Per Share with stock price as the dependent variable.

The result shows that simultaneously, Net Profit, Return on Equity, Return on Assets, and Earnings Per Share have significant impact on stock prices. Partially, only variables of Net Profit and Earnings Per Share have a positive and significant impact on Stock Prices, while Return on Equity partially has a positive and insignificant impact on Stock Proces, and Return on Assets partially has a negative and insignificant impact on Stock Prices.

Keywords: Net Profit, Return on Equity, Return on Assets, Earnings Per Share, Stock Price, Manufacturing Companies, Consumption Sector


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati, peneliti menyampaikan puji dan syukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, anugerah, dan karuniaNya yang

menyertai, membimbing dan memberikan kekuatan kepada peneliti sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menemui berbagai macam

kesulitan, kendala dan hambatan, akan tetapi berkat bimbingan, bantuan, dan

dukungan, dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu,

dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E., M.A.F.I.S, Ak. dan Bapak

Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail,

S.E., M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM., Ak. selaku Dosen Pembimbing. Terima

kasih yang sebesar-besarnya atas waktu, bimbingan, dan arahan yang

diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak. selaku Dosen Pembanding/


(6)

6. Kedua orang tua penulis, Bapak Irwan Wijaya dan Ibu Lie Siu Fa, atas

kasih sayang, dukungan, nasehat, dan motivasi yang tiada hentinya

kepada penulis.

7. Kepada kedua kakak dan abang penulis, Yuny, Kitty dan Eric atas

dukungan moral serta motivasi yang diberikan selama proses

penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2010, Barbara, Andoko,

Fadhilah, Vincent, Diana, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, ………

Penulis,

Michelle


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan ... 10

2.1.2 Konsep Laba ... 13

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan ... 16

2.1.4 Saham ... 19

2.1.5 Harga Saham ... 22

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 25

2.1.7 Hubungan Laba Akuntansi dengan Harga Saham ... 26

2.1.8 Hubungan Rasio Keuangan dengan Harga Saham ... 26

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

3.6 Metode Analisis Data ... 36

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.6.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 39


(8)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 43

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.2.1.1 Uji Normalitas ... 45

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas ... 50

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 51

4.2.1.4 Uji Autokorelasi ... 52

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 53

4.2.2.1 Koefisien Determinasi (R2) .... 54

4.2.2.2 Analisis Regresi ... 55

4.2.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 57

4.2.2.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 59

4.2.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Keterbatasan ... 64

5.3 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Rincian Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

4.1 Statistik Deskriptif ... 43

4.2 Hasil Uji Normalitas K-S Sebelum Transformasi Data .... 47

4.3 Hasil Uji Normalitas K-S Setelah Transformasi Data dengan Logaritma ... 49

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 50

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 52

4.6 Pemasukan dan Pengeluaran Variabel ... 53

4.7 Koefisien Determinasi R2 ... 54

4.8 Hasil Analisis Regresi ... 55

4.9 Uji Statistik t ... 57


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Histogram ... 46

4.2 Gambar P-Plot ... 46

4.3 Histogram (Setelah Transformasi Data) ... 48

4.4 Grafik P-Plot (Setelah Transformasi Data) ... 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi – Sampel Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012 .... 69

2 Data Variabel Penelitian Laba bersih Akuntansi (dalam jutaan Rupiah) ... 72

3 Data Variabel Penelitian Return on Equity (ROE) ... 73

4 Data Variabel Penelitian Return on Assets (ROA) ... 74

5 Data Variabel Penelitian Earnings Per Share (EPS) ... 75

6 Data Variabel Penelitian Harga Saham ... 76

7 Data Variabel Penelitian Laba Bersih Akuntansi (Setelah Transformasi) ... 77

8 Data Variabel Penelitian Return on Equity (ROE) (Setelah Transformasi) ... 78

9 Data Variabel Penelitian Return on Assets (ROA) (Setelah Transformasi) ... 79

10 Data Variabel Penelitian Earnings Per Share (EPS) (Setelah Transformasi) ... 80

11 Data Variabel Penelitian Harga Saham (Setelah Transformasi) ... 81


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, RETURN ON EQUITY

(ROE), RETURN ON ASSET (ROA) DAN EARNINGS PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SEKTOR KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Harga saham dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kinerja keuangan. Kinerja keuangan ini dapat dilihat dari laba bersih perusahaan serta rasio keuangan seperti rasio profitabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih akuntansi, return on equity, return on assets, dan earnings per share baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi penelitian ini mencakup 37 perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 – 2012, dengan 27 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan dari

masing-masing sampel yang dipublikasikan di situs

analisis yang digunakan yaitu metode analisis regresi linear berganda, dengan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan adalah Laba Bersih Akuntansi, Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), dan Earnings Per Share (EPS) dengan harga saham sebagai variabel dependen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Laba Bersih Akuntansi, Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), dan Earning Per Share (EPS) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, tampak bahwa hanya variabel Laba Bersih Akuntansi dan Earnings Per Share yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sementara variabel Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, dan variabel Return on Assets secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci: Laba Bersih Akuntansi, Return on Equity, Return on Assets, Earnings Per Share, Harga Saham, Perusahaan Manufaktur, Sektor Konsumsi


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE IMPACT OF NET PROFIT, RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSETS (ROA), AND EARNING PER SHARE (EPS)

ON STOCK PRICES OF MANUFACTURING COMPANIES IN CONSUMPTION SECTOR LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

One of the factor that influences the fluctuation of a company’s stock price is corporate’s financial performance. Such performance can be seen from net profit and financial ratios such as profitability ratio. The purpose of this research is to analyze the impact of net profit, return on equity, return on assets, and earnings per share, either partially or simultaneously, on stock price of manufacturing company in consumption sector listed in Indonesia Stock Exchange.

The population of this research consist of 37 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2010 – 2012, with 27 companies meeting the criteria as sample. Data used in this study is secondary data in the form of annual financial

statements of each sample, which is published in

analysis used is multiple linear regression, after the classic assumption test has been done previously. Independent variables used are Net Profit, Return on Equity, Return on Assets, and Earnings Per Share with stock price as the dependent variable.

The result shows that simultaneously, Net Profit, Return on Equity, Return on Assets, and Earnings Per Share have significant impact on stock prices. Partially, only variables of Net Profit and Earnings Per Share have a positive and significant impact on Stock Prices, while Return on Equity partially has a positive and insignificant impact on Stock Proces, and Return on Assets partially has a negative and insignificant impact on Stock Prices.

Keywords: Net Profit, Return on Equity, Return on Assets, Earnings Per Share, Stock Price, Manufacturing Companies, Consumption


(14)

Sebagai pelengkap, biasanya terdapat data berupa informasi keuangan atau

skedul lain serta laporan akuntansi yang bersifat internal untuk mendukung

penyusunan laporan keuangan.

Menurut Surbramanyam (2010:4), analisis laporan keuangan adalah

aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum

dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang

bermanfaat dalam analisis bisnis.

Menurut Harahap (2008:190), analisis laporan keuangan berarti:

menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Subramanyam dan John Wild (2010:34), lima alat penting yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan terdiri dari :

1. Analisis laporan keuangan komparatif

Analisis ini dilakukan dengan menelaah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode lainnya, dengan teknik perbandingan perubahan saldo dari tahun ke tahun selama beberapa tahun yang disebut analisis perubahan tahun ke tahun dan dengan analisis tren angka indeks.

2. Analisis laporan keuangan common-size

Analisis laporan keuangan common-size dapat digunakan untuk memahami pembentukan internal laporan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan ini terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size.

3. Analisis rasio

Analis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular dan banyak digunakan karena dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya atau standar yang telah ditentukan sebelumnya, maupun rasio pesaing.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan mengenai aktivitas keuangan

suatu perusahaan dalam suatu periode yang diperoleh dari proses akuntansi dan

berfungsi sebagai sumber informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk

memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan dan kinerja

perusahaan di masa depan serta sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi

oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Djarwanto Ps. (2004:5),

“Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan

pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan

data keuangan perusahaan”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:1), laporan keuangan yang

lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut:

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas


(16)

Sebagai pelengkap, biasanya terdapat data berupa informasi keuangan atau

skedul lain serta laporan akuntansi yang bersifat internal untuk mendukung

penyusunan laporan keuangan.

Menurut Surbramanyam (2010:4), analisis laporan keuangan adalah

aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum

dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang

bermanfaat dalam analisis bisnis.

Menurut Harahap (2008:190), analisis laporan keuangan berarti:

menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Subramanyam dan John Wild (2010:34), lima alat penting yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan terdiri dari :

1. Analisis laporan keuangan komparatif

Analisis ini dilakukan dengan menelaah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode lainnya, dengan teknik perbandingan perubahan saldo dari tahun ke tahun selama beberapa tahun yang disebut analisis perubahan tahun ke tahun dan dengan analisis tren angka indeks.

2. Analisis laporan keuangan common-size

Analisis laporan keuangan common-size dapat digunakan untuk memahami pembentukan internal laporan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan ini terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size.

3. Analisis rasio

Analis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular dan banyak digunakan karena dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya atau standar yang telah ditentukan sebelumnya, maupun rasio pesaing.


(17)

4. Analisis arus kas

Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana, yang biasanya digunakan dalam peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas.

5. Valuasi

Valuasi adalah menentukan estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasarnya adalah teori nilai sekarang (present value theory) yang menyatakan bahwa nilai uang atau efek ekuitas sama dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek di masa depan yang didiskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat.

Pihak-pihak yang membutuhkan analisis laporan keuangan yaitu pemilik

perusahaan, kreditor, manajer atau pemimpin perusahaan, investor, karyawan

perusahaan dan pemerintah. Bagi pemilik, analisis laporan keuangan berguna

untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Bagi

kreditor, analisis laporan keuangan berguna untuk mengambil keputusan dalam

hal pemberian kredit suatu perusahaan. Bagi manajer, analisis laporan keuangan

berguna untuk menyusun rencana dan strategi perusahaan, memperbaiki

operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. Bagi

investor, analisis laporan keuangan berguna untuk mengetahui apakah modal

yang telah diinvestasikan memberikan prospek keuntungan di masa yang akan

datang. Bagi pemerintah, analisis laporan keuangan berguna untuk

memperhitungkan jumlah pajak yang akan dibebankan kepada perusahaan.

Informasi keuangan yang tersaji di dalam laporan keuangan akan bermanfaat

bagi penggunanya apabila laporan tersebut dianalisis kinerjanya lebih lanjut

sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.

Analisis laporan keuangan dilakukan terhadap laporan keuangan, terutama

neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi


(18)

laporan laba rugi, sedangkan informasi posisi keuangan disediakan dalam neraca.

Oleh karena itu, neraca dan laporan laba rugi dapat dijadikan sebagai objek

analisis dalam menganalisis laporan keuangan.

Neraca merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan

perusahaan dalam suatu tanggal tertentu, di mana di dalam laporan tersebut

terdapat aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, dan

biasanya dilaporkan pada akhir tahun. Neraca harus disusun secara sistematis

sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan.

Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama

periode waktu tertentu, misalnya setahun. Laporan laba rugi sering kali disusun

dengan dasar akrual yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi

dan mengakui beban pada saat periode terjadi, tanpa melihat waktu penerimaan

atau pengeluaran kas. Menurut Wild (2005:16), analisis keuangan (financial

analiysis) merupakan penggunaan laporan untuk menganalisis posisi dan kinerja

keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.

Alternatif yang paling lazim digunakan dalam melakukan analisis kinerja

keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan.

2.1.2 Konsep Laba

Laba secara umum diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari aktivitas

operasi perusahaan dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan mata

uang tertentu. Laba yang terdapat dalam laporan laba rugi berfungsi sebagai

indikator profitabilitas suatu perusahaan dengan memperlihatkan jumlah


(19)

Laba dapat didefinisikan dengan dua konsep, yaitu konsep laba ekonomi

dan konsep laba akuntansi. Konsep laba ekonomi berbeda dengan konsep laba

akuntansi. Laba ekonomi menurut Subramanyam (2010:111), yaitu peningkatan

kekayaan seorang investor dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi

seluruh biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut. Dalam

perhitungan laba ekonomi, tercakup komponen yang sudah direalisasikan

maupun yang belum. Penekanan laba ekonomi adalah untuk mengukur

perubahan nilai dari pemegang saham, yang mengukur seluruh kejadian pada

suatu periode secara komprehensif. Sedangkan laba akuntansi menurut Ahmed

Belkaoui (2000:332), yaitu perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan

yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis.

Laba akuntansi atau laba yang dilaporkan ditentukan berdasarkan konsep

akuntansi akrual.

Laba akuntansi menurut Harahap (2011:303), yaitu selisih antara realisasi

pendapatan yang diperoleh dari transaksi perusahaan pada periode tertentu

dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan

pendapatan tersebut.

Menurut Belkaoui (dalam Harahap, 2011:309), mengemukakan lima

karakteristik dari laba akuntansi:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodic laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasa tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.


(20)

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching, artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.

Menurut Subramanyam (2010:112), pengakuan pendapatan merupakan

titik awal dari pengakuan laba. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep

akuntansi akrual. Tujuan utama dari dilakukannya akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Suatu pendapatan dapat diakui apabila telah

memenuhi dua kondisi yaitu telah atau dapat direalisasikan (artinya perusahaan

harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas) dan

telah dihasilkan (artinya seluruh kewajibannya dan proses perolehan labanya

telah selesai).

Laba merupakan unsur yang paling krusial bagi para calon investor karena

laba merupakan komponen yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan sangat memperhatikan peningkatan saldo labanya

dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan. Semakin besar laba, maka akan

semakin menarik minat para investor untuk menanamkan dananya karena laba

yang besar mengindikasikan kinerja yang baik serta pengembalian kepada

investor yang lebih tinggi. Laba yang besar dari suatu perusahaan juga dapat

meningkatkan kepercayaan kreditor untuk memberikan pinjaman dana apabila

dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan laba yang tinggi, hal ini berarti terdapat

peningkatan pada kekayaan perusahaan yang juga akan meningkatkan kekayaan


(21)

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2008:297), rasio keuangan merupakan angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan antara satu akun laporan keuangan dengan

akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

Menurut Djarwanto Ps. (2004: 143), yang dimaksud dengan “rasio” dalam

analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan

antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan

antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk

matematis yang sederhana.

Rasio akan menggambarkan hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan

jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan

menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya

keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.

Menurut Subramanyam (2010:44), rasio keuangan yang umum digunakan dalam menganalisis laporan keuangan yaitu:

1. Likuiditas

Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Analisis rasio ini terdiri dari Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Waktu Penagihan (Collection Period , dan Jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory).

2. Struktur Modal atau Solvabilitas atau Leverage

Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Analisis rasio ini terdiri dari Total Utang terhadap Ekuitas (total debt to equity), Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (long term debt to equity), dan Kelipatan bunga dihasilkan (times interest earned).

3. Tingkat Pengembalian Investasi

Rasio ini digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Analisis rasio ini terdiri dari Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).


(22)

4. Kinerja Operasi

Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan yang terlihat dari margin laba yang dihasilkan dari aktivitas operasi perusahaan. Analisis rasio ini terdiri dari Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin), serta Margin Laba Bersih (Net Profit Margin).

5. Pemanfaatan Aset atau Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan. Analisis rasio ini terdiri dari rasio perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran aset tetap, dan perputaran total aset (total asset turnover).

6. Ukuran Pasar

Rasio ini digunakan sebagai acuan mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospeknya di masa mendatang. Rasio ukuran pasar menilai dan mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Analisis rasio keuangan ini terdiri dari rasio harga terhadap laba (price earning ratio), hasil dividen (dividend yield), tingkat pembayaran dividen (dividend payout ratio), harga terhadap nilai buku (price to book value) serta juga terdapat keuntungan per lembar saham (Earning per Share).

Dari beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja

suatu perusahaan, peneliti memilih beberapa rasio dari rasio profitabilitas dan

rasio pemilikan yang dinilai memiliki pengaruh terhadap harga saham suatu

perusahaan sebagai variable independen. Rasio keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) ini merupakan rasio yang paling penting dan

dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan

ekuitas. Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila

diukur dari modal pemilik. Rasio ini juga mencerminkan kemampuan

ekuitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Pemegang saham


(23)

diinvestasikannya, dan return on equity (ROE) mengidikasikan seberapa

baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi pemegang saham

secara akuntansi. Semakin tinggi ROE menunjukkan manajemen

perusahaan yang semakin baik karena dapat mengoptimalkan modal

mereka untuk menghasilkan pendapatan.

ROE dapat dihitung dengan formula berikut:

���

=

����

�����ℎ

�����

�������

× 100%

b. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang diinvestasikan ke

dalam total aset dalam menghasilkan pendapatan.. Rasio ini menunjukkan

berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai

aset. Rasio ini mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba melalui aset

perusahaan. Pengembalian atas aset adalah suatu pengukuran profitabilitas

dalam hubungannya dengan struktur aset perusahaan. Semakin tinggi

angka ROA yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat pengembalian

terhadap aset yang telah dihasilkan oleh perusahaan.

ROA dapat dihitung dengan formula berikut:

���

=

����

�����ℎ


(24)

c. Earnings Per Share (EPS)

Earnings per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar

keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per

lembar saham. EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan

prediksi mengenai besarnya deviden per saham di kemudian hari dan

tingkat harga saham di kemudian hari . EPS menjadi salah satu indikator

yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS

akan ditentukan oleh laba perusahaan. Selain itu, EPS juga relevan untuk

menilai efektifitas manajemen. Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin

besar laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham.

EPS dihitung dengan formula:

���

=

����

�����ℎ

������ℎ

�����

�����ℎ

������

��ℎ��

2.1.4 Saham

Saham merupakan salah satu bentuk efek yang paling umum dan dominan

diperdagangkan di pasar modal. Pasar modal yaitu tempat bertemunya pihak

yang memiliki kelebihan dana (lenders) dengan pihak yang membutuhkan dana

(borrower). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya dalam

bentuk saham, lenders berharap akan memperoleh imbalan atau return atas dana

yang ditanamkan dalam perusahaan penerbit saham, dan sebaliknya borrower

dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus


(25)

Menurut Darmadji, M.M., Fakhruddin (2006:6), saham didefinisikan:

sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Manfaat (return) yang dapat diperoleh dari penyertaan saham dalam suatu

perusahaan antara lain dividen dan capital gain. Dividen yaitu porsi keuntungan

perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital

gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham dengan harga

beli saham.

Umumnya, tidak seluruh keuntungan perusahaan yang diperoleh pada

suatu periode akan dibagikan kepada pemegang saham, melainkan ada sebagian

yang akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Biasanya jumlah dividen

yang akan dibagikan ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Akan tetapi, pembagian dividen kepada para pemegang saham tidak selalu dapat

dilakukan karena hal ini tergantung pada kondisi keuangan perusahaan itu

sendiri. Jika pada suatu periode perusahaan mengalami kerugian, maka dividen

pada periode tersebut tidak dapat dibagikan. Pembagian dividen juga biasanya

dibayarkan terlebih dahulu kepada para pemegang saham preferen, barulah

dividen kemudian dibagikan kepada pemegang saham biasa. Dividen yang

dibagikan dapat berupa dividen tunai dimana para pemegang saham menerima

dalam bentuk uang tunai atau jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau


(26)

bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimilikinya dalam suatu perusahaan

ikut bertambah.

Menurut Darmadji, M.M., Fakhruddin, (2006:7-9) saham dapat dilihat dari

beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Ditinjau dari kemampuan hak tagihan atau klaim: a. Saham Biasa (Common Stock)

Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling terakhir dalam hal pembagian dividen, dan kepemilikan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Pemegang saham biasa memiliki hak untuk menentukan kemana arah dan tujuan perusahaan, hak untuk memilih dewan komisaris, serta memiliki hak terdahulu bila organisasi perusahaan tersebut menerbitkan saham baru.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan dari obilgasi dengan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Pemegang saham preferen juga memiliki prioritas untuk memperoleh aktiva perusahaan terlebih dahulu pada saat terjadinya likuidasi perusahaan. Saham preferen dapat ditukar menjadi saham biasa jika terdapat kesepakatan antara pemegang saham dan perusahaan penerbit.

2. Ditinjau dari cara peralihannya: a. Saham atas Unjuk (Bearer Stock)

Yaitu saham dimana nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai pemilik saham. Oleh karena itu, secara hukum, orang yang dapat menunjukkan sertifikat saham merupakan pemilik saham tersebut.

b. Saham atas Nama (Registered Stock)

Yaitu saham dimana nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen peralihan.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangannya, maka saham biasa dapat dikelompokkan menjadi :

a. Saham Unggulan (Blue Chip Stock)

Yakni saham suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi dan sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.


(27)

Yakni saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi daripada rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Saham Pertumbuhan (Growth Stock – well-known)

Yakni saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Saham Spekulatif (Speculative Stock)

Yakni saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Saham Siklikal (CounterCyclical Stock)

Yakni saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Biasanya pada masa resesi ekonomi, harga saham perusahaan ini akan tetap tinggi karena emiten ini bergerak dalam penjualan/ kegiatan memproduksi produk yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, misalnya barang kebutuhan sehari-hari.

2.1.5 Harga Saham

Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan yang

menggambarkan kekayaan para pemegang sahamnya. Harga saham akan selalu

berfluktuasi karena dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran

(demand and supply) dari saham tersebut di pasar modal. Ketika permintaan atas

suatu saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat.

Sebaliknya, jika tingkat penjualan saham tersebut lebih tinggi dibandingkan

dengan jumlah pihak yang berminat membelinya, maka harga saham tersebut

cenderung akan mengalami penurunan. Semakin baik suatu perusahaan

mengelola usahanya dalam memperoleh keuntungan, semakin tinggi juga nilai

perusahaan tersebut di mata para investor. Harga saham yang cukup tinggi akan

menjadi daya tarik bagi para investor untuk melakukan investasi pada


(28)

Sebelum memutuskan untuk membeli suatu saham tertentu, para investor

umumnya melakukan analisis-analisis terhadap saham yang akan dibelinya. Hal

ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisasi kerugian yang mungkin saja

timbul akibat kesalahan dalam memilih saham-saham yang beredar di pasar

modal, memperhitungkan return yang diharapkan, serta untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan perusahaan yang bersangkutan

untuk tumbuh dan berkembang di masa mendatang. Analisis atau penilaian

terhadap saham dalam pasar modal pada umumnya dibedakan menjadi analisis

fundamental dan analisis teknikal.

Analisis fundamental umumnya digunakan oleh para investor untuk

memastikan bahwa saham yang akan dibeli merupakan saham dari perusahaan

yang memiliki kinerja yang baik serta layak dijadikan sarana investasi jangka

panjang. Analisis ini berguna untuk menganalisis tingkat kewajaran dari harga

pasar suatu saham serta mengevaluasi prospek masa mendatang, pertumbuhan

dan profitabilitas perusahaan, perkembangan industri perusahaan dan kondisi

perusahaan itu sendiri yang dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan

perusahaan dengan menggunakan data-data historis, serta analisis terhadap

kondisi makro yang berpengaruh terhadap perusahaan, termasuk berbagai

indikator keuangan dan manajemen perusahaan. Teknik analisis fundamental ini

juga mengemukakan bahwa harga saham menggambarkan nilai intrinsik dari

saham itu sendiri. Nilai intrinsik yang dimaksud yaitu cara penentuan nilai

saham berdasarkan kemampuan masa depan suatu perusahaan yang biasanya


(29)

hubungan antara harga saham dengan kondisi keuangan perusahaan, karena

tinggi rendahnya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan

tersebut.

Analisis teknikal dilakukan dengan mengamati pergerakan harga saham

yang berbasis pada data-data statistik historis yang dihasilkan dari aktivitas

perdagangan saham, seperti harga saham dan volume perdangangan pada jangka

waktu tertentu. Dengan asumsi bahwa harga saham mencerminkan informasi

yang ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga peruhahan harga

saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Karena

analisis ini dilakukan berdasarkan atas perubahan harga saham di masa lalu,

maka alat analisis utamanya adalah grafik atau chart yang akan membantu untuk

mengetahui trend pergerakan harga saham ke depan. Biasanya analisis teknikal

digunakan untuk analisis jangka pendek dan menengah, sedangkan analisis

fundamental cenderung digunakan untuk analisis jangka panjang. Analisis ini

sering dipakai oleh investor yang cukup aktif di pasar saham dan terutama yang

sering melakukan jual beli saham

Menurut Situmorang (2008:46), nilai saham dapat dibedakan menjadi

beberapa jenis, antara lain :

a. Nilai Nominal (nilai pari)

Nilai pari merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan. Dalam hal ini jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan dikaitkan dengan nilai nominalnya adalah modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan di dalam pencatatan akuntansi dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca.

b. Harga Dasar

Untuk saham baru, harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saham, yaitu harga saham pada saat pertama kali saham tersebut diterbitkan. Harga dasar ini kemudian akan berubah dikarenakan adanya tindakan dari para


(30)

emiten yang berkaitan dengan saham tersebut, seperti stock split, waran, right issue, dan sebagainya.

c. Harga Pasar

Nilai pasar saham menunjukkan harga jual beli saham yang sedang terjadi pada pasar sekunder. Harga ini pada dasarnya terbentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal. Jika bursa sudah tutup, maka harga pasar saham yang berlaku adalah harga penutupan terakhirnya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan naik-turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media massa.

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

Harga saham akan selalu mengalami fluktuasi setiap saat, hal ini

dikarenakan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran di

pasar modal. Para investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang

berpotensi mempengaruhi harga saham, baik faktor yang bersifat eksternal

maupun faktor yang bersifat internal. Beberapa faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi harga saham,yaitu:

1. Regulasi pemerintah

2. Pergerakan suku bunga

3. Fluktuasi nilai tukar mata uang

4. Rumor dan sentimen pasar

5. Penggabungan usaha

Sedangkan beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi harga saham,

antara lain:

1. Laba Perusahaan

2. Penjualan

3. Pertumbuhan aktiva tahunan


(31)

5. Nilai kekayaan total

2.1.7 Hubungan laba akuntansi dengan harga saham

Laba akuntansi dalam laporan keuangan merupakan salah satu parameter

kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan digunakan

untuk meramalkan atau memprediksi penghasilan di masa yang akan datang.

Umumnya para pemegang saham memperhatikan pertumbuhan laba untuk

memperkirakan peningkatan keuntungan mereka. Jika suatu perusahaan bisa

memperoleh laba yang besar maka secara teoritis perusahaan mampu

membagikan deviden yang lebih besar. Teori keuangan menunjukkan bahwa jika

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham

akan ikut mengalami peningkatan. Singkatnya, informasi tentang laba

perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini terlihat pada

saat akan dilakukan pengumuman laba, terkadang ada perubahan reaksi investor

terhadap distribusi aliran kas dimasa yang akan datang, dimana hal inilah yang

akan menyebabkan perubahan harga saham.

2.1.8 Hubungan rasio keuangan dengan harga saham

Sebelum mengambil suatu keputusan investasi, investor perlu mengetahui

dan memahami terlebih dahulu bagaimana kinerja keuangan perusahaan, baru

kemudian menentukan keputusan investasinya. Oleh karena itu, investor

umumnya akan terlebih dahulu menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan

perusahaan. Dari hasil analisis terhadap laporan keuangan maka akan diperoleh


(32)

serta menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa depan.

Semakin tinggi nilai-nilai rasio di atas, maka akan memberikan pengaruh yang

positif terhadap harga saham. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

juga sebaiknya memiliki cakupan yang luas agar dapat memenuhi kebutuhan

para pemakai laporan keuangan seperti investor dan manajemen perusahaan agar

mereka dapat menilai kinerja perusahaan tersebut dan melakukan penilaian

terhadap nilai saham perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian

terdahulu. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh-pengaruh rasio keuangan

terhadap harga saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Rincian mengenai

penelitian - penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.1

Rincian Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1. Yurico

(2010)

Pengaruh Cash Dividen Coverage, Operating Cashflow per Share, Return on Equity, Return on Asset, Total Asset Turnover dan Earnings per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.

Variable

independen dalam penelitian ini adalah CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS; sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Secara parsial, hanya EPS yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. Martha

Anna Siagian Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Variabel independen dalam penelitian ini

Secara parsial, hanya laba akuntansi, arus kas dari aktivitas


(33)

(2011) Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia adalah Laba Akuntansi, Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas Investasi, dan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan; sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

operasi, dan arus kas dari aktivitas

pendanaan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variable independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

3. Fahmi

Julham (2013) Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Variable

independen dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, EPS, dan NPM; sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Secara parsial, hanya ROA yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

4. Mindania

(2013)

Pengaruh Rasio Keuangan dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Harga Saham pada Industri Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Variable

independen dalam penelitian ini adalah CR, ROA, ROE dan IOS; sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Secara parsial, semua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Willianove

(2013)

Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi dan Rasio

Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Variabel

independen dalam penelitian ini adalah laba bersih akuntansi, arus kas operasi, CR, PER, dan PBV; sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Secara parsial, hanya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Price Earning Ratio (PER) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variable independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sumber: diolah Penulis, 2013


(34)

Laba Bersih Akuntansi (X1)

Return on Equity (X2)

Return on Assets (X3)

Earnings per Share (X4)

Harga Saham

(Y)

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang

berbeda - beda baik secara parsial maupun secara simultan. Masing-masing

peneliti terdahulu menggunakan analisis regresi linear berganda dengan

melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis.

Pemilihan sampel penelitian dari peneliti terdahulu menggunakan metode

purposive sampling dengan populasi penelitian yang berbeda-beda. Yurico

(2010) meneliti perusahaan manufaktur di BEI selama periode 2007, Siagian

(2011) meneliti perusahaan industri dasar dan kimia di BEI untuk periode 2007 -

2009,Julham (2013) meneliti perusahaan manufaktur di BEI untuk periode 2009

- 2011, Mindania (2013) meneliti perusahaan manufaktur industri konsumsi di

BEI untuk periode 2007 -2009dan Willianove (2013) meneliti perusahaan LQ45

di BEI untuk periode 2009 - 2011.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

H4


(35)

Tujuan analisis laporan keuangan yaitu sebagai model perhitungan bagi

para investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu perusahaan, yang

berfungsi sebagai indikator untuk menentukan apakah investasi yang akan

ditanamkan bisa memberikan manfaat untuk jangka panjang. Laba bersih

akuntansi berfungsi sebagai indikator dalam mengukur kinerja dan profitabilitas

perusahaan, serta memberikan informasi mengenai perubahan kekayaan para

pemegang saham. Return on Equity menunjukkan kemampuan ekuitas

perusahaan dalam menghasilkan laba bila diukur dari ekuitas pemilik. Return On

Assets menunjukkan kemampuan perusahaan menggunakan modal yang

diinvestasikan dalam total asset dalam menghasilkan laba perusahaan. Earning

Per Share menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada para

pemegang saham dan mengandung informasi yang penting untuk melakukan

prediksi mengenai besarnya deviden per saham di kemudian hari dan tingkat

harga saham di kemudian hari

Harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan yang menggambarkan

kekayaan para pemegang sahamnya. Harga saham akan selalu berfluktuasi

karena dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran (demand and

supply) dari saham tersebut di pasar modal. Harga saham merupakan salah satu

indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Harga saham yang cukup tinggi

akan menjadi daya tarik bagi para investor untuk melakukan investasi pada

perusahaan tersebut.

Variable laba bersih akuntansi dan rasio-rasio keuangan yang diuraikan


(36)

keputusan investor dalam mengambil suatu keputusan investasi atas saham suatu

perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, maka akan meningkatkan laba

perusahaan. Semakin meningkat rasio-rasio keuangan perusahaan, maka akan

semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan, dan semakin tinggi

juga harga saham perusahaan tersebut.

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pernyataan penelitian yang masih

harus diteliti lagi kebenarannya agar dapat mempermudah peneliti dalam

menganalisisnya. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang

diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Laba bersih akuntansi berpengaruh terhadap harga saham,

H2 : Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham,

H3 : Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham,

H4 : Earnings per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham,

H5 : Laba bersih akuntansi, Return on Equity (ROE), Return on Assets

(ROA), Earnings per Share (EPS) secara bersama-sama berpengaruh


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

kausal. Menurut Erlina (2011:30), desain kausal adalah penelitian yang

berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel laba bersih,

return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan earning per share (EPS)

terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar

di BEI.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang

terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi. Sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini


(38)

pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu. Beberapa kriteria yang

menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2010, 2011, dan 2012.

2. Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor konsumsi tersebut menyajikan

laporan keuangan tahunan perusahaan dengan menggunakan mata uang

Rupiah.

3. Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor konsumsi tersebut menyediakan

laporan keuangan perusahaan tahunannya secara lengkap selama tiga tahun

berturut-turut yaitu dari tahun 2010-2012.

4. Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor konsumsi tersebut melaporkan

laba yang positif selama tahun 2010-2012.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka jumlah sampel

yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 27 perusahaan dari

37 populasi. Sampel penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik. Data yang digunakan

berasal dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur

sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010, 2011,


(39)

dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak yang telah dikumpulkan oleh pihak

lain sebelumnya dan berupa buku, laporan perusahaan, jurnal, internet dan

sebagainya (Erlina 2008:36). Pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini juga merupakan gabungan data-data yang melibatkan urutan

waktu (time series). (Jogiyanto 2004:54). Data sekunder dalam penelitian ini

berasal dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yai

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi

dokumentasi. Studi dokumentasi yaitu metode pengumpulan data sekunder

yang berasal dari laporan keuangan perusahaan dan informasi lain yang

berhubungan dengan penelitian. Data diperoleh dari media internet dengan cara

mengunduh melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh laporan keuangan

yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Noor (2012:97), definisi operasional merupakan bagian yang

mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat

pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel, dimana indikatornya dapat

berupa perilaku, aspek atau karakteristik.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel


(40)

dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah laba bersih akuntansi, return on equity, return on assets, dan

earning per share. Variabel independen disimbolkan dengan “X1”

(laba bersih akuntansi), “X2” (return on equity), “X3” (return on

assets) dan “X4” (earning per share).

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lainnya atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga

saham, dimana variael dependen disimbolkan dengan “Y”.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran

Laba Bersih Akuntansi (X1)

Selisih bersih antara penerimaan dengan pengeluaran.

Nilai laba/rugi bersih tahun berjalan yang tercantum dalam laporan laba/rugi.

Rasio

Return on Equity (X2)

Kemampuan ekuitas perusahaan dalam menghasilkan laba.

ROE = Laba Bersih

Total Ekuitas × 100%

Rasio

Return on Assets (X3)

Kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aset dalam menghasilkan laba perusahaan.

ROA= Laba Bersih

Total Aktiva × 100%

Rasio

Earning per Share (X4)

Bagian dari laba perusahaan yang dialokasikan untuk setiap lembar saham beredar.

EPS =

Laba Bersih setelah Pajak

Jumlah Lembar Saham

Rasio

Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham ketika mereka mengadakan transaksi di bursa.

Harga pasar pada saat penutupan (Closing Price) per lembar saham.


(41)

Sumber: diolah Penulis, 2013

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan metode

analisis statistik dengan menggunakan software SPSS versi 19. Penggunaan

metode analisis regresi berganda dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu

diuji apakah model tersebut memenuhi uji asumsi klasik atau tidak. Pengujian

asumsi klasik tersebut meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, uji autokorelasi. Untuk pengujian hipotesis dilakukan

analisis regresi linear berganda. Kemudian dilakukan proses pengujian analisis

t dan pengujian analisis F untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

independen berpengaruh secara parsial maupun secara serempak terhadap

variabel dependen.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2011:101), uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distriusi

data normal atau mendekati normal. Dalam menguji apakah data

memiliki distribusi normal, akan digunakan analisis grafik normal

probability plot, grafik histogram dan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Untuk analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram,


(42)

diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data

menyebar jauh dari garis diagonal dan grafik histogram menceng ke kiri

atau kanan, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Untuk uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), apabila nilai signifikansi lebih

besar dari 0.05 maka data residual memiliki distribusi normal. Sebaliknya,

jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual itu tidak

memiliki distribusi normal.

Beberapa cara untuk mengatasi distibusi data yang tidak normal,

antara lain:

1. Transformasi data ke dalam bentuk lain, misalnya dalam bentuk

logaritma.

2. Trimming, yaitu membuang data yang outlier.

3. Wonsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier menjadi nilai

maksimum dan minimum yang diizinkan.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Erlina (2011:103), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF).


(43)

terdapat gejala multikolinearitas. Regresi yang bebas multikolinearitas

adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Erlina (2011:106), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah didalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan

variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini

dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot,

dimana bila ada titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Erlina (2011:106), pengujian autokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 atau

sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik

adalah yang bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi

menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Menurut Singgih Santoso

(2001) kriteria pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ada 3,

yaitu:


(44)

b. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada

autokorelasi.

c. Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.

3.6.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi R2 digunakan untuk melihat seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya

nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Jika nilai R2 semakin kecil

mendekati nol, berarti semakin kecil pengaruh variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variabel independennya. Nilai nol menunjukkan tidak ada

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Nilai R2

semakin besar mendekati satu berarti pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen yang dapat dijelaskannya semakin kuat. Secara

umum, koefisien untuk data silang (cross section) relatif rendah karena

adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan

untuk data kurun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien

determinasi yang tinggi.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan antara dua

variabel atau lebih dan arah hubungannya, apakah dengan naik atau


(45)

turunnya nilai variabel dependennya. Model persamaannya adalah sebagai

berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Keterangan:

Y = Harga Saham

α = Konstanta

β1..β4 = Koefisien Regresi

X1 = Laba Bersih Akuntansi

X2 = Return on Equity

X3 = Return on Assets

X4 = Earning Per Share

e = Variabel pengganggu (error)

Pengujian untuk mengetahui apakah hipotesis pada penelitian ini

diterima atau ditolak dilakukan dengan uji signifikansi parsial (t-test) dan uji

signifikansi simultan (F-test).

a. Uji signifikansi parsial (t-test)

Uji signifikansi parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi

sebesar 5% atau 0.05. Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : artinya variabel Laba Bersih Akuntansi,ROE,ROA dan EPS secara

parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham


(46)

Ha : artinya variabel Laba Bersih Akuntansi, ROE, ROA dan EPS secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham

perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di BEI.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan

t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika t-hitung < t-tabel dengan signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

dan Ha ditolak.

Jika t-hitung > t-tabel dengan signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan

Ha diterima.

b. Uji signifikansi simultan (F-test)

Uji signifikansi simultan (uji f) digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel-variabel independen secara bersama-sama atau simultan

terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

derajat signifikansi sebesar 5% atau 0.05. Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : artinya variabel Laba Bersih Akuntansi,ROE,ROA dan EPS secara

simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga

saham perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di BEI.

Ha : artinya variabel Laba Bersih Akuntansi, ROE, ROA dan EPS secara

simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham

perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di BEI.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung


(47)

Jika F-hitung < F-tabel dengan signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

dan Ha ditolak.

Jika F-hitung > F-tabel dengan signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian ini, populasi dan sampel yang digunakan oleh penulis

adalah perusahaan-perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Populasi dalam penelitian ini

berjumlah 37 perusahaan dan terpilih 27 perusahaan sebagai sampel yang

memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Sampel dipilih dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat

lebih jelas pada lampiran 1.

Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang

digunakan secara umum dalam penelitian ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Sumber: diolah Penulis, 2013

Descriptive Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Harga Saham 81 80.00 255000.00 16905.6420 41161.52371

Laba Bersih Akuntansi

81 111.00 9805421.00 952545.1358 1904247.53284

Return on Equity 81 .55 121.90 20.7809 22.24097

Return on Assets 81 .30 57.00 12.5896 11.34517

EPS 81 2.00 12997.00 926.3502 2362.79049

Valid N (listwise) 81

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan


(49)

a. Variabel Laba Bersih Akuntansi (LBA) memiliki jumlah sampel

sebanyak 81, dengan nilai minimum 111, nilai maksimum 9.805.421,

nilai rata-rata (mean) sebesar 952.545,1358 dan simpangan baku

(Standard Deviation) sebesar1.904.247,532.

b. Variabel Return on Equity (ROE) memiliki jumlah sampel sebanyak 81,

dengan nilai minimum 0,55, nilai maksimum 121,90, nilai rata-rata

(mean) sebesar 20,7809, dan simpangan baku (Standard Deviation)

sebesar22,24097.

c. Variabel Return on Assets (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak 81,

dengan nilai minimum 0,30, nilai maksimum 57, nilai rata-rata (mean)

sebesar 12,5896, dan simpangan baku (Standard Deviation) sebesar

11,34517.

d. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki jumlah sampel sebanyak 81,

dengan nilai minimum 2, nilai maksimum 12.997, nilai rata-rata (mean)

sebesar 926,3502, dan simpangan baku (Standard Deviation) sebesar

2.362,79049.

e. Variabel Harga Saham (HS) memiliki jumlah sampel sebanyak 81,

dengan nilai minimum 80, nilai maksimum 255.000 nilai rata-rata (mean)

sebesar 16.905,6420 dan simpangan baku (Standard Deviation) sebesar

41.161,52371.

f. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 81 sampel.


(50)

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Peneliti mengunakan metode analisis regresi berganda. Análisis ini

berguna untuk menguji pengaruh dari Variabel Independen terhadap

Variabel Dependen dalam suatu penelitian. Model regresi yang baik

haruslah memenuhi uji asumsi klasik yang merupakan asumsi yang

mendasari análisis regresi. Uji asumsi klasik digunakan untuk menghasilkan

suatu análisis yang akurat dalam suatu model regresi. Dalam penelitian ini,

pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

4.2.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

suatu model regresi,variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah

residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan análisis grafik dan

análisis statistik. Uji normalitas dengan análisis grafik dapat dilakukan

dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Berikut

ini merupakan grafik histogram dan grafik normal probability plot


(51)

Gambar 4.1 Histogram

Gambar 4.2 Grafik P-Plot

Sumber: diolah Penulis, 2013

Dari grafik histogram di atas, terlihat bahwa grafik histogram

menunjukkan pola yang cukup normal, akan tetapi, pada grafik normal


(52)

Untuk memastikan apakah data berdistribusi normal atau tidak, peneliti

melakukan uji K-S.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas K-S Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 81

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 11798.77960193

Most Extreme Differences Absolute .303

Positive .303

Negative -.261

Kolmogorov-Smirnov Z 2.728

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: diolah Penulis, 2013

Pada bagian Asymp. Sig (2-tailed) bernilai nol, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak berdistribusi normal. Oleh

sebabnya, peneliti akan melakukan treatment terhadap data tersebut

agar dapat memenuhi uji Normalitas.

Menurut Erlina (2011:100), ada beberapa cara untuk mengatasi

data yang tidak normal, antara lain:

1. Mentransformasi data ke dalam bentuk lain, misalnya dalam bentuk

logaritma.

2. Melakukan trimming, yaitu membuang data yang outlier.

3. Winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier menjadi nilai


(53)

Peneliti akan mentransformasikan data ke dalam bentuk

Logaritma (Log), lalu data akan diuji ulang dengan menggunakan uji

normalitas. Hasil uji normalitas dari data yang telah ditransformasi

dapat dilihat dengan menggunakan analisis grafik yang mencakup

grafik histogram dan grafik normal probability plot, dan juga dengan

menggunakan analisis statistic yang dilakukan dengan uji

non-parametrik One Sample Kormogorov-Smirnov.

Gambar 4.3 Histogram

Sumber: diolah Penulis, 2013

Grafik histogram setelah transformasi data menunjukkan kurva

berbentuk lonceng dengan kemiringan hampir setara, ini berarti data


(54)

Gambar 4.4 Grafik P-Plot

Sumber: diolah Penulis, 2013

Grafik P-Plot setelah transformasi data mempelihatkan titik-titik

yang menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas K-S Setelah Transformasi Dengan Logaritma One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 81

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .25473746

Most Extreme Differences Absolute .091

Positive .048

Negative -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .817

Asymp. Sig. (2-tailed) .517

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(55)

Dari tabel 4.3 hasil uji K-S terlihat bahwa Asymp Sig (2-tailed) >

0.05, yaitu sebesar 0.517, sehingga dapat disimpulkan bahwa data

penelitian berdistribusi normal. Hal ini sejalan dengan hasil analisis

grafik yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi,

terdapat hubungan yang linear antar variabel bebas (independen).

Dalam mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF

menunjukkan angka lebih dari 10 dan nilai tolerance <0,1, ini berarti

terdapat gejala multikolinearitas. Regresi yang bebas multikolinearitas

adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan memiliki nilai

tolerance > 0,1. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas dalam

penelitian ini yaitu:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.086 .132 8.213 .000

LOG_LBA .076 .036 .097 2.130 .036 .500 1.999

LOG_ROE .079 .209 .038 .379 .705 .103 9.719

LOG_ROA -.304 .206 -.148 -1.475 .144 .103 9.743

LOG_EPS .982 .054 .982 18.119 .000 .350 2.854

a. Dependent Variable: LOG_HS


(1)

Lampiran 6

Data Variabel Penelitian Harga Saham

No. Nama Perusahaan Tahun

2010 2011 2012

1 Akasha Wira Internasional Tbk Tbk 1,620 1,010 1,920 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 780 495 1,080 3 Cahaya Kalbar Tbk 1,100 950 1,300 4 Delta Djakarta Tbk 120,000 111,500 255,000 5 Darya-Varya Laboratoria Tbk 1,170 1,150 1,690 6 Gudang Garam Tbk 40,000 62,050 56,300 7 HM Sampoerna Tbk 28,150 39,000 59,900 8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 4,675 5,200 7,800 9 Indofarma Tbk 80 163 330 10 Indofood Sukses Makmur Tbk 4,875 4,600 5,850 11 Kimia Farma (Persero) Tbk 159 340 740 12 Kedawung Setia Industrial Tbk 235 245 495 13 Kedaung Indah Can Tbk 185 180 270 14 Kalbe Farma Tbk 3,250 3,400 1,060 15 Langgeng Makmur Industri Tbk 270 205 255 16 Merck Tbk 96,500 132,500 152,000 17 Mustika Ratu Tbk 650 500 490 18 Mayora Indah Tbk 10,750 14,250 20,000 19 Prasidha Aneka Niaga Tbk 80 310 205 20 Pyridam Farma Tbk 127 176 177 21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 2,650 3,325 6,900 22 Sekar Laut Tbk 140 140 180 23 Siantar Top Tbk 885 690 1,050 24 Mandom Indonesia Tbk 7,200 7,700 11,000 25 Tempo Scan Pacific Tbk 1,710 2,550 3,725 26 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 1,210 1,080 1,330 27 Unilever Indonesia Tbk 16,500 18,800 20,850


(2)

Lampiran 7

Data Variabel Penelitian Laba Bersih Akuntansi (Setelah Transformasi) No.

Nama Emiten Tahun

2010 2011 2012

1 Akasha Wira Internasional Tbk Tbk 4.5 4.41 4.92 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 4.88 5.1 5.32

3 Cahaya Kalbar Tbk 4.47 4.98 4.77

4 Delta Djakarta Tbk 5.14 5.16 5.32

5 Darya-Varya Laboratoria Tbk 2.05 2.08 2.17

6 Gudang Garam Tbk 6.62 6.69 6.6

7 HM Sampoerna Tbk 6.81 6.91 6.99

8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 6.23 6.3 6.34

9 Indofarma Tbk 4.1 4.57 4.63

10 Indofood Sukses Makmur Tbk 6.48 6.51 6.52

11 Kimia Farma (Persero) Tbk 5.14 5.23 5.31

12 Kedawung Setia Industrial Tbk 4.23 4.37 4.57

13 Kedaung Indah Can Tbk 3.51 2.55 3.35

14 Kalbe Farma Tbk 6.11 6.18 6.24

15 Langgeng Makmur Industri Tbk 3.45 3.73 3.37

16 Merck Tbk 5.07 5.36 5.03

17 Mustika Ratu Tbk 4.39 4.45 4.49

18 Mayora Indah Tbk 5.69 5.67 5.86

19 Prasidha Aneka Niaga Tbk 4.11 4.11 4.15

20 Pyridam Farma Tbk 3.62 3.71 3.72

21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 5 5.06 5.17

22 Sekar Laut Tbk 3.68 3.78 3.9

23 Siantar Top Tbk 4.63 4.63 4.87

24 Mandom Indonesia Tbk 5.12 5.15 5.18

25 Tempo Scan Pacific Tbk 5.69 5.75 5.8


(3)

Lampiran 8

Data Variabel Penelitian Return on Equity (ROE) (Setelah Transformasi) No.

Nama Emiten Tahun

2010 2011 2012

1 Akasha Wira Internasional Tbk Tbk 1.51 1.32 1.6 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.13 0.91 1.1

3 Cahaya Kalbar Tbk 1 1.38 1.11

4 Delta Djakarta Tbk 1.38 1.42 1.55

5 Darya-Varya Laboratoria Tbk 1.24 1.22 1.25

6 Gudang Garam Tbk 1.3 1.31 1.18

7 HM Sampoerna Tbk 1.8 1.89 1.87

8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 1.52 1.31 1.3

9 Indofarma Tbk 0.61 0.78 0.81

10 Indofood Sukses Makmur Tbk 1.29 1.24 1.16

11 Kimia Farma (Persero) Tbk 1.1 1.14 1.16

12 Kedawung Setia Industrial Tbk 0.82 0.93 1.07

13 Kedaung Indah Can Tbk 0.71 -0.26 0.53

14 Kalbe Farma Tbk 1.35 1.36 1.37

15 Langgeng Makmur Industri Tbk -0.15 0.11 -0.22

16 Merck Tbk 1.51 1.67 1.41

17 Mustika Ratu Tbk 0.86 0.89 0.9

18 Mayora Indah Tbk 1.38 1.28 1.38

19 Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.11 1.08 0.78

20 Pyridam Farma Tbk 0.74 0.8 0.78

21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 1.34 1.33 1.35

22 Sekar Laut Tbk 0.61 0.69 0.79

23 Siantar Top Tbk 0.98 0.94 1.11

24 Mandom Indonesia Tbk 1.14 1.14 1.14

25 Tempo Scan Pacific Tbk 1.27 1.27 1.27

26 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 0.94 0.98 1.32


(4)

Lampiran 9

Data Variabel Penelitian Return on Assets (ROA) (Setelah Transformasi) No.

Nama Emiten Tahun

2010 2011 2012

1 Akasha Wira Internasional Tbk Tbk 1 0.9 1.32 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.62 0.62 0.82

3 Cahaya Kalbar Tbk 0.48 1.08 1.76

4 Delta Djakarta Tbk 1.29 1.32 1.45

5 Darya-Varya Laboratoria Tbk 1.11 1.11 1.14

6 Gudang Garam Tbk 1.14 1.1 0.99

7 HM Sampoerna Tbk 1.51 1.62 1.58

8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 1.19 1.16 1.13

9 Indofarma Tbk 0.23 0.52 0.58

10 Indofood Sukses Makmur Tbk 0.95 0.99 0.93

11 Kimia Farma (Persero) Tbk 0.92 0.98 0.99

12 Kedawung Setia Industrial Tbk 0.48 0.6 0.81

13 Kedaung Indah Can Tbk 0.58 -0.39 0.38

14 Kalbe Farma Tbk 1.26 1.25 1.27

15 Langgeng Makmur Industri Tbk -0.3 -0.1 -0.52

16 Merck Tbk 1.44 1.6 1.28

17 Mustika Ratu Tbk 0.8 0.82 0.83

18 Mayora Indah Tbk 1.04 0.85 0.95

19 Prasidha Aneka Niaga Tbk 0.78 0.78 0.6

20 Pyridam Farma Tbk 0.62 0.64 0.59

21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 1.24 1.18 1.09

22 Sekar Laut Tbk 0.38 0.45 0.51

23 Siantar Top Tbk 0.82 0.66 0.78

24 Mandom Indonesia Tbk 1.1 1.09 1.08

25 Tempo Scan Pacific Tbk 1.13 1.12 1.13


(5)

Lampiran 10

Data Variabel Penelitian Earning Per Share (EPS) (Setelah Transformasi) No.

Nama Emiten Tahun

2010 2011 2012

1 Akasha Wira Internasional Tbk Tbk 1.73 1.64 2.15 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.66 1.87 1.86

3 Cahaya Kalbar Tbk 2 2.51 2.29

4 Delta Djakarta Tbk 3.94 3.96 4.11

5 Darya-Varya Laboratoria Tbk 2 2.03 2.12

6 Gudang Garam Tbk 3.33 3.41 3.32

7 HM Sampoerna Tbk 3.17 3.26 3.36

8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2.54 2.53 2.57

9 Indofarma Tbk 0.61 1.08 1.14

10 Indofood Sukses Makmur Tbk 2.53 2.54 2.57

11 Kimia Farma (Persero) Tbk 1.4 1.49 1.57

12 Kedawung Setia Industrial Tbk 1.62 1.76 1.96

13 Kedaung Indah Can Tbk 1.37 0.41 1.21

14 Kalbe Farma Tbk 2.14 2.2 1.57

15 Langgeng Makmur Industri Tbk 0.48 0.7 0.3

16 Merck Tbk 3.72 4.01 3.68

17 Mustika Ratu Tbk 1.76 1.81 1.86

18 Mayora Indah Tbk 2.8 2.79 2.98

19 Prasidha Aneka Niaga Tbk 0.95 0.95 1

20 Pyridam Farma Tbk 0.89 0.99 1

21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 2.03 2.06 2.17

22 Sekar Laut Tbk 0.85 0.95 1.08

23 Siantar Top Tbk 1.51 1.51 1.76

24 Mandom Indonesia Tbk 2.82 2.84 2.87

25 Tempo Scan Pacific Tbk 2.04 2.1 2.15

26 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 1.57 1.64 2.09


(6)

Lampiran 11

Data Variabel Penelitian Harga Saham (Setelah Transformasi) No.

Nama Emiten Tahun

2010 2011 2012

1 Akasha Wira Internasional Tbk Tbk 3.21 3 3.28 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2.89 2.69 3.03

3 Cahaya Kalbar Tbk 3.04 2.98 3.11

4 Delta Djakarta Tbk 5.08 5.05 5.41

5 Darya-Varya Laboratoria Tbk 3.07 3.06 3.23

6 Gudang Garam Tbk 4.6 4.79 4.75

7 HM Sampoerna Tbk 4.45 4.59 4.78

8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 3.67 3.72 3.89

9 Indofarma Tbk 1.9 2.21 2.52

10 Indofood Sukses Makmur Tbk 3.69 3.66 3.77

11 Kimia Farma (Persero) Tbk 2.2 2.53 2.87

12 Kedawung Setia Industrial Tbk 2.37 2.39 2.69

13 Kedaung Indah Can Tbk 2.27 2.26 2.43

14 Kalbe Farma Tbk 3.51 3.53 3.03

15 Langgeng Makmur Industri Tbk 2.43 2.31 2.41

16 Merck Tbk 4.98 5.12 5.18

17 Mustika Ratu Tbk 2.81 2.7 2.69

18 Mayora Indah Tbk 4.03 4.15 4.3

19 Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.9 2.49 2.31

20 Pyridam Farma Tbk 2.1 2.25 2.25

21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 3.42 3.52 3.84

22 Sekar Laut Tbk 2.15 2.15 2.26

23 Siantar Top Tbk 2.95 2.84 3.02

24 Mandom Indonesia Tbk 3.86 3.89 4.04

25 Tempo Scan Pacific Tbk 3.23 3.41 3.57


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS), Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 118

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 161 93

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 10 86